Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

August 11, 2007

Jangan Lukai Aku

Kabutpun merapat diluar jendela
tak ada bulan; anginpun masih sibuk di dedaunan
kabut merapat; senyap yang mengendap
disini tak ada percakapan
Malampun susut seketika

kekasihku, tubuh kita pun beku
bara terakhir raib entah kemana
tinggal dingin menggigilkan tubuh
kita diam
tinggal bisik-bisik, senyum munafik
kerjap mata
mengkristal dari cinta,
erang cinta terluka
erang cinta yang terkhianati

Di sebuah February
senyummu pudar entah kemana
berlalu bersama kabut dan angin
ataukah segalanya hanya sebuah
dari sebagian kemunafikanmu

Read more...

August 01, 2007

Aku Adalah Angin

Jangan kau lukai diri sendiri
ingatlah akan janji
jangan kau tikam ulu hati

Darahmu mengucur
dari luka wajah dan luka hati
sapu tanganku mencoba menutupnya
bersandarlah pada kesetiaan yang aku berikan

Bukankah aku adalah angin, katamu
yang mengusir awan hitam dilangitmu
aku adalah bara api, katamu
yang menghangatkan saat kau menggigil kedinginan

Bersandarlah saat kesetiaan ini masih ada
belum renta

Namun setiap kali,
hanya masa lalumu yang mengenangi benakmu
akankah masa lalumu mampu membawamu
mengusir awan hitam dilangitmu
menghangatkan saat kau menggigil kedinginan?
bawalah selalu masa lalumu, kalau itu membuatmu lebih nyaman,
namun berhentilah memberikan harapan
yang hanya membuatku tersingkirkan

(djogdja, august 2nd, 2007)

Read more...

Untukmu

hujan yang terlepas
dari gerai rambutmu
telah meminang kupu-kupu
dan membuat tempat terbangnya
terusik oleh harum tubuhmu

tidaklah arif
jika engkau tak tahu
disini aku bergelut
membuang dan terhempas cinta
menguras rasa yang pernah ada

Read more...

Untukmu

hujan yang jatuh ke bumi,
dan mengenai tubuhku
adalah busur-busur rindu
yang semakin menusuk
dalam setiap nafasku
aku biarkan seluruhnya,
menempel pada luka-luka purba
yang telah akrab menemaniku

kilatan petir yang menyambar
akan melukis cerita kecantikanmu
yang membentang antara hembusan nafas
dan tanah kubur
hingga daun-daun itu menguning
dan pada gilirannya jatuh ke bumi
sebagaimana wujud kekagumannya
pada kerudung kuningmu

Read more...

Untukmu

bila senja telah tiba,
dan catatan kengecutan dijadikan mantra oleh anak cucu,
kekasihku bukalah kembali
kenangan cinta yang pernah terbentang
didinding tempat kita pernah memadu, juga merindu
perihal setiap pesona yang berjajar di etalase metropolitan
hingga siapakah kehilangan rintihannya sendiri
yang juga masih takut pada kematian
segera engkau buka kenangan cinta,
sambil menertawakan musim
yang kian dipenuhi jebakan

Read more...

Untukmu

(memory to; Daniek Triannasarri)

kini aku telah menyiapkan,
galian dihatiku
agar namamu
dapat aku semayamkan didalamnya
dan akan kutaburi dengan bunga-bunga
yang aku angkut dari surga
agar wangi tubuhmu
takkan pudar disini

bertahun aku mengigaukan namamu
dan kini menjelma bidadari
hingga seluruh arca para dewa
harus enyah

munculmu
telah menghentikan siang-malam
hingga seluruh waktuku
telah kau lumat seluruhnya
tak ada lagi yang tersisa
dan seluruh nafasmu telah menghisap seluruh anganku

Read more...

Cerita Perempuan

Rambut siapakah ini?
betapa kusut setelah berkelahi
bukan persoalan sajak, tetapi kegetiran harga diri
dan teriakan tak lebih pada perjalanan hampa
dinding yang mengaduh,
Pedanda juga kelu berdoa

Tetapi kubuka lebar pintu untukmu pada setiap pagi
barangkali sekedar teman bercerita,
tentang lelaki yang semalaman buas
memuntahkan segala gairah
begitu juga peluh,
sungai yang mengalir ke muara gelisah

Read more...

Menimbang Huruf - Mengukur Kata

aku menatap kata-kata
entah milik siapa
orang-orang merangkainya
di internet
aku membaca disket anak-anakku
gambar dunia yang serba tak lengkap
kau lihat sendiri
fana saja semua yang tertangkap

(engkau masih juga belum berbicara)

aku bimbang
menimbang huruf - mengukur kata
sudah pongah kudengar
kalimat-kalimat
menyihir setiap ucapan
memenggal-menggal kebenaran
sungguh aku bingung
bahasa yang semakin tidak aku pahami

Read more...

Percakapan Dua Angsa

Di tengah penggalan surat yang berisi kerikil ungu
matamu mulai terbang keatas mendung mencari hujan
dan mengalirkannya lewat musim semi yang kosong
tanganmu meraih dendam didasar laut yang bisu
mengenyam pulau dalam lukisan mulut
dan melambangkan keajaiban rumah tua, resapan yang pekat
selembar matahari telah menjadi kepingan uang emas,
dimana kebodohan meledak dan meleleh oleh angin para pendosa
sebuah retakan diwajahmu meninggalkan jejak
yang membiru

Ketika sebuah nyanyian menaiki bukit zaitun,
dendampun memudar dari planetnya
membayangkan sebuah rumah yang dibangun didalam tambak
semua hanya ratapan indah mimpi buruk
tetapi suaraku kian merangkak ditepi badai yang memutih,
membeberkan kisah kematian
siklus bayanganmu meledakkan lengkingan harmonika
dan pesona kawah yang menghimpun taman sari

Kebohongan yang semakin resah
semua seperti gundukan padi di lumbung petani,
mengundang ciuman, lekuk tubuh tanpa busana
menghitam

Pekikan angsa hiasi lukisan matahari di tengah percakapan labirin
yang mengering, aku kian menyadari jalan raya yang pengap
menyerupai sarang laba-laba ditengah kota yang membangun pabrik
dan mendiamkan kesunyian terpotong irisan kota
yang raib

(djogdja, september 2002)

Read more...

Sebab Hidupmu Bergetah Dalam Dagingku

kugali lautan pada luka darahmu, gelombang bernanah
menggeliat diantara gemuruh aduh, darahmu
mengayunkan pedang, berkilauan memainkan leher-leher
waktu

kuburu kedalaman perih tawamu, hingga aku tahu
riuh gembiramu menelan topan, meremukkan angin

kemudian kugulung gelombang sampai perih darahmu
memuntahkan lahar. dan nanti, diatas gelombang panas
kata-kata, kau akan menari sendiri, berdansa sendiri

didagingku, luka darahmu pernah menganga
ditopanku perih tawamu tak bisa berbunga

sebab hidupmu bergetah dalam dagingku,
darahmu mengeram dalam topanku

Read more...

Berlari

bagaikan kupu-kupu
menari mengitari kuncup-kuncup mawar
berayun-ayun menyusul bidadari
menuju nirwana,
bersama menempuh mimpi

lalu sendiri kau mengubur
tinggalkan silam, berlari
menggapai mahligai, merentang layar
melaju, menyusuri deburan-deburan
perintang: mengerang perjalanan
yang pernah terukir bersama
indah sebuah impian silam

Read more...

Duniaku Hanya Aku

hapus saja mimpi-mimpimu itu
dan kau takkan sanggup
menggapai duniaku,
karena duniaku hanya milikku
selamanya, aku tetap
berkuasa dalam kesendirian
bersama imaji-imaji,
yang membawa jiwa bebas
terbang dan mengembara

dan duniaku tetap milikku
walau kekosongan menyatu
dalam keterasingan, fantasiku terus menari
mengikuti irama-irama
takkan henti

hingga aku bosan, dan berlari
menggenggam dunia ini sendiri

Read more...

Dongeng

hentikan bicaramu
karena semua itu hanya ada dalam dongeng
mungkin hanya ada dalam alam khayalan dan mimpimu

kalau untuk batas harapan
sanggupkah anganmu itu menanti
harapan abadi yang hanya mimpi

hentikan bicaramu itu
karena aku bukan dia
yang mendongengkan sebuah mimpi

Read more...

Lagi
untuk kesekian kalinya
datangmu tawarkan sebuah kenangan
ajakan untuk membangun sebuah impian
dan membawaku pada angan-angan

Read more...

ada dusta yang terselip diantara mahkota
sesaat nyata terlihat
namun semu
dibaliknya
tak sedikitpun luka yang tertoreh, dalam terasa

kini kebencian tertanam
kasih sayang menghampa
akankah kau masih menari diatas luka ini

Read more...

Sepenggal Kata

mestinya
dulu engkau datang pada saat hati ini perih
dengan sepenggal kata cinta, yang dulu berbunga
tetapi gemuruh dunia telah memekakkan telingamu
dan ditepian malam, engkau merengkuh mimpi

padahal
pertautan nasib telah digariskan diatas altar
dengan janji suci, siapa yang mengkhianati nurani
memahami tatap mata saja kita kehilangan gemetar
apalagi menghitung luka
hilap membedakan bayonet

Read more...

Setelah 25 Mei;

kuraba kesunyianmu
dalam fajar
dilaut itu

ada kematian yang kau sembunyikan
diam-diam meski kilauan butir pasir berkhabar
masihkah kau simpan matahari
dibalik renda-renda matamu

kitapun merengkuh
perlahan membentangkan jarak
membiarkan kenangan berjatuhan
menjadi pijakan jejak langkah kita

harapan, apapun warnanya, mungkin hanya kemewahan
dan kini aku hanya ingin tertawa
karena kita sempat menikmatinya

lalu kita berjalan meniti kelam,
kau menangisinya
hingga jarum jam letih berdetak

Read more...

Bahasa Darah

Alis matamu seperti ulat bulu itu, tak bisa lagi tercatat
oleh waktu. tapi, aku tak henti membacanya karena ada
bahasa darah disana. aku juga mengenang ribuan kepala
yang meracau dari tubuh-tubuh itu, hingga membuatku
mual dan ketakutan

Diantara ribuan bulu matamu, aku tanami tubuh-tubuh
yang telah beku dari padang pembantaian.
demikianlah waktu tak pernah hilap mencatat,
bahkan untuk menghitung bilangan jumlah.

Kau mungkin tak percaya, diantara alis matamu yang indah
dan menawan itu, berkali-kali kudengar
erang cinta yang terluka. karena padang pembantaian
tak letih membangun diri disana-sini

hingga dikelopak mata kita sendiri
hingga dibola mata kita

Read more...

Catatan; 21 February

aku lihat kau menembus keramaian tanpa sehelai pakaian
pun kau menjelma jadi orang-orangan
seluruh tahi lalat yang telah jadi lukisan ditubuhmu
makin tak terlihat.
tak ada lagi tanda, tak lagi

seharusnya aku membawa tahi lalat dari tubuhmu
ke dalam album yang kusiapkan dari masa telanjang kita
sebab itulah kesucian kita,
masa kanak-kanak yang tak pernah lagi dikenang

kau pun menembus ke keramaian membawa panji-panji
sambil melepaskan seluruh tahi lalat dan tanda dalam nurani
maka bendaramu pun berkibar
dalam arogansi yang bebal

(buat Taryati, Jakarta July 2002)

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP