Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

November 29, 2007

Kali ini...

(maaf aku lupa menuliskan ini untuk kita)

Takkan aku lupa,..
sebentuk sms
yang menyatukan aku dan kamu
di 9 July tahun ini

adalah awal dari cerita yang akan kita bangun kelak
entah sebentuk waktu yang memang tertakdir
seperti dalang yang memainkan wayang-wayangnya...

setelah lelah dengan cerita-cerita yang lalu..
yang telah mampu membuatku untuk undur dari setiap perasaan
yang selalu bermain-main dengan hati...

hanya kamu sayang,
yang mampu membuat hatiku yang keras membatu dan beku
mencair, dan mengalirkan setiap kegelisahan-kegelisahan

masa-masa yang mungkin aku nanti-nanti
waktu yang mungkin selalu aku tunggu...
walau,.. jujur, sempat terbersit juga ketakutan akan kehilangan
bahwa, ini hanyalah sebuah mimpi yang hanya akan membuatku kecewa lagi

namun kamu tetap disini
walau kekecewaan demi kekecewaanmu sempat terasa olehku
yang aku anggap,..
itu adalah pengorbanan kamu..
kamu tahu sayang, aku sangat menghormatinya,..
setiap kekecewaan yang kamu rasakan

dan aku akan selalu mencoba
untuk tak menyisakan kekecewaan buatmu lagi,..
walau kamu tahu,..
aku melakukannya sendiri, tanpa siapapun dibelakangku
dan aku berharap, bahwa kamulah kelak yang dibelakangku

bersama kita lalui,
sampai maut yang pisahkan

Read more...

September 18, 2007

Seandainya hatimu adalah sebuah system,...

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
maka aku akan scan kamu untuk mengetahui port mana yang terbuka Sehingga tidak ada keraguan saat aku c:\> nc -l -o -v -e ke hatimu,
tapi aku hanya berani ping di belakang anonymouse proxy,
sehingga membuatku seperti pecundang atau aku memang pecundang sejati,

whatever-lah!

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
ingin rasanya aku manfaatkan vulnerabilitiesmu,
pake PHP injection Terus aku ls -la; find / -perm 777 -type d,
sehingga aku tau kalo di hatimu ada folder yang bisa ditulisi atau freespace area buat aku?.
ataukah aku harus pasang backdoor "Remote Connect-Back Shell"
jadi aku tinggal nunggu koneksi dari kamu saja, biar aku tidak merana seperti ini.

Seandainya hatimu adalah sebuah system,

saat semua request-ku diterima aku akan nogkrong terus di bugtrack
untuk mengetahui bug terbarumu maka aku akan patch dan pacth terus,
aku akan jaga service-mu jangan sampai crash dan aku akan menjadi firewall-mu,

aku akan pasang portsentry dan menyeting error pagemu dengan " The Page Can't Be Displayed, Coz Has Been Owned by Someone, and Get Out Right Now!"
aku janji gak bakalan ada macelinious program atau service yang hidden,
karena aku sangat sayang kamu

Seandainya hatimu adalah sebuah system,

jangan ada kata "You Don't Have Permission To Accessed It!" untuk aku,
kalau gag mau di ping flood Atau DDos Attack

hmm..jangan ah....!

kamu harus menjadi sang bidadari penyelamatku.

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
Tapi sayang hatimu bukanlah sebuah system,
kamu adalah sang bidadari impianku, yang telah mengacaukan systemku!
Aku akan datang dan mengatakan kalau di hatiku sudah terinfeksi virus yang menghanyutkan, yang udah membuat c:\WINDOWS\system32-ku.. crass,.. ancur,.. dan harus di install ulang..
install ulang?? berarti menghapus seluruh memory yang udah sekian ratus Gb.. 'makasih deh!!

Ga ada anti virus yang dapat menangkalnya

selain...

kamu!

Read more...

August 11, 2007

Jangan Lukai Aku

Kabutpun merapat diluar jendela
tak ada bulan; anginpun masih sibuk di dedaunan
kabut merapat; senyap yang mengendap
disini tak ada percakapan
Malampun susut seketika

kekasihku, tubuh kita pun beku
bara terakhir raib entah kemana
tinggal dingin menggigilkan tubuh
kita diam
tinggal bisik-bisik, senyum munafik
kerjap mata
mengkristal dari cinta,
erang cinta terluka
erang cinta yang terkhianati

Di sebuah February
senyummu pudar entah kemana
berlalu bersama kabut dan angin
ataukah segalanya hanya sebuah
dari sebagian kemunafikanmu

Read more...

August 01, 2007

Aku Adalah Angin

Jangan kau lukai diri sendiri
ingatlah akan janji
jangan kau tikam ulu hati

Darahmu mengucur
dari luka wajah dan luka hati
sapu tanganku mencoba menutupnya
bersandarlah pada kesetiaan yang aku berikan

Bukankah aku adalah angin, katamu
yang mengusir awan hitam dilangitmu
aku adalah bara api, katamu
yang menghangatkan saat kau menggigil kedinginan

Bersandarlah saat kesetiaan ini masih ada
belum renta

Namun setiap kali,
hanya masa lalumu yang mengenangi benakmu
akankah masa lalumu mampu membawamu
mengusir awan hitam dilangitmu
menghangatkan saat kau menggigil kedinginan?
bawalah selalu masa lalumu, kalau itu membuatmu lebih nyaman,
namun berhentilah memberikan harapan
yang hanya membuatku tersingkirkan

(djogdja, august 2nd, 2007)

Read more...

Untukmu

hujan yang terlepas
dari gerai rambutmu
telah meminang kupu-kupu
dan membuat tempat terbangnya
terusik oleh harum tubuhmu

tidaklah arif
jika engkau tak tahu
disini aku bergelut
membuang dan terhempas cinta
menguras rasa yang pernah ada

Read more...

Untukmu

hujan yang jatuh ke bumi,
dan mengenai tubuhku
adalah busur-busur rindu
yang semakin menusuk
dalam setiap nafasku
aku biarkan seluruhnya,
menempel pada luka-luka purba
yang telah akrab menemaniku

kilatan petir yang menyambar
akan melukis cerita kecantikanmu
yang membentang antara hembusan nafas
dan tanah kubur
hingga daun-daun itu menguning
dan pada gilirannya jatuh ke bumi
sebagaimana wujud kekagumannya
pada kerudung kuningmu

Read more...

Untukmu

bila senja telah tiba,
dan catatan kengecutan dijadikan mantra oleh anak cucu,
kekasihku bukalah kembali
kenangan cinta yang pernah terbentang
didinding tempat kita pernah memadu, juga merindu
perihal setiap pesona yang berjajar di etalase metropolitan
hingga siapakah kehilangan rintihannya sendiri
yang juga masih takut pada kematian
segera engkau buka kenangan cinta,
sambil menertawakan musim
yang kian dipenuhi jebakan

Read more...

