Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

December 26, 2008

ULANG TAHUN YESUS

KEGELAPAN HANYA BISA TERUSIR JIKA TERANG DIPERSILAKAN HADIR
Nats: Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar (Yesaya 9:1)


Apakah Yesus lahir tanggal 25 Desember? Tidak! Kita membaca bahwa saat Yesus lahir, para gembala "menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam" (Lukas 2:8). Dan, para gembala menggembalakan domba di padang saat malam hari hanya pada musim panas. Padahal, Desember adalah musim dingin. Artinya, kelahiran Yesus pasti terjadi pada
bulan-bulan musim panas, meski tak ada yang mengetahui waktunya secara pasti. Tanggal 25 Desember dijadikan hari Natal karena hari itu merupakan perayaan berbaliknya matahari ke belahan bumi utara. Di tengah musim dingin yang gelap, terang muncul; Yesus lahir sebagai Terang Dunia.


Natal bukan perayaan ulang tahun Yesus, melainkan perayaan datangnya Yesus ke dunia sebagai Sang Terang. Kelahiran-Nya membuka babak baru: dunia yang dikuasai kegelapan dosa kini melihat Terang yang besar. Di mana terang hadir, di situ tak ada lagi kegelapan. Apa akibatnya? Pertama, umat manusia dilepaskan dari belenggu dosa yang menekan dan menindas (ayat 3). Kedua, ada damai sejahtera yang mampu mengenyahkan
perang dan perseteruan (ayat 4) serta ketidakadilan (ayat 6).

Dua ribu tahun sudah Yesus lahir. Mengapa penindasan, perang, dan ketidakadilan masih ada? Karena masih banyak orang belum membuka hati bagi Sang Terang. Manusia "melihat" Terang itu, tetapi tidak menyambut-Nya, sehingga hatinya masih dikuasai kegelapan. Tugas kita adalah memperkenalkan terang Kristus kepada sesama melalui tindakan kasih. Itulah inti perayaan Natal. Bukan sekadar menyalakan lilin atau pohon terang, melainkan hidup dalam terang dan membawa orang mengenal Sang Terang.

Yesaya 9:1-6

1. (8-23) Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri
yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon
dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan
ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa
lain.
2 (9-1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat
terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya
terang telah bersinar.
3 (9-2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan
sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu,
seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di
waktu membagi-bagi jarahan.
4 (9-3) Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas
bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada
hari kekalahan Midian.
5 (9-4) Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan
setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.
6 (9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang
putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di
atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib,
Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Read more...

MUKJIZAT NATAL

NATAL TERINDAH TERJADI KETIKA YESUS LAHIR DI HATI YANG HANCUR
Nats: Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Korintus 5:17)


Natal 2004 adalah natal pertama saya di China (ketika studi di sana). Natal pertama tanpa keluarga; tanpa pohon Natal; tanpa kebaktian Natal; tanpa kartu Natal; tanpa lagu Natal; bahkan tanpa libur natal! Namun, di tengah keadaan demikian, saya justru menemukan makna Natal yang sejati. Pada tanggal 24 Desembersahabat saya dibaptis; dan saya berkesempatan melihat sebuah hidup yang sungguh diubahkan oleh Kristus. Sejak sahabat saya menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi, ia telah banyak berubah-dari orang yang keras menjadi orang yang lembut hati; dari orang yang tak memiliki hubungan dengan Tuhan, menjadi orang yang bergaul erat dengan Dia.


Ketika itu barulah saya sadar bahwa inilah arti Natal. Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dan mengubah hidup mereka-menjadikan hidup yang tak berarti menjadi berarti. Demikian pula mukjizat Natal pertama yang dialami para gembala. Mereka hidup biasa-biasa saja, tetapi sebuah berita dari malaikat mengubahkan hidup mereka. "Telah lahir bagimu Juru Selamat" (ayat 11). Bukan bagi
orang lain, tetapi bagimu. Mereka pun menemui bayi Yesus lalu pulang sambil memuji-muji Allah (ayat 20).

Natal tak akan berarti sebelum kita bertemu dengan Kristus. Dan, mukjizat natal adalah ketika seseorang tersesat dapat bertemu dengan Sang Juru Selamat-Juru Selamat yang lahir baginya. Sudahkah Anda mengalami Kristus lahir di hati Anda? Sudahkah Anda mengalami perubahan hidup karena-Nya? Jika belum, Dia rindu melakukannya hari ini


Lukas 2:8-20

8. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang
menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka
dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat
ketakutan.
10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab
sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa:
11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus,
Tuhan, di kota Daud.
12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi
dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu
sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai
sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan
kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang
lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang
terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."
16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan
Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.
17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa
yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang
dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.
19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya
dan merenungkannya.
20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan
memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan
mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan
kepada mereka.

Read more...

FOKUS NATAL

NATAL HARUS BERFOKUS PADA KRISTUS SEBAB NATAL ADALAH PESTA-NYA, BUKAN PESTA KITA
Nats: Mereka masuk ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, dupa dan mur (Matius 2:11)


Seorang ibu tengah menyusun daftar hadiah Natal buat para kerabat dan sahabat keluarga. Anaknya yang berumur tujuh tahun duduk di sampingnya dan asyik memerhatikan. "Nak, Ibu sudah menyusun daftar nama penerima hadiah Natal kita. Coba kamu lihat, apakah ada nama yang lupa Ibu tulis?" tanyanya. Si anak menyimak daftar nama yang ditulis ibunya dengan teliti. "Ibu lupa mencatumkan nama Yesus,"
sahutnya kemudian.


Sebetulnya sangat ironis ketika Natal tidak lagi berfokus pada Kristus. Bukankah Natal adalah peringatan akan hari kedatangan-Nya? Sayangnya, yang kerap terjadi sekarang adalah orang-orang malah sibuk dengan kepentingan dan kesenangannya sendiri, sehingga pertanyaan yang muncul bukan, "Apa yang bisa aku berikan buat Sang Bayi Kudus?", melainkan, "Hadiah apa yang akan aku dapat? Mau shopping ke mana? Bisnis apa lagi yang bisa aku garap?". Fokusnya adalah "aku", bukan Kristus.

Di gereja pun demikian. Orang begitu sibuk dengan berbagai persiapan acara, hingga tidak jarang orang saling berkelahi. Kita lupa untuk duduk tenang dan bertanya, "Apakah memang ini yang Kristus inginkan sebagai peringatan atas kelahiran-Nya?" Tidak heran kalau kemudian Natal berlalu tanpa makna. Hanya sebuah rutinitas. Tidak mengubah atau memperbarui apa-apa.

Hari ini kita kembali membaca kisah para Majus. Mereka datang ke Betlehem dari negeri yang jauh; melewati berbagai rintangan dan bahaya; membawa hadiah-hadiah bermakna untuk Kristus. Fokus mereka adalah: menyembah Kristus, bukan menuruti keinginan atau kepentingan sendiri.

Matius 2:1-12

1. Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada
zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke
Yerusalem
2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang
baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan
kami datang untuk menyembah Dia."
3 Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta
seluruh Yerusalem.
4 Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa
Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias
akan dilahirkan.
5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena
demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali
bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda,
karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan
menggembalakan umat-Ku Israel."
7 Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu
dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu
nampak.
8 Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan
selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera
sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun
datang menyembah Dia."
9. Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka.
Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului
mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu
berada.
10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah
mereka.
11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu
bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan
kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali
kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan
lain.

Read more...

BANGKU NATAL

ANTARKAN SESAMA UNTUK MENGENAL ALLAH LEWAT SEGALA CARA YANG DAPAT KITA UPAYAKAN
Nats: Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45)


Ketika saya tengah menempuh studi di China, seorang sahabat menceritakan sebuah pengalaman malam Natal di suatu gereja rumah. Sebelum Natal, pendeta di gereja itu mengingatkan jemaat untuk mengundang sebanyak mungkin keluarga dan teman yang belum percaya, agar hadir dalam kebaktian malam Natal. Saat Natal tiba, rumah tempat mereka mengadakan ibadah dibanjiri banyak orang. Sebagian besar dari mereka baru pertama kali beribadah di gereja. Karena banyak sekali yang datang, bangku yang tersedia tidak mencukupi. Tanpa perlu dikomando, beberapa jemaat yang melihat hal itu segera memberikan bangku mereka. Lalu mereka masuk ke kamar dan berdoa supaya orang yang duduk di bangku mereka mendengar Injil dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.


Mendengar kisah itu, saya ingat kata Paulus dalam surat Filipi. Bahwa Kristus, sekalipun setara dengan Allah, rela mengosongkan diri-Nya (Filipi 2:7) ketika datang ke dunia ini. Dia merelakan hak yang sesungguhnya patut Dia nikmati. Dia tidak hendak dilayani, tetapi hendak melayani dan memberikan nyawa-Nya.

Bagaimana dengan kita? Kerap kali Natal kita buat semegah dan semeriah mungkin demi kepuasan diri. Mungkin kita menyisihkan uang untuk kegiatan sosial, tetapi terkadang itu hanya embel-embel dan bukan inti acara Natal. Ini saatnya kita kembali ke berita Natal, yaitu meneladani Allah yang memberi. Merelakan hak-hak kita, agar orang lain dimudahkan untuk mengenal Tuhan. Kita dapat segera memulainya, bahkan dari hal kecil seperti berbagi bangku.

Roma 15:1-6

1. Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak
kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama
kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri,
tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang
mencerca Engkau, telah mengenai aku."
4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis
untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang
pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
5. Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan,
mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak
Kristus Yesus,
6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan
Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.

Read more...

TUHAN YANG SEDERHANA

DENGAN KESEDERHANAAN-NYA, YESUS KRISTUS MENAWARKAN PEMBEBASAN BAGI MEREKA YANG TIDAK BERDAYA
Nats: Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar (Lukas 1:53)


Ketika Ratu Elizabeth II mengunjungi Amerika Serikat, ia membawa lebih dari seribu delapan ratus kilogram barang. Itu sudah termasuk dua pakaian untuk setiap acara, pakaian berkabung andaikata ada yang meninggal, dua puluh dua liter plasma, dan tempat duduk toilet putih terbuat dari kulit anak kambing. Ia juga membawa penata rambut
pribadi, dua pelayan pria, dan sejumlah pegawai lain. Kunjungan singkat seorang ratu ke negara asing itu menghabiskan dana dua puluh juta dolar.


Memang pantas bila pembesar bepergian, banyak persiapan dilakukan. Namun, perhatikanlah bagaimana Yesus "berkunjung" ke bumi. Dia tidak lahir di istana. Sebaliknya, Dia terdampar di sebuah kandang. Dia hadir sebagai bayi yang bergantung sepenuhnya pada perawatan suami-istri muda yang masih canggung; dan golongan yang pertama menyambut-Nya hanyalah para gembala.

Tentang kesederhanaan Kristus ini, Philip Yancey dalam bukunya Bukan Yesus yang Saya Kenal menulis, "Saat saya membaca kisah kelahiran Yesus, saya tidak bisa tidak menyimpulkan bahwa walaupun dunia mungkin lebih mementingkan mereka yang kaya dan berkuasa, Allah lebih mementingkan mereka yang hidup sangat sederhana". Kelahiran dan
kehidupan-Nya menggambarkan perhatian Allah pada mereka yang tertindas.

Di tengah perayaan Natal yang cenderung meriah dan mewah, kita ditantang untuk menangkap semangat kesederhanaan Kristus. Terlebih saat-saat ini, ketika kondisi perekonomian nasional sedang sulit dan banyak orang kurang beruntung. Natal membuka kesempatan bagi kita untuk berbagi dan mengulurkan tangan.

Lukas 1:46-55

46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,
47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut
aku berbahagia,
49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan
besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan
mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan
meninggikan orang-orang yang rendah;
53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan
menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat
rahmat-Nya,
55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada
Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."

Read more...

December 14, 2008

JEPIT RAMBUT

TAK SEMUA PERINGATAN TUHAN TAMPAK INDAH TETAPI SEMUANYA ADA UNTUK MENJAGAI HIDUP KITA BENAR
Nats: Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya (Mazmur 25:10)


Jepit rambut tipis-biasanya berwarna hitam dan berukuran kecil-kerap kali dianggap remeh oleh banyak orang. Namun, buat saya, jepit rambut itu sangat berguna. Selama beberapa waktu, ia akan menjepit dan menjaga rambut saya agar tetap di tempatnya, sehingga kelihatan rapi. Sementara beraktivitas, kadang saya meraba jepit rambut saya dan lega jika mendapati ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sekalipun mungkin-andai rambut saya bisa "merasa"-itu menyebabkan si jepit "dibenci" oleh rambut saya karena ia membuat rambut saya tidak bisa terurai dengan bebas.


Dalam hidup kita pun, ada banyak "jepit" yang Tuhan taruh, yakni "jepit-jepit" peraturan yang menurut kita terkadang membosankan, mengekang, membatasi, kuno, dan membuat kita merasa tidak enak, tetapi sangat perlu. Perlu untuk mengarahkan kita tetap berada dijalan yang Tuhan kehendaki. Perlu untuk membentuk kita menjadi
pribadi seperti yang Tuhan mau!

Mari sekali lagi kita belajar dari Daud. Salah satu kunci keberhasilan Daud adalah ia mencintai hukum-hukum Tuhan. Ia tidak bosan dengan hukum-Nya. Ia telah mengalami bagaimana hukum Tuhan itu telah membuatnya berbalik dari kejahatan (ayat 7,8); juga
membangkitkannya dari kejatuhan; membuatnya kembali karib dengan Allah dan tidak kehilangan karunia-Nya (ayat 14). Tuhan telah menyediakan jalan hidup yang penuh kasih setia dan kebenaran. Kita tinggal diminta untuk berpegang pada janji-Nya, menuruti peringatan-Nya. Mungkin peringatan-Nya tak tampak menarik bagi kita,
tetapi serupa dengan jepit rambut yang kecil, ia pasti sangat berguna.

Mazmur 25

1. Dari Daud. Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku;
2 Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku
mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.
3 Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;
yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak
ada alasannya.
4 Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN,
tunjukkanlah itu kepadaku.
5 Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku,
sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau
kunanti-nantikan sepanjang hari.
6 Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN, sebab
semuanya itu sudah ada sejak purbakala.
7 Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku
janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih
setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN.
8. TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan
kepada orang yang sesat.
9 Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan
Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.
10 Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi
orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan
peringatan-peringatan-Nya.
11 Oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, ampunilah kesalahanku, sebab
besar kesalahan itu.
12 Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN
menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.
13 Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak
cucunya akan mewarisi bumi.
14 TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan
perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.
15. Mataku tetap terarah kepada TUHAN, sebab Ia mengeluarkan
kakiku dari jaring.
16 Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab aku
sebatang kara dan tertindas.
17 Lapangkanlah hatiku yang sesak dan keluarkanlah aku dari
kesulitanku!
18 Tiliklah sengsaraku dan kesukaranku, dan ampunilah segala
dosaku.
19 Lihatlah, betapa banyaknya musuhku, dan bagaimana mereka
membenci aku dengan sangat mendalam.
20 Jagalah kiranya jiwaku dan lepaskanlah aku; janganlah aku
mendapat malu, sebab aku berlindung pada-Mu.
21 Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku
menanti-nantikan Engkau.
22 Ya Allah, bebaskanlah orang Israel dari segala kesesakannya!

Read more...

HIDUP EFEKTIF

BEBERAPA MENIT YANG HABIS UNTUK MEMBICARAKAN ORANG LAIN SEBENARNYA CUKUP UNTUK MELAKUKAN SATU KEBAIKAN
Nats: Sebab itu, jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai sejahtera ... Hindarilah persoalan yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak (2 Timotius 2:22,23)


Filippo Inzaghi adalah seorang striker sepakbola asal Italia. Gaya permainan bolanya tidak secantik Ronaldinho-pemain nasional Brasil. Tubuhnya kecil, kecepatan larinya pun rata-rata. Namun, yang membuatnya istimewa adalah kemampuannya mencari ruang kosong, sehingga setiap serangan yang ia buat menjadi efektif. Tak banyak gaya, tetapi gol tercipta. Itulah yang membuatnya menjadi striker yang tetap diandalkan oleh AC Milan, timnya, meskipun usianya sudah tidak muda lagi.


Prinsip ini senada dengan nasihat Paulus. Ayat-ayat yang kita baca adalah nasihat Paulus kepada Timotius yang hendak menjadi hamba Tuhan. Agar pelayanannya berhasil, Timotius diminta untuk tidak mengejar nafsu orang muda (ayat 22), tetapi menyalurkan energi dan waktunya untuk hal-hal yang lebih berguna. Tidak membuang waktu untuk
sesuatu yang mengada-ada atau bodoh (ayat 23), tetapi mengejar keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai sejahtera. Melalui setiap nasihat ini, Paulus rindu agar Timotius hidup seefektif mungkin dalam melayani Allah.

Sekarang coba kita terapkan nasihat ini bagi kita secara pribadi. Adakah kita masih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang berguna; seperti bertengkar, menggosip, menjelekkan orang lain, dan sebagainya? Waktu yang ada begitu singkat dan tak akan terulang, jadi sudah seharusnya kita menggunakan waktu untuk melakukan hal-hal dan aktivitas yang menyenangkan hati Tuhan. Apalagi Tuhan memberi kita
tugas untuk mengajar dan menuntun orang lain (ayat 24,25). Jangan buang waktu lagi, hiduplah efektif bagi Allah!

2Timotius 2:22-26

22. Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang
berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak
layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi
harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
25 dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka
melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka
untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal
kebenaran,
26 dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena
terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada
kehendaknya.

Read more...

SINGA YANG TERLUKA

KALAU HEWAN SAJA TAHU BERTERIMA KASIH KENAPA KITA TIDAK?
Nats: Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan supaya dunia diselamatkan melalui Dia (Yohanes 3:17)


Saya mendapat kiriman sebuah klip video dari seorang teman di Jakarta. Kisahnya, ada seorang ibu yang menemukan seekor singa di sebuah hutan di Cali, Kolombia. Singa itu terluka parah dan hampir mati. Si ibu membawanya pulang dan merawatnya dengan penuh kasih hingga sembuh. Kemudian ia menyerahkan singa itu ke kebun binatang setempat supaya mendapat perawatan yang lebih baik.


Klip video berdurasi sekitar 40 detik itu berisi tayangan ketika suatu hari si ibu mengunjungi singa itu. Melihat ibu penyelamatnya datang, serta merta singa itu berdiri dan dari dalam kerangkeng, ia meraih dan memeluk erat si ibu dengan kedua kaki depannya. Si ibu pun mengusap-usap kepala singa itu. Mengharukan sekali.

Seekor binatang buas pun tahu berterima kasih kepada penyelamatnya. Lalu, bagaimana dengan manusia? Mirip dengan si ibu yang menyelamatkan singa yang terluka itu, Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia yang terluka-bahkan telah mati karena dosa-dosa yang mengerikan. Namun, apa yang kemudian Dia terima dari manusia? Justru penolakan dan penyaliban! Sungguh ironis.

Kita tentunya tidak ingin mengulangi kesalahan manusia dua ribu tahun yang lalu. Bayangkanlah kondisi kita yang terluka dan tanpa harapan; kematian seolah-olah tinggal menunggu waktu. Lalu Tuhan Yesus datang; menolong, merawat, dan menyelamatkan kita, sehingga kita sembuh benar. Kita dipulihkan. Adakah hidup kita sudah menunjukkan rasa terima kasih yang menyukakan hati-Nya?

Yohanes 3:14-20

14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,
demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup
yang kekal.
16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.
17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk
menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;
barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman,
sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia,
tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab
perbuatan-perbuatan mereka jahat.
20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak
datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang
jahat itu tidak nampak;

Read more...

BERUBAH

SEBUAH PERTOBATAN YANG SUNGGUH PASTI MEMBAWA KITA PADA PERUBAHAN DIRI
Nats: Jadi, hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Matius 3:8)


Saya pernah bertemu seorang anak muda yang baru sembuh dari kecanduannya akan narkoba. Setelah dirawat di pusat rehabilitasi dan dinyatakan sembuh, ia pun diizinkan pulang. Lembaran baru dalam hidupnya dimulai. Ia pun kembali ke gereja. Namun, beberapa bulan kemudian saya mendengar berita mengejutkan bahwa anak muda itu meninggal dunia karena overdosis. Ya, mengagetkan karena seharusnya ia sudah sembuh. Pengalaman pahit dengan obat-obatan ternyata tidak membuat anak muda ini sungguh-sungguh berubah. Ia belum mengalami pertobatan yang membawanya sampai ke titik perubahan.


Saudara-saudara Yusuf telah melakukan kesalahan besar dalam hidup mereka. Dengan hati penuh dengki dan iri hati, mereka menjual Yusuf ke tangan orang asing (37:28). Namun, akhirnya itu menjadi pengalaman menyakitkan, bukan hanya buat Yusuf tetapi buat mereka juga. Mengapa? Setelah melihat ayah mereka sangat berduka, mereka sadar telah
berbuat salah (37:34,35). Sebab itu, ketika mereka kembali diperhadapkan pada sebuah tantangan untuk "menjual" Benyamin atau membelanya, mereka memilih untuk membela Benyamin (44:16,18-34). Mengapa? Karena mereka tidak mau melakukan kesalahan yang sama.

Sebuah pertobatan tidak cukup hanya sebuah kata yang keluar dari mulut kita. Apabila kita pernah melakukan sebuah dosa dan kemudian menyesalinya, kita perlu membuat perubahan yang nyata. Itu sebabnya pertobatan harus dialami tiap-tiap hari. Atas setiap perbuatan kita yang salah, mari bertobat dengan sungguh sampai kita benar-benar berubah.

Kejadian 44:18-34

18. Lalu tampillah Yehuda mendekatinya dan berkata: "Mohon
bicara tuanku, izinkanlah kiranya hambamu ini mengucapkan sepatah
kata kepada tuanku dan janganlah kiranya bangkit amarahmu
terhadap hambamu ini, sebab tuanku adalah seperti Firaun sendiri.
19 Tuanku telah bertanya kepada hamba-hambanya ini: Masih
adakah ayah atau saudara kamu?
20 Dan kami menjawab tuanku: Kami masih mempunyai ayah yang tua
dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya;
kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah yang tinggal dari
mereka yang seibu, sebab itu ayahnya sangat mengasihi dia.
21 Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Bawalah dia ke
mari kepadaku, supaya mataku memandang dia.
22 Tetapi jawab kami kepada tuanku: Anak itu tidak dapat
meninggalkan ayahnya, sebab jika ia meninggalkan ayahnya,
tentulah ayah ini mati.
23 Kemudian tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Jika
adikmu yang bungsu itu tidak datang ke mari bersama-sama dengan
kamu, kamu tidak boleh melihat mukaku lagi.
24 Setelah kami kembali kepada hambamu, ayahku, maka kami
memberitahukan kepadanya perkataan tuanku itu.
25 Kemudian ayah kami berkata: Kembalilah kamu membeli sedikit
bahan makanan bagi kita.
26 Tetapi jawab kami: Kami tidak dapat pergi ke sana. Jika adik
kami yang bungsu bersama-sama dengan kami, barulah kami akan
pergi ke sana, sebab kami tidak boleh melihat muka orang itu,
apabila adik kami yang bungsu tidak bersama-sama dengan kami.
27 Kemudian berkatalah hambamu, ayahku, kepada kami: Kamu tahu,
bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku;
28 yang seorang telah pergi dari padaku, dan aku telah berkata:
Tentulah ia diterkam oleh binatang buas, dan sampai sekarang aku
tidak melihat dia kembali.
29 Jika anak ini kamu ambil pula dari padaku, dan ia ditimpa
kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan
ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka.
30 Maka sekarang, apabila aku datang kepada hambamu, ayahku,
dan tidak ada bersama-sama dengan kami anak itu, padahal ayahku
tidak dapat hidup tanpa dia,
31 tentulah akan terjadi, apabila dilihatnya anak itu tidak
ada, bahwa ia akan mati, dan hamba-hambamu ini akan menyebabkan
hambamu, ayah kami yang ubanan itu, turun ke dunia orang mati
karena dukacita.
32 Tetapi hambamu ini telah menanggung anak itu terhadap ayahku
dengan perkataan: Jika aku tidak membawanya kembali kepada bapa,
maka akulah yang berdosa kepada bapa untuk selama-lamanya.
33 Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak
tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang
bersama-sama dengan saudara-saudaranya.
34 Sebab masakan aku pulang kepada ayahku, apabila anak itu
tidak bersama-sama dengan aku? Aku tidak akan sanggup melihat
nasib celaka yang akan menimpa ayahku."

Read more...

MEMBERHALAKAN TUHAN

PENYEMBAHAN KEPADA TUHAN ADALAH TUJUAN HIDUP BUKAN ALAT UNTUK HIDUP
Nats: Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun ... (Keluaran 20:4)


Jika kita ditanya apakah kita menyembah berhala, pasti kita langsung menampiknya. Kita tidak pernah merasa menyimpan patung apalagi sujud menyembahnya. Kita merasa aman dari dosa pelanggaran titah kedua ini. Padahal, dosa ini tidak selalu berkenaan dengan ada tidaknya benda-benda objek pemujaan di sekitar kita. Namun, juga menyangkut cara berpikir dan cara bersikap, yang bersumber jauh di ruang kendali pikiran manusia, yakni paradigma kita.


Bahaya yang lebih nyata dan lebih berbahaya kerap kali adalah kecenderungan kita untuk "memberhalakan Tuhan", daripada "mempertuhankan berhala". Berhala disembah, tetapi sebenarnya apakah itu diberikan untuk kehormatan si berhala sendiri? Tidak! Berhala disembah, agar ia bersedia melayani si "penyembahnya". Demikian pula
tanpa disadari kita acap "memanfaatkan" Tuhan agar tujuan kita tercapai. Tuhan disembah dan dipuja, bukan karena Dia Tuhan, melainkan agar kita dapat meminta ini dan itu kepada Tuhan. Dan pada saat itulah kita telah memberhalakan Tuhan.

Bangsa Israel mengalami didikan Allah yang berdaulat penuh. Allah yang memimpin menjadi satu-satunya tempat menggantungkan hidup mereka. Mereka sadar Allah yang Mahabesar dapat melakukan apa pun jika Dia mau. Itu sebabnya Dia patut disembah dan diagungkan, tanpa manusia berhak mengharap sesuatu dari-Nya. Mari menyembah Tuhan
semata-mata karena Dia Tuhan. Apa pun yang dilakukan-Nya. Terlepas dari apa pun yang diberikan-Nya. Tanpa syarat, tanpa pamrih. Dia Allah Mahakuasa yang memiliki kita

Keluaran 20:1-6

1. Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari
tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada
di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada
di dalam air di bawah bumi.
5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya,
sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang
membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan
yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang,
yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada
perintah-perintah-Ku.

Read more...

PENGORBANAN ISTRI

ISTRI KITA MUNGKIN BUKAN ORANG TERCANTIK TETAPI IA ADALAH ORANG YANG TERBAIK
Nats: Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua (Amsal 31:29)


Cindy dan Chip sudah 5 tahun pisah rumah. Rencananya, mereka akan bercerai pada akhir 2007. Lagipula, Chip sudah punya kekasih baru. Pada awal tahun, sesuatu terjadi. Chip menderita gagal ginjal parah. Cindy tidak tega melihatnya. "Bagaimanapun, ia masih suamiku," ujarnya. Maka ia sumbangkan satu ginjal untuk Chip, tanpa ikatan apa pun. Rencana cerai tetap berjalan. Namun setelah keduanya pulih dari operasi, mereka jatuh cinta lagi! Sang suami berujar, "Buat apa aku mencari perempuan lain, jika di sini ada seseorang yang mau berkorban begitu besar untukku?" Akhirnya, Chip meninggalkan kekasih gelapnya dan kembali kepada Cindy.


Pengorbanan istri sanggup meluluhkan hati suami. Pengabdian istri adalah kecantikan batin yang tak ternilai. Ada banyak bentuk pengorbanan. Dalam kitab Amsal, pengorbanan istri ditunjukkan dengan perjuangannya setiap hari. Mulai dari memenuhi kebutuhan sandang pangan suami dan anak-anaknya (ayat 13-19, 21,22) sampai menjadi guru dalam keluarga (ayat 26,27). Dari pagi hingga malam ia berjerih lelah. Mengupayakan yang terbaik, demi masa depan keluarga. Ia lelah, tetapi bahagia. "Ia tertawa tentang hari depan".

Dewasa ini, banyak suami atau anak memandang sepele pengorbanan istri atau ibu. Kesibukannya mengurus rumah ataupun bekerja dianggap sudah biasa. "Memang sudah kewajibannya." Padahal di balik cerita sukses suami maupun keberhasilan anak, ada pengorbanan istri atau ibu. Istri atau ibu kita mungkin belum pernah mendonorkan ginjalnya. Namun, pengorbanannya dari hari ke hari tidak kurang. Kita patut
menghargainya lebih!

Amsal 31:10-31

10. Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih
berharga dari pada permata.
11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan
kekurangan keuntungan.
12 Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat
sepanjang umurnya.
13 Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan
tangannya.
14 Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan
makanannya.
15 Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk
seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada
pelayan-pelayannya perempuan.
16 Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil
tangannya kebun anggur ditanaminya.
17 Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan
lengannya.
18 Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari
pelitanya tidak padam.
19 Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang
pemintal.
20 Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan
tangannya kepada yang miskin.
21 Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena
seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.
22 Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu
pakaiannya.
23 Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk
bersama-sama para tua-tua negeri.
24 Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia
menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.
25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang
hari depan.
26 Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah
lembut ada di lidahnya.
27 Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan
kemalasan tidak dimakannya.
28 Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula
suaminya memuji dia:
29 Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka
semua.
30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia,
tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
31 Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah
perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!

Read more...

BUKAN AIB

MELAJANG MAUPUN MENIKAH KITA SAMA-SAMA MESTI MEMULIAKAN NAMA-NYA!
Nats: Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Surga (Matius 19:12)


Sebuah cerita humor. Seorang gadis lajang berdoa begini: "Ya Tuhan, kalau memang ia jodohku, dekatkanlah. Kalau bukan jodohku, jodohkanlah. Kalau ia bukan jodohku, jangan sampai ia dapat jodoh yang lain, selain aku. Amin."


Status melajang kerap kali dianggap menyusahkan atau bahkan dirasa sebagai aib bagi yang menyandangnya. Perasaan itu muncul biasanya karena si lajang mendengarkan perkataan orang lain. Padahal sebetulnya yang penting bukan statusnya, tetapi sikap dalam menghadapinya. Jika disikapi secara positif, maka sisi-sisi positifnya akan tampak. Bukankah orang yang melajang punya waktu luang dan konsentrasi lebih besar untuk berkarya? Melajang juga bukan berarti hidup sendiri, karena orang yang melajang justru punya kesempatan lebih banyak untuk membangun relasi dengan orang lain.

Mempunyai pasangan hidup atau menikah, tak serta merta membuat segalanya menjadi lebih baik. Paulus malah mengingatkan akan "harga" yang harus dibayar dalam hidup berpasangan (ayat 33-34). Intinya kalaupun berpasangan, janganlah sampai kita terbelenggu perkara duniawi. Jangan sampai riak-riak pernikahan malah menjadi batu
sandungan bagi orang lain.

Jadi baik sendiri ataupun berpasangan, tanggung jawab kita di hadapan Tuhan tetap sama; berkarya memuliakan nama-Nya. Bila menikah, bijaklah membina keluarga. Bila hidup lajang, bajiklah membawa diri. Bagi lajang yang sangat ingin menikah, ingatlah bahwa hidup kita ada di tangan-Nya. Jalani apa pun hidup Anda dengan rasa syukur.
Percayakanlah hidup Anda pada rencana dan kebijaksanaan-Nya. Tuhan tahu yang terbaik


1 Korintus 7:25-40

25. Sekarang tentang para gadis. Untuk mereka aku tidak mendapat
perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai
seorang yang dapat dipercayai karena rahmat yang diterimanya dari
Allah.
26 Aku berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang,
adalah baik bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya.
27 Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah
engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada
seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang!
28 Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau
seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang
yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau
menghindarkan kamu dari kesusahan itu.
29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah
singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang
yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;
30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis;
dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan
orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang
mereka beli;
31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang
duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab
dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang
tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan,
bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara
duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,
34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan
yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian
mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus.
Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada
perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.
35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan
untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi
sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan
melayani Tuhan tanpa gangguan.
36. Tetapi jikalau seorang menyangka, bahwa ia tidak berlaku
wajar terhadap gadisnya, jika gadisnya itu telah bertambah tua
dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin, baiklah
mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa.
37 Tetapi kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat
demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar
menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin
dengan gadisnya, ia berbuat baik.
38 Jadi orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan
orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik.
39. Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah
meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang
dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.
40 Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia
tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku
juga mempunyai Roh Allah.

Read more...

COBA PERIKSA!

BAWALAH TALENTA ANDA KEPADA TUHAN DIA AKAN MELIPATGANDAKANNYA
Nats: Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah mengetahuinya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan" (Markus 6:38)


Mukjizat lima roti dan dua ikan diawali dengan belas kasihan Yesus (ayat 34). Namun rupanya Yesus tidak bermaksud bekerja sendirian. Ia meminta partisipasi dari pihak orang banyak. Sabda-Nya, "Berapa banyak roti yang ada padamu?" Bahkan tidak hanya bertanya, Dia juga menekankan perlunya partisipasi itu. Mari perhatikan sabda lanjutan-Nya, "Cobalah periksa!" Dan, akhirnya dari hasil pemeriksaan itu, mereka mendapatkan lima roti dan dua ikan.


Mukjizat Tuhan tidak dilakukan di dalam kehampaan. Yesus meminta kita untuk mengambil bagian. Apabila kita mengelak dengan mengatakan bahwa kita tidak memiliki apa pun, Yesus akan "masuk" lebih dalam dan Dia akan berkata, "Coba periksa dulu ... periksa ... periksa ... apa yang ada padamu!" Dan bila kita sudah menemukannya, bawalah itu
kepada-Nya. Dia akan "mengambilnya ... menengadah ke langit, mengucapkan berkat atas apa yang kita bawa, dan memberkatinya", kemudian menggunakan hal itu demi menjadi berkat yang lebih berarti bagi hidup orang-orang lain di sekitar kita.

Kita belajar satu hal penting dari kisah lima roti dua ikan yang menjadi makanan untuk lima ribu orang dan bersisa dua belas bakul. Mukjizat Tuhan dimulai dengan belas kasihan Tuhan yang berpadu dengan keterlibatan dari umat yang bersedia.

Adakah Anda bersedia dipakai menjadi saluran mukjizat Tuhan? Periksalah apa yang ada pada Anda dan bawalah itu kepada Yesus agar diberkati dan dipakai-Nya. Dia tidak pernah meminta apa yang Anda tidak punya. Dia meminta apa yang Anda punya. Anda mengatakan bahwa Anda tidak punya apa-apa? Cobalah periksa dulu!

Markus 6:30-44

30. Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan
memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang
sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!"
Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi,
sehingga makanpun mereka tidak sempat.
32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan
perahu ke tempat yang sunyi.
33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat
mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat
segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga
mendahului mereka.
34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang
banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada
mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.
Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya
kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai
malam.
36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan
di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata
mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua
ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang
ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka
berkata: "Lima roti dan dua ikan."
39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk
berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus,
ada yang lima puluh orang.
41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia
menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan
roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya
dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu
dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas
bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.
44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Read more...

MEMBERI HINGGA SAKIT

NILAI SEBUAH PEMBERIAN TERLETAK PADA KETULUSAN DAN PENGORBANAN YANG MELANDASINYA
Nats: Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya (Lukas 21:4)


Kak Yanto adalah seorang penarik becak berusia separuh baya. Ia biasa mangkal di depan Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta. Penghasilannya tidak tetap. Kalau sedang sepi, ia hanya memperoleh sekitar Rp10.000,00 sehari. Kalau sedang ramai, biasanya sehari bisa sampai Rp25.000,00-Rp30.000,00. Dari penghasilannya itu, selain tentu untuk menghidupi istri dan tiga orang anaknya di kampung, Pak Yanto juga selalu menyisihkan untuk memberi persembahan bagi gerejanya yang tengah direnovasi.


Ada dua hal yang membuat sebuah pemberian itu berharga. Pertama, ketulusan yang mendasari; memberi karena memang mau memberi. Titik. Bukan, misalnya, supaya mendapat pujian atau berharap ucapan terima kasih. Motivasi tidak tulus akan mengurangi nilai sebuah pemberian. Kedua, adanya pengorbanan di baliknya. Pemberian yang bertolak dari
keterbatasan dan kekurangan si pemberi akan jauh lebih bernilai, terlepas besar kecilnya nilai nominal pemberian itu.

Inilah yang dilakukan oleh janda miskin yang kita renungkan hari ini. Ia memberi banyak justru dalam kekurangannya. Dan dari pemberiannya itu tercermin pula ketulusan. Ia memberi tanpa berpikir apa yang akan diperolehnya sebagai balasan; betul-betul sebuah pemberian atas dasar kerelaan dan karena keinginan untuk memberi yang terbaik. Itulah sebabnya di mata Tuhan, pemberiannya itu jauh lebih bernilai dari semua pemberian yang lain (ayat 3). Ya, sebuah pemberian dapat menunjukkan besarnya kasih di baliknya ketika kita melakukannya tanpa pamrih, dan ketika kita harus berkorban untuk memberikannya.

Lukas 21:1-4

1. Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang
kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan.
2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke
dalam peti itu.
3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda
miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.
4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya,
tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi
seluruh nafkahnya."

Read more...

October 31, 2008

MENYONGSONG KEMATIAN

YANG PENTING BUKAN KAPAN KITA MATI TETAPI BAGAIMANA KITA HIDUP
Nats: Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mazmur 90:12)


Pak Permana meninggal dunia," kata teman saya di telepon. Saya terkesiap. Dua hari lalu saya sempat bertemu dengan Pak Permana. Masih segar bugar. Kami ngobrol ngalor-ngidul, sambil bersenda gurau dan tertawa-tawa. Tidak ada tanda-tanda sedikit pun hidup Pak Permana akan sesingkat itu. Rupanya, Pak Permana terkena serangan jantung.
Sehabis bermain tenis, ia mengeluh dadanya sakit. Lalu, tidak lama sesudah itu ia pingsan. Dalam perjalanan ke rumah sakit, ia mengembuskan napasnya yang terakhir.


Begitulah hidup. Sangat ringkih. Bisa dibilang, kita ini berada di bawah bayang-bayang kematian. Setiap saat kita bisa dijemput oleh kematian. Kapan saja dan di mana saja. Tidak saja ketika usia kita sudah uzur atau ketika tubuh sakit-sakitan. Namun juga saat kita "masih" di usia muda, berada di puncak karier, dan di saat tubuh kita sehat. Kematian tidak pandang bulu; tidak pandang usia; tidak pandang
situasi dan kondisi kita. Pemazmur bahkan mengibaratkan hidup kita ini seperti rumput; yang di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, akan tetapi di waktu petang ia sudah lisut dan layu (ayat 5,6).

Lalu bagaimana? Apakah kita pasrah dan pasif saja menjalani hari-hari, sekadar untuk menunggu kematian datang? Tidak. Kesadaran bahwa kita bisa kapan saja dijemput kematian seharusnya mendorong kita untuk hidup dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Soal kapan pun kematian itu datang menjemput, kalau kita sudah berusaha
hidup bijak dan bajik di dalam Tuhan, kita akan menghadapinya dengan tenang. Untuk itu, kuncinya adalah berjaga-jaga senantiasa

Mazmur 90:1-12

1. Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan
kami turun-temurun.
2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia
diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya
Engkaulah Allah.
3 Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata:
"Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
4 Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin,
apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.
5 Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti
rumput yang bertumbuh,
6 di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut
dan layu.
7. Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena
kehangatan amarah-Mu kami terkejut.
8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami
yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.
9 Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami
menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh.
10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat,
delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan
penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang
lenyap.
11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada
gemas-Mu?
12. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga
kami beroleh hati yang bijaksana.

Read more...

SALAH JALAN?

BAGI ORANG BERIMAN TAK ADA ISTILAH "SALAH JALAN" SEBAB KE MANA PUN IA PERGI, TUHAN ADA DI DEPAN
Nats: Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah ... "Musa, Musa!" (Keluaran 3:4)


Henri Dunant adalah bankir kaya. Suatu hari, pemerintah Swiss mengutusnya menemui Napoleon di Paris untuk urusan bisnis. Namun, Napoleon sedang berperang di Italia. Jadi, Dunant menyusulnya ke medan perang. Di situ ia terhenyak melihat kekejaman perang. Mayat manusia berserakan di ladang. Gereja penuh orang yang luka berat.
Berminggu-minggu Dunant ikut membantu dokter merawat mereka. Sepulangnya ke Swiss, ia depresi. Bayangan kekejaman perang terus menghantui. Ia yakin Tuhan ingin dirinya berbuat sesuatu. Lalu Dunant mendirikan Palang Merah Internasional, yang sampai kini telah menolong jutaan orang di medan perang.


Perjalanan Dunant ke Italia sepertinya salah jalan. Menyimpang dari rencana semula. Namun, justru di situ Tuhan menyatakan kehendak-Nya. Sama seperti pengalaman Musa. Tiap hari ia mengikuti rute yang sama ketika menggembalakan domba-domba. Namun suatu hari, ketika melihat semak duri yang menyala, ia memutuskan untuk berhenti sejenak. Keluar dari jalur rutin. "Menyimpang ke sana untuk memeriksanya." Di situlah ia mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang mengubah arah hidupnya. Saat itulah Tuhan menyatakan kehendak-Nya.

Orang bilang, hidup harus terencana. Jadi, kita pun membuat rencana tahunan, bulanan, sampai jadwal harian, dan berusaha menurutinya. Tak ada yang salah dengan itu. Namun, jika situasi membuat kita harus menyimpang dari rencana semula, jangan panik atau marah. Bisa jadi saat itu Tuhan ingin menyatakan kehendak dan rencana-Nya yang berbeda dengan rencana kita. Belajarlah untuk peka!

Keluaran 3:1-6

1. Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro,
mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing
domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah,
yakni gunung Horeb.
2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam
nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan
tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa
penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri
itu?"
4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk
memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu
kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat:
tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau
berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
6 Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah
Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia
takut memandang Allah.

Read more...

PENYERTAAN TUHAN

HIDUP ADALAH PERJALANAN PANJANG TANPA PENUNJUK ARAH YANG PASTI KITA SANGAT MUDAH TERSESAT
Nats: TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya (Mazmur 37:23,24)


Kompas adalah penunjuk arah yang telah sangat menolong para penjelajah dunia. Namun sekarang banyak orang lebih suka menggunakan GPS (Global Positioning System), yakni sebuah instrumen interaktif yang dioperasikan lewat satelit dan berisi informasi peta perjalanan. Jika kita mengerti cara membaca petunjuk GPS tersebut, kita tidak
mungkin tersesat. Alat canggih ini akan memberi tahu kita ke mana arah yang harus dituju. Betapa indahnya bila kita memiliki sebuah "GPS kehidupan" di sepanjang perjalanan kita di dunia ini.

Umat Tuhan mengalami kehadiran dan penyertaan Tuhan lewat "GPS istimewa" yang tak akan terulang dalam sejarah manusia-tiang awan (ayat 16). Melebihi akal. Tuhan menjamin bahwa mereka takkan pernah tersesat saat menuju tanah perjanjian. Syaratnya hanyalah mengikuti jadwal perjalanan tiang awan yang Tuhan sediakan. Saat itu, umat
pilihan tidak tahu apa yang terjadi di luar lingkup perkemahan mereka. Namun, Tuhan Allah tahu benar kapan mereka harus berangkat dan berjalan. Jadi, umat Tuhan menempuh perjalanan dengan iman bahwa petunjuk tiang awan pasti benar, sebab itu berasal dari Tuhan (ayat 22, 23).


Sampai sekarang pun, sebetulnya Tuhan senantiasa memberi penunjuk arah bagi kita. Ada sebuah "GPS rohani" bagi setiap kita dalam menjalani hidup. Masalahnya, apakah kita peka terhadapnya, hingga kita cukup cakap untuk "membacanya"? Agar kita memiliki kepekaan atas arah yang ditunjukkan, kita perlu memiliki kedekatan pribadi dengan Tuhan. Hanya dengan demikian "GPS rohani" kita tetap berjalan

Bilangan 9:15-23

15. Pada hari didirikan Kemah Suci, maka awan itu menutupi
Kemah Suci, kemah hukum Allah; dan pada waktu malam sampai pagi
awan itu ada di atas Kemah Suci, kelihatan seperti api.
16 Demikianlah selalu terjadi: awan itu menutupi Kemah, dan
pada waktu malam kelihatan seperti api.
17 Dan setiap kali awan itu naik dari atas Kemah, maka orang
Israelpun berangkatlah, dan di tempat awan itu diam, di sanalah
orang Israel berkemah.
18 Atas titah TUHAN orang Israel berangkat dan atas titah TUHAN
juga mereka berkemah; selama awan itu diam di atas Kemah Suci,
mereka tetap berkemah.
19 Apabila awan itu lama tinggal di atas Kemah Suci, maka orang
Israel memelihara kewajibannya kepada TUHAN, dan tidaklah mereka
berangkat.
20 Ada kalanya awan itu hanya tinggal beberapa hari di atas
Kemah Suci; maka atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas titah
TUHAN juga mereka berangkat.
21 Ada kalanya awan itu tinggal dari petang sampai pagi; ketika
awan itu naik pada waktu pagi, merekapun berangkatlah; baik pada
waktu siang baik pada waktu malam, apabila awan itu naik,
merekapun berangkatlah.
22 Berapa lamapun juga awan itu diam di atas Kemah Suci, baik
dua hari, baik sebulan atau lebih lama, maka orang Israel tetap
berkemah dan tidak berangkat; tetapi apabila awan itu naik,
barulah mereka berangkat.
23 Atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas titah TUHAN juga
mereka berangkat; mereka memelihara kewajibannya kepada TUHAN,
menurut titah TUHAN dengan perantaraan Musa.

Read more...

BERITA BESAR

ALLAH MENGINGINKAN ANDA MENJADI PEMBAWA BERITA KARENA CAHAYA KASIH-NYA TERCERMIN DI WAJAH ANDA
Nats: Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" (Roma 10:15)


Suatu hari Billy Graham sedang berada di dalam lift bersama sahabat karibnya, Graeme Keith. Kemudian seseorang masuk dan segera mengenali Billy Graham. "Maaf, Anda Billy Graham, bukan?" tanyanya. "Ya," jawab Billy. Orang itu menunjukkan wajah kagum lalu berkata, "Wah, Anda benar-benar orang besar!" Segera saja Billy Graham menjawab, "Bukan! Saya bukan orang besar. Saya hanya punya sebuah berita besar!"

Billy Graham benar. Setiap orang percaya punya berita besar untuk dibagikan. Isi berita itu singkat: Yesus adalah Tuhan. Siapa yang percaya, akan diselamatkan. Berita ini bisa berdampak luar biasa bagi si penerima berita. Ini menyangkut keselamatan kekalnya. Betapa sayang jika ada orang yang binasa hanya karena tak seorang pun pernah menyampaikan berita itu kepadanya.


Paulus hidup pada zaman ketika media massa belum ada. Satu-satunya cara untuk menyampaikan berita penting adalah lewat seorang "pembawa berita". Perannya sangat vital. Lidahnya "menyimpan" informasi berharga. Jika ia hanya diam, masyarakat bisa dirugikan karena kehilangan informasi penting. Tak heran, kedatangan seorang pembawa
berita sangat dinantikan.

Kini zaman sudah sangat maju. Orang bisa mendengar berita Injil lewat berbagai media massa. Namun, pendekatan pribadi tetap perlu dilakukan untuk meyakinkan orang pada berita besar tersebut. Berita itu harus disampaikan dengan disertai sentuhan kasih Allah. Media massa tidak dapat melakukannya. Namun Anda bisa. Itu sebabnya Allah ingin memakai Anda menjadi pembawa berita-Nya

Roma 10:9-15

9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah
Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan
mulut orang mengaku dan diselamatkan.
11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada
Dia, tidak akan dipermalukan."
12. Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang
Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua
orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan
diselamatkan.
14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika
mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya
kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana
mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang
memberitakan-Nya?
15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka
tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan
mereka yang membawa kabar baik!"

Read more...

October 14, 2008

MENJAGA RAHASIA

LEBIH BAIK MEMILIH APA PUN YANG AKAN ANDA KATAKAN KETIMBANG MENGATAKAN APA PUN YANG ANDA PILIH
Nats: Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara (Amsal 11:13)


Ibu Debi jengkel sekali. Dua hari lalu, ia baru saja menceritakan uneg-unegnya pada istri pendeta di gerejanya. Ia menceritakan perihal suaminya yang diduga menyeleweng. Suatu pagi, teman satu gereja menelepon dan bertanya: "Ada masalah apa dengan suamimu?" Ibu Debi kaget sekaligus kecewa. Kabar soal suaminya sudah sampai ke telinga para ibu di komisi wanita. Rupanya, dalam persekutuan doa ibu-ibu kemarin malam, sang istri pendeta memasukkan namanya ke dalam pokok doa. "Doakan Ibu Debi yang sedang punya masalah dengan suaminya," katanya. Walau berniat baik dan tak menyebut masalahnya secara rinci, si istri pendeta telah gagal menjaga rahasia.

Di gereja, banyak orang kecewa karena berhadapan dengan orang yang tak bisa menjaga rahasia. Ini masalah serius. Membocorkan