Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

September 25, 2008

MISSION POSSIBLE

HIDUP MENCERMINKAN KRISTUS DALAM SIKAP DAN LANGKAH ADALAH KESAKSIAN HIDUP YANG PALING NYARING
Nats: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Matius 28:19)


Film Mission Impossible yang dibintangi Tom Cruise sempat menjadi box-office pada tahun 2006. Film yang diangkat dari serial televisi berjudul sama ini berkisah tentang agen Ethan Hunt yang mendapatkan misi yang teramat berat, bahkan nyaris mustahil. Dalam upaya mewujudkan misinya itu Hunt tidak sendiri. Ia dibantu teman-temannya yang tergabung dalam Impossible Mission Force (IMF).

Seperti film-film Hollywood yang lain, sesulit apa pun misi yang diemban oleh Hunt dan teman-temannya, pada akhirnya mereka berhasil menuntaskannya. Mereka sanggup mengubah apa yang tadinya dianggap "mustahil" menjadi "tidak mustahil". Kuncinya terletak pada penggunaan peralatan canggih dan kemampuan para tokohnya.

Sebagai pengikut Kristus kita pun memiliki misi yang harus diemban di dunia ini, yaitu menjadikan semua bangsa murid Kristus. Dari sisi "target akhirnya", betul, ini sungguh tugas yang teramat berat. Bayangkan, menjadikan semua bangsa murid Kristus-walaupun pasti bukan sebuah mission impossible. Sebab kalau itu mustahil, Tuhan Yesus pun tentu tidak akan memerintahkannya.


Namun, dari sisi bagaimana misi tersebut dapat diwujudkan, sebetulnya tidaklah "seberat" itu. Maksudnya, kita semua bisa turut berperan serta. Caranya? Yaitu dengan menjadikan hidup kita sebagai kesaksian yang indah bagi orang-orang di sekitar kita. Dengan begitu, mereka melihat dan merasakan sapaan kasih Kristus lewat tindakan dan ucapan kita, lalu tergerak untuk mengikut Kristus. Kuncinya terletak pada kasih kita kepada Tuhan dan kepedulian kita terhadap sesama.

Matius 28:16-20

16. Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang
telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa
orang ragu-ragu.
18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Read more...

BETAPAPUN HEBATNYA

SEMAJU APA PUN TEKNOLOGI MANUSIA KITA TETAP CIPTAAN YANG BERGANTUNG KEPADA SANG PENCIPTA
Nats: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan ... burung-burung ... ternak dan atas seluruh bumi ... segala binatang melata (Kejadian 1:26)


Bioteknologi adalah sebuah bidang ilmu yang menerapkan kemajuan teknologi ke dalam bidang ilmu biologi. Prospek kemajuan yang ditawarkan oleh bidang ilmu yang satu ini sungguh luar biasa. Mulai dari yang sudah kita anggap normal, seperti semangka tanpa biji, sampai kepada yang masih terasa bagaikan mimpi seperti mengganti anggota tubuh kita yang rusak dengan teknologi sel punca (stem cell).

Namun, perkembangan ini juga menimbulkan banyak masalah etika. Kemajuan yang ditawarkan tersebut acap kali berbenturan dengan batas-batas etika yang selama ini dipegang oleh masyarakat. Sebagai contoh, teknologi embryonic stem cell membutuhkan janin sebagai bahan percobaannya. Tak heran begitu banyak perdebatan yang terjadi di
kalangan para ahli etika seputar isu-isu bioteknologi tersebut.

Disadari atau tidak, perkembangan bioteknologi memang membawa perubahan yang besar dalam pola pikir manusia mengenai seluruh alam dan ciptaan. Manusia, dengan perkembangan bioteknologi, seakan-akan merasa mampu mengubah alam dan kemudian menciptakan kehidupan baru. Dengan demikian, manusia merasa bahwa ia adalah allah. Dan karena itu, ia tidak lagi memerlukan Allah yang sejati.


Sebagai umat percaya, kita harus berhati-hati terhadap isu ini. Sebab seperti yang kita baca dalam bacaan Alkitab hari ini, tampak jelas siapa Tuhan dan siapa kita. Dia adalah pencipta segala sesuatu, sedangkan kita, betapa pun hebat dan canggihnya, tetap hanyalah ciptaan yang penuh keterbatasan. Tanpa Dia kita tidak ada. Terlepas
dari Dia kita binasa.

Kejadian 1:1-31

1. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi
samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan
air.
3. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah
terang itu dari gelap.
5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
6. Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air
untuk memisahkan air dari air."
7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang
ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan
jadilah demikian.
8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari kedua.
9. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah
langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang
kering." Dan jadilah demikian.
10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air
itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas
muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon
buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada
tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis
tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang
menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu
baik.
13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
14. Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada
cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda
penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap
dan hari-hari dan tahun-tahun,
15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu
menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu,
yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil
untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi
bumi,
18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan
terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
20. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk
yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi
melintasi cakrawala."
21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan
segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam
air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa
semuanya itu baik.
22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya:
"Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air
dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah
banyak."
23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
24. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala
jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala
jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis
ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah
melihat bahwa semuanya itu baik.
26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan
atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi."
27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka.
28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada
mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi."
29. Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu
segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala
pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi
makananmu.
30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di
udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan
segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah
demikian.
31. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh
amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Read more...

TASTE

APAKAH LINGKUNGAN DI MANA KITA TINGGAL MERASAKAN MAKNA KEHADIRAN KITA?
Nats: Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang (Matius 5:13)


Rasa membuat makanan dicari dan dikenang orang, Entah itu pedasnya rica-rica, masamnya mangga muda, manisnya coklat, pahitnya kopi, atau asinnya sayur asin. Manusia menyukai makanan yang punya taste (rasa). Kita tidak suka makanan yang hambar, kecuali terpaksa bila sedang sakit. Taste, walaupun hanya sampai di ujung lidah tetapi menjadi sesuatu yang sangat penting.

Matius 5:13 juga berbicara tentang taste. Tuhan Yesus menyampaikan bahwa para murid-Nya harus memiliki taste di dunia ini, sehingga kehadiran mereka dirasakan dan dikenang oleh orang lain. Orang kristiani yang yang tidak punya taste ibarat garam yang kehilangan rasa alias tidak ada gunanya. Perkataan itu keras dan begitu tajam,
tetapi itulah panggilan yang kita terima dari Tuhan sebagai anak-anak-Nya. Harus memiliki taste supaya kehadiran kita dapat dirasakan dan dikenang oleh orang lain.


Oleh sebab itu, hal yang harus selalu kita tanyakan kepada diri kita sendiri, di mana pun kita berada, entah di rumah, sekolah, tempat kerja, gereja atau lingkungan masyarakat adalah "apakah arti kehadiran kita sebagai orang kristiani sudah dapat mereka rasakan? Atau jangan-jangan ada dan tidak adanya kita tidak ada bedanya?"
Ingat, Tuhan memanggil kita supaya berguna bagi orang lain. Membuat lingkungan lebih baik. Membawa terang. Memberi sukacita. Menjadi berkat. Jadi mari berdoa sambil terus berusaha untuk menjadi seperti sebuah lagu yang sering kita nyanyikan, "Jadikan aku saluran berkat-Mu". Bila setiap kita menjadi saluran berkat, maka dunia pun akan merasakan "nikmatnya" taste kehadiran anak-anak Tuhan.

Matius 5:13-16

13. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar,
dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang
dan diinjak orang.
14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung
tidak mungkin tersembunyi.
15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di
bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi
semua orang di dalam rumah itu.
16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu
yang di sorga."

Read more...

DEKAT DI MATA

SEGALA YANG KITA DAPAT DARI TUHAN LAYAK KITA BAGIKAN KEPADA SESAMA YANG MEMBUTUHKAN
Nats: Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah (Pengkhotbah 3:13)


Ada sebuah karikatur bergambar dua batu nisan bersebelahan. Nisan yang satu bertuliskan, "Di sini terbaring jenazah Peter yang meninggal karena terlalu banyak makan gandum". Sedangkan nisan yang lain bertuliskan, "Di sini terbaring jenazah Akharia yang meninggal karena gandum Peter tidak pernah singgah di sini". Sebuah sindiran yang sangat mengena bagi kita.

"Jauh di mata, dekat di hati" merupakan ungkapan yang indah tentang kedekatan batin-kedekatan batin yang terjalin meski tak berjumpa secara fisik. Namun, atas perumpamaan Tuhan yang satu ini berlaku prinsip yang sebaliknya, yakni "dekat di mata, jauh di hati". Betapa dekatnya Lazarus tinggal dengan si orang kaya. Hanya "... dekat pintu rumah orang kaya itu" (ayat 20). Begitu dekatnya ia untuk disapa,
diperhatikan, dan ditolong. Namun, Lazarus malah mati mengenaskan dalam kemiskinan. Sangat kontras jika dibandingkan dengan kemakmuran "si tetangga". Mengapa? Semua tahu jawabnya. Persis seperti karikatur di atas.

Sebenarnya banyak penderitaan di dunia ini tak perlu terjadi, jika orang-orang terdekat dari orang yang menderita mau berbuat sesuatu. Tuhan mengizinkan kedekatan fisik terjadi agar kita tergerak berbagi kasih dengan mereka. Dengan anak yang perlu diperhatikan dan tetangga yang sakit; dengan nenek yang duduk sendirian di sebelah kita waktu di gereja dan Bi Inem yang ayahnya (di desa) sakit keras; dengan Pak
Pos yang rutin mengantar surat ke rumah kita dan Pak Jo yang setia mengangkut sampah dari rumah kita. Dan banyak lagi. Ya, mereka ada "dekat di mata" justru agar tersedia tempat di hati kita bagi mereka.

Lukas 16:19-31

19. "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan
kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh
dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari
meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat
boroknya.
22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh
malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia
menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari
jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku.
Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam
air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam
nyala api ini.
25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah
menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus
segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat
menderita.
26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang
jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari
sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada
kami tidak dapat menyeberang.
27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa,
supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati
mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke
dalam tempat penderitaan ini.
29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para
nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada
seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka
akan bertobat.
31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan
kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau
diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang
mati."

Read more...

September 21, 2008

MALAIKAT MENIMBA AIR

JADIKAN AKTIVITAS DALAM HIDUP KESEHARIAN KITA SEBAGAI IBADAH KEPADA ALLAH
Nats: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Matius 25:40)


Di sebuah kapel terpasang lukisan seorang malaikat yang sedang menimba air. Wajahnya cerah pertanda sukacita saat ia melakukan tugas itu. Keringat yang masih membekas di wajah menjadi bukti bahwa ia serius menjalankan tugasnya. Dalam hati saya bertanya, "Apa tidak keliru? Itukah tugas malaikat? Bukankah malaikat bertugas melayani Allah, bukan mengerjakan hal-hal yang tampaknya duniawi seperti menimba air?"

Acap kali kita membedakan hal-hal yang rohani dan jasmani. Ketika melayani dan beribadah di gereja, kita seperti sedang mengerjakan hal yang rohani. Sementara saat menjalankan pekerjaan sehari-hari, kita menganggapnya kegiatan duniawi. Kitab Matius memberi cara pandang berbeda. Pada hari penghakiman terakhir, Tuhan datang dalam
kemuliaan-Nya. Dia memisahkan seorang demi seorang (ayat 32). Lalu kepada mereka yang ada di sebelah kanan-Nya, Tuhan berkata, "Terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu." Apa dasarnya? "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus,
kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku
tumpangan" (ayat 35). Apa yang dilakukan kepada sesama, berarti juga
dilakukan untuk Tuhan. Itulah ibadah! Ibadah menyangkut dimensi
vertikal-hubungan dengan Allah, dan dimensi horisontal-hubungan
dengan sesama.

Bila Anda melakukan aktivitas sehari-hari dengan tujuan memuliakan Tuhan, itu pun sudah bisa disebut ibadah. Maka, apa pun pekerjaan dan aktivitas yang Anda lakukan hari ini, jalanilah semuanya dengan hati gembira seperti malaikat yang menimba air dalam lukisan tadi.

Matius 25:31-40

31. "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua
malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas
takhta kemuliaan-Nya.
32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia
akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti
gembala memisahkan domba dari kambing,
33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan
kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah
kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah
Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku
haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu
memberi Aku tumpangan;
36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku
sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku.
37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya:
Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi
Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan
kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi
Engkau pakaian?
39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan
kami mengunjungi Engkau?
40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang
dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya
untuk Aku.

Read more...

HANYA Rp. 172.800,00

KERAP KALI KITA MERASA TAHU MANA YANG BAIK TETAPI ALLAH SELALU MEMIMPIN KITA PADA YANG TERBAIK
Nats: Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel (Matius 27:9)


Selama ini saya menduga Yudas menjual Gurunya seharga tiga puluh keping uang perak karena sifatnya yang tamak. Cerita yang tertulis di dalam Alkitab mengenai Yudas meyakinkan saya akan hal ini (Matius 26:8,9; Yohanes 12:6).

Saya mencoba menghitung nilai uang perak itu dalam rupiah. Menurut Dake's Bible, tiga puluh keping uang perak sama nilainya dengan 19,20 dolar Amerika. Katakanlah satu dolar Amerika setara dengan Rp 9.000,00. Berarti "harga" Yesus kurang lebih adalah Rp 172.800,00. Murah sekali! Jadi, pasti uang bukan menjadi faktor utama Yudas
menjual Yesus. Apalagi kemudian Yudas mengembalikan uang itu kepada para imam.

Rupanya Yudas memiliki harapan seperti orang Yahudi pada umumnya, yaitu menjadikan Yesus sebagai pahlawan secara politik dengan cara melawan kekaisaran Romawi. Namun, ketika orang banyak berniat mengangkat-Nya menjadi raja, Yesus malah mengasingkan diri. Bukan hanya itu, Yesus juga malah mengajar mereka untuk memberikan kepada
kaisar apa yang menjadi haknya. Jadi, cara yang paling pamungkas untuk memaksa Yesus melawan adalah dengan menyerahkan Dia kepada para imam. Namun, Yesus memilih jalan salib. Yudas pun frustrasi dan gantung diri (Matius 27:5).


Bila direnungkan, kerap kali kita juga "mengkhianati dan menjual" Yesus demi mencapai tujuan kita sendiri, yaitu ketika kita memaksakan cara dan kehendak kita sendiri. Namun, Yudas telah menjadi contoh agar kita tak mengulang kesalahannya. Tuhan tahu yang lebih baik. Biarlah dalam seluruh aspek kehidupan kita belajar tunduk dan mengikuti jalan-Nya.

Matius 26:6-16; Yohanes 10:17,18

6. Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta,
7 datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah
buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu
dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan.
8 Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa
pemborosan ini?
9 Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat
diberikan kepada orang-orang miskin."
10 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata:
"Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan
suatu perbuatan yang baik pada-Ku.
11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku
tidak akan selalu bersama-sama kamu.
12 Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat
suatu persiapan untuk penguburan-Ku.
13 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini
diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan
disebut juga untuk mengingat dia."
14. Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang
bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.
15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya
aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang
perak kepadanya.
16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk
menyerahkan Yesus.

Yohanes 10:17

17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku
untuk menerimanya kembali.
18 Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku
memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa
memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas
yang Kuterima dari Bapa-Ku."

Read more...

KETENANGAN SEJATI

DEKAT DENGAN TUHAN ITU KUNCI KETENANGAN HIDUP
Nats: Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah (Mazmur 62:2-3)


Pada tahun 80-an ada sebuah film berjudul Bodyguard yang dibintangi Kevin Costner dan Whitney Houston. Film ini bercerita tentang Houston sebagai artis yang hidupnya dikelilingi oleh para penggemar fanatik yang ingin mencelakai dirinya. Untuk melindungi diri, ia lalu menggunakan jasa pengawal pribadi, seorang veteran angkatan perang. Dalam film itu ditunjukkan bagaimana peralatan canggih digunakan di seluruh rumah Houston untuk membuatnya bisa tidur tenang.

Setiap orang tentunya ingin hidup tenang. Sebab apalah artinya kita memiliki segala sesuatu, tetapi hidup tidak tenang; selalu gelisah, galau, dan selalu dikejar ketakutan? Sayang orang kerap salah mencari sumber ketenangan. Misalnya, dengan menggantungkan hidup pada bodyguard, senjata, uang, atau jabatan.

Ketenangan yang sejati tidak terletak pada semua itu, tetapi pada kedekatan dengan Tuhan. Sebab Tuhan adalah Pemilik sesungguhnya dari kehidupan ini. Tuhan adalah adalah sumber pengharapan dan perlindungan. Seperti yang disaksikan oleh Daud dalam Mazmur bacaan kita. Daud pernah hidup terlunta-lunta sebagai pelarian ketika dikejar-kejar oleh Saul yang ingin membunuhnya, dan ia merasakan betul bagaimana kasih dan kuasa Tuhan melindunginya.


Anda mendambakan ketenangan? Kuncinya: jangan jauh-jauh dari Tuhan. Tidak berarti hidup kita kemudian menjadi lurus dan mulus, juga tidak lantas kita bebas lepas dari segala masalah. Tidak. Masalah dan rintangan bisa tetap ada, tetapi seberapa pun besarnya masalah yang mendera dan rintangan yang menghadang, itu tidak akan merenggut
ketenangan kita.

Mazmur 62:1-13

1. Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud. (62-2)
Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah
keselamatanku.
2 (62-3) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota
bentengku, aku tidak akan goyah.
3 (62-4) Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak
meremukkan dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang
miring, terhadap tembok yang hendak roboh?
4 (62-5) Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari
kedudukannya yang tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan
mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka
mengutuki. Sela
5 (62-6) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari
pada-Nyalah harapanku.
6 (62-7) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota
bentengku, aku tidak akan goyah.
7 (62-8) Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung
batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.
8. (62-9) Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat,
curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat
perlindungan kita. Sela
9 (62-10) Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta
saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas,
mereka sekalian lebih ringan dari pada angin.
10 (62-11) Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah
menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin
bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.
11 (62-12) Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar:
bahwa kuasa dari Allah asalnya,
12 (62-13) dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab
Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.

Read more...

INJIL DI BALIK KUE BULAN

PERNAK-PERNIK TRADISI BISA MENGUNDANG ORANG MASUK TETAPI HANYA KASIH KRISTUS YANG MEMBUAT MEREKA BERTOBAT
Nats: Sungguh pun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang (1Korintus 9:19)


Kue bulan atau tong jiu pia adalah makanan khas orang Cina, yang biasanya ada untuk merayakan festival bulan purnama. Saya memiliki suatu kenangan mengesankan dengan kue ini ketika sedang belajar di Cina. Menjelang festival bulan purnama, sepasang suami istri dari gereja lokal tempat saya beribadah mengundang kami, para mahasiswa
asing, untuk datang ke rumah mereka dan makan kue bulan bersama. Beberapa rekan yang memiliki keyakinan berbeda pun ikut datang. Ternyata suami istri tersebut memakai kesempatan festival bulan purnama untuk menceritakan betapa besar kasih Tuhan dalam hidup mereka. Mereka menjadikan kue bulan sebagai sarana untuk menceritakan Injil.

Tak semua tradisi warisan budaya nenek moyang itu buruk. Memang ada tradisi yang bertentangan dengan firman Tuhan, dan bisa menghambat pertumbuhan rohani kita, karenanya harus kita tolak. Akan tetapi ada juga tradisi yang bersifat "netral", yang bahkan bisa kita gunakan untuk menjadi sarana pemberitaan Injil yang efektif. Paulus, dalam pelayanannya, tidak mengabaikan tradisi yang dimiliki seseorang.
Dikatakan dalam surat Korintus, ia "menjadi seperti orang yang dilayaninya" supaya bisa memenangkan sebanyak mungkin orang (ayat 19).


Saya belajar dari suami istri yang mengundang kami untuk makan kue bulan itu. Mereka begitu rindu mewartakan kabar baik tentang kasih Kristus, dan mereka menggunakan tradisi warisan budaya yang mereka miliki untuk dipakai menjadi sarana penginjilan. Dan itu sangat efektif. Walau tentu kue bulan itu hanya menjadi sarana, bukan yang
utama. Akhirnya yang menyentuh hati kami bukanlah kue bulan, melainkan kasih Kristus dalam hati mereka.

1 Korintus 9:19-23

19. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan
diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan
sebanyak mungkin orang.
20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang
Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi
orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti
orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri
tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan
mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
21 Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku
menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat,
sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup
di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang
tidak hidup di bawah hukum Taurat.
22 Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang
lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi
semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat
mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
23 Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku
mendapat bagian dalamnya.

Read more...

JANGAN MENGHAKIMI

MAKIN TINGGI STANDAR YANG KITA BUAT BAGI SESAMA MAKIN TINGGI STANDAR YANG HARUS KITA SENDIRI PENUHI
Nats: Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7:3)


Istri saya sudah tuli," keluh seorang suami kepada dokter pribadinya. "Saya harus bicara berkali-kali padanya, barulah ia mengerti." Sang dokter lantas memberi usul: "Bicaralah dengannya dari jarak sepuluh meter. Jika tak ada respons, coba dari jarak lima meter, lalu dari jarak satu meter. Dari situ kita akan tahu tingkat ketuliannya."

Si suami mencobanya. Dari jarak sepuluh meter, ia bertanya pada istrinya, "Kamu masak apa malam ini?" Tak terdengar jawaban. Ia mencoba dari jarak lima meter, bahkan satu meter, tetap saja tak ada respons. Akhirnya ia bicara di dekat telinga istrinya, "Masak apa kamu malam ini?" Si istri menjawab: "Sudah empat kali aku bilang: sayur asam!" Rupanya, sang suamilah yang tuli.

Saat mengkritik orang lain, kita kerap kali tidak sadar bahwa kita pun memiliki kelemahan yang sama, bahkan mungkin lebih parah. Ada kalanya apa yang tidak kita sukai dari orang lain adalah sifat yang tidak kita sukai dari diri sendiri. Kita belum bisa mengatasi satu kebiasaan buruk, kemudian jengkel saat melihat sifat buruk itu muncul dalam diri orang lain, sehingga kita memintanya untuk berubah.


Tuhan Yesus tidak melarang kita menilai orang lain secara kritis. Namun, janganlah membesar-besarkan kesalahan orang lain dengan mengabaikan kesalahan diri sendiri. Jika kita memakai standar atau ukuran tinggi dalam menilai orang lain, pastikan kita sendiri sudah memenuhi standar yang kita buat. Yang terbaik adalah introspeksi diri
terlebih dulu sebelum memberi kritik kepada orang lain.

Matius 7:1-5

1. "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi,
kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur,
akan diukurkan kepadamu.
3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah
aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di
dalam matamu.
5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu,
maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar
itu dari mata saudaramu."

Read more...

BUKAN HALANGAN

JANGAN KECIL HATI KARENA KITA ORANG BIASA SEBAB ALLAH YANG MEMILIKI KITA LUAR BIASA
Nats: Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah (1Korintus 2:5)


Jacky Chan, bintang film laga Hong Kong yang sudah mendunia, mengunjungi Indonesia pascabencana tsunami Aceh. Ia datang mewakili selebriti Hong Kong yang memberi sumbangan sebagai tanda empati atas penderitaan yang dialami rakyat Aceh. Dalam sebuah wawancara di salah satu televisi swasta, seorang wartawan bertanya, "Hampir di setiap film, Anda berperan sebagai seorang pahlawan. Menurut Anda, apa kriteria pahlawan itu?" Ia menjawab singkat, "Orang biasa yang melakukan sesuatu yang luar biasa."

Kitab Hakim-hakim adalah kitab yang menceritakan perjuangan para pahlawan atau pemimpin militer sebelum Israel menjadi sebuah kerajaan. Jadi bukan hakim dalam pengertian sekarang. Banyak tokoh hebat dalam kitab Hakim-hakim dan kisahnya diceritakan secara panjang lebar. Namun Samgar hanya diceritakan secara singkat - dalam satu ayat (Hakim-hakim 3:31). Berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya. Samgar tipikal sosok yang sederhana. Dalam melawan orang Filistin pun, ia hanya memakai tongkat pengusir lembu sebagai senjata-bukan pedang atau tombak seperti lazimnya orang berperang. Samgar adalah orang sederhana dengan prestasi spektakuler.



Tuhan dapat memakai siapa saja secara luar biasa, pun bila kita hanyalah orang biasa. Kuncinya, kita mau berusaha yang terbaik, sambil tetap mengandalkan diri pada hikmat Allah, bukan pada kekuatan sendiri (ayat 5). Bagaimana dengan kita? Boleh jadi kita bukan orang hebat seperti Otniel, Ehud, atau Simson-tokoh-tokoh dalam kitab
Hakim-hakim, tetapi orang sederhana seperti Samgar. Jangan berkecil hati. Sebab itu bukan halangan untuk melakukan sesuatu yang luar
biasa.

1 Korintus 2:1-5

1. Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu,
saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah
atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada
kamu.
2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di
antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
3 Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan
sangat takut dan gentar.
4 Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan
dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan
akan kekuatan Roh,
5 supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia,
tetapi pada kekuatan Allah.

Read more...

September 15, 2008

KRISTEN BOLA

MASALAH SEBESAR APA PUN DAPAT DILEWATI BERSAMA TUHAN
Nats: Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak hancur terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa (2Korintus 4:8,9)


Sepulang sekolah, Kathleen, putri saya, suka bermain bola di rumah. Anak usia empat tahun itu sangat suka memantul-mantulkan bola kesayangannya ke lantai. Suatu saat ia berkata, "Pa, Kathleen suka dengan bola ini. Tiap kali Kathleen membanting bola ini, ia malah melambung tinggi. Lucunya, semakin keras dibanting, ia malah melambung makin tinggi ya, Pa."

Paulus adalah seorang rasul yang berterus terang tentang realitas kehidupan dan pelayanan yang tengah dilakukannya. Sejak menyerahkan diri untuk melayani Tuhan, masalah justru seakan-akan enggan meninggalkannya. Ketika melayani jemaat di Korintus, ia pun tidak bebas dari masalah. Jemaat Korintus terkenal dengan reputasinya yang buruk. Banyak hal yang terjadi dalam jemaat ini, telah menyakitkan
hati Allah dan Paulus. Misalnya perpecahan, juga tindakan tidak bermoral. Secara logika, sangat masuk akal bila Paulus mempertanyakan penyertaan Tuhan atas hidupnya, memprotes, atau bahkan mengambek. Namun, Paulus tidak melakukannya. Ia tetap setia memegang komitmen pelayanannya.


Inilah inti "karakter pelayanan kristiani" sejati yang harus dimiliki oleh setiap pelayan Tuhan; di mana pun dan dalam peran apa pun. "Ditindas namun tidak terjepit ... habis akal namun tidak putus asa ... dianiaya namun tidak ditinggalkan sendiri ... dihempaskan namun tidak binasa" (ayat 8,9). Saya menyebutnya "Kristen bola", yang tak menjadi "kempes" walaupun "dibanting" dengan berbagai tantangan dan kesulitan. Apa rahasianya? "Kami senantiasa membawa kematian Yesus dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus nyata dalam tubuh kami" (ayat 10).

2 Korintus 4:1-15

1. Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini.
Karena itu kami tidak tawar hati.
2 Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang
memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman
Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian
kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang
di hadapan Allah.
3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia
tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran
Allah.
5 Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus
Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena
kehendak Yesus.
6 Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan
terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di
dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan
tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya
nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari
Allah, bukan dari diri kami.
8. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami
habis akal, namun tidak putus asa;
9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami
dihempaskan, namun tidak binasa.
10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami,
supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan
kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata
di dalam tubuh kami yang fana ini.
12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat
di dalam kamu.
13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada
tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami
juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.
14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan
Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus.
Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada
diri-Nya.
15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih
karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya
orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya
ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.

Read more...

KUCING DAN ANJING

JANGAN LARI DARI MASALAH HADAPI DAN SELESAIKANLAH SAMPAI TUNTAS!
Nats: Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka dibaginyalah orang-orangnya yang bersama-sama dengan dia, kambing dombanya, lembu sapi dan untanya menjadi dua pasukan (Kejadian 32:7)


Ada sebuah dongeng yang menceritakan mengapa kucing bermusuhan dengan anjing. Dikisahkan bahwa kucing dan anjing dulu berteman akrab. Namun suatu hari kucing menipu anjing dan membuat anjing marah. Sejak itu, anjing membenci kucing. Kucing pun menjadi takut kepada anjing. Selanjutnya, untuk mencegah agar anjing tidak dapat mengendus jejak kucing dengan penciumannya yang tajam, sejak itu kucing selalu
mengubur kotorannya.

Hubungan Esau dan Yakub mirip dengan anjing dan kucing di atas. Yakub pernah melakukan sesuatu yang membuat Esau marah besar (Kejadian 27). Itu sebabnya Yakub melarikan diri. Namun dalam perjalanannya kembali ke Kanaan, Yakub akhirnya terpaksa harus bertemu lagi dengan Esau. Hal ini membuatnya takut karena ia ingat apa yang telah diperbuatnya dahulu dan juga kemarahan kakaknya. Sebab itu ia ketakutan
kalau-kalau kakaknya akan membalas dendam.


Secara umum, ada dua cara yang dipilih orang untuk menyikapi suatu masalah. Pertama, seperti yang dilakukan oleh Yakub dan oleh kucing dalam dongeng di atas, yaitu melarikan diri. Cara ini memang lebih mudah, tetapi dampak ke depannya masih bisa panjang. Kita bisa terus digelayuti oleh perasaan tidak tenang, dan suatu hari masalah tersebut dapat muncul kembali dengan dampak yang lebih parah. Kedua adalah dengan menghadapi masalah tersebut dan berusaha menyelesaikannya. Cara ini pada awalnya mungkin akan tampak lebih repot dan menakutkan. Namun setidaknya masalah itu tidak akan menjadi berkepanjangan. Cara mana yang Anda pilih?

Kejadian 32:1-12

1. Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah
malaikat-malaikat Allah dengan dia.
2 Ketika Yakub melihat mereka, berkatalah ia: "Ini bala tentara
Allah." Sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim.
3. Sesudah itu Yakub menyuruh utusannya berjalan lebih dahulu
mendapatkan Esau, kakaknya, ke tanah Seir, daerah Edom.
4 Ia memerintahkan kepada mereka: "Beginilah kamu katakan
kepada tuanku, kepada Esau: Beginilah kata hambamu Yakub: Aku
telah tinggal pada Laban sebagai orang asing dan diam di situ
selama ini.
5 Aku telah mempunyai lembu sapi, keledai dan kambing domba,
budak laki-laki dan perempuan, dan aku menyuruh memberitahukan
hal ini kepada tuanku, supaya aku mendapat kasihmu."
6 Kemudian pulanglah para utusan itu kepada Yakub dan berkata:
"Kami telah sampai kepada kakakmu, kepada Esau, dan iapun sedang
di jalan menemui engkau, diiringi oleh empat ratus orang."
7 Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka
dibaginyalah orang-orangnya yang bersama-sama dengan dia, kambing
dombanya, lembu sapi dan untanya menjadi dua pasukan.
8 Sebab pikirnya: "Jika Esau datang menyerang pasukan yang
satu, sehingga terpukul kalah, maka pasukan yang tinggal akan
terluput."
9. Kemudian berkatalah Yakub: "Ya Allah nenekku Abraham dan
Allah ayahku Ishak, ya TUHAN, yang telah berfirman kepadaku:
Pulanglah ke negerimu serta kepada sanak saudaramu dan Aku akan
berbuat baik kepadamu--
10 sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan
kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku
membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan
ini, tetapi sekarang telah menjadi dua pasukan.
11 Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari tangan
Esau, sebab aku takut kepadanya, jangan-jangan ia datang membunuh
aku, juga ibu-ibu dengan anak-anaknya.
12 Bukankah Engkau telah berfirman: Tentu Aku akan berbuat baik
kepadamu dan menjadikan keturunanmu sebagai pasir di laut, yang
karena banyaknya tidak dapat dihitung."

Read more...

MEMBAGI BERKAT

DI BALIK BERKAT YANG KITA TERIMA TERSIMPAN TANGGUNG JAWAB UNTUK BERBAGI DENGAN SESAMA
Nats: Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum (Amsal 11:25)


Danau Galilea dan Laut Mati di Palestina memiliki karakteristik yang berbeda. Di Danau Galilea hidup banyak ikan. Para nelayan biasa menangkap ikan di sana. Di sekitarnya hidup bermacam tumbuhan hijau dan subur. Kontras dengan Laut Mati. Air Laut Mati banyak mengandung garam, sehingga tak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di sana. Daerah di sekelilingnya pun kering dan gersang.

Mengapa bisa demikian? Rupanya begini, Danau Galilea memperoleh air dari sungai-sungai kecil yang ada di sekitarnya, lalu mengalirkannya ke Sungai Yordan. Membuat tanah di sepanjang aliran antara danau itu dengan Sungai Yordan menjadi subur. Sebaliknya, Laut Mati memperoleh air dari Sungai Yordan, tetapi ia tidak mengalirkannya ke mana pun. Laut itu sama sekali tidak punya saluran keluar.


Hikmahnya adalah, bahwa membagi berkat itu menyehatkan. Bukan saja bagi orang yang menerima, melainkan juga bagi yang memberi. Maka, jangan menganggap bahwa dengan membagi berkat kepada yang lain, seolah-olah kita melulu yang berkorban. Tidak. Sebab pada saat kita memberi, saat itu juga sebetulnya kita menerima, walaupun mungkin
dalam bentuk yang berbeda. Berkat yang kita tebar akan selalu "berbunga" dan "berbuah". Sebaliknya, berkat yang kita simpan hanya untuk diri sendiri malah bisa membusuk.

Sebagai orang kristiani, kita dipanggil untuk menjadi penyalur berkat, seperti Danau Galilea; bukan menjadi penimbun berkat seperti Laut Mati. Dengan memberi kita mendapat, dengan menahan berkat kita justru akan kehilangan (ayat 24).

Amsal 11:24-31

24. Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang
menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.
25. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa
memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.
26. Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun
di atas kepala orang yang menjual gandum.
27. Siapa mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang,
tetapi siapa mengejar kejahatan akan ditimpa kejahatan.
28. Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh;
tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda.
29. Siapa yang mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin;
orang bodoh akan menjadi budak orang bijak.
30. Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak,
mengambil hati orang.
31. Kalau orang benar menerima balasan di atas bumi, lebih-lebih
orang fasik dan orang berdosa!

Read more...

DIBONGKAR!

KEDEWASAAN ROHANI SESEORANG TERLIHAT PADA WAKTU DOSANYA DIBONGKAR DAN DITEGUR
Nats: Hati yang patah dan remuk, tak akan Kaupandang hina, ya Allah (Mazmur 51:19)


Daud adalah seorang yang berkenan di hati Tuhan, tetapi sekalipun demikian Daud tetap manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan. Salah satu kesalahan Daud yang paling fatal adalah pada saat ia merebut Batsyeba yang notabene istri dari Uria, salah seorang prajuritnya. Untuk mewujudkan keinginannya, Daud menggunakan cara yang jahat, yaitu dengan sengaja menempatkan Uria di garis depan medan pertempuran sehingga ia mati terbunuh.

Skandal yang sangat memalukan ini kemudian dibongkar oleh Nabi Natan. Pada saat dosanya dibongkar, sebetulnya Daud bisa saja menjadi tersinggung dan marah atas kelancangan Nabi Natan. Bahkan dengan mudah ia juga bisa memerintah prajuritnya untuk menghabisi Nabi Natan, sehingga ia tidak akan kehilangan muka. Tetapi Daud tidak
melakukannya. Ia juga tidak mencoba berdalih dan mencari kambing hitam atas hal yang telah diperbuatnya. Sebaliknya, dengan hati hancur Daud mengakui dosa besar yang telah diperbuatnya.


Terkadang Tuhan memakai orang lain untuk menegur dan membongkar dosa yang telah kita buat. Yang penting, bagaimana kita meresponi teguran yang demikian. Biarlah kita mau belajar rendah hati dan dengan hati hancur bersedia mengakui kesalahan-kesalahan kita. Sebab hanya dengan begitu kita akan mendapat pemulihan dan pengampunan Allah. Ingatlah bahwa sebuah kedewasaan rohani bukan berarti sempurna tanpa cacat. kedewasaan rohani adalah sikap seseorang yang dengan hati besar berani jujur dan terbuka untuk mengakui setiap kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat.

2 Samuel 12:1-14

1. TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan
berkata kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang
kaya, yang lain miskin.
2 Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
3 si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak
domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak
domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya,
makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di
pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.
4 Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa
sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk
memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia
mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan
memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu."
5 Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia
berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang
melakukan itu harus dihukum mati.
6 Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali
lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak
kenal belas kasihan."
7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu!
Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi
engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau
dari tangan Saul.
8 Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri
tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum
Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah
lagi ini dan itu kepadamu.
9 Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang
jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan
dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia
sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.
10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari
keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku
dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.
11 Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan
Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri.
Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan
memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan
isteri-isterimu di siang hari.
12 Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi
Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara
terang-terangan."
13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa
kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah
menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
14 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah
sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan
mati."

Read more...

MENARIK BALIK PERSEMBAHAN

TUHAN TAK HANYA MELIHAT PERSEMBAHAN ANDA DIA MELIHAT KEMURNIAN HATI ANDA
Nats: Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? (Kisah Para Rasul 5:3)


Sebuah gereja memerlukan dana untuk membeli sepuluh unit pendingin udara (AC). Seorang yang kaya tergerak mempersembahkan dua unit. Tiga tahun kemudian, muncul ketegangan antara si orang kaya dengan pendeta. Ia tersinggung karena usulnya untuk mengubah gaya ibadah tidak diterima. Akhirnya, ia memutuskan angkat kaki dari gereja itu. Namun sebelumnya ia meminta agar dua unit pendingin udara yang pernah ia berikan, dicopot! Begitulah jika memberi tidak dengan tulus, hanya untuk mencari "nama". Padahal, memberi persembahan bagi Tuhan berbeda dengan menyumbang ke yayasan sosial. Ini menyangkut komitmen dengan Tuhan.

Ananias dan Safira juga tidak dipaksa mempersembahkan seluruh hasil penjualan tanahnya untuk gereja. Mereka berhak memberi berapa pun. Tergantung kerelaan hati. Masalahnya, mereka berdusta. Sesudah berkomitmen mempersembahkan seluruh hasil penjualan tanah, mereka menahannya sebagian. Masalah lain, mereka tidak tulus memberi
persembahan. Mencoba menampilkan kesan bahwa mereka lebih murah hati dari yang sebenarnya. Karena hal inilah mereka berdosa, selain mendustai Allah sekaligus jemaat-Nya, mereka juga telah bengkok hati dalam memberi persembahan. Tindakan mereka mencemari kesaksian gereja sehingga mendapat hukuman berat.


Ketika Anda memberi persembahan, berilah dengan hati tulus. Jangan mengharapkan imbalan apa pun. Kalaupun Anda memberi banyak, jangan merasa menjadi "donatur besar gereja" yang harus diperlakukan khusus. Persembahan bisa menjadi berkat bila muncul dari hati yang tulus. Sebaliknya, bisa menjadi kutuk bila bertolak dari hati yang bengkok.

Kisah Para Rasul 4:34-5:5

34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara
mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah,
menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu
dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut
Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan
meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Kisah 5:1

1. Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya
Safira menjual sebidang tanah.
2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil
penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan
kaki rasul-rasul.
3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai
Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian
dari hasil penjualan tanah itu?
4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap
kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap
dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam
hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah."
5 Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah
nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal
itu.

Read more...

DOA SYAFAAT

BIARLAH HARI INI SESEORANG MENERIMA JAWABAN ALLAH KARENA TUHAN INGAT SAYA MENDOAKANNYA
Nats: Maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu (Kejadian 19:29)


Dalam sebuah pengadilan, peran seorang advokat atau pengacara sangat penting. Pembelaannya di depan hakim akan menentukan nasib sang terdakwa. Bayangkanlah cerita Alkitab hari ini dengan situasi sebuah pengadilan. Kota Sodom dan Gomora duduk di kursi terdakwa; Allah sebagai Hakim; jaksa penuntut diperankan oleh banyak orang yang
berkeluh-kesah tentang kedua kota itu; dan Abraham tampil membela pihak tertuduh dengan argumentasinya yang gigih.

Dengan "keberanian" yang mengagumkan, Abraham melakukan "tawar-menawar" dengan Tuhan tentang jadi atau tidaknya Dia menjatuhkan hukuman atas Sodom dan Gomora. "Kesepakatan" antara Tuhan dengan Abraham akhirnya diperoleh. Hukuman terhadap Sodom dan Gomora tetap dilaksanakan. Namun, perhatikanlah bahwa Allah menyatakan kemurahan-Nya kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dan, Allah pun menjalankan misi penyelamatan atas Lot dan keluarganya. Mengapa? Karena Dia "ingat kepada Abraham"! Peristiwa ini sungguh menggetarkan hati. Allah mengingat Lot karena doa yang dinaikkan Abraham.


Sebuah lagu pop rohani berkata: "Bila kau rasa sepi dan hatimu pun sedih, ingatlah seorang mendoakanmu." Doa syafaat adalah seruan permohonan kepada Tuhan atas nama pihak lain. Tuhan memedulikan doa semacam ini. Abraham berseru kepada Tuhan atas nama Lot, dan Lot pun diselamatkan. Tuhan ingat seruan Abraham. Kita pasti pernah, atau
bahkan sedang diberkati karena seseorang mendoakan kita. Namun, sebaliknya, biarlah ada seseorang yang juga diberkati karena Allah ingat akan doa-doa kita untuknya.

Kejadian 18:23-33

23. Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan
melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?
24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota
itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah
Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di
dalamnya itu?
25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian,
membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga
orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah
kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi
tidak menghukum dengan adil?"
26 TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam
kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena
mereka."
27 Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri
berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.
28 Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar
itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang
lima itu?" Firman-Nya: "Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati
empat puluh lima di sana."
29 Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: "Sekiranya
empat puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan
berbuat demikian karena yang empat puluh itu."
30 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata
sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?" Firman-Nya:
"Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di
sana."
31 Katanya: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata
kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?" Firman-Nya:
"Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu."
32 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata
lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?"
Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh
itu."
33 Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada
Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.

Read more...

SINDROM MESIAS

TIADA TEMPAT DI KERAJAAN SURGA BAGI MEREKA YANG MERASA DIRI SEGALA-GALANYA

Nats: Sedangkan siapa saja yang merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga (Matius 18:4)


Milton Rokeach, seorang psikolog, merasa kewalahan menyembuhkan tiga pasiennya yang menderita "sindrom Mesias". Mereka menganggap dirinya sebagai penyelamat dunia. Sulit sekali menyadarkan ketiganya tentang siapa mereka sebenarnya. Suatu kali, mereka bertiga diajak berdiskusi dalam suatu terapi kelompok. Orang pertama berkata, "Akulah Mesias, anak Allah yang diutus menyelamatkan dunia." "Bohong! Dari mana kamu tahu?" bantah orang kedua. "Tuhan berbicara kepadaku," jawab orang pertama. Tiba-tiba orang ketiga berseru: "Siapa bilang? Aku tak pernah berkata begitu kepadamu!"

Para murid Yesus pun pernah mengalami sindrom Mesias saat mereka mempersoalkan siapa di antara mereka yang terbesar. Tiap-tiap orang merasa paling unggul, paling layak, paling berjasa, atau paling rohani. Yang diincar bukan lagi pelayanan, tetapi keuntungan. Itu sebabnya Yesus meminta mereka agar bertobat dan menjadi seperti anak
kecil. Seorang anak tidak memedulikan status atau gengsi. Ia mengakui dirinya tak berdaya dan bergantung sepenuhnya pada orang lain. Inilah kerendahan hati sejati. Jika ingin masuk ke dalam kerajaan surga, seseorang tak boleh merasa dirinya berjasa.


Sindrom Mesias bisa juga terjadi di gereja. Banyak konflik terjadi karena orang saling bersaing, berebut kuasa, atau merasa dirinya hadir sebagai "penyelamat". Yang senior berkata, "Karena sayalah, gereja ini berdiri!" Yang yunior berkata, "Kamilah pembaru gereja. Tanpa kami, gereja ini sudah mati ditelan tradisi!" Berhati-hatilah!
Ketika kita membangun kerajaan kita sendiri, bisa-bisa kita semakin jauh dari kerajaan-Nya.

Matius 18:1-5

1. Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan
bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di
tengah-tengah mereka
3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu
tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti
anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam
nama-Ku, ia menyambut Aku."

Read more...

TULI ROHANI

TELINGA YANG MENDENGAR, MEMIMPIN LANGKAH KE ARAH YANG BENAR
Nats: Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN? (Yesaya 42:19)


Doof indie atau tuli gaya Hindia merupakan sikap kaum pribumi yang banyak dikritik oleh para menir Belanda pada zaman penjajahan dulu. Kaum pribumi yang bekerja sebagai pembantu para menir itu sering berpura-pura tidak mendengar perintah tuannya. Kalau dimarahi, mereka berkilah, "Maaf saya tidak dengar, Tuan." Namun, apabila tuannya
adalah Tuhan semesta alam, ceritanya bisa lain.

Yesaya 42 berisi teguran Tuhan kepada umat-Nya. Awalnya, Israel punya julukan hebat: hamba Tuhan. Namun, sang nabi menyindirnya sebagai hamba Tuhan yang buta dan tuli. Bahkan satu-satunya bangsa yang buta dan tuli: "Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh?" (ayat 19). Bermata, tetapi tidak melihat. Bertelinga, tetapi tidak mendengar. Intinya, nabi menohok dengan mengatakan si hamba Tuhan ini berindra, namun indranya tak berfungsi. Mendengar itu bukan sekadar untuk menangkap bunyi yang datang, melainkan juga untuk menyimak dan memahami. Begitu juga terhadap perintah Tuhan (ayat 23). Bila sungguh-sungguh mendengarkan, kita akan tahu maksud Tuhan; baik dalam peristiwa-peristiwa yang
sudah berlalu, maupun peristiwa yang sekarang. Dan menjadikan itu sebagai modal untuk mengantisipasi apa yang akan datang.


Dunia ini begitu bising dengan suara, teori, pendapat, serta gagasan kita sendiri tentang banyak hal. Mungkin itu sebabnya kita sedikit mendengarkan suara Tuhan. Kini, sediakan diri untuk berdiam, mendengarkan, dan melihat realitas hidup. Lalu bersiaplah untuk mendengarkan dengan telinga yang peka menangkap suara dan kehendak-Nya.

Yesaya 42:18-25

18. Dengarkanlah, hai orang-orang tuli pandanglah dan lihatlah,
hai orang-orang buta!
19 Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli
seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti
suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN?
20 Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau
memasang telinga, tetapi tidak mendengar.
21 TUHAN telah berkenan demi penyelamatan-Nya untuk memberi
pengajaran-Nya yang besar dan mulia;
22 namun mereka suatu bangsa yang dijarah dan dirampok, mereka
semua terjebak dalam geronggang-geronggang dan disembunyikan
dalam rumah-rumah penjara; mereka telah menjadi jarahan dan tidak
ada yang melepaskan, menjadi rampasan dan tidak ada yang berkata:
"Kembalikanlah!"
23 Siapakah di antara kamu yang mau memasang telinga kepada hal
ini, yang mau memperhatikan dan mendengarkannya untuk masa yang
kemudian?
24 Siapakah yang menyerahkan Yakub untuk dirampas, dan Israel
kepada penjarah? Bukankah itu TUHAN? Sebab kepada-Nya kita telah
berdosa, dan orang tidak mau mengikuti jalan yang telah
ditunjuk-Nya, dan kepada pengajaran-Nya orang tidak mau
mendengar.
25 Maka Ia telah menumpahkan kepadanya kepanasan amarah-Nya dan
peperangan yang hebat, yang menghanguskan dia dari sekeliling,
tetapi ia tidak menginsafinya, dan yang membakar dia, tetapi ia
tidak memperhatikannya.

Read more...

September 07, 2008

AKIBAT KURANG TIDUR

TIDUR CUKUP MENJAGA PRODUKTIVITAS BAIK JASMANI MAUPUN ROHANI
Nats: Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditelan gelombang, tetapi Yesus tidur (Matius 8:24)


Salah satu kasus terbanyak penyebab kecelakaan di jalan tol adalah pengemudi yang mengantuk. Tidak heran di setiap jalan tol biasanya tersedia rest area atau tempat beristirahat. Pengemudi yang mengantuk diimbau untuk menepi dan beristirahat sejenak. Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) pernah melakukan penelitian tentang pengaruh
tidur sesaat kepada para pilot militer dan astronot. Hasilnya, dengan tidur empat puluh menit, kinerja mereka meningkat 34%. Kesiagaan dan konsentrasi mereka pun meningkat hingga 100%.

Kita perlu beristirahat untuk melepas kepenatan, kesumpekan, dan kelelahan demi mengembalikan tenaga. Tidur membuat metabolisme dalam tubuh kita melambat. Seluruh organ tubuh beristirahat. Tubuh kita melakukan perbaikan jaringan yang rusak. Itulah sebabnya, tidur yang cukup akan memberi kesegaran, tidak hanya jasmani, tetapi juga
rohani. Namun, kita kerap kali mengorbankan waktu tidur hanya demi mengejar target pekerjaan atau belajar. Hal ini tentu saja keliru, karena secara alamiah tubuh kita justru akan lebih produktif apabila cukup tidur. Apalagi, kurang tidur juga bisa menyebabkan emosi kita menjadi tidak stabil.


Hari ini kita menyimak kisah tentang Tuhan Yesus yang tengah tidur di dalam perahu saat berlayar bersama para murid. Kesibukan mengajar dan melayani orang banyak tentu membuat-Nya lelah dan penat. Dalam kemanusiaan-Nya, seperti juga kita, Tuhan Yesus pun memerlukan tidur. Secara alamiah, tidur membuat-Nya tidak kehilangan kendali diri, bahkan ketika krisis terjadi (ayat 26). Sudahkah kita cukup tidur hari ini?

Matius 8:23-27

23. Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun
mengikuti-Nya.
24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu,
sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya:
"Tuhan, tolonglah, kita binasa."
26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang
kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau
itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia
ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

Read more...

PERSEPULUHAN

BIARLAH ALLAH DIMULIAKAN MELALUI SETIAP PERSEMBAHAN YANG KITA BAWA
Nats: Yang satu (persepuluhan) harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan (Matius 23:23)


Tentang persepuluhan, ada yang berkata, "Persepuluhan harus dikembalikan ke gereja lokal, kalau tidak, berarti kita merampok milik Tuhan". Sebaliknya, ada pula yang berkata, "Itu sistem di Perjanjian Lama. Bukankah kita hidup di zaman Perjanjian Baru, zaman anugerah, jadi yang penting kita memberi dengan rela dan sukacita."

Begitulah, kita bisa terjebak dalam kebingungan bila mengubah, menambah, atau mengurangi ayat Alkitab semau kita menjadi "lebih indah dari warna aslinya". Padahal, Maleakhi 3:10 dan Imamat 27:30 telah menuliskan persepuluhan ini dengan jelas. Tak ada kata tuduhan "merampok" atau "merampas". Kita hanya menerima nasihat, "bawalah
milik TUHAN". Selanjutnya, persepuluhan tidak hanya disebut dalam Perjanjian Lama, tetapi juga dalam Perjanjian Baru. Yesus mengatakan, "Yang satu (persepuluhan) harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan" (Matius 23:23). Bahkan lebih jauh Perjanjian Baru juga menegaskan, bahwa tak hanya sepersepuluh, tetapi juga seluruh hidup kita adalah milik Tuhan, karena kita sudah ditebus dengan darah Yesus yang mahal (1Petrus 1:18,19).


Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru berbicara sangat jelas mengenai persembahan. Yang penting; baik persepuluhan, persembahan iman dan syukur, atau apa pun namanya, harus diberikan bukan dengan duka atau terpaksa. Namun, dengan motivasi yang benar, bukan untuk pamer (Matius 6:3) dan dengan rela dan sukacita (2Korintus 9:7). Dengan demikian, Allah pun berkenan atas setiap persembahan kita. Inilah prinsip yang utuh di dalam seluruh Alkitab.

Maleakhi 3:1-10

1. Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan
di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan
masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu,
sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan
siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri?
Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun
tukang penatu.
3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan
perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti
emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang
mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
4 Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati
TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun
yang sudah-sudah.
5 Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera
menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah
dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang
yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang
mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepada-Ku,
firman TUHAN semesta alam.
6 Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub,
tidak akan lenyap.
7. Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari
ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka
Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu
berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"
8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi
kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?"
Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu
seluruh bangsa!
10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan
ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak
membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat
kepadamu sampai berkelimpahan.

Read more...

September 05, 2008

MELIHATNYA DALAM GELAP

GELAPNYA JALAN TAK PERLU MENGHENTIKAN LANGKAH SELAMA PELITA ANDA TETAP MENYALA
Nats: Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan (Roma 5:3)


Suatu malam, sebuah gereja yang ada di desa mengadakan kebaktian penyegaran iman dan mereka mengundang seorang pendeta untuk berkhotbah. Desa tersebut baru saja mendapat sambungan aliran listrik sehingga ruang kebaktian gereja mendapat penerangan dari lampu pijar. Ketika sang pendeta tengah berkhotbah, tiba-tiba listrik mati. Ruangan ibadah pun menjadi gelap gulita. Sang pendeta bingung; harus terus berkhotbah atau menunggu listrik menyala. Tiba-tiba seorang anggota majelis berbisik, "Teruslah berkhotbah, Pak Pendeta. Kami masih bisa melihat Yesus di dalam gelap."

Hidup bisa tiba-tiba menjadi gelap saat kita menghadapi kesengsaraan; kehilangan orang terkasih, sakit-penyakit, kegagalan bisnis. Semua itu membuat hari-hari tampak suram. Ibarat mati lampu, keadaan di sekeliling menjadi tampak gelap. Namun, orang yang beriman pada Kristus dapat tetap berdiri, bahkan bermegah. Mengapa? Sebab ada
pengharapan. Kita yakin, di tengah gelapnya hidup, Yesus beserta. Kita bisa melihat Dia dalam gelap. Oleh sebab itu, kesengsaraan tidak perlu menjatuhkan iman, tetapi menguji iman kita untuk naik setingkat lebih tinggi. Pengalaman membuktikan, hari-hari gelap justru merupakan saat di mana Tuhan mendekat; saat di mana kita merasakan pertolongan dan kuasa-Nya secara istimewa.


Apakah jalan di depan Anda tampak gelap? Jangan takut, apalagi sampai kehilangan kegembiraan hidup. Percayalah, semakin sulit jalan hidup Anda, semakin nyata Tuhan menyertai Anda. Seperti orangtua yang memberi perhatian khusus saat anaknya sakit, Tuhan pun begitu. Di topan gelap, Anda didekap.

Roma 5:1-6

1. Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup
dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus
Kristus.
2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih
karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita
bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam
kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu
menimbulkan ketekunan,
4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan
pengharapan.
5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah
dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita.
6. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita
orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.

Read more...

September 04, 2008

MENGASIHI MUSUH

KEMENANGAN TERBESAR ADALAH KETIKA KITA BERHASIL MENGASIHI LAWAN
Nats: Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok (Amsal 24:17)


Dalam "hukum" dunia, kata "mengasihi" dan "musuh" adalah dua kata yang bertolak belakang, karenanya tidak dapat dipersatukan. Dalam bahasa Inggris, musuh adalah enemy, berasal dari bahasa Latin inimicus, artinya "bukan sahabat". Definisinya jelas: orang yang membenci, menginginkan hal yang tidak baik, menyebabkan jatuh,
kecewa, sakit, dan sebagainya. Maka, nasihat untuk mengasihi musuh bisa dibilang aneh. Sebab, normalnya musuh itu mesti dilawan, dibenci, disingkirkan, kalau perlu dibasmi.

Akan tetapi, itulah yang dengan tegas dan jelas diajarkan Tuhan Yesus: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:44). Ajaran mengasihi musuh tidak saja berdimensi teologis-berkenaan dengan aspek imani-tetapi juga berdimensi praktis dan logis. Pertama, membenci
musuh akan merugikan diri sendiri; tidak ada orang yang hidupnya bahagia kalau terus dikuasai kebencian terhadap orang lain. Kedua, melawan kebencian dengan kebencian sama dengan melipatgandakan kebencian. Seperti gelap yang tidak bisa dilawan dengan gelap, tetapi harus dengan terang. Terang, walau hanya secercah, akan sanggup
menembus kegelapan.


Dengan memahami makna ajaran "mengasihi musuh", kita bisa melihat luka tanpa dendam; kepahitan tanpa amarah; kekecewaan tanpa geram. Kita memandangnya sebagai kesempatan untuk mengasihi orang lain; untuk berbuat kebaikan. Seperti kata Alfred Plummer, "Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah tabiat Iblis; membalas kebaikan dengan kebaikan adalah tabiat manusiawi; membalas kejahatan dengan kebaikan adalah tabiat ilahi".

Matius 5:43-48

43. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan
bencilah musuhmu.
44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah
bagi mereka yang menganiaya kamu.
45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang
di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan
orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan
orang yang tidak benar.
46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah
upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada
saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang
lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat
demikian?
48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang
di sorga adalah sempurna."

Read more...

GEREJA TEMPAT BERTUMBUH

KOMITMEN TERHADAP GEREJA MENUNJUKKAN TANGGUNG JAWAB KEPADA KRISTUS, SANG KEPALA GEREJA
Nats: Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya (1Korintus 12:27)


Ada ungkapan bernada gurau: "Gereja Kristen Jalan-jalan". Istilah itu mengacu pada orang kristiani yang enggan menetap dan bertumbuh di satu gereja tertentu, tetapi berpindah dari satu gereja ke gereja lain. Bila diibaratkan suatu hubungan, mereka hanya ingin menikmati asyiknya berpacaran, tetapi enggan berkomitmen dan membina kehidupan berkeluarga.

Berjalan kaki pada pagi hari secara teratur tentu sangat dianjurkan demi menjaga kebugaran, namun berjalan-jalan dari gereja ke gereja setiap minggu malah akan mengganggu kesehatan rohani kita. Pemazmur antara lain menggambarkan kehidupan orang benar sebagai pohon yang "ditanam di bait TUHAN" (Mazmur 92:14). Supaya bertumbuh dengan baik, sebuah pohon perlu mengembangkan akarnya guna menyerap air dan
sari-sari makanan yang tersedia di tanah.

Anda tentu bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau sebuah pohon yang baru ditanam kemudian dicabut, lalu ditanam di tempat lain, lalu dicabut lagi, lalu ditanam di tempat lain lagi. Tidak ayal pohon itu akan layu sebelum berkembang.



Kita tidak hanya dipanggil untuk menjadi percaya, tetapi juga untuk menjadi anggota tubuh Kristus (1Korintus 12:27). Itulah salah satu makna yang terkait dalam gambaran Paulus tentang gereja sebagai "satu tubuh banyak anggota". Maka sudah semestinya kita berkomitmen di dalam gereja lokal. Dengan berkomitmen secara rohani, kita berakar dan menerima asupan makanan rohani secara teratur. Kita juga mendapatkan "tanah tempat bertumbuh", yaitu komunitas orang percaya, untuk saling mengasihi dan melayani menuju kedewasaan rohani.

Mazmur 92:13-16

12 (92-13) Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan
tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;
13 (92-14) mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di
pelataran Allah kita.
14 (92-15) Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi
gemuk dan segar,
15 (92-16) untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia
gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

Read more...

BUKAN BAHAN GOSIP

KEMURAHAN TUHAN DIMAKSUDKAN UNTUK MENUNTUN KITA KEPADA PERTOBATAN
Nats: Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu (Yohanes 8:7)


Dalam buku Connecting, Larry Crabb menceritakan kisah berikut. Dalam sebuah acara retret bagi kaum muda bermasalah, seorang gadis berdiri untuk menuturkan pergumulannya. Dengan bibir bergetar dan air mata meleleh membasahi pipi, ia mengaku, "Saya telah menjadi pelacur selama tiga tahun terakhir ini. Saya sangat menyesal."

Saat gadis itu masih berdiri dengan gamang, ayahnya berjalan menghampiri, lalu memeluknya dan berkata, "Saat aku melihatmu, aku tidak melihat seorang pelacur di dalam dirimu. Kamu sudah dibasuh oleh darah Kristus. Kini aku melihat putriku yang cantik."

Kisah ini bukan hanya kisah keluarga yang menyentuh, melainkan juga memuat pelajaran yang patut diterapkan dalam kehidupan bergereja, khususnya saat menyikapi anggota jemaat bermasalah. Bagaimana tanggapan kita bila tahu ada saudara seiman yang jatuh ke dalam dosa? Tak jarang kejadian itu malah menjadi ajang penghakiman dan bahan
gosip.


Tanggapan itu sangat ganjil kalau kita menyadari bahwa gereja adalah keluarga Allah. Orang yang jatuh ke dalam dosa bukan penyakit yang perlu disingkiri, melainkan saudara yang harus diperhatikan dan ditolong. Seperti ayah gadis tadi, kita dapat belajar untuk tidak berfokus pada kesalahan yang diperbuat, tetapi pada realitas kita
sebagai orang yang telah ditebus oleh Kristus dan pemulihan yang tersedia di dalam anugerah-Nya. Sikap semacam ini mengandung daya pemulihan yang manjur untuk membangkitkan kembali mereka yang jatuh. Itulah yang dilakukan Yesus terhadap perempuan.

Yohanes 8:1-11

1. tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.
2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh
rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa
kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu
berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah
ketika ia sedang berbuat zinah.
5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari
perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal
itu?"
6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka
memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk
lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun
bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di
antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan
batu kepada perempuan itu."
8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah
mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya
tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di
tempatnya.
10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai
perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum
engkau?"
11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun
tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi
mulai dari sekarang."

Read more...

HARGA SEBUAH BAPTISAN

KITA DISELAMATKAN KARENA IMAN, BUKAN KARENA BAPTISAN NAMUN ORANG BERIMAN MEMBUTUHKAN BAPTISAN
Nats: Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum (Markus 16:16)


Tanggal 7 Mei 2006, di Athena, seorang pemuda imigran yang telah mengenal Kristus selama tiga tahun, dibaptis. Ia tinggal bersama pamannya yang membenci kekristenan. Setiap malam ia membaca Alkitab diam-diam. Suatu saat, rencana baptisan itu diketahui pamannya. Sang paman marah besar. Saat si pemuda masih tidur, pamannya mendidihkan sepanci air, menyiramkannya ke tubuh pemuda itu, lalu mengusirnya.
Namun pagi harinya dengan pinggang dan tangan melepuh, pemuda itu tetap pergi ke gereja. Dengan tubuh penuh luka dan sakit, ia berlutut di depan altar untuk menerima baptisan. "Kini saya milik Yesus!" serunya.

Bagi banyak orang yang hidup pada zaman sekarang, baptisan mungkin merupakan perkara biasa. Namun, tidak demikian bagi pemuda tadi atau orang-orang pada zaman para rasul! Baptisan bisa jadi soal hidup mati, sebab baptisan adalah inisiasi. Pada saat baptisan dilakukan, orang menyatakan di depan Tuhan dan jemaat, bahwa ia beriman hanya pada Kristus; bukan pada yang lain. Bagi pemimpin agama Yahudi baptisan dianggap sebagai pemurtadan, sehingga pengikutnya pantas dianiaya (ayat 1-3). Uniknya, walau tahu risikonya berat, banyak orang yang tetap mau dibaptis (ayat 12). Mereka percaya bahwa kuasa Yesus jauh lebih besar daripada kuasa penganiaya.


Baptisan itu berharga. Jangan disepelekan! Jika Anda belum dibaptis, usahakan untuk menerimanya! Iman Anda harus dinyatakan dengan berani di depan Allah dan manusia. Jika Anda sudah dibaptis, hadapilah konsekuensinya. Baptisan adalah langkah awal untuk hidup berpusatkan pada Yesus.

Kisah Para Rasul 8:1-17

1. Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada
waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di
Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh
daerah Yudea dan Samaria.
2 Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta
meratapinya dengan sangat.
3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia
memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke
luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.
4. Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu
sambil memberitakan Injil.
5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan
Mesias kepada orang-orang di situ.
6 Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan
melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat
hati menerima apa yang diberitakannya itu.
7 Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah
roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga
orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.
8 Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
9 Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan
sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak
seolah-olah ia seorang yang sangat penting.
10 Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang
ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar."
11 Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan
mereka oleh perbuatan sihirnya.
12 Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang
memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus
Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki
maupun perempuan.
13 Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia
senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia
melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.
14. Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah
Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan
Yohanes ke situ.
15 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang
Samaria itu beroleh Roh Kudus.
16 Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara
mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
17 Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu
mereka menerima Roh Kudus.

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP