MERENDA
Tanggal: Selasa, 1 Februari 2011
Bacaan : Mazmur 119:41-50
Setahun: Imamat 7-9
BERWAKTU TEDUH ADALAH SUATU CARA BAGI KITA UNTUK SEMAKIN MENGENAL PRIBADI ALLAH YANG LUAR BIASA
Nats: Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu (Mazmur 119:48)
Saat merenda (bahasa Inggris: crochet) satu karya, saya selalu harus mulai merenda baris yang paling bawah. Saat sampai pada baris kedua, keindahan pola tusukan belum terlihat. Ketika saya meneruskan ke baris-baris berikutnya, keindahannya baru mulai terlihat. Setiap tusukan yang terlihat seder0-hana akan tersusun menjadi karya yang indah. Itu sebabnya saya tak henti meneruskannya sampai selesai, karena keindahan hasil merenda itu belum bisa dinikmati ketika baru jadi sebagian, tetapi ketika sudah utuh.
Rasanya, proses merenda nyaris serupa dengan memulai kebiasaan berwaktu teduh. Ada kalanya kita merasa berat, seakan-akan sulit untuk mempertahankan ketekunan. Apalagi karena hasil akhirnya tak segera tampak ketika kita baru memulai baris-baris pertama.
Padahal kita ingin menik-mati janji-janji Tuhan nyata di hidup kita: merasakan kasih setia-Nya (ayat 41), hidup dengan bijak (ayat 42), hidup dalam kelegaan (ayat 45), bahkan tetap kuat meski didera oleh kesengsaraan (ayat 50). Betapa indahnya hasil akhir yang dijanjikan itu! Namun, hasil akhir itu hanya akan dinikmati oleh mereka yang mau bertekun. Ya, janji-janji Tuhan itu pasti akan diberikan kepada mereka yang mau bergemar dalam perintah-perintah-Nya (ayat 47, 48).
Mungkin kita masih kesulitan memelihara disiplin berwaktu teduh. Seperti merenda yang harus dimulai dari tusukan pertama, dan selanjutnya terus dilakukan dengan tekun hingga selesai; kita perlu tekun membaca firman-Nya dari hari ke hari di sepanjang hidup kita. Maka pada waktunya nanti, kita akan menikmati janji-Nya dinyatakan
Mazmur 119:41-50
41 Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya TUHAN, keselamatan
dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu,
42 supaya aku dapat memberi jawab kepada orang yang mencela aku,
sebab aku percaya kepada firman-Mu.
43 Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku,
sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.
44 Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya
dan selamanya.
45 Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari
titah-titah-Mu.
46 Aku hendak berbicara tentang peringatan-peringatan-Mu di hadapan
raja-raja, dan aku tidak akan mendapat malu.
47 Aku hendak bergemar dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai
itu.
48 Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu[1:15946] yang
kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.
49 Ingatlah firman yang Kaukatakan kepada hamba-Mu, oleh karena
Engkau telah membuat aku berharap.
50 Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu
menghidupkan aku.
Read more...