Untukmu

(memory to; Daniek Triannasarri)

kini aku telah menyiapkan,
galian dihatiku
agar namamu
dapat aku semayamkan didalamnya
dan akan kutaburi dengan bunga-bunga
yang aku angkut dari surga
agar wangi tubuhmu
takkan pudar disini

bertahun aku mengigaukan namamu
dan kini menjelma bidadari
hingga seluruh arca para dewa
harus enyah

munculmu
telah menghentikan siang-malam
hingga seluruh waktuku
telah kau lumat seluruhnya
tak ada lagi yang tersisa
dan seluruh nafasmu telah menghisap seluruh anganku

Read more...

Cerita Perempuan

Rambut siapakah ini?
betapa kusut setelah berkelahi
bukan persoalan sajak, tetapi kegetiran harga diri
dan teriakan tak lebih pada perjalanan hampa
dinding yang mengaduh,
Pedanda juga kelu berdoa

Tetapi kubuka lebar pintu untukmu pada setiap pagi
barangkali sekedar teman bercerita,
tentang lelaki yang semalaman buas
memuntahkan segala gairah
begitu juga peluh,
sungai yang mengalir ke muara gelisah

Read more...

Menimbang Huruf - Mengukur Kata

aku menatap kata-kata
entah milik siapa
orang-orang merangkainya
di internet
aku membaca disket anak-anakku
gambar dunia yang serba tak lengkap
kau lihat sendiri
fana saja semua yang tertangkap

(engkau masih juga belum berbicara)

aku bimbang
menimbang huruf - mengukur kata
sudah pongah kudengar
kalimat-kalimat
menyihir setiap ucapan
memenggal-menggal kebenaran
sungguh aku bingung
bahasa yang semakin tidak aku pahami

Read more...

Percakapan Dua Angsa

Di tengah penggalan surat yang berisi kerikil ungu
matamu mulai terbang keatas mendung mencari hujan
dan mengalirkannya lewat musim semi yang kosong
tanganmu meraih dendam didasar laut yang bisu
mengenyam pulau dalam lukisan mulut
dan melambangkan keajaiban rumah tua, resapan yang pekat
selembar matahari telah menjadi kepingan uang emas,
dimana kebodohan meledak dan meleleh oleh angin para pendosa
sebuah retakan diwajahmu meninggalkan jejak
yang membiru

Ketika sebuah nyanyian menaiki bukit zaitun,
dendampun memudar dari planetnya
membayangkan sebuah rumah yang dibangun didalam tambak
semua hanya ratapan indah mimpi buruk
tetapi suaraku kian merangkak ditepi badai yang memutih,
membeberkan kisah kematian
siklus bayanganmu meledakkan lengkingan harmonika
dan pesona kawah yang menghimpun taman sari

Kebohongan yang semakin resah
semua seperti gundukan padi di lumbung petani,
mengundang ciuman, lekuk tubuh tanpa busana
menghitam

Pekikan angsa hiasi lukisan matahari di tengah percakapan labirin
yang mengering, aku kian menyadari jalan raya yang pengap
menyerupai sarang laba-laba ditengah kota yang membangun pabrik
dan mendiamkan kesunyian terpotong irisan kota
yang raib

(djogdja, september 2002)

Read more...

Sebab Hidupmu Bergetah Dalam Dagingku

kugali lautan pada luka darahmu, gelombang bernanah
menggeliat diantara gemuruh aduh, darahmu
mengayunkan pedang, berkilauan memainkan leher-leher
waktu

kuburu kedalaman perih tawamu, hingga aku tahu
riuh gembiramu menelan topan, meremukkan angin

kemudian kugulung gelombang sampai perih darahmu
memuntahkan lahar. dan nanti, diatas gelombang panas
kata-kata, kau akan menari sendiri, berdansa sendiri

didagingku, luka darahmu pernah menganga
ditopanku perih tawamu tak bisa berbunga

sebab hidupmu bergetah dalam dagingku,
darahmu mengeram dalam topanku

Read more...

Berlari

bagaikan kupu-kupu
menari mengitari kuncup-kuncup mawar
berayun-ayun menyusul bidadari
menuju nirwana,
bersama menempuh mimpi

lalu sendiri kau mengubur
tinggalkan silam, berlari
menggapai mahligai, merentang layar
melaju, menyusuri deburan-deburan
perintang: mengerang perjalanan
yang pernah terukir bersama
indah sebuah impian silam

Read more...

Duniaku Hanya Aku

hapus saja mimpi-mimpimu itu
dan kau takkan sanggup
menggapai duniaku,
karena duniaku hanya milikku
selamanya, aku tetap
berkuasa dalam kesendirian
bersama imaji-imaji,
yang membawa jiwa bebas
terbang dan mengembara

dan duniaku tetap milikku
walau kekosongan menyatu
dalam keterasingan, fantasiku terus menari
mengikuti irama-irama
takkan henti

hingga aku bosan, dan berlari
menggenggam dunia ini sendiri

Read more...

Dongeng

hentikan bicaramu
karena semua itu hanya ada dalam dongeng
mungkin hanya ada dalam alam khayalan dan mimpimu

kalau untuk batas harapan
sanggupkah anganmu itu menanti
harapan abadi yang hanya mimpi

hentikan bicaramu itu
karena aku bukan dia
yang mendongengkan sebuah mimpi

Read more...

Lagi
untuk kesekian kalinya
datangmu tawarkan sebuah kenangan
ajakan untuk membangun sebuah impian
dan membawaku pada angan-angan

Read more...

ada dusta yang terselip diantara mahkota
sesaat nyata terlihat
namun semu
dibaliknya
tak sedikitpun luka yang tertoreh, dalam terasa

kini kebencian tertanam
kasih sayang menghampa
akankah kau masih menari diatas luka ini

Read more...

Sepenggal Kata

mestinya
dulu engkau datang pada saat hati ini perih
dengan sepenggal kata cinta, yang dulu berbunga
tetapi gemuruh dunia telah memekakkan telingamu
dan ditepian malam, engkau merengkuh mimpi

padahal
pertautan nasib telah digariskan diatas altar
dengan janji suci, siapa yang mengkhianati nurani
memahami tatap mata saja kita kehilangan gemetar
apalagi menghitung luka
hilap membedakan bayonet

Read more...

Setelah 25 Mei;

kuraba kesunyianmu
dalam fajar
dilaut itu

ada kematian yang kau sembunyikan
diam-diam meski kilauan butir pasir berkhabar
masihkah kau simpan matahari
dibalik renda-renda matamu

kitapun merengkuh
perlahan membentangkan jarak
membiarkan kenangan berjatuhan
menjadi pijakan jejak langkah kita

harapan, apapun warnanya, mungkin hanya kemewahan
dan kini aku hanya ingin tertawa
karena kita sempat menikmatinya

lalu kita berjalan meniti kelam,
kau menangisinya
hingga jarum jam letih berdetak

Read more...

Bahasa Darah

Alis matamu seperti ulat bulu itu, tak bisa lagi tercatat
oleh waktu. tapi, aku tak henti membacanya karena ada
bahasa darah disana. aku juga mengenang ribuan kepala
yang meracau dari tubuh-tubuh itu, hingga membuatku
mual dan ketakutan

Diantara ribuan bulu matamu, aku tanami tubuh-tubuh
yang telah beku dari padang pembantaian.
demikianlah waktu tak pernah hilap mencatat,
bahkan untuk menghitung bilangan jumlah.

Kau mungkin tak percaya, diantara alis matamu yang indah
dan menawan itu, berkali-kali kudengar
erang cinta yang terluka. karena padang pembantaian
tak letih membangun diri disana-sini

hingga dikelopak mata kita sendiri
hingga dibola mata kita

Read more...

Catatan; 21 February

aku lihat kau menembus keramaian tanpa sehelai pakaian
pun kau menjelma jadi orang-orangan
seluruh tahi lalat yang telah jadi lukisan ditubuhmu
makin tak terlihat.
tak ada lagi tanda, tak lagi

seharusnya aku membawa tahi lalat dari tubuhmu
ke dalam album yang kusiapkan dari masa telanjang kita
sebab itulah kesucian kita,
masa kanak-kanak yang tak pernah lagi dikenang

kau pun menembus ke keramaian membawa panji-panji
sambil melepaskan seluruh tahi lalat dan tanda dalam nurani
maka bendaramu pun berkibar
dalam arogansi yang bebal

(buat Taryati, Jakarta July 2002)

Read more...

July 30, 2007

Nyanyian Malam

seperti bau tubuhmu yang tak pernah kulupa
bulan yang telah lama tidur ditepi bibirmu
suaramu jauh meniti malam
koyak bersama suara lonceng
dalam bahasa waktu yang berbatas

jangan biarkan malam ini menangis
bisikan segera di bibir pisauku
agar bangkit ketajamannya

seperti bau tubuhmu yang tak pernah kulupa
peluhmu yang deras mengalir
menuju telaga dahaga

Read more...

Kuserahkan Debarku Kepadamu

kuserahkan debarku padamu
kupu-kupu yang menanggalkan sayapnya di taman
dan memilih diam dari seruan bunga-bunga bangkai

mencintai beribu hari ini,
dan malam yang satu,
ku serahkan rohku kepadamu
dari sela derit ranjang dan detak jam
yang mengelupas diringkas waktu

tiada aku
tiada seseorang ditegas masa silam
yang mengorbankan cermin
saat belukar tumbuh di abu kata

seekor kijang yang lumpuh
terbakar beribu ledakan, dari cinta
yang tak pernah terungkapkan

setelah kematian demi kematian
menakik selengkap perjalanan

Read more...

Karang-karang Kematian

Engkau terbaca
di sudut puisiku
spasi waktu
mengusap keringat jam
diselubung kenangan
tarian aneh
bagi sebentuk mata
yang ingin tinggal terjaga

jangan mengurungku wahai keriangan
yang tak mampu aku pahami
teramat menyesakkan
jadi yang tak pernah ada bagimu
bagi bunga-bunga dihening rahasia
helaian samar alismu
tak akan ada kereta yang menjemputku disini
bunga-bunga api telah padam
tahun berganti
yang saling menafsir bagai dua pagar
tanpa pintu, menutup dan membuka
rebah pleh deru
laut menjauh, merangsek, menjangkau hutan
hari demi hari menepiskan huruf-huruf
di angkasa, mematahkan sayap-sayap yang beku

engkau hanya letih dilenguh nafasku
bayangku beriak saat kau pergi
berabad-abad bagai perahu karam
yang menyapa karang-karang kematian

Read more...

July 29, 2007

Monolog Gerimis

nafasku angin yang mengaliri rambutmu
biarkan menggerai seperti tetes gerimis
memercik lembut dibulu mripatmu
walau sekejap, biarkan nafasku menjadi angin
seperti roh kehidupan yang penuh warna

nafasku angin yang mengaliri rambut
dengan bahasa lain
menggapai kecemasan-demi kecemasan
seperti mimpi kita membangun langit yang lain
dengan segenggam angin

nafasku angin yang mengaliri rambutmu
dan terbenam di balik kematian

Read more...

(pulau berkabut dalam pandangan
layar telah terkembang; angin kencang berdesir)


telah ditarik temali segala tiang
hati yang bimbang
telah disurutkan
musim dan takdir menjadi bintang

bintang yang terpacak diatas layar
tak terjangkau oleh satupun tiang
bahkan bayang-bayangnya jatuh diair
pudar teraduk-aduk dayung, kemudi yang terantuk
telah dipasrahkan, atapi terasa aku kan sampai
padanya; membawa cerita orang-orang pesisir
ke dalam kabut ketiadaan

Read more...

Mata Pisau

sebagai pengembara, satu-satunya mata pisauku
mungkin cuma kenangan, tapi rantau adalah
dua mata pisau yang agak ganjil cara mengasahnya

mata pertama terasah oleh kabar gembira
yang kilauan-kilauannya memukau orang-orang sekampung
- kisah keberuntungan
dimalam-malam sehabis hujan, di warung kopi
yang buka hingga larut
mereka rindu ketajamannya
mengiris kebekuan mimpi, yang tak pernah rampung

mata yang sebelah lagi
terasah kabar buruk
yang harus kubawa sendiri dengan kengiluan-kengiluanku
dengan igauan-igauanku, tak terbalaskan

dua mata pisau, satu hulu; menyatu dalam diriku
selalu terasah walau kusarungkan kebalik jantung
membuat kenangan

Read more...

Tentang Cintaku Disini

Cintaku jantung pisang
yang kau panah, kenapa
kau biarkan aku bergetah?

padahal begitu ranum pelepah daun
hingga seonggok kotoran burung
tergelincir dibasuh embun waktu fajar
juga getahku yang pekat ini
tak sempat menulisi kesakitan

padahal telah kurelakan jantungku
merekah, tak terintai mata pena
bahkan jika malaikat lewat, aku tidak akan
memintanya singgah untuk mencatat
penyerahan jantung hatiku ke dalam gelap!

jantung yang hanya berbuah sekali saja
kini kau panah, kenapa kau biarkan aku bergetah?
dengan dusta

Read more...

dari debu-debu beterbangan aku lahir
sebagaimana percik-percik yang ambyar di teluk malam

bunga-bunga mekar tak ada yang tahu
hanya semerbaknya menjadi dalil
apakah yang memijar, kata ataukah bunga?
harum mendekatkan rindu pada api
suara menjauhkannya dari pusat makna
apakah yang merekah; bumi mengembang
ataukah angan menerawang?

dari bukit,
barisan kabut mengabarkan kelam
disebuah lembah serakan rangka terkenang silam

Read more...

Tahi Lalat Diketiak

Segera katakan pada tebing yang bisu
meski semua mengucap lalu mengunci pintu
kisahkan tentang malam yang letih
bahwa mimpi bocah dinegri tanpa peta
hanyalah tahi lalat di ketiak masa

jaman-jaman akan lewat tanpa telinga
yang lalu,
raja kecil-besar runtuh
dan lusa,
para pembunuh bermata sendu

ngilu berita hanya pijar sebentar pada sobekan tanggal

selebihnya, musim yang menuntun lebih banyak rindu
tentang pengab udara,
dengung lalat
dan borok waktu

Read more...

July 10, 2007

Mawar Ditaman Tetangga dan Burung Gereja

Seperti serangkai mawar ditaman tetangga
yang sekali mempesona dan mengancam jiwa
saat aku dan burung gereja berkelakar
dijendela kamar
saling sapa,
saling tanya,
saling senyum dan menggelengkan kepala

Memang ada ruap-ruap nuansa indah
yang terserap segenap indera
memang ada bongkah-bongkah bahagia
yang merayap disekujur jiwa
ah, setangkai mawar ditaman tetangga
semakin membuatku risau

Seperti setangkai mawar ditaman tetangga
menawarkan cinta dan durinya
burung gereja dijendela kamar
lama telah mengingatkan aku
banyak kumbang yang mati
tertusuk duri setangkai mawar ditaman tetangga

Read more...

Pulang

melepas rindu
terbang kampung halaman
menyusun jejak anak panah
melepas rindu
kutemukan lagi
serangkum kidung asmarandhana

Read more...

Daun Mata

kudapati daun matamu yang membuka
menanti belaian mesra tangan kekar
tetapi kemana gerangan pergi
lelaki yang membaca matahari

jelas pada lelaki
yang jatuh cinta pada bintang kesepian
tak mungkin pandang dialihkan
dengan segenap kerelaan meski menyayat hati

Read more...

tentang cinta dan kasih;

anugerah terbesar dalam alam nyata ini
aku tidak munafik menyangkal
cinta kasih yang mampu
memberikan nuansa kehidupan abadi
namun akankah abadi?
jika dipertemukan dalam suatu kenyataan yang pahit
pada saat itu kita akan tersadar
betapa getirnya kenyataan yang harus dihadapi

Read more...

Catatan; 18 Maret ( 1 yang terlupa )

akulah adam
tersaruk-saruk sepi dan sia-sia
gagal mencari kembali
surga yang hilang
akhir dari sebuah gerimispun raib
ada dingin purbani yang merayap perlahan
meninggalkan aroma tanah basah
mempertanyakan diri,
apa yang aku cari disini

Read more...

Siapa Menyimpankan Bungaku Buatmu?

Berkeranjang-keranjang bunga
mekar dibenak orang-orang
yang kakinya masih tulus berjalan
dikegelapan ilalang
tersaruk-saruk dan tertawa
melihat berlumuran darah ditangannya sendiri
menahan diru
tak nyana itu menjadi bunga
di jemari tangannya
kebun dilubuk hatinya
hati yang pernah gugur, patah dan layu
terhempas angin perahu layarnya

Milik siapakah
pesisir kehidupan
Engkau juga bilang kalau tak habis-habis kesabaran
Masih tahankah aku memikulnya

Hanya karam yang akan menyelesaikan waktu
saat layar tak lagi mengembang
semoga masih tumbuh bunga dibenakmu
mudah-mudahan belum letih kita mengangkutnya
dipundak-pundak yang lebam
Engakau masih tersenyum
engkau masih tertawa
melihat berlumuran darah dikeranjang bathinmu

Seandainya nanti kita tak bisa lagi memetik
masih akan adakah bunga
takkala orang-orang melihat lumuran
ditangannya,
matanya,
hatinya,
dan senyumnya
kalau tiba saatnya nanti melepas lelah

Siapakah menyimpankan sekuntum bunga
ijinkan aku mengirimkannya buatmu
saat-saat kita tinggal duduk seorang diri menanti
mungkin tak ada lagi yang mesti ditunggu
...untukmu sendiri

Read more...

Memburu Bau Tanah Tubuh Kita

akan kuurai keabadianmu hingga...
dasar warna paling malam
sebab mentari telah berangkat, dan kita tak tahu
apakah ia masih menyala ataukah tiada

detik demi detik telah berjatuhan
dari kalender kamarku, hingga keabadianmu
menjelma waktu
menghampar dalam permadaniku, maka aku terbang
bersama sayap-sayap menjelma cahaya
memburu bau tanah tubuhku sebau tanah tubuhmu

akan kurangkai keabadianmu sebagai setangkai bunga
hingga detik terakhir terlepas
dari waktu yang aku miliki

Read more...

Ketika Aku Masuk Dalam Rumahmu

Ketika aku masuk dalam rumahmu
kau telah pergi meninggalkan rumahku
dibibir jendela hanya ada alamat
tanpa jeda
akupun pulang tanpa rupa

Read more...

Batas Subuh

Sampai dimana batas subuhku
menggantung dalam sajak
matahari tak nampak disini
mungkin hanya angin kemarau
yang mendesir bagai ular berbisa
sedang diluar engkau tengah menunggu
dengan alpa

Read more...

Daun Pintu

Sedang kubuka daun pintu
ketika hujan turun
melenyapkan bayangmu
melambaikan tanganku

Read more...

Ada Jarak Yang Terlupakan

Ada jarak yang terlupakan
dari hari dan susunan kalender
seperti setiap kali kecemasan
demi kecemasan diledakkan

Di luar jendela,
samar tubuhmu ditingkap kabut
sesore jalan tak beraroma
sedekap sudut kota tak berpenghuni

Read more...

July 07, 2007

Pa..

Pa,..
tidak ada tiupan lilin
atau gaung lagu ‘Panjang Umur’

ah..
tubuhmu yang telah renta
tetap mencoba bertahan
diantara hempasan hidup

engkau tetap berjuang untuk hidup
yang mungkin takkan lama bertahan,

diantara kesombongan dan keangkuhan mereka,
yang dulu bertahan diantara sela kakimu
engkau tetap saja
bertahan dalam pendirianmu
diantara dendam dan rasa sakit hatiku
tetap saja,
engkau masih bersabar..
“biarkan Am!”, katamu.

Pa,
sengaja tahun ini
aku tidak ucapkan ucapan panjang umur,
walau jujur, sebenarnya perih
menahan untuk tidak kuucapkan
seperti tahun-tahun yang lalu

Pa,
aku kangen
masa kecilku
walau saat itu aku jarang dapat perhatian yang lebih darimu
dibanding saudara-saudaraku yang lain
walau saat itu yang ada “bukan dan jangan!” untukku.

Pa,
tidak terasa hampir 30 tahun
kamu temani aku
untuk dewasa

Terimakasih Pa!

Read more...

July 06, 2007

Kurusetra

Matahari lantang berteriak dengan sinarnya
Padang perburuan purba
Kalpataru pun rontok meranggas
jatuh daunnya
ditempa jadi besi-besi tajam
Kau bawa air matamu ke sini
biarkan jadi api yang membakar
Remukan tulang, laburan darah
tak berarti apa-apa
Sang ular pertapa telah ribuan kali berganti kulit
Lalu kau kenakan sebagai zirahmu
Dan kau pun menjelma jadi dewa
yang berhak tumpas segalanya

Read more...

Devil's Diary

This is the last time
that I'm ever gonna come here tonight
this is the last time - I will fall
into a place that fails us all - inside

I still can see the love in you
but fighting all the demons will take time
it will take time

the angels they burn inside for us

are we ever gonna learn to fly
the devils they burn inside of us
are we ever gonna come back down
come around
I'm always gonna worry about the things that could make us cold

this is the last time
that I'm ever gonna give in tonight
are there angels or devils crawling here?
I just want to know what blurs and what is clear - to see

still I can see the pain in you
and I can see the love in you
and fighting all the demons will take time
it will take time

the angels they burn inside for us
are we ever gonna learn to fly
the devils they burn inside of us
are we ever gonna come back down - come around
I'm always gonna worry about the things that could break us

if I was to give in - give it up
- and then
take a breath - make it deep
cause it might be the last one you get
be the last one
that could make us cold
you know that they could make us cold
I'm always gonna worry about the things that could make us cold

Read more...

June 13, 2007

Sayang, Rindukan Malam

Lihatlah makna teramat dalam,
bahkan bekas lumatan cinta tergaris sempurna
dibibir sejarah yang sungguh bergairah
kita begitu agung dalam gurat legenda

Namun jangan lagi menangis,
bila percintaan ternyata pongah pada dingin malam
di sepanjang trotoar menyuruk hingga kota
kita kadang lupa menjadi manusia

Aku senantiasa terkapar dalam kerinduan
bila kita berdekap dengan malam bergetar
tumpahkan dahaga gelegak bathin
mempertanyakan ketulusan cinta

Read more...

Mengingat memori lama
seperti membaui bangkai dilorong sempit
solusi seperti apa
yang ingi kau tawarkan

Mengingat memori lawas
seperti menusukkan pisau ke lambung sendiri
walau seperti kusadari
nggak ada yang bisa kugapai

Read more...

Senja Hingga Fajar

Apalagi,
yang masih ingin kau kisahkan
mengenai malam
yang entah bagaimana menurutmu,
tak habis bosan bermukim dimata
meski fajar tak henti mendebar,
berlayar, disetiap ketiak hati
menemui laut rongga dada

Tak bisa kau disini sekarang
memandangmu dibenderang
yang terjanjikan.
Mungkin karena senja mendadak hinggap di rongga dada,
atau barangkali lantaran segala hampa
tiba-tiba menjelma
dimana jiwa
pengin ketemu jiwa

Ah,..
betapa sunyi
hujan yang senantiasa dinanti
tak pernah tiba

Read more...

Diruang ini,
lelah tubuh berjatuhan
berkarat ditimpa musim yang tak segan mengadili

Debu dan kelu kulit dan dagingku
dan penat dan rapuh tulangku
tapi dengan itu energiku meronta

Diruang ini kepala dan tubuh rebah
merekam nafas bumi dan kisah semesta

Inilah ruang pengembara,
pemberhentian sejenak saat hari menjemput senja
dan pemberangkatan berkemas
sebelum fajar

Read more...

Kepada ketiadaaan,
aku mampu berguna
dari segala cakrawala yang tak nyata
karena yang tampak fatamorgana

Kepada kekosongan,
aku bisa berangan-angan
tak ada lagi yang dapat mengisi sunyi
hingga aku setia saja mengencani malam

Kepada kehampaan,
aku hanya pasrah
atas semua yang terjadi

Read more...

Kepada Malam

Kaki malam menggoreskan kaca jendela
menoreh sejarah tanpa muara pasti
ketika tiba-tiba muncul tanya
dimana kita akan mulai?
disini didada yang mungil ini
mengalir berjuta mimpi tanpa ujung

Disini ada rintih yang tertindih
ada tepuk tangan diantara kehancuran
ada harapan diantara kecemasan
mulut yang sibuk umbar janji
menggapai hari esok yang tanpa pijakan
mengambang diantara bulan muram
mengarungi malam tanpa henti

Wajahmu bulan
selalu setia menelusuri gelap
debgab kehangatan segelas kopi pahit
merenda malam dengan bintang

Tiba-tiba ada yang menjerit
ketika kau pijit kaki langit
ada yang tertunduk malu
ketika kau aduk perut bumi

Harap yang mulai mengawang
berselendang mega sunyi
kau tenggelamkan diri ketengah rimba

Mulut malam mengalirkan berguci-guci arak
namun tak seperti yang diharapkan
terasa sangat lambat mengaliri setiap rongga aorta
walau kedalaman cakrawala telah tak kutemukan
tanpa ada gelepar kepenatan otakku

Disini
ada rintih yang tertindih
bergelas kopi dan arak

Malam-malam begini
pijitlah nurani ini
:agar lepas kepenatan
(agar kurasakan terjangan angin)

Read more...

Perjamuan Terakhir

berdiri dibawah lampu buram

:menunggu

apa dan siapa saja yang datang
menyajikan mimpi
lalu merengkuh desah lembab
katanya, perih mengingat perjamuan terakhir
duduk ditepian altar, pernah berjanji
tapi
bau busuk bagaimanapun menyergap
hari-hari mengalir mematungkan muka

Read more...

Seusai Melukis

Masih menggumpal
segala warna gelisah
tentang jalanan menuju eksekusi
; mengapa
tak segera membentang kanvas telanjang
bersama kesabaran hati
sambil melawan kejalangan

Sudahkah melukis kerakusan
ruang dada sendiri
katanya bisa melebihi serigala
bukan perempuan saja mengoar gairah
atau sketsa mimpi-mimpi
beraroma kota

Read more...

June 10, 2007

Ode Buat Putri

Segumpal kabut menyerapmu
sebagai bayang-bayang
kehilangan rupa dan warna
liku dan terjal tanjakan
memacu nafasmu
dalam degub dan kecemasan

Sebentuk kabut
liku dan terjal tanjakan
kian menyerapmu
lebih kedalam sebuah kehidupan

Pada lampu nyris padam itu
masih saja kau sandarkan mimpi
meski kaupun tahu
berkali kau habiskan disitu
tersapu badai dan syahwat
lelaki yang kehilangan kendali

Dan kau pun tahu
disaat segalanya padam
kau akan kehilangan jalan kembali
sebab semua pintu rapat terkunci

mungkinkah masih ada setitik cahaya
yang tuntunmu ditengah kegelapan;
: selama masih kau nikmati
disaat segalanya padam

Read more...

Ijinkan maut tersenyum
agar genap aku erami ketakutanku
pada setiap detak jantung
terasa darah menggelora
disetiap rongga aorta

Ijinkan maut tersenyum
agar genap dendam dibenakku
pada setiap tarikan nafas
terasa udara mambadai
disetiap rongga dada

Ijinan maut menjemput
setelah usai perdebatan;
; dan lunas dendam

Read more...

Sendiri,
bersampan menyusuri jejak angan
tak menjadikanku melipat tangan dan kaki
mencemasi kemungkinan datang kemungkinan pergi
singgah entah kemana,
tapi tidak dihatiku
dan hitungan waktu tak pernah lagi mempersoalkan
berapa jumlah tarikan nafas yang kulalui
lalu hidup pun tak lagi berurut rumus
selalu membelok-belok,
senantiasa melingkar-lingkar

Langit-langit tak menyisakan garis kesempatan
bagi tumbuh dan berkembangnya harapan;
;serta impian
tapi harus kubakar bola mata
dan kupecahkan
serumpun tangis
yang bertahun-tahun kesembunyikan
tertahan dalam kesunyian dan kesepian hidup
rentetan peristiwa dan nasib yang selalu berderit
perlahan membuka ruang

Ribuan bintang telah tertangkap dalam mimpiku
begitu aku terkesiap malam ini
menjelma grafiti,
memekik-mekik kealpaanku
jarak telah menepis antara sadar dan lena

Read more...

Hendak dibawa kemanakah sampan ini
bukankah gelombang bergegap menghantam senja

Untuk bercermin saja,
kita menghadap ke karang
tanpa tahu dimana telaga keagungan berada
mencericau tanyamu sehabis bangun dari mimpi

Bukankah langkah terjal pun mesti ditempuh
pendakian berpeluh
menjilati tetesan telanjang yang pernah engkau bilang
segeralah bergegas dari tidur yang panjang
menatap kita pada yang berbinar berjaga

Read more...

June 07, 2007

Bencana,
tak seharusnya sia-sia meremas warna hitam
dan dari mulut malam darah mengalir
rubah penantianku yang terkapar
dimainkan waktu,

...ah, begitu lambat arakmu rasuki otakku!
walau dangkalnya langit
telah jauh tertinggal

Lembar-lembar hati yang pancarkan birahi
rembulan yang kujahit bersama darahmu
hingga sungai yang mengalir dimataku kering
dihempaskan rindu

Pada setiap gesekan biola
tak kuhentikan alir airmatamu
ketulusan hati
yang takkan tumbang

Read more...

Seharusnya tak ada yang mencemaskan sunyi
malam ini,
sebab bisik peristiwa
akan selalu mengalir bagai debur waktu
meski selembar hati rebah dalam isyarat kita

Perlahan debu-debu di perigi itu
menjemput pagi yang mulai bangkit
dari kubur-kubur tak bernisan
agar bisa melepas senyum dari kepedihan
dan cengkraman kekerasan sebuah ruang

Membentuk garis-garis tebal
lewat sudut matahari terasa redup pijar semesta
begitupun banyak kenyataan
yang harus bercengkrama diantara khayal
dan keresahan,
kota kian membatu
dari kungkung kelam yang terbius senja

(dan aku makin sendiri saja)

Tapak hari mulai lelah;
warna hidup pudar pada bising angan
jejak itu telah rampung
dalam lukisanmu

Read more...

Ketika Matahari

Ketika matahari tinggal sepenggal
semburakkan warna jingga yang membara
ada senyum kecut membelit sukma
ada duka menggayut diraga
seuntai lara pun mengalir di sungai hati

Lahirlah sebuah catatan alam
tentang jaman yang porak-poranda
di siang terakhir

Sampai kulihat sepasang mripatmu
menjelma sepasang sajak
ada bait-bait mawar bergoyang indah
di dua bola matamu
makna kilauannya sangat tajam
setajam bayonet

Read more...

Prisoner of Love

Pernahkah tertawan cinta
dan terpenjara asmara
pengacara mati-matian membela,
namun jaksa begitu perkasa
dan hakim tak bisa apa-apa

Read more...

Dasa

Jika dasa adalah angka sempurna
berapakah nilai yang dimiliki oleh para dewa
serta sampai batas seberapa
yang pantas kita miliki
dimana telah dikaruniakan
kalbu dan logika
sebagai ciptaan yang paling sempurna

Read more...

Masih Memandang Kematian

Sekali setahun aku bertanya
begitu dia yakin kematian akan selalu tiba
begitu dia percaya kematian selalu berpinta

Dirautnya batu berhari-hari
dalam ketiadaan ngeri
memandang kematian seperti angin
lewat dan tidak membekas
datang dan tidak membekas

Dalam kegelisahannya
dia bertanya,
bulan sangat sunyi dari orang mati
dan ia berharap dalam diamnya
dalam kegelisahannya ia berlagu
kupahat batu jadi nisan
entah siapa akan memakai

Kupahat batu menjadi nisan
tapi bulan sangat sunyi dari kematian

Mereka berpinta dengan mati
tapi,
aku berpaling menanggung getar
kalau sampai waktu itu padaku
dan belum kucapai diri

Read more...

Perhentian

Pada perhentian
yang kamu bayangkan mencahaya
di sesudah tikungan itu,
menunggu sepenuh rindu

Kalbu lama terbubu
meragu cinta yang kau janji
yang pasti bakal menjelmakan jiwa

Disini sekarang
pada perhentian ini
; suwung dan kosong menyegala

bahkan rasa hampa meniada pula

Read more...

Memandang Kematian

pada waktunya aku akan pergi
berpisah dengan kamu
berpisah dengan alam
berpisah dengan segala

entah apa arti perpisahan itu
tak seorangpun bisa mengerti
tak sebait sajak pernah menulis;
dengan pasti dan benar

yang pasti
hancurkan tubuh yang menulis
yang berbicara
yang bercinta dalam satu kejadian
yang masih rahasia

Read more...

Oase

Katamu,
tak baik menanam bunga diatas batu
sia-sialah orang yang menunggu
menanti berpuluh tahun
namun,
mengapa kini justru dirimu
menanam hati dan cinta diatas batu
tak sedikitpun menyisakan tempat buatku
meski sekedar untuk bersaksi
tentang
keabadian dan kepasrahan cinta
yang sama-sama telah terencana

Katamu,
tak baik menanam bunga diatas batu
meski hujan senantiasa membasahi; atau
bahkan mengguyur akar dan pohonannya
tak terhitung waktu orang bertaruh; atau
bertarung memperebutkan manis putiknya
sebab;
bunga tetaplah bunga; sebagaimana
tetanaman merindukan air dan tanah
untuk melapangkan nafas dan hidup

Read more...

Penjaga Batu

melalui serat batu, ia berkisah
ada celah yang membuata dunia terbelah
melalui tatah yang selalu terasah, ia menakar oto palu
mengolah lekuk liku
getar sukma pertapa
penjaga setia ribuan batu
dengan tangkas mereka membuat cadas-cadas berbicara
batu hitam memasuki dunia
tetapi ia tetap bersila
mengukir hidupnya serupa Mahameru
menunggui wangsit dari langit biru

Read more...

Jogja Dalam Kenangan

Ruang-ruang terus bertambah, membangun
lorong-lorong labirin dan tembok-tembok
congkak, meninggalkan kenangan kanak-kanak
yang asyik bercanda di luas halaman

Waktu menyusut,
mengerut raut

Lembar-lembar buku harian menyuguhkan
masa silam, kembali kebelakang waktu
ada yang tak tertawar
kesempatan telah mulai berubah

Read more...

Roses Episode

Kau sebarkan harum mawar diperjalanan
wanginya memabukkan hasrat
sedangkan aku bingung mencari-cari
dimana kutanam setangkai mawar itu

Mengenang mawar
terkenang sebuah potret lama
menyebarkan hitamnya cinta
memporak-porandakan lautan jiwa
bagi kebahagiaan semu

(Lisa Brown-Frankfurt 2oo1)

Read more...

Mencari Judul

Tiba-tiba lukisan di kanvas hatiku
menggurat sejarah matahari
sedang melaut di warna biru

Burung camar pun bergayut
manja di rembulan
yang sedang purnama

Kepakan sayapnya menebarkan kidung
asmarandhana yang indah
bagi sepasang anak manusia
sedang mengukir di pasir laut

Read more...

June 06, 2007

Gubuk kita adalah
surga yang mengasah peradaban
tempat berlabuh kasih dan sayang
cinta dan kemesraan

Sempurna sudah
segala rasa yang didamba
berada dalam rengkuhan

Gubuk kita dengan pintu terbuak
adalah tempat kita bercanda
gubuk kita dengan jendela terbuka
adalah tempat dimana angin bebas menerjang

Gubuk kita adalah
sorga yang tak perlu penjaga
kesejukan dan kehangatannya yang harus kita jaga
agar tawa dan canda anak cucu kita tetap terjaga
dan terus menggema sepanjang masa

Read more...

Pira suwene aku kudu ngetung lintang
nrithil saben wengi ing langit klawu
kekancan pengarep-arep suwung
ing sangarepe kori kang bisu

Wektu peplayon antaraning urip lan pati
dedhepe golek welasing kalodhangan
tansah tinetheg rapet tangan prakosa
lan benteng-benteng kukuh
kinarya malangi sumuke mangsa
saya kalagar mawa panas kagila-gila

Cakramanggilingan dhapur pepenginan
sumlempit antarane kanyatan luput ramalan
nanging gawe lawe abang kojahe pepenginan
mandheg, ketampeg jaman
dadi panglipur kekarepan sing coklek
sawise tanpa menangi jumbuhe wewarah
sajerone kanyatan wantah,

Sarwa mangu-mangu
antarane petungan iki lan iku

Read more...

Sapiro Meneh

Pira suwene aku kudu ngetung lintang
nrithil saben wengi ing langit klawu
kekancan pengarep-arep suwung
ing sangarepe kori kang bisu

Wektu peplayon antaraning urip lan pati
dedhepe golek welasing kalodhangan
tansah tinetheg rapet tangan prakosa
lan benteng-benteng kukuh
kinarya malangi sumuke mangsa
saya kalagar mawa panas kagila-gila

Cakramanggilingan dhapur pepenginan
sumlempit antarane kanyatan luput ramalan
nanging gawe lawe abang kojahe pepenginan
mandheg, ketampeg jaman
dadi panglipur kekarepan sing coklek
sawise tanpa menangi jumbuhe wewarah
sajerone kanyatan wantah,

Sarwa mangu-mangu
antarane petungan iki lan iku

Read more...

Mem,.

Mungkin aku tak mengenalmu
hingga terpuruk aku mencarimu

Jendela kaca yng mengabur
dan dinding yang membatu
semakin mengasingkan kita

Mungkin aku tak mencintaimu
hingga dingin
namun aku melumatimu

Perapian malam dan embun pagi
menyekap diantara sudut
yang kemudian membutakan mataku

Maaf

Read more...

Puspatajem

byar!
tangiku amarga cumloroting sang bagaskara
tiba ing rai
dak eling-eling
apa impenku iki mau
dak ungak tanggalan
.. anggara kasih!

*read: anggara kasih=Jum'at Kliwon

Read more...

Catetan Lawas

Mbukaki catetan lawas
gawe kejoting maras
rembulan kang amping-amping trembesi
nyupatani tresna keladuk wani

Ati lanang rumangsa ditantang
nyigar dina-dina anyar
mawa landhep gurit mawar

Mbukaki catetan lawas
dumadakan angin wengi nyaruwe,
"delengen dhewe awakmu kang kebak tatu-tatu!"

Read more...

This Is Some A Love Song

Menika gurit asmara
asmara ngungun kasedan duratmaka
ligan ingkang pun damel mralaya
saestu digdaya ngicalaken kasaenan
angipataken pethak resik sih nora dosa
ngantos sang kusuma

Riris jawah subuh ngantos surub
tan kenging nyungging pelangi tlethikipun
anggendhewaning panahipun Prabu Kamajaya
nyithak rasa tresna mrih marang Dewi Kamashinta

Read more...

Kanggo Lemah iki

Kanggo lemah iki
dak tulis aksara murda
ya hanacaraka
senajan meh sirna ing madya
nanging isih ana ing ati
sakora-orane atiku dhewe
sing isih doyan turu

Kanggo lemah iki
sing nyunggi titah sakgotrah
sing lali marang papan wutah
aja ngetung sing isih eling
tampanana kanthi ati sing bening

Read more...

June 05, 2007

Orkestra Alam

(ketika musim petik daun teh)


Gadis lugu berangkat merentang angan
ketika musim petik daun teh datang membentang
kelopak bunga didada semakin mekar
menyebarkan aroma menawan
bagi kumbang pujaan

Gadis lugu mendendangkan lagu harapan
irama musiknya kesiur angin gunung,
bunyi daun patah
melengkapi simponi alam

Gadis lugu terus berdendang
jari lentik menyibaki rerimbunan daun
suara daun dipatah,
(suara isi hati)
; adakah hari esok akan lebih baik
disela-sela tingkah musim yang ganas

Gadis lugu terus berdendang
gsdis lugu terus berharap
dari hari ke hari
orkestra alam menjadi sahabat karib
siap membantu memekarkan bunga


(Pangrangro-Gede on March 1st, 1998)

Read more...

Adalah langit
yang melahirkan sajakku
bintang-bintang dipuncak menara kota
kelelawar yang berkepak cari pohonan

Akulah angin
daun yang melayang
terhempas lidah bayu dingin membeku
pasrah berserah terlontar keseberang

Akulah perahu
yang rindu labuhan
membuang jangkar-jangkar kepenatan
mengarahkan haluan ke daratan

Pada dini hari
ada embun dan semburat mentari
aku menggeliat bangun
dan bertanya,
sekarang apa lagi?

Read more...

Dirimu,
mampu kulihat di lembaran aurora
dirimu berbingkai biru
dimensiku ditengah malam
bertepian bintang dan kunang

mana mungkin kutembus bulan dalam dimensimu
untuk sekedar tahu
wujud nyatamu

Read more...

June 04, 2007

Rinduku yang ungu
terlahir dari dimensi tidurku
resahku berbingkai kesabaran ungu
tirai hidupku bukan lagi biru
biruku bergelimang ungu
1001 ungu tentangmu
tersulam dalam sampul hatiku
dukaku yang ungu
Dan,..
engkaupun masih tahu

Read more...

Liang kuburku kah itu?
terlalu dalam!
terlalu lebar!
ah,..
umpan silang buyarkan malam

(hembusan sembari kuangkat bahu)

sialan,
mimpi!

Read more...

Membaca Batu

membaca batu adalah
membaca kebulatan tekad tak mati-mati
dibawah terik mentari
yang mengajarkan
bahwa;
setiap benda adalah iklan
dari suatu konflik berkepanjangan
yang senantiasa menawarkan
derasnya iman

Read more...

Esuk

kena dipethek, srengenge bakal mlethek
bareng lelagon anyar sakwise urip
meneb sawengi natas,
lelumban antarane mau lan iki

kaya kaseksen tanpa leren
meruhi klebete gendera
ing pesisir lemah anyar
naker kuwanen nalar

ana rasa tidha-tidha nindhihi sukmo
garing aking cinancang pangarep-arep
kumleyang tanpa papan tujuan
takon marang dhiri;
pira suwene wektu kang dak enteni

Read more...

Menyaksikan Anak-anak Jaman

Tapi diam masih bisa
dan langit masih saja kelabu
jaman tetap saja bersejarah
oleh lain tangan yang tak mau kalah

Lama,
lalu mengapa harus berpuasa?
dijalanan terbaring lesu
seperti bayi kehabisan air susu

Hujan ketika tumpah
merangsek kedepan, menjemput musuh
yang terus melawan kidung kematian
petisi tetap pahit
jutaan manusia menjerit

Mereka tak bisa bertepuk tangan
menyaksikan pertapa menjajal jadi jawara

Read more...

Duka Debu Kemarau

debu merintih ditinggalkan udara tropika
ketika rerumputan pasrah diguyur keringat
putaran mentari tingglakan dendam purba

debu mengaduh langkah sekarat
mencari tobat dipintu akhirat
doa-doa yang gembur ditanah usang
ziarah tubuh yang menunggu maut

debu ditikam hujan kepagian
melenguh basah merampas dalam pori-pori
keinginan untuk bertahan dari musim
yang tak segan mengadili

Read more...

Segara Raga

ombak-ombak segara kang nguliti raga
minangka srengenge
terus sumanding antarane rasa anget
ngumpul nyawiji marang semangat yekti
sangu ngaurip kara jangkah,
kang bakal menehi pawarta
tekan gisik-gisik segara
nalika tetep anteng
ngenteni lereme srengenge angslup ing bang kulon

nganti tekan ngendi jangkah sikil iki jumangkah
nguru playune nasib,

kapal kang terus minggir ing antarane wewayangan
padha gegondhelan,
salela-selane watu-watu karang
kanggo nyangga tatanan
bisa gawe kahanan senajan tetep dadi wewadi
karo garis cakrawala sawise segara raga
dadi siji marang ombak gisik tetep sumadya sumandhing
marang raga,
marang ati,

mung layar kang bakal kumlebet
nembur jembaring banyu-banyu warna biru
dadi petungan dhewe
ana pucuking layung

Read more...

Wis Ketemu

ilange kidung ing tengah wengi
tansah tak goleki
tak kira jaman sing mangan
sangkaku kala sing mangsa
bareng ketemu
kidungku sumlempit kejepit


thank's to: Daddy - for these live

Read more...

Klaras

embun,
isyarat yang menggugurkan rindu
kedalam kamar-kamar kalutku
menyerpihkan seribu lamunan dalam bisik
ragu, kemudian pelukan itupun runtuh
bersama jerit lonceng yang menyusur malam
dan,
pesih, penyesalan napak beku
menerpa klaras dan akasia
akhirnya kita berdarah
tertusuk bait-bait sajak cinta

(read:klaras=daun pohon pisang)

Read more...

Dari Kedalaman Gelap, Ku Coba Mencari Makna

membaca waktu
terasa ada kematangan dari punggung nisanku
saat bunga itu kau tabur kembali

( dan kini semakin lengkap kenangan kita )

entah;
dari mana harus kumilai
memaknai musim yang telah kau ciptakan

Read more...

In The Name of Love

atas nama cinta
kueja satu persatu huruf namamu
dan kuleburkan sukma jauh keatas sana
yang tanpa geliat cahaya
seperti ketika aku mengerang
sambil menjilati tebing-tebing waktu
...
atas nama cinta
kita pahat bentuk kesenyapan dalam kebisuan
yang makin kekal menumbuhkan cendawan-cendawan
baru;

ah,
mengapa tak kau petik saja sisa usia
yang mengusik kenaifan bukit cinta
sehabis cemara merontokkan ruang dalam balutan
kematian

Read more...

Cerita

Siapakah menyibak pagi
Merekah kembali kelambu mentari
Diantara angin yang bergegas melintasi hari
Meringankan nafas tua dalam mimpi

Engkau ditegakkan
Diatas legenda sebuah nama
Sebuah harapan yang beranjak tua

Lama disentuh nestapa
Yang buat kau makin dewasa
Atau membatu bagai candi tua
Yang dipuja-puja dewa

Begitulah cinta
Tercium dari surga kata-kata
Tapi tak satupun yang memagari jiwa
Yang letih mengembara

Cahaya apapun tak mampu tembus rupa
dibalik topeng para penggoda
Dimana sejarah porak-poranda karenanya
Begitu mentari mengekalkan gerhananya

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP