Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

November 30, 2009

BERKAT DI BALIK NYANYIAN

NYANYIAN PUJIAN AKAN MEMBAWA KITA SELANGKAH LEBIH DEKAT DENGAN TUHAN
Nas: Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19)

Bacaan: Kisah Para Rasul 16:19-25
Setahun: Kisah Para Rasul 20:2; Roma 1-4

Nyanyian dalam kehidupan umat kristiani memiliki tempat yang sangat penting; bukan hanya dalam ibadah formal, melainkan juga dalam hidup sehari-hari. Melalui nyanyian yang kita naikkan atau dengarkan kita bisa merasakan, bahkan mengalami, kasih dan kuasa Allah. Seperti yang dirasakan dan dialami oleh Paulus dan Silas.

Karena fitnah, Paulus dan Silas mengalami penganiayaan dan dipenjarakan (ayat 23). Bahkan juga dibelenggu dalam pasungan yang kuat (ayat 24). Tetapi, mereka tidak mengeluh ataupun berputus asa. Pada ayat 25 dikatakan demikian: "Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." Lalu terjadilah gempa bumi yang hebat. Semua pintu penjara terbuka, dan mereka terlepas dari belenggu (ayat 26).

Mungkin sekarang ini Anda tengah mengalami penderitaan yang hebat; kesulitan dan persoalan bertubi-tubi datang menerpa, beban hidup terasa berat, masa depan suram tidak menentu. Anda pun seolah hidup dalam penjara kepahitan. Jangan kecil hati, naikkanlah pujian. Seperti nyanyian ini: "Tenanglah kini hatiku, Tuhan memimpin langkahku. Di tiap saat dan kerja tetap kurasa tangan-Nya. Tuhanlah yang membimbingku; tanganku di pegang teguh. Hatiku berserah penuh, tanganku di pegang teguh" (Kidung Jemaat no. 410. Judul asli: He Leadeth Me). Resapi syairnya. Hayati musiknya. Rasakan kasih dan kuasa Allah melaluinya. Mungkin masalah Anda tidak lantas selesai, tetapi setidaknya iman Anda akan dipulihkan, pengharapan Anda dikobarkan, dan kasih Anda diteguhkan.

Kisah Para Rasul 16:19-25

19. Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan
mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas,
lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa.
20. Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota
itu, berkatalah mereka, katanya: "Orang-orang ini mengacau kota
kita ini, karena mereka orang Yahudi,
21. dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum
tidak boleh menerimanya atau menurutinya."
22. Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar
kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan
mendera mereka.
23. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam
penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan
sungguh-sungguh.
24. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke
ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam
pasungan yang kuat.
25. Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan
menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain
mendengarkan mereka.

Read more...

November 29, 2009

MENYISIHKAN

ORANG YANG MENCINTAI TUHAN LEBIH SUKA MENYISIHKAN DARIPADA MENYISAKAN
Nas: Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi Allah roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. (2 Raja-raja 4:42)

Bacaan: 2 Raja-raja 4:42-44
Setahun: 2 Korintus 10-13

Apa bedanya "menyisihkan" dengan "menyisakan"? Katakanlah Anda memesan sepiring nasi goreng di restoran dan ingin membaginya dengan orang di rumah. Menyisihkan berarti mengambil dulu sebagian dari nasi itu untuk dibungkus. Sisanya baru Anda makan. Menyisakan berarti sebaliknya. Anda santap dulu nasi goreng itu sampai kenyang. Sisanya baru dibungkus untuk dibawa pulang. Menyisihkan itu mengutamakan. Menyisakan itu menomorduakan.

Ketika krisis pangan melanda daerah tempat Nabi Elisa melayani, 100 orang rombongan nabi kelaparan. Elisa tidak punya persediaan makanan. Namun, di saat kritis itu, datanglah seseorang membawa 20 roti jelai. Tidak jelas siapa namanya. Yang jelas, pasti ia seorang yang takut akan Tuhan. Betapa tidak? Roti yang dibawanya adalah persembahan "hasil hulu". Aturan Taurat menetapkan bahwa setiap kali orang berkebun atau bercocok-tanam, hasil panen pertama harus dipersembahkan kepada Tuhan. Itulah persembahan hasil hulu. Di tengah krisis pangan, hasil panen orang ini pasti juga anjlok. Tidak banyak. Namun, ia tetap memberikan persembahan. Sedikitnya hasil panen bukan menjadi alasan baginya untuk tidak menyisihkan bagian yang terbaik untuk Tuhan. Akhirnya, lewat persembahannya Tuhan sendiri berkarya. Persembahan yang sedikit diubah menjadi banyak. Dengan 20 roti jelai, 100 orang yang kelaparan dapat makan sampai kenyang, bahkan ada sisanya!

Tuhan telah memberi Anda yang terbaik. Sudahkah Anda juga menyisihkan bagian terbaik untuk Tuhan? Atau, yang kita beri selama ini hanyalah sisa waktu, sisa tenaga, sisa uang belanja?

2 Raja-raja 4:42-44

42. Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi
Allah roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum
baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa: "Berilah itu
kepada orang-orang ini, supaya mereka makan."
43. Tetapi pelayannya itu berkata: "Bagaimanakah aku dapat
menghidangkan ini di depan seratus orang?" Jawabnya: "Berikanlah
kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah
firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya."
44. Lalu dihidangkannyalah di depan mereka, maka makanlah mereka dan
ada sisanya, sesuai dengan firman TUHAN.

Read more...

November 28, 2009

LIHAT SAYA!

YESUS LEBIH BESAR DARI MASALAH-MASALAH ANDA
Nas: Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. (Matius 14:29)

Bacaan: Matius 14:22-33
Setahun: 2 Korintus 7-9

Lututnya bergetar hebat. Di kanannya tebing yang tinggi, di kirinya jurang yang dalam. Semua pengaman telah dipakainya, tetapi tak urung hatinya was-was. Tiba-tiba sebuah suara menyentakkannya, "Ulurkan tanganmu, lihat saya!" Dan pemuda usia belasan itu pun bergerak mengikuti instruksi sang kakak pembina. Ia memalingkan wajahnya dari tebing dan jurang, lalu dengan hati-hati mengikuti setiap instruksi hingga berhasil melewati rintangan terakhir itu dengan baik.

Lain halnya dengan Petrus. Petrus sendiri yang meminta agar ia boleh menghampiri Yesus dengan berjalan di atas air. "Datanglah!" kata Yesus. Petrus pun berjalan di atas air menghampiri Gurunya (ayat 29). Namun, ketika dirasakannya tiupan angin sakal yang telah membuat ia dan murid-murid lainnya kepayahan mendayung, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam. Ia berteriak minta tolong. Yesus pun menolongnya sambil berkata, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

Ya, angin pencobaan yang datang silih berganti sering mencuri pandangan kita dari Yesus. Walaupun demikian, seperti anak muda di atas, kita juga selalu mempunyai pilihan. Memilih untuk mengikuti petunjuk sang guru atau terus melihat pada rintangan yang besar. Ketika Petrus hanya melihat pada Yesus, ia dapat berjalan mengatasi gelombang. Sebaliknya, ketika ia hanya melihat pada angin dan gelombang, ia pun tenggelam.

Hari ini, Yesus meminta kita untuk melihat kepada-Nya dan bukan pada masalah-masalah yang ada di sekeliling kita. Ya, walaupun gelombang menggelora dan angin pencobaan terus bertiup, percayalah pada Yesus!

Matius 14:22-33

22. Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke
perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh
orang banyak pulang.
23. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke
atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia
sendirian di situ.
24. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan
diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
25. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di
atas air.
26. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka
terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena
takut.
27. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini,
jangan takut!"
28. Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu,
suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
29. Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan
berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
30. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai
tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
31. Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata:
"Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
32. Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
33. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya:
"Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

Read more...

November 27, 2009

MENGHADIRKAN SURGA

KASIH MENJADIKAN DUNIA YANG FANA MENGECAP KEINDAHAN SURGA YANG BAKA
Nas: ... yaitu tentang Yesus dari Nazaret ... Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. (Kisah Para Rasul 10:38)

Bacaan: Kisah Para Rasul 10:34-43
Setahun: 2 Korintus 4-6

Seorang ibu yang sudah lanjut usia sakit keras. Dokter memperkirakan masa hidupnya tidak akan lama lagi. Ia sudah siap jika memang demikian. Putrinya yang merawat menghiburnya, "Di surga, setiap orang yang kita cintai ada di sana."

Ibunya tersenyum dan menjawab, "Tidak, Sayangku. Di surga, aku akan mencintai setiap orang yang ada di sana."

Benarkah kondisi surga seperti yang digambarkan ibu tadi? Saya belum tahu. Menariknya, perkataan tersebut secara tidak langsung justru menunjukkan salah satu cara menghadirkan surga di bumi ini. Bukankah kehidupan kita akan bersuasana surgawi ketika kita belajar untuk mengasihi orang-orang yang ada di sekeliling kita?

Yesus bertindak seperti itu. Dia hadir ke dunia yang penuh dengan orang-orang yang memusuhi-Nya. Tetapi, Dia memilih untuk mengasihi setiap orang yang dijumpai-Nya, bahkan orang-orang yang menyalibkan-Nya! Ketika berkhotbah di rumah Kornelius, Petrus menyimpulkan bahwa Yesus ialah Pribadi yang berkeliling untuk berbuat baik dan memulihkan kehidupan orang. Dengan memilih untuk mengasihi, Dia menghadirkan Kerajaan Surga ke dalam dunia. Dan, setelah bangkit dari kematian, Dia mengutus para murid untuk melanjutkan kesaksian Kerajaan Surga tersebut.

Amanat tersebut tetap berlaku bagi kita. Selama hidup di dunia ini, kita dipanggil menjadi duta Kerajaan Surga. Kita ditantang untuk mengasihi dan berbuat baik kepada setiap orang_termasuk orang-orang yang menjengkelkan dan bahkan mereka yang memusuhi kita. Maka, kita akan mengalami surga di bumi!

Kisah Para Rasul 10:34-43

34. Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah
mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
35. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang
mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
36. Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel,
yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus,
yang adalah Tuhan dari semua orang.
37. Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah
Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh
Yohanes,
38. yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia
dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling
sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai
Iblis, sebab Allah menyertai Dia.
39. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di
tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan
menggantung Dia pada kayu salib.
40. Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan
Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri,
41. bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang
sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah
makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari
antara orang mati.
42. Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa
dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim
atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.
43. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya
kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena
nama-Nya."

Read more...

November 26, 2009

MENYIKAPI PUJIAN

TERIMALAH PUJIAN SEBAGAI PENGUATAN BAHWA KITA DAPAT MELAKUKAN HAL YANG MENYENANGKAN TUHAN DAN SESAMA
Nas: Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat. (Galatia 5:25-26)

Bacaan: Galatia 5:16-26
Setahun: Kisah Para Rasul 19:11-20:1; 2 Korintus 1-3

Sepasang angsa bersiap meninggalkan danau yang airnya mulai mengering. Seekor kodok memohon untuk bisa ikut dengan mereka pindah ke danau lain. Namun, angsa bingung bagaimana cara membawa si kodok. Si kodok punya ide brilian, "Kalian gigit kedua ujung akar rumput ini, saya akan menggigit bagian tengahnya. Kemudian bawalah saya terbang." Angsa setuju. Mereka pun terbang. Di angkasa, sekelompok burung memuji kecerdikan mereka dan bertanya, "Kalian sungguh cerdik, siapa yang punya ide secemerlang ini?" Si kodok menjawab dengan bangga, "Ide saya." Saat itu terlepaslah gigitannya, ia pun jatuh ke bawah dan mati.

Pujian ibarat pedang bermata dua. Bisa produktif kalau kita sikapi dengan rendah hati; sebagai motivasi dan alasan untuk berbuat lebih baik. Akan tetapi, bisa juga kontraproduktif kalau kita sikapi dengan besar kepala; sebagai bentuk kemenangan dan kebanggaan diri. Maka, penting sekali menyikapi pujian dengan penguasaan diri. Tanpa penguasaan diri kita akan mudah dimabukkan oleh pujian. Mabuk pujian awal kehancuran. Seperti yang terjadi pada si kodok.

Penguasaan diri adalah bagian dari hidup yang dipimpin Roh. Sedangkan gila hormat dan mabuk pujian adalah bagian dari hidup yang dipimpin daging. Hidup yang dipimpin Roh berbuahkan hal-hal yang indah (ayat 22,23), sebaliknya hidup yang dipimpin daging berbuahkan hal-hal yang buruk (ayat 19-21). Seseorang yang menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan dagingnya (ayat 24). Itu berarti, ia juga harus selalu menguasai dirinya. Termasuk ketika menerima pujian.

Galatia 5:16-26

16. Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti
keinginan daging.
17. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan
keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya
bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang
kamu kehendaki.
18. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka
kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
19. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu,
20. penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
21. kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--
bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
22. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
23. kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang
hal-hal itu.
24. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan
daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
25. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh
Roh,
26. dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang
dan saling mendengki.


Read more...

November 25, 2009

NAMA BAIK

ORANG KRISTIANI TANPA NAMA BAIK BAGAIKAN BUNGA MELATI TANPA HARUM WANGI
Nas: Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. (1 Timotius 3:7)

Bacaan: 1 Timotius 3:1-7
Setahun: 1 Korintus 13-16

Pak Indra adalah anggota jemaat potensial. Pengalaman berorganisasinya luas, baik di tingkat lokal maupun nasional. Tak ayal lagi ia dicalonkan sebagai ketua panitia Natal. Namun, ada satu masalah. Banyak orang berkata, Pak Indra terlibat perbuatan amoral. Mereka tak bisa membuktikan perbuatan dosanya, tetapi bisa mencium gelagat yang tidak beres. Yang jelas, Pak Indra tidak lagi punya nama baik di lingkungannya. Bolehkah ia tetap dijadikan ketua panitia Natal, dengan asas "praduga tidak bersalah"?

Ketika Rasul Paulus menuliskan syarat menjadi pemimpin jemaat, ia memasukkan unsur "nama baik" (ayat 7). Pemimpin harus punya nama baik di masyarakat agar ia tidak digugat orang. Nama baik itu menyangkut citra dan penilaian orang terhadap diri kita. Memang penilaian orang tidak selalu tepat, tetapi sebuah citra buruk pasti melumpuhkan wibawa dan pelayanan kita. Pemimpin bercitra buruk bisa menjadi batu sandungan, bahkan merusak kesaksian gereja. Itu sebabnya Paulus meminta para pemimpin menjadi teladan dalam bertingkah laku (ayat 3), berkeluarga (ayat 2,4,5), dan bermasyarakat (ayat 7). Tidak cukup ia dinilai orang "tidak terbukti bersalah". Ia harus benar-benar dinilai "terbukti tidak bersalah". Tak bercela.

Punya nama baik bukan cuma penting bagi para pemimpin. Sebagai saksi Kristus, setiap orang kristiani juga harus mempunyai nama baik. Coba renungkan: apa kira-kira kesan orang-orang tentang kita? Sudahkah Anda punya nama baik di lingkungan Anda? Kalau belum, apa sebabnya? Lantas bagaimana memperbaikinya?

1 Timotius 3:1-7

1. Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik
jemaat menginginkan pekerjaan yang indah."
2. Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami
dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka
memberi tumpangan, cakap mengajar orang,
3. bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan
hamba uang,
4. seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-
anaknya.
5. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri,
bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?
6. Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi
sombong dan kena hukuman Iblis.
7. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan
ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.

Read more...

November 24, 2009

SAYANG BINATANG JUGA

KALAU TUHAN SAJA BEGITU PEDULI PADA NASIB BINATANG, SUDAH SEMESTINYA ORANG BENAR MENURUTI TELADAN-NYA
Nas: Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam. (Amsal 12:10)

Bacaan: Amsal 12:5-11
Setahun: 1 Korintus 9-12

William Wilberforce (1759-1833) dikenal sebagai tokoh yang menyerukan penghapusan perbudakan di Inggris. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan mendukung misi penginjilan ke India. Seakan belum cukup, rupanya ia prihatin juga terhadap "perbudakan" binatang. Ia menentang tontonan anjing lawan banteng dan ikut mendirikan kelompok penyayang binatang. Film biografinya, Amazing Grace, dibuka dengan adegan yang menunjukkan sikap welas asihnya terhadap binatang itu. Ia menghentikan seorang sais kereta yang sedang menyepak dan mencambuki kudanya yang tergelincir karena kelelahan.

Kepedulian terhadap binatang sejatinya salah satu ciri orang benar. Ketika menguraikan beberapa kontras antara orang benar dan orang fasik, Salomo sengaja mencantumkan perhatian pada hewan sebagai salah satu contohnya. Tentu ia tidak sekadar iseng. Ia pasti membaca kitab Taurat. Peraturan hari Sabat, misalnya, bukan hanya berlaku bagi manusia, tetapi juga kesempatan beristirahat bagi binatang (Keluaran 23:12). Hewan juga tidak boleh dipekerjakan secara berlebihan (Ulangan 25:4). Salomo tentu juga menyimak kisah Bileam, yang dihardik Tuhan karena membangkang dan mencambuki keledainya secara bengis (Bilangan 22:21-33).

Binatang memang tidak memiliki martabat yang seluhur manusia. Tetapi, justru karena manusia bermartabat lebih tinggi, ia bertugas melindungi binatang sesuai dengan peraturan Tuhan. Menyayangi binatang, jadinya, termasuk ibadah juga. Jangan sembrono memperlakukan binatang peliharaan, ternak, atau hewan liar yang memerlukan perlindungan.

Amsal 12:5-11

5. Rancangan orang benar adalah adil, tujuan orang fasik memperdaya.
6. Perkataan orang fasik menghadang darah, tetapi mulut orang jujur
menyelamatkan orang.
7. Orang fasik dijatuhkan sehingga mereka tidak ada lagi, tetapi rumah
orang benar berdiri tetap.
8. Setiap orang dipuji seimbang dengan akal budinya, tetapi orang yang
serong hatinya, akan dihina.
9. Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri,
dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan.
10. Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan
orang fasik itu kejam.
11. Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang dengan makanan, tetapi
siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi.

Read more...

November 23, 2009

T - H - I - N - K

WASPADALAH DENGAN SETIAP UCAPAN SEBAB IA BERKUASA MENGHIDUPKAN DAN MEMATIKAN
Nas: Siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. (Yakobus 3:2)

Bacaan: Yakobus 3:1-12
Setahun: 1 Korintus 5-8

Berpuluh tahun lalu, seorang pengajar di sebuah sekolah pendidikan guru di Jakarta menasihati para muridnya agar memutar lidah tiga kali dalam mulut sebelum mengucapkan sesuatu jika sedang marah. Maka, akan terjadi sesuatu yang lucu di mulutnya, sehingga ia terhindar dari berkata-kata kasar. Menurut si pengajar, itu adalah pengalaman pribadinya. Dulu sebelum mempraktikkannya berulang kali, ia mengaku sebagai orang yang pemarah.

Ketika kita sedang marah, mulut kita dapat mengeluarkan perkataan yang kasar hanya demi melampiaskan kemarahan tersebut. Padahal sesungguhnya perkataan kasar tak meredakan kemarahan, tetapi justru menyulut api kemarahan itu lebih besar lagi. Itu sebabnya Yakobus dengan tegas meminta supaya kita mengendalikan setiap perkataan yang diucapkan oleh lidah. Memasangkan "kekang" pada lidah_sebagaimana kuda (ayat 3), agar khususnya ketika sedang marah, kita tetap mengawasi setiap hal yang terucap. Apalagi, siapa pun kita, sesungguhnya merupakan "guru" atas orang-orang di sekeliling kita (ayat 1). Panutan bagi orang lain.

Sebuah pesan praktis pernah saya dapatkan dari seorang hamba Tuhan yang mengajarkan tentang think (berpikirlah), setiap kali berbicara. Yakni sebuah rangkaian langkah untuk menguji perkataan kita: Is it True? (apakah benar?); Honorable? (apakah patut dihargai?); Inspiring? (apakah menginspirasi orang lain?); Necessary? (apakah perlu?); dan Kind? (apakah baik?). Biarlah setiap perkataan kita berkenan kepada Tuhan. Dan tidak mengucapkan apa yang tak perlu tidak kita ucapkan.

Yakobus 3:1-12

1. Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau
menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan
dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
2. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak
bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat
juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3. Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti
kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan
seluruh tubuhnya.
4. Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh
angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil
menurut kehendak jurumudi.
5. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun
dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun
kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
6. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan
mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai
sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda
kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
7. Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang
menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah
dijinakkan oleh sifat manusia,
8. tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah
sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang
mematikan.
9. Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita
mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
10. dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-
saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
11. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air
yang sama?
12. Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun
dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga
mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

Read more...

November 21, 2009

SEKALI SEUMUR HIDUP

SETIAP DETIK Dalam HIDUP KITA HANYA BERLANGSUNG SEKALI SEUMUR HIDUP
Nas: Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mazmur 90:12)

Bacaan: Mazmur 90
Setahun: 1 Korintus 1-4

Salah satu slogan yang paling banyak digunakan orang-orang yang bergelut di wedding industry adalah, "Ini kan sekali seumur hidup. Once in a life time." Dan kalimat ini sangat efektif membuat para calon pengantin rela mengeluarkan uang banyak untuk momen once in a life time ini. Kalimat itu benar. Namun sayangnya, hanya separuh kebenaran. Sebab setiap detik, setiap jam, dan setiap kesempatan dalam hidup kita juga adalah once in a life time. Setiap detik dalam kehidupan takkan pernah berulang. Detik yang baru saja kita pakai untuk membaca kalimat pertama renungan ini tidak pernah kembali. Kehidupan kita tidak terdiri dari momen-momen besar. Kehidupan kita yang sebenarnya terdiri dari jutaan detik dan momen-momen kecil yang tersusun menjadi satu.

Firman Tuhan hari ini diambil dari Doa Musa. Mazmur 90 adalah mazmur tertua di antara mazmur-mazmur lainnya. Namun, pesan yang disampaikan adalah pesan yang sangat relevan dalam kehidupan kita sekarang. Dalam doanya, Musa membandingkan kekekalan Tuhan dan kefanaan manusia. Ribuan tahun manusia adalah sehari bagi Tuhan (ayat 4). Musa melukiskan betapa singkatnya hidup manusia, seperti rumput yang layu pada sore hari (ayat 6).

Di tengah segala keruwetan dan kesibukan menjalani hidup, doa Musa sangat berguna bagi kita. Menghitung hari-hari kita membuat kita sadar dan mampu menikmati setiap momen; tidak hanya terfokus kepada momen-momen khusus. Ketika kita rindu dan mau belajar menghitung hari-hari kita, Tuhan sendiri yang akan mengaruniakan kita hati yang bijaksana dalam mengambil keputusan yang penting sepanjang hidup kita.

Mazmur 90

1. Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-
temurun.
2. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan,
bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
3. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah,
hai anak-anak manusia!"
4. Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila
berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.
5. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput
yang bertumbuh,
6. di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan
layu.
7. Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan
amarah-Mu kami terkejut.
8. Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang
tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.
9. Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami
menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh.
10. Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan
puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;
sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
11. Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada
gemas-Mu?
12. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami
beroleh hati yang bijaksana.
13. Kembalilah, ya TUHAN--berapa lama lagi? --dan sayangilah
hamba-hamba-Mu!
14. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya
kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.
15. Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas
kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.
16. Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan
semarak-Mu kepada anak-anak mereka.
17. Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah
perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.

Read more...

QIN SHI HUANG DI

HIDUP DI DUNIA INI SEMENTARA, TetAPI BISA DIBUAT PENUH MAKNA JIKA DIISI DENGAN HAL-HAL YANG BERKENAN KEPADA ALLAH
Nas: Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil darimu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (Lukas 12:20)

Bacaan: Mazmur 49:16-20
Setahun: 2 Tesalonika 1-3; Kisah Para Rasul 18:12-19:10

Qin Shi Huang Di mungkin adalah kaisar paling terkenal dalam sepanjang sejarah kerajaan China. Ia adalah kaisar yang pertama kali menggabungkan seluruh daratan China di bawah satu panji kerajaan. Ia juga dikenal dalam legenda sebagai kaisar yang berusaha menemukan ramuan yang dapat memberinya kehidupan kekal. Akan tetapi, seperti yang kita semua tahu, akhirnya sama seperti orang lain, ia pun meninggal dunia dan dikuburkan di daerah Xi'an, China.

Kematian adalah sesuatu yang pasti, yang tidak mungkin kita hindari. Segala hal yang ada pada kita -- kekayaan, status, dan popularitas -- pada akhirnya kelak akan kita tinggalkan. Seperti kata pemazmur, tidak peduli seberapa pun kayanya kita semasa di dunia, akhirnya seluruh harta itu akan kita tinggalkan begitu saja (ayat 11). Tidak peduli seberapa besar rumah yang kita tinggali selama hidup, pada akhirnya sebidang tanah tempat kita dikubur akan menjadi tempat tinggal raga kita untuk selamanya (ayat 12). Tidak peduli seberapa berkuasa dan mulianya kita, pada akhirnya seluruh kekuasaan dan kejayaan tersebut akan dilepaskan untuk selamanya (ayat 18).

Lalu, apakah ini berarti kita seharusnya sudah cukup menjalani hidup dengan serbamiskin dan tanpa ambisi? Tentu tidak! Melainkan, didorong atas kesadaran akan kesementaraan hidup ini, kita harus memakai harta dan status kita untuk hal-hal yang bersifat lebih kekal, yaitu untuk hal-hal yang berkenan kepada Allah. Entah untuk menolong orang lain yang membutuhkan; entah untuk memperbaiki hal-hal buruk yang terjadi di sekitar kita.

Mazmur 49:16-20

16. (49-17) Janganlah takut, apabila seseorang menjadi kaya, apabila
kemuliaan keluarganya bertambah,
17. (49-18) sebab pada waktu matinya semuanya itu tidak akan dibawanya
serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia.
18. (49-19) Sekalipun ia menganggap dirinya berbahagia pada masa
hidupnya, sekalipun orang menyanjungnya, karena ia berbuat baik
terhadap dirinya sendiri,
19. (49-20) namun ia akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya, yang
tidak akan melihat terang untuk seterusnya.
20. (49-21) Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak
mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang
dibinasakan.

Read more...

November 19, 2009

ANGGAPAN YANG MENYESATKAN

PRASANGKA NEGATIF MEMBUTAKAN, MEMBUAT PERBUATAN BAIK ORANG TAMPAK SEBAGAI KEJAHATAN
Nas: Lalu Abraham berkata: "Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada di tempat ini; tentulah aku akan dibunuh karena istriku." (Kejadian 20:11)

Bacaan: Kejadian 20:1-14
Setahun: Kisah Para Rasul 15:1-18:11

Semua lelaki berhidung belang. Tak bisa dipercaya," begitulah anggapan Rina selama ini. Setelah menikah, anggapan menyesatkan ini membuatnya jadi gampang curiga pada suaminya. Diam-diam ia suka memeriksa isi dompet suami, membaca semua SMS-nya, dan memeriksa baju yang baru dipakainya. Pada jam istirahat siang, sering Rina datang ke kantor suaminya untuk memantau apa yang sedang ia lakukan. Hatinya selalu bertanya, "Adakah tanda-tanda suamiku selingkuh?" Sikap janggalnya justru membuat mereka berdua sering bertengkar. Relasi keduanya pun makin terpuruk.

Anggapan menyesatkan bisa meracuni pikiran dan membuat kita salah bertindak. Lihatlah Abraham! Ketika memasuki daerah kekuasaan Abimelekh, Raja Gerar, ia menganggap raja ini orang jahat yang tidak takut akan Allah (ayat 11). Pikirnya, jika Raja tahu Sara itu istrinya, pasti ia akan dibunuh dan Sara akan diperistri. Anggapan keliru ini membuat Abraham dan istrinya salah bertindak. Mereka berbohong. Raja diberi tahu bahwa Sara bukan istri Abraham, melainkan saudaranya. Hasilnya? Kebohongan itu justru membuat Raja berniat memperisteri Sara, karena mengira ia belum bersuami! Anggapan mereka yang keliru membuat situasi jadi tambah runyam, padahal Raja ternyata tak sejahat yang mereka bayangkan. Syukur Allah campur tangan menyelesaikan masalah itu.

Apakah Anda suka berprasangka negatif terhadap orang lain? Berhati-hatilah! Anggapan menyesatkan bisa mendorong Anda berbuat salah, bahkan dosa. Lebih baik belajarlah berpikir positif terhadap sesama.

Kejadian 20:1-14

1. Lalu Abraham berangkat dari situ ke Tanah Negeb dan ia menetap
antara Kadesh dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing.
2. Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya: "Dia
saudaraku," maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara.
3. Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu
mimpi serta berfirman kepadanya: "Engkau harus mati oleh karena
perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami."
4. Adapun Abimelekh belum menghampiri Sara. Berkatalah ia: "Tuhan!
Apakah Engkau membunuh bangsa yang tak bersalah?
5. Bukankah orang itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia saudaraku? Dan
perempuan itu sendiri telah mengatakan: Ia saudaraku. Jadi hal ini
kulakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci."
6. Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: "Aku tahu juga,
bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka
Akupun telah mencegah engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab
itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia.
7. Jadi sekarang, kembalikanlah isteri orang itu, sebab dia seorang
nabi; ia akan berdoa untuk engkau, maka engkau tetap hidup; tetapi
jika engkau tidak mengembalikan dia, ketahuilah, engkau pasti mati,
engkau dan semua orang yang bersama-sama dengan engkau."
8. Keesokan harinya pagi-pagi Abimelekh memanggil semua hambanya dan
memberitahukan seluruh peristiwa itu kepada mereka, lalu sangat
takutlah orang-orang itu.
9. Kemudian Abimelekh memanggil Abraham dan berkata kepadanya:
"Perbuatan apakah yang kaulakukan ini terhadap kami, dan kesalahan
apakah yang kulakukan terhadap engkau, sehingga engkau mendatangkan
dosa besar atas diriku dan kerajaanku? Engkau telah berbuat hal-hal
yang tidak patut kepadaku."
10. Lagi kata Abimelekh kepada Abraham: "Apakah maksudmu, maka engkau
melakukan hal ini?"
11. Lalu Abraham berkata: "Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada di
tempat ini; tentulah aku akan dibunuh karena isteriku.
12. Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak
ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku.
13. Ketika Allah menyuruh aku mengembara keluar dari rumah ayahku,
berkatalah aku kepada isteriku: Tunjukkanlah kasihmu kepadaku,
yakni: katakanlah tentang aku di tiap-tiap tempat di mana kita
tiba: Ia saudaraku."
14. Kemudian Abimelekh mengambil kambing domba dan lembu sapi, hamba
laki-laki dan perempuan, lalu memberikan semuanya itu kepada
Abraham; Sara, isteri Abraham, juga dikembalikannya kepadanya.

Read more...

November 17, 2009

SALAM KUTUKAN

DIA HARUS SEMAKIN BERTAMBAH AKU HARUS SEMAKIN BERKURANG
Nas: Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata! (1 Korintus 16:22)

Bacaan: 1 Korintus 16:19-24
Setahun: Galatia 4-6

Berbeda dengan surat-surat Paulus yang lain, surat Paulus kepada jemaat di Korintus ditutup oleh salam yang bernada keras, "Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia." Ada apa dengan Paulus dan jemaat di Korintus hingga ia menulis kata-kata yang keras dalam suratnya? Mari kita simak latar belakangnya sejenak.

Jemaat Korintus sesungguhnya adalah jemaat yang luar biasa. Mereka adalah jemaat yang pernah dilayani oleh hamba-hamba Tuhan yang luar biasa (1:12) dan juga jemaat yang anggotanya memiliki berbagai macam karunia rohani. Namun sayang, hal itu tidak membuat gereja ini bersatu padu dalam melayani Tuhan; malah menimbulkan perpecahan di dalam tubuh gereja. Perpecahan itu sangat tajam, sehingga masing- masing kelompok menganggap dirinya paling penting dan hebat.

Bak seorang dokter yang mendiagnosis penyakit, Paulus menyatakan bahwa penyebab dari perpecahan jemaat di Korintus adalah hilangnya kasih akan Tuhan di tengah-tengah mereka. Mereka lebih mengasihi diri sendiri daripada Tuhan. Itulah Paulus. Menyatakan secara tegas nasihatnya. Ia mau supaya mereka lebih mengasihi Tuhan.

Mengasihi Tuhan seharusnya menjadi tujuan hidup manusia_termasuk ketika kita memakai segala kemampuan, bakat, atau karunia yang kita miliki. Ketika kita kehilangan tujuan ini, hasilnya adalah keangkuhan. Ketika ada keangkuhan dalam komunitas. hasilnya adalah perpecahan. Jadi, marilah kita kembalikan tujuan hidup kita kepada tujuan yang sebenarnya, yaitu mengasihi Tuhan!

1 Korintus 16:19-24

19. Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila
dan Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam
kepadamu.
20. Salam kepadamu dari saudara-saudara semuanya. Sampaikanlah salam
seorang kepada yang lain dengan cium kudus.
21. Dengan tanganku sendiri aku menulis ini: Salam dari Paulus.
22. Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!
23. Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu.
24. Kasihku menyertai kamu sekalian dalam Kristus Yesus.

Read more...

KAPOK

DUA SIKAP YANG BISA MEMBUAT ORANG TIDAK MAJU: TIDAK BERBUAT APA-APA DAN KAPOK BERBUAT SESUATU
Nas: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku. (Filipi 3:13)

Bacaan: Kisah Para Rasul 14:19-28
Setahun: Galatia 1-3

Anda pernah kapok melakukan sesuatu? Kapok bisa baik, bisa juga buruk. Kapok yang baik berkenaan dengan perilaku buruk. Misalnya, kapok merokok karena pernah opname di rumah sakit terkena radang tenggorokan akut. Atau, kapok kebut-kebutan naik sepeda motor, karena pernah kecelakaan. Sedangkan kapok yang buruk berkenaan dengan perilaku baik. Misalnya, kapok melayani di gereja karena pernah dikecewakan; kapok membantu orang lain karena pernah disalahartikan; atau kapok menyatakan cinta karena pernah ditolak mentah-mentah.

Kapok yang buruk inilah yang harus kita hindari. Sebab untuk melakukan hal-hal baik tidak boleh ada kata kapok. Suatu kali Paulus tengah melakukan perjalanan pekabaran Injil ke kota Listra. Diluar dugaan, sekelompok orang Yahudi mendatangi dan menganiayanya. Begitu parah sampai-sampai orang banyak menyangkanya telah mati (ayat 19). Tidak disebutkan berapa banyak luka-luka yang dideritanya, tetapi kita bisa membayangkan betapa parah dan menderitanya Paulus.

Kapokkah Paulus? Ternyata tidak. Keesokan harinya ia bangkit dan melanjutkan perjalanan (ayat 20). Apa rahasia ketegaran dan keteguhan Paulus? Dalam Filipi 3:13 ia menulis, "Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku." Ya, Paulus tidak membiarkan dirinya tenggelam dalam luka dan kepahitannya di masa lalu. Sebaliknya ia mengarahkan diri kepada "apa yang dihadapannya", yaitu visi hidupnya untuk memberitakan Injil kepada sebanyak mungkin orang. Dan ia lalu fokus kepada panggilannya itu. Karenanya ia tidak pernah kapok. Tetap tegar dan teguh.


Kisah Para Rasul 14:19-28

19. Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan
mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka
melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena
mereka menyangka, bahwa ia telah mati.
20. Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia,
bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya
berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.
21. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh
banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan
Antiokhia.
22. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan
menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan
mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus
mengalami banyak sengsara.
23. Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua
bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka
menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber
kepercayaan mereka.
24. Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia.
25. Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia,
di pantai.
26. Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka
dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai
pekerjaan, yang telah mereka selesaikan.
27. Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka
menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan
perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi
bangsa-bangsa lain kepada iman.
28. Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu.

Read more...

November 15, 2009

CACING TANAH

SEMUA PERAN YANG ADA DALAM GEREJA DAN MASYARAKAT SAMA PENTINGNYA DAN HARUS DIHARGAI
Nas: Kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus, dan terhadap anggota-anggota kita yang kurang layak diperlihatkan, kita berikan perhatian khusus. (1 Korintus 12:23)

Bacaan: Bilangan 3:20-38
Setahun: Yakobus 1-2

Manakah yang paling mulia di antara anjing, sapi, dan cacing tanah? Sebagian mungkin memilih anjing karena pengabdiannya. Sebagian lagi mungkin memilih sapi karena kegunaannya. Sedangkan untuk cacing tanah, saya rasa tidak banyak yang akan memilihnya. Namun, kalau kita mau berpikir lebih dalam, sebetulnya kita berutang banyak kepada cacing. Cacing membantu mengubah sampah menjadi pupuk. Cacing juga menggemburkan tanah, sehingga bisa ditumbuhi tumbuh-tumbuhan. Bahkan, ada yang berkata bahwa tanpa cacing tanah, akan ada krisis pangan yang besar di dunia ini.

Demikianlah, tidak ada satu komponen pun di alam yang tidak berguna. Bahkan yang tampak remeh pun ternyata sangat esensial.

Hal yang sama juga berlaku dalam struktur umat Allah, seperti yang tertulis dalam perikop Alkitab hari ini. Masing-masing kelompok orang Lewi memiliki tugasnya sendiri. Ada yang bertugas mengurusi tenda, perabotan, bahan bangunan, maupun tempat kudus Kemah Pertemuan. Semuanya sama pentingnya dan harus dihargai. Sebab, kalau satu dari mereka tidak menjalankan tugasnya, maka peribadatan Israel bisa berantakan.

Fakta ini bisa kita tarik ke kehidupan bergereja, bahkan kepada masyarakat umum. Setiap kita memiliki perannya masing-masing, dan semuanya sama pentingnya. Karena itu, tidak perlu merasa rendah diri kalau kita memiliki peran yang sering dianggap remeh. Dan jangan menjadi sombong dan meremehkan orang lain kalau kita memiliki peran yang sering dianggap mulia. Sebab, tanpa salah satu dari peran tersebut, gereja dan masyarakat akan berantakan.

Bilangan 3:20-38

20. Anak-anak Merari dan kaum-kaum mereka ialah Mahli dan Musi. Inilah
kaum-kaum orang Lewi yang ada dalam puak-puak mereka.
21. Puak Gerson terdiri dari kaum Libni dan kaum Simei; itulah
kaum-kaum Gerson.
22. Jumlah pencatatan mereka ketika semua laki-laki yang berumur satu
bulan ke atas dicatat ada tujuh ribu lima ratus orang.
23. Kaum-kaum Gerson ini berkemah di belakang Kemah Suci di sebelah
barat.
24. Pemimpin puak Gerson ialah Elyasaf bin Lael.
25. Yang harus dipelihara oleh bani Gerson dalam Kemah Pertemuan ialah
Kemah Suci dan Kemah dengan tudungnya, tirai pintu Kemah
Pertemuan,
26. layar pelataran dan tirai pintu pelataran yang ada sekeliling
Kemah Suci dan mezbah, dan talinya, termasuk segala pekerjaan yang
berhubungan dengan semuanya itu.
27. Puak Kehat terdiri dari kaum Amram, kaum Yizhar, kaum Hebron dan
kaum Uziel; itulah kaum-kaum Kehat.
28. Jumlah pencatatan mereka ketika semua laki-laki yang berumur satu
bulan ke atas dicatat ada delapan ribu enam ratus orang, yakni
mereka yang memelihara barang-barang kudus.
29. Kaum-kaum bani Kehat ini berkemah pada sisi Kemah Suci sebelah
selatan.
30. Pemimpin puak Kehat dan kaum-kaumnya ialah Elisafan bin Uziel.
31. Yang harus dipelihara mereka ialah tabut, meja, kandil,
mezbah-mezbah, perkakas tempat kudus yang dipakai untuk
menyelenggarakan ibadah, juga tirai, termasuk segala pekerjaan
yang berhubungan dengan semuanya itu.
32. Adapun pemimpin tertinggi orang Lewi ialah Eleazar, anak imam
Harun, yang mengawasi mereka yang memelihara barang-barang kudus.
33. Puak Merari terdiri dari kaum Mahli dan kaum Musi; itulah
kaum-kaum Merari.
34. Jumlah pencatatan mereka ketika semua laki-laki yang berumur satu
bulan ke atas dicatat ada enam ribu dua ratus orang.
35. Pemimpin puak Merari dan kaum-kaumnya ialah Zuriel bin Abihail.
Mereka berkemah pada sisi Kemah Suci sebelah utara.
36. Yang ditugaskan kepada bani Merari untuk dipelihara ialah papan
Kemah Suci, kayu lintangnya, tiang-tiangnya, alasnya, segala
perabotannya, termasuk segala pekerjaan yang berhubungan dengan
semuanya itu,
37. juga tiang pelataran sekelilingnya, alas, patok dan talinya.
38. Yang berkemah di depan Kemah Suci di sebelah timur, di depan Kemah
Pertemuan, ialah Musa, dan Harun serta anak-anaknya, yang
mengerjakan tugas pemeliharaan tempat kudus bagi orang Israel;
tetapi orang awam yang mendekat, haruslah dihukum mati.

Read more...

JANGAN TUNDA LAGI!

KITA AKAN TERLAMBAT MENOLONG ORANG YANG KITA KASIHI JIKA KITA SELALU MENUNDA MEMBERITAKAN INJIL
Nas: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya (2 Timotius 4:2)

Bacaan: 2 Timotius 4:1-5
Setahun: Yakobus 3-5

Dalam sebuah karikatur, tampak seseorang sedang duduk di tepi sebuah sungai dengan aliran air yang deras. Tiba-tiba ia mendengar suara, "Help, help, help!" Ia tidak tahu arti kata-kata tersebut, karena tidak pernah belajar bahasa Inggris. Syukurlah ia membawa kamus, sehingga segera mencari arti kata tersebut. Begitu mengetahui artinya, ia segera terjun untuk menolong. Namun terlambat, orang itu telah meninggal.

Apa yang akan kita lakukan saat melihat seseorang memerlukan pertolongan kita, ketika kita mampu berbuat sesuatu untuknya? Pastinya kita tidak ingin seseorang terlambat menerima pertolongan kita, bukan? Paulus mengajar kita untuk siap sedia memberitakan firman Tuhan kepada yang membutuhkan. Mungkin masih banyak orang-orang di sekitar kita yang perlu mendengar berita Injil -- tetangga, sahabat, saudara sepupu, kakak, adik, atau bahkan orang tua kita sendiri. Kita mungkin merasa kurang memahami isi Alkitab, sehingga takut salah memberitakan firman Tuhan kepada mereka. Karena itu, mulai sekarang mari kita berkomitmen untuk memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan melalui saat teduh, doa, pendalaman Alkitab, dan sebagainya, agar kita dapat siap sedia memberitakan firman saat melihat orang yang membutuhkan.

Apa yang membuat kita menunda memberitakan Injil kepada orang-orang terdekat kita? Kita tidak ingin terlambat menolong orang yang kita kasihi, bukan? Sebab itu, firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran" (ayat 2).


2 Timotius 4:1-5

1. Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang
hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu
demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
2. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,
nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala
kesabaran dan pengajaran.
3. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran
sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut
kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya
bagi dongeng.
5. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita,
lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas
pelayananmu!

Read more...

DAYA PENGAMPUNAN

KITA MENGAMPUNI KARENA KITA TELAH DIAMPUNI
Nas: Aku, Paulus mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. (Filemon 1:9-10)

Bacaan: Filemon 1:8-21
Setahun: Kisah Para Rasul 10-12

Filemon tercatat sebagai salah satu kitab Perjanjian Baru yang paling pendek. Mengapa surat ini termasuk dalam kanon Alkitab? Pasti ada sesuatu yang penting di dalamnya! Surat pendek ini memiliki satu tema pokok: permohonan ampun bagi orang lain.

Onesimus ialah hamba Filemon yang melarikan diri. Dulu Onesimus merugikan Filemon, tetapi ia mengalami perubahan hidup, sehingga di penjara ia menjadi sangat berguna bagi pelayanan Paulus. Sebenarnya Paulus ingin menahan Onesimus agar dapat terus melayaninya di penjara. Akan tetapi, Onesimus dikirim kembali kepada Filemon, disertai semacam surat rekomendasi dari Paulus. Apa yang mendasari surat itu? Pertama, otoritas Paulus sebagai bapa rohani Filemon. Kedua, kasih yang ada dalam diri Filemon. Ketiga, perubahan hidup Onesimus itu sendiri. Keempat, kesediaan Paulus untuk bertanggung jawab sepenuhnya mengganti kerugian Filemon akibat ulah Onesimus pada masa lalu.

Paulus meminta Filemon menerima kembali Onesimus karena ia menyaksikan perubahan hidup Onesimus, dari budak buron menjadi saudara di dalam Tuhan. Paulus "terpikat" oleh perubahan ajaib itu, dan ia mengharap Filemon pun turut "terpikat". Singkatnya, Paulus berharap agar Onesimus tidak dianggap melakukan dosa yang tidak berampun, tetapi diberi peluang untuk bertumbuh di dalam kehidupannya yang baru.

Adakah orang yang oleh anugerah Tuhan berjuang keluar dari kesalahan masa lalunya menuju pemenuhan hidup pada masa kini? Sepatutnya kita mengapresiasi perubahan hidupnya dan menyambutnya sebagai saudara yang kekasih.


Filemon 1:8-21

8. Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan
penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan,
9. tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari
padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang
dipenjarakan karena Kristus Yesus,
10. mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi
aku dalam penjara, yakni Onesimus
11. --dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat
berguna baik bagimu maupun bagiku.
12. Dia kusuruh kembali kepadamu--dia, yaitu buah hatiku--.
13. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk
melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil,
14. tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya
yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa,
melainkan dengan sukarela.
15. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu,
supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,
16. bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu
sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi
bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.
17. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti
aku sendiri.
18. Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu,
tanggungkanlah semuanya itu kepadaku--
19. aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan
membayarnya--agar jangan kukatakan: "Tanggungkanlah semuanya itu
kepadamu!" --karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.
20. Ya saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan:
Hiburkanlah hatiku di dalam Kristus!
21. Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini kepadamu. Aku
tahu, lebih dari pada permintaanku ini akan kaulakukan.

Read more...

KUTUK TURUNAN

TUHAN MEMENTINGKAN SIAPA ANDA KINI BUKAN SIAPA ANDA DAHULU
Nas: Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:13)

Bacaan: Yohanes 9:1-7
Setahun: Kisah Para Rasul 6-9

Seorang pemudi resah setelah membaca buku tentang kutuk turunan. Ia berasal dari keluarga "broken home". Ayahnya penjudi. Ibunya menikah lagi. Buku itu mengatakan, berdasarkan Keluaran 20:5, Allah akan membalaskan dosa orangtua sampai kepada keturunan keempat. Sang pemudi jadi bertanya-tanya: apakah ia pun akan menerima warisan kutuk dari dosa orang tuanya?

Pemahaman tentang adanya kutuk turunan rupanya juga muncul di hati para murid Yesus. Maka, ketika melihat orang yang buta sejak lahir, mereka bertanya pada Yesus, apakah ini disebabkan karena dosa orangtuanya. Jawaban Yesus mengejutkan sekaligus melegakan. Yesus menjawab: bukan. Malahan menurut Yesus, Tuhan punya rencana indah bagi si buta. Melalui hidupnya, pekerjaan Allah akan dinyatakan. Lalu, si buta pun disembuhkan! Yesus mengajak kita melihat ke depan, bukan mempersoalkan masa lalu. Di dalam Dia tiada lagi kutuk turunan. Segala kutuk telah dipatahkan, sebab Kristus telah menanggungnya. "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita" (Galatia 3:13).

Di tiap mobil ada kaca depan dan kaca spion. Yang satu untuk melihat ke depan, satunya untuk melihat ke belakang. Melihat kaca spion itu penting, tetapi sebentar saja. Jauh lebih penting memusatkan pandangan ke kaca depan. Begitu pula dalam perjalanan hidup. Sekali-sekali kita perlu melihat ke belakang, tetapi jangan terpaku disana. Jauh lebih penting melihat ke depan. Melihat apa rencana Tuhan bagi masa depan kita. Dalam nama Yesus kita bisa berkata: "Selamat tinggal kutuk turunan!"


Yohanes 9:1-7

1. Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak
lahirnya.
2. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat
dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan
buta?"
3. Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena
pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
4. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama
masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang
dapat bekerja.
5. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
6. Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan
mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata
orang buta tadi
7. dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam
Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia
membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

Read more...

MARIA DAN MARTA

PELAYANAN BUKAN PILIHAN ANTARA TINDAKAN MARIA ATAU MARTA MELAINKAN KOMBINASI ANTARA KEDUANYA
Nas: Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku? (Yohanes 21:16)

Bacaan: Lukas 10:38-42
Setahun: Kisah Para Rasul 13-14

Banyak kisah "aneh" di dalam Alkitab. Maksudnya, kisah yangmenggelitik keinginan untuk bertanya. Salah satunya adalah kisah singgahnya Yesus di rumah Maria dan Marta dari kampung Betania. Mengapa "aneh"? Sebab anjuran untuk melayani sangat ditekankan oleh Injil Lukas. Sekarang tiba-tiba ketika ada orang melayani, Yesus malah menegurnya. Mengapa?

Marta, dalam kisah ini disebutkan "sibuk sekali melayani". Ia melayani sedemikian rupa, sehingga tidak bisa melihat pentingnya apa yang dilakukan oleh Maria, yaitu "duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya". Ia tidak mengerti tindakan Maria. Sementara itu, ia melayani sambil menggerutu dan mengasihani diri. Padahal apa yang dilakukan Maria adalah bagian utama dari tindakan melayani. Hati yang menyembah dan rindu mendengar suara Tuhan ibarat mata air dari sebuah tindakan pelayanan. Tanpa itu, melayani hanya akan menjadi sederet "kesibukan" dan kegelisahan yang serba "menyusahkan diri dengan banyak perkara".

Marta tidak sendiri. Sebagai pelayan di pelbagai aktivitas kristiani, kita pun kerap begitu sibuk dan kehilangan sukacita. Sebagai gantinya, kita terus mengeluh, mengasihani diri, dan mencela sesama pelayan. Satu hal yang harus kita ingat: kita bukan melayani "sesuatu", melainkan "Seorang Pribadi", yaitu Yesus. Tanpa hubungan kasih yang hangat secara pribadi dengan Yesus, pelayanan akan menjadi beban. Marta tidak keliru karena melayani. Ia keliru karena melupakan nilai penting tindakan Maria. Masihkah kita melayani karena mengasihi Yesus?


Lukas+10:38-42

38. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di
sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia
di rumahnya.
39. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria
ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
40. sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan
berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku
membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
41. Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan
menyusahkan diri dengan banyak perkara,
42. tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang
terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Read more...

TANGGUNG JAWAB PENJAGA

KITA ADALAH PENJAGA BAGI ORANG-ORANG DI SEKELILING KITA SIAPKAH KITA MEMPERTANGGUNGJAWABKANNYA KELAK?
Nas: ... penjaga, yang melihat pedang itu datang, tetapi tidak meniup sangkakala dan bangsanya tidak mendapat peringatan, sehingga ... mereka dihabiskan ... Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari penjaga itu. (Yehezkiel 33:6)

Bacaan: Yehezkiel 33:1-16
Setahun: Kisah Para Rasul 3-5

Mereka yang bekerja di bagian keuangan, entah itu sebagai kasir atau bendahara, pasti mengerti arti tanggung jawab dan kepercayaan. Betapa tidak, jika ada selisih uang kurang, pasti pusing tujuh keliling. Terbayang ketakutan bagaimana jika ia harus mengganti sejumlah uang yang kurang tersebut. Semakin besar selisih uangnya, semakin gawat, meskipun mungkin selisih itu disebabkan oleh salah hitung, terselip, atau benar-benar hilang. Yang pasti, ia tidak akan dapat tidur dengan tenang jika selisih uang tersebut belum ketemu.

Namun, berapa banyak di antara kita yang sadar bahwa Tuhan sudah mempercayakan harta-Nya yang berharga kepada kita? Jiwa-jiwa di sekeliling kita adalah harta yang sangat berharga bagi Tuhan, karena bagi mereka jugalah Tuhan Yesus mati disalib. Dan adalah tugas tanggung jawab kita untuk mencari mereka yang terhilang dan memperingatkan mereka yang akan menuju kebinasaan. Jika kita sudah tahu kebenaran, tetapi tidak memberitahukan kepada orang-orang di sekitar kita, kelak Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban dari kita. Hal inilah yang Tuhan peringatkan kepada Yehezkiel sebagai penjaga bangsanya. Tugas Yehezkiel adalah memperingatkan bangsanya demi nama Tuhan. Sangkakala harus ditiupkan untuk memperingatkan bangsanya dari bahaya pedang. Pula, kita harus memperingatkan orang-orang di sekeliling kita akan murka Allah, sehingga mereka bertobat.

Lihatlah sekeliling. Siapa sajakah yang kita tahu sedang menuju kebinasaan? Mari kita bagikan kabar baik kepada mereka, bahwa Yesus sudah mati bagi mereka.


Yehezkiel 33:1-16

1. Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
2. "Hai anak manusia, berbicaralah kepada teman-temanmu sebangsa dan
katakanlah kepada mereka: Kalau Aku mendatangkan pedang atas
sesuatu negeri dan bangsa negeri itu mengambil seorang dari antara
mereka dan menetapkan dia menjadi penjaganya
3. dan penjaga ini melihat pedang itu datang atas negerinya, lalu
meniup sangkakala untuk memperingatkan bangsanya,
4. kalau ada seorang yang memang mendengar suara sangkakala itu,
tetapi ia tidak mau diperingatkan, sehingga sesudah pedang itu
datang ia dihabiskan, darahnya tertimpa kepadanya sendiri.
5. Ia mendengar suara sangkakala, tetapi ia tidak mau diperingatkan,
darahnya tertimpa kepadanya sendiri. Kalau ia mau diperingatkan, ia
menyelamatkan nyawanya.
6. Sebaliknya penjaga, yang melihat pedang itu datang, tetapi tidak
meniup sangkakala dan bangsanya tidak mendapat peringatan, sehingga
sesudah pedang itu datang, seorang dari antara mereka dihabiskan,
orang itu dihabiskan dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut
pertanggungan jawab atas nyawanya dari penjaga itu.
7. Dan engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi
kaum Israel. Bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku,
peringatkanlah mereka demi nama-Ku.
8. Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau
pasti mati! --dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan
orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan
mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan
jawab atas nyawanya dari padamu.
9. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia
bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati
dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.
10. Dan engkau anak manusia, katakanlah kepada kaum Israel: Kamu
berkata begini: Pelanggaran kami dan dosa kami sudah tertanggung
atas kami dan karena itu kami hancur; bagaimanakah kami dapat
tetap hidup?
11. Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman
Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik,
melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari
kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu
yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?
12. Dan engkau anak manusia, katakanlah kepada teman-temanmu sebangsa:
Kebenaran orang benar tidak menyelamatkan dia, pada waktu ia jatuh
dalam pelanggaran dan kejahatan orang jahat tidak menyebabkan dia
tersandung, pada waktu ia bertobat dari kejahatannya; dan orang
benar tidak dapat hidup karena kebenarannya, pada waktu ia berbuat
dosa.
13. Kalau Aku berfirman kepada orang benar: Engkau pasti hidup! --
tetapi ia mengandalkan kebenarannya dan ia berbuat curang, segala
perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan diperhitungkan, dan ia
harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya.
14. Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti mati! --
tetapi ia bertobat dari dosanya serta melakukan keadilan dan
kebenaran,
15. orang jahat itu mengembalikan gadaian orang, ia membayar ganti
rampasannya, menuruti peraturan-peraturan yang memberi hidup,
sehingga tidak berbuat curang lagi, ia pasti hidup, ia tidak akan
mati.
16. Semua dosa yang diperbuatnya tidak akan diingat-ingat lagi; ia
sudah melakukan keadilan dan kebenaran, maka ia pasti hidup.

Read more...

MENGENANG PAHLAWAN

KEPAHLAWANAN YANG SEJATI MENGGUGAH KEPAHLAWANAN YANG LAIN
Nas: Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat. (Amsal 10:7)

Bacaan: Mazmur 112
Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 1-2

Semakin sulit rasanya menemukan sosok pahlawan. Media massa saat ini lebih sering menyoroti pesohor daripada pahlawan. David Aikman dalam The Great Souls menegaskan perbedaan antara "pahlawan" (great man) dan "pesohor" (selebrity). Celebrity, mengutip sejarahwan Daniel Boorstin, ialah "seseorang yang dikenal karena keterkenalannya". Adapun great mengandung arti "menonjol, terkenal, terkemuka, terhormat, tinggi, mulia, luhur, tekun, ulet, hebat, mengagumkan". Jadi, pahlawan mengacu pada orang dengan pencapaian unggul yang ditandai oleh satu atau lebih kualitas watak yang agung; orang yang bisa bangkit di tengah-tengah kesukaran atau penderitaan; bisa mempertahankan kemurnian moral pada saat menghadapi cobaan yang berat.

Uraian itu sesuai dengan sosok pahlawan iman dalam Alkitab. Alkitab menyebutnya sebagai "orang benar", yaitu mereka yang takut akan Allah dan menaati perintah-Nya. Menurut pemazmur, mereka "akan diingat selama-lamanya" (Mazmur 112:6), dan Salomo menyatakan bahwa kenangan akan mereka "mendatangkan berkat" (Amsal 10:7). Mengenang orang benar, di satu sisi, menunjukkan penghargaan dan penghormatan kita. Kenangan itu, di sisi lain, kiranya menggugah kita untuk meneladani kepahlawanan mereka.

Anda merindukan pahlawan iman? Anda bisa membaca kisah pahlawan iman di Alkitab atau buku-buku biografi. Namun, bisa jadi ada pahlawan di sekitar kita. Meskipun mungkin tidak tersohor, mereka memiliki kehidupan iman yang patut diteladani. Mengapa kita tidak memikirkan cara untuk berterima kasih kepada mereka?


Mazmur 112

1. Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat
suka kepada segala perintah-Nya.
2. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan
diberkati.
3. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk
selamanya.
4. Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan
penyayang orang yang adil.
5. Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman,
yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.
6. Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan
diingat selama-lamanya.
7. Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh
kepercayaan kepada TUHAN.
8. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para
lawannya.
9. Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya
tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
10. Orang fasik melihatnya, lalu sakit hati, ia menggertakkan giginya,
lalu hancur; keinginan orang fasik akan menuju kebinasaan.

Read more...

November 09, 2009

TIPP-EX

SETIAP DETIK DALAM HIDUP INI TAK AKAN PERNAH TERULANG LAKUKANLAH KEHENDAK ALLAH, AGAR KITA TAK MENYESAL KELAK
Nas: ... supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah. (1 Petrus 4:2)

Bacaan: 1 Petrus 4:1-5
Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 11-13

Dalam dunia tulis menulis, tipp-ex bukanlah benda yang asing. Tipp-ex membuat si penulis dapat mengoreksi kesalahan dalam tulisannya. Dan, rasa hati jadi lebih tenang jika kita dapat mengoreksi kesalahan yang telah terjadi. Sayangnya, kehidupan kita tidak dilengkapi dengan "tipp-ex"!

Sebuah ungkapan mengatakan "penyesalan selalu datang terlambat". Ya, biasanya kesadaran itu muncul saat sudah "kena batunya". Orang yang menyesal kerap ingin memutar ulang kehidupan untuk mengoreksi kesalahannya, atau menghapus "noda hitam" itu dari lembaran hidupnya. Namun, hidup terus berjalan maju. Satu arah.

Jika demikian, adakah cara supaya kita tidak salah langkah? Firman Tuhan mengingatkan pada sikap yang harus diambil dalam hidup: pergunakan waktu yang ada sesuai kehendak Allah, jangan kehendak diri sendiri! Dan, kehendak Allah itu dapat kita ketahui dari firman-Nya. Inilah langkah yang benar dan bijaksana. Firman Allah selalu menjadi pedoman dan standar kita untuk menjalankan hidup yang berkenan kepada-Nya. Mungkin kehendak Allah terasa berat bagi kita; bahkan tak jarang kita harus mengorbankan keinginan diri sendiri, tetapi setialah.

Tugas apa yang Tuhan percayakan untuk Anda kerjakan hari ini? Persoalan apa yang sedang Anda hadapi saat ini? Sediakan waktu lebih untuk menguji apakah langkah yang akan kita ambil merupakan kehendak-Nya. Dan sesuai dengan cara yang diajarkan dalam firman-Nya. Hidup yang merupakan anugerah Tuhan ini terlalu berharga untuk diisi dengan segala macam pementingan diri sendiri.

1 Petrus 4:1-5

1. Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun
harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --
karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah
berhenti berbuat dosa--,
2. supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan
manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
3. Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan
kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup
dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora,
perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
4. Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri
bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama,
dan mereka memfitnah kamu.
5. Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang
telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

Read more...

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN YANG TERBAIK ADALAH SEGENAP HIDUP KITA SEBAGAIMANA YESUS TELAH MEMBERIKAN HIDUP-NYA
Nas: Supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. (Roma 12:1)

Bacaan: Roma 12:1-3
Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 14-17

Seorang gadis kecil_cacat dan yatim piatu_pada saat pengumpulan persembahan syukur di gereja, mempersembahkan cincin emasnya untuk pembangunan gedung gereja. Beberapa anggota majelis gereja kaget, dan setelah kebaktian usai mereka sepakat untuk menemui gadis kecil itu. "Nak, kami putuskan untuk mengembalikan cincin ini kepadamu karena kami tahu engkau lebih memerlukan cincin ini daripada kami. Di gereja ini masih ada banyak orang yang bisa menyumbang. Kamu jangan ya, Nak." Jawab gadis kecil itu, "Tetapi, Pak, saya bukan memberikan cincin ini untuk Bapak. Saya mempersembahkan cincin ini untuk Tuhan Yesus. Hanya cincin ini yang saya punya, yang terbaik untuk Tuhan Yesus."

Kita kerap bersikap seperti majelis gereja itu_salah mengerti terhadap konsep persembahan. Persembahan diberikan untuk Tuhan, tetapi kita memberikannya seolah-olah untuk manusia dan kita hitung-hitungan atau memberi ala kadarnya. Roma 12:1 dengan gamblang menjelaskan bahwa Tuhan tidak mau diperlakukan sembarangan. Dia tidak pernah memberi sembarangan kepada kita. Dia bahkan tidak menyayangkan nyawa-Nya untuk diberikan kepada kita. Sudah seharusnya kita memberi yang terbaik kapada Tuhan; bahkan hidup kita bagi-Nya; hidup yang kudus dan yang berkenan kepada-Nya.

Setiap kita memberi persembahan di gereja, ingatlah bahwa kita bukan memberi kepada majelis gereja. Juga bukan untuk pamer, tetapi untuk kemuliaan Tuhan. Maka, berikanlah yang terbaik. Bukankah segala sesuatu yang ada pada kita adalah milik Tuhan?


Roma 12:1-3

1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati.
2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
3. Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata
kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-
hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi
hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri
menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-
masing.

Read more...

SEMAKIN LANGKA

KEMURAHAN HATI pada ZAMAN SEKARANG INI IBARAT SEGELAS AIR SEGAR DI PADANG GERSANG
Nas: Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu murah hati (Lukas 6:36)

Bacaan: Lukas 6:27-36
Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 18-21

Murah hati selalu berkenaan dengan sikap memberi; entah memberi waktu, tenaga, materi, atau juga memberi diri. Namun, tidak semua pemberian bertolak dari kemurahan hati. Sebab bisa saja orang memberi dengan maksud tertentu, alias ada pamrihnya.

Bahasa Yunani murah hati adalah eleemon (bahasa Ibrani: khessed). Kata ini mengandung tiga pengertian: (1) Simpati, kesediaan untuk menangung kesusahan dan kesedihan orang lain; (2) Empati, kesediaan untuk menempatkan diri pada "posisi" orang lain; ikut merasakan dan mengalami apa yang orang lain rasakan dan alami; (3) Pengampunan, kesediaan untuk memaafkan orang lain yang menyakiti, lalu memulai kembali relasi baru tanpa dibayangi kebencian.

Pada zaman modern sekarang ini, nilai-nilai kemurahan hati semakin terkikis. Simpati menjadi sesuatu yang langka. Orang bisa sambil tertawa-tawa membicarakan musibah yang menimpa orang lain, atau bahkan tega menambah kesulitan kepada orang lain yang hidupnya sudah susah. Empati juga semakin sukar ditemui. Orang gampang melontarkan celaan, fitnahan, gosip, ejekan terhadap orang lain, tanpa memikirkan bagaimana kalau mereka atau keluarga mereka yang mengalaminya. Begitu pula pengampunan, semakin mahal. Yang subur justru balas dendam; mata ganti mata, gigi ganti gigi, pukulan dibalas pukulan, bom dibalas bom. Malah semakin runyam.

Kemurahan hati adalah cerminan sifat Allah Bapa. Dan tugas kita adalah terus menumbuhkan dan mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu kita bisa memulainya dari lingkungan kita yang paling dekat.

Lukas 6:27-36

27. "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah
musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
28. mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi
orang yang mencaci kamu.
29. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya
pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan
juga ia mengambil bajumu.
30. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah
meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
31. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah juga demikian kepada mereka.
32. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah
jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-
orang yang mengasihi mereka.
33. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik
kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat
demikian.
34. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu
berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-
orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya
mereka menerima kembali sama banyak.
35. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka
dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan
besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab
Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan
terhadap orang-orang jahat.
36. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

Read more...

SAYA JUGA MUNAFIK

JANGAN MENGHAKIMI DOSA ORANG LAIN KALAU ANDA TIDAK BERSEDIA MENOLONG ORANG ITU MENGATASI DOSANYA
Nas: Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan serpihan kayu itu dari mata saudaramu. (Matius 7:5)

Bacaan: Matius 7:1-5
Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 7-10

Kathleen Norris, dalam The Cloister Walk, bercerita tentang pengalamannya bergereja. Suatu ketika ia ditanyai seorang mahasiswa, mengapa ia terus pergi ke gereja dan bisa tahan menghadapi kemunafikan orang-orang kristiani. Ia merasa memperoleh ilham yang jitu, dan menjawab, "Satu-satunya orang munafik yang perlu saya cemaskan pada hari Minggu pagi adalah diri saya sendiri." Kathleen mengelakkan kecenderungan untuk mempersalahkan orang lain, dan memilih untuk berintrospeksi diri.

Sejak jatuh ke dalam dosa, manusia cenderung gampang melemparkan kesalahan kepada pihak lain. Ia cepat melihat dan menghakimi pelanggaran orang lain, tetapi lamur terhadap pelanggarannya sendiri. Ketika dirinya yang melakukan pelanggaran, ia segera sibuk menuding orang lain sebagai penyebab pelanggarannya itu.

Tuhan Yesus menghardik sikap munafik semacam itu. Dia tidak mengajari kita untuk menutup mata terhadap pelanggaran, tetapi mengarahkan kita untuk memulai pemeriksaan dari tempat yang benar: dari diri kita sendiri. Kita masing-masing memiliki "balok'", kecenderungan untuk melakukan dosa dan pelanggaran. Kita perlu terlebih dahulu merendahkan diri dan meminta pertolongan Tuhan untuk mengeluarkan balok tersebut. Pandangan kita pun akan menjadi jernih, sehingga nantinya kita bisa menuntun saudara yang lain untuk mengeluarkan serpihan kayu dari matanya.

Hadapilah, oleh anugerah Tuhan dan ketaatan pada firman-Nya, dosa yang mencobai Anda. Kemenangan atas dosa itu akan memampukan Anda untuk menolong orang lain mengatasi dosa yang serupa.

Matius 7:1-5

1. "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
2. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu
akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
diukurkan kepadamu.
3. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan
balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
4. Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku
mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam
matamu.
5. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka
engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu
dari mata saudaramu."

Read more...

MENJAGA RAHASIA

KEGAGALAN MENJAGA RAHASIA MEMBUAT ORANG TAK LAGI PANTAS DIPERCAYA
Nas: Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada siapa pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati." (Matius 17:9)

Bacaan: Matius 17:1-9
Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 4-6

Bayangkan. Suatu hari Anda bertemu dengan aktor film terkenal di ruang tunggu bandara. Ia duduk di sebelah Anda, bahkan mengajak Anda bicara. Apa yang akan Anda lakukan? Mungkin Anda akan mengajaknya foto bersama; mengabadikan peristiwa langka itu. Sesampainya di rumah, pasti Anda tidak tahan lagi untuk menceritakan pengalaman istimewa itu pada semua orang.

Petrus, Yohanes, dan Yakobus juga pernah punya pengalaman istimewa ketika mereka diajak Yesus naik gunung. Di situ mereka menyaksikan pemandangan spektakuler. Tuhan Yesus berubah rupa. Bercahaya. Keilahian-Nya terpancar keluar. Lalu mereka melihat Musa dan Elia, dua nabi terbesar dalam sejarah Israel. Tak seorang pun pernah menyaksikan peristiwa sedahsyat ini! Ketiganya sudah tak sabar lagi menceritakan apa yang mereka lihat. Ini wajar, tetapi Yesus melarang mereka bercerita. Saatnya belum tiba. Lagipula Yesus tak ingin ketiganya jadi besar kepala. Mereka harus tutup mulut. Ini tidak mudah. Menjaga rahasia berarti melawan keinginan untuk dipandang hebat. Perlu pengendalian diri. Syukurlah Petrus berhasil. Puluhan tahun kemudian, baru ia ceritakan kejadian ini dalam suratnya (Baca 2 Petrus 1:17-18).

Bisakah Anda menjaga rahasia? Orang kerap membocorkan rahasia, lantas berkata: "Jangan bilang kepada siapa-siapa lagi." Dengan begitu orang berpikir tak akan menimbulkan masalah. Toh "hanya" satu-dua orang yang tahu. Namun akhirnya, rahasia itu bocor ke mana-mana; menimbulkan masalah; melukai hati. Kita perlu belajar mengendalikan diri seperti ketiga murid Yesus. Ada saatnya diam adalah emas.

Matius 17:1-9

1. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes
saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung
yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
2. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya
seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti
terang.
3. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan
Dia.
4. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di
tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
5. Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang
menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang
berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan,
dengarkanlah Dia."
6. Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat
ketakutan.
7. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil
berkata: "Berdirilah, jangan takut!"
8. Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat
seorangpun kecuali Yesus seorang diri.
9. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada
mereka: "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun
sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."

Read more...

AMINORANG!

AMINORANG = KAMI ADA
AMINORANG UNTUK MEMULIAKAN TUHAN

Nas: Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau dan engkau akan memuliakan Aku. (Mazmur 50:15)

Bacaan: Mazmur 69:1-5, 14-19
Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 1-3

Aminorang dalam bahasa Sikha yang terletak di Maumere, Nusa Tenggara Timur, berarti "kami ada!". Kata ini umumnya diucapkan atau diteriakkan orang pada saat keadaan yang menakutkan, contohnya pada saat terjadi bencana alam seperti gempa dan tsunami yang memang pernah melanda daerah itu. Selain berteriak, "aminorang!", masyarakat juga membunyikan tetabuhan atau bahkan memaksa ternak-ternaknya untuk bersuara. Hal ini dimaksudkan sebagai penanda bahwa masih ada kehidupan di bumi sekaligus seruan permohonan agar Tuhan Sang Pemilik Semesta tergerak hati-Nya oleh belas kasihan dan menghentikan bencana tersebut.

Pada saat-saat yang menggentarkan, kita juga sering sibuk membuat kegaduhan agar Tuhan mengingat kita. Kita ingin Tuhan segera menolong dan melepaskan kita dari "bencana". Teriak kita minta tolong tak terhitung banyaknya. Tentu ini tidak salah karena Tuhan sendiri memerintahkan kita untuk berseru kepada-Nya pada waktu kesesakan (Mazmur 50:15). Pemazmur dalam bacaan kita (Mazmur 69) hari ini juga pernah merasakan keadaan yang menyesakkan ketika ia diburu dan kematiannya diharapkan. Pemazmur menyadari bahwa dalam keadaan seperti itu, hanya Tuhan yang bisa menolong. Karenanya ia menaruh pengharapan pada Tuhan dan mengucap syukur atas pertolongan yang diyakininya berasal dari Tuhan.

Kita bersyukur hati Tuhan mudah tergerak oleh belas kasihan karena Dia sungguh mengasihi umat ciptaan-Nya. Datang dan berserulah kepada Tuhan setiap saat, bukan saja pada saat menggentarkan tetapi setiap saat di hidupmu. Aminorang! Katakan pada-Nya; kita ada disini untuk mengasihi dan dikasihi oleh-Nya.

Mazmur 69:1-5, 14-19

1. Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Dari Daud.
Selamatkanlah aku, ya Allah, sebab air telah naik sampai ke
leherku!
2. Aku tenggelam ke dalam rawa yang dalam, tidak ada tempat bertumpu;
aku telah terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang
menghanyutkan aku.
3. Lesu aku karena berseru-seru, kerongkonganku kering; mataku nyeri
karena mengharapkan Allahku.
4. Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada
rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang-orang yang hendak
membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk
mengembalikan apa yang tidak kurampas.
5. Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku
tidak tersembunyi bagi-Mu.
14. Lepaskanlah aku dari dalam lumpur, supaya jangan aku tenggelam,
biarlah aku dilepaskan dari orang-orang yang membenci aku, dan
dari air yang dalam!
15. Janganlah gelombang air menghanyutkan aku, atau tubir menelan aku,
atau sumur menutup mulutnya di atasku.
16. Jawablah aku, ya TUHAN, sebab kasih setia-Mu baik, berpalinglah
kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar!
17. Janganlah sembunyikan wajah-Mu kepada hamba-Mu, sebab aku
tersesak; segeralah menjawab aku!
18. Datanglah kepadaku, tebuslah aku, bebaskanlah aku oleh karena
musuh-musuhku.
19. Engkau mengenal celaku, maluku dan nodaku; semua lawanku ada di
hadapan-Mu.

Read more...

DUKUN KRISTEN

UJILAH DAHULU SEORANG PEMBUAT MUKJIZAT SEBELUM KITA MENGIKUTINYA
Nas: Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada me-reka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! (Matius 7:22-23)

Bacaan: Matius 7:15-27
Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 22-24

Sebuah acara dokumenter yang mengupas soal praktik perdukunan di dunia membuka mata saya tentang adanya dukun-dukun kristiani. Mereka adalah orang-orang yang melakukan praktik perdukunan seperti layaknya seorang dukun: misalnya menyembuhkan orang sakit dengan mengusap-usapkan telur ke bagian yang sakit. Hanya saja, mereka memakai simbol-simbol kristiani dan mengaku bahwa praktik mereka adalah sarana bagi terjadinya mukjizat.

Yesus memperingatkan kita untuk tidak mudah percaya begitu saja kepada orang-orang yang melakukan mukjizat, termasuk mereka yang melakukannya demi nama-Nya. Sebab, mukjizat bukanlah tanda mutlak bahwa seseorang mendapat hak istimewa di hadapan Tuhan. Bahkan, ada orang yang melakukan mukjizat demi nama-Nya, tetapi tidak dikenal oleh-Nya (ayat 23).

Untuk itu, Yesus mengajar kita untuk melihat buah dari kehidupan orang-orang tersebut. Salah satu buah yang terpenting: apakah orang itu membuat kita lebih dekat dengan Tuhan atau justru sebaliknya? Sebab tidak jarang seorang pembuat mukjizat justru membuat orang-orang memuja dirinya dan menjauhi Allah. Atau, tidak jarang mereka membuat kita lebih mencari mukjizat Tuhan daripada pribadi Tuhan itu sendiri. Kewaspadaan ini perlu kita terapkan bukan hanya pada mereka yang melakukan praktik perdukunan, melainkan juga pada orang-orang kristiani lain, pula pemimpin gereja yang kerap mengaku melakukan keajaiban atau mukjizat. Sebab siapa tahu, mereka ternyata adalah serigala buas yang sedang menyamar sebagai domba_siap memangsa kita.


Matius 7:15-27

15. "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan
menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala
yang buas.
16. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik
buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
17. Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik,
sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
18. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak
baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang
baik.
19. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti
ditebang dan dibuang ke dalam api.
20. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan
demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku,
kamu sekalian pembuat kejahatan!"
24. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia
sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas
batu.
25. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas
batu.
26. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak
melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan
rumahnya di atas pasir.
27. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Read more...

November 01, 2009

IMAN YANG DEWASA

IMAN YANG DEWASA TIDAK TERGANTUNG PADA SITUASI DAN KONDISI
Nas: ... bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu. (Daniel 3:18)

Bacaan: Daniel 3:1-30
Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 18-21


Untuk apa Anda beriman? "Supaya saya mengalami mukjizat Tuhan", "Supaya setiap kali berdoa, Tuhan mengabulkan doa saya", "Supaya Tuhan senantiasa menjaga dan melindungi saya dari bahaya", "Supaya kalau mati saya masuk surga." Ungkapan-ungkapan tersebut kedengarannya sangat baik. Namun, sebetulnya itu mencerminkan pendangkalan makna. Kalau kita bekerja supaya mendapatkan upah, itu wajar. Akan tetapi, kalau kita beriman supaya mendapatkan apa-apa yang kita inginkan, itu menunjukkan iman yang tidak tulus, berpamrih, dan kekanak-kanakan.

Iman yang dewasa_seperti juga cinta yang dewasa_selalu berarti tanpa syarat, tanpa pamrih. Bukan supaya; supaya mendapat ini dan itu yang kita mau, tetapi walaupun; walaupun hidup tidak berjalan seperti yang kita harap. Iman yang dewasa ini ditunjukkan oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Ketika Raja Nebukadnezar membuat patung emas besar dan memerintahkan semua orang yang hidup di wilayahnya untuk menyembah patung itu, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menolak mengikuti perintah tersebut.

"Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu," begitu mereka menjawab (ayat 16-18). Akibatnya, mereka harus berhadapan dengan hukuman. Akan tetapi, toh Tuhan tidak meninggalkan mereka.

Daniel 3:1-30

1. Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam
puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran
Dura di wilayah Babel.
2. Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja,
para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara,
para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk
menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikannya itu.
3. Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupati, para
penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan
semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah
didirikan raja Nebukadnezar itu.
4. Dan berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: "Beginilah
dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku
bangsa dan bahasa:
5. demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab,
gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka
haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja
Nebukadnezar itu;
6. siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu
juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!"
7. Sebab itu demi segala bangsa mendengar bunyi sangkakala, seruling,
kecapi, rebab, gambus dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka
sujudlah orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa,
dan menyembah patung emas yang telah didirikan raja Nebukadnezar
itu.
8. Pada waktu itu juga tampillah beberapa orang Kasdim menuduh orang
Yahudi.
9. Berkatalah mereka kepada raja Nebukadnezar: "Ya raja, kekallah
hidup tuanku!
10. Tuanku raja telah mengeluarkan titah, bahwa setiap orang yang
mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus,
serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, harus sujud
menyembah patung emas itu,
11. dan bahwa siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan ke
dalam perapian yang menyala-nyala.
12. Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan
pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan
Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya
raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung
emas yang telah tuanku dirikan."
13. Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya
untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah
orang-orang itu dibawa menghadap raja,
14. berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh,
Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak
menyembah patung emas yang kudirikan itu?
15. Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi
sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-
bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat
itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan
seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa
manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?"
16. Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar:
"Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
17. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia
akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan
dari dalam tanganmu, ya raja;
18. tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja,
bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah
patung emas yang tuanku dirikan itu."
19. Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah
terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya
supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa.
20. Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya
dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan
mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.
21. Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan
pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam
perapian yang menyala-nyala.
22. Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan
luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang
mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas.
23. Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh
ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat.
24. Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera;
berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang
telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab
mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
25. Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan
bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang
keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
26. Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala
itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba
Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu
keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu.
27. Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri
raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini
tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak
hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau
kebakaranpun tidak ada pada mereka.
28. Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan
Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan
hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan
melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena
mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah
mereka.
29. Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari
bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan
penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan
dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan
puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara
demikian itu."
30. Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan
Abednego di wilayah Babel.

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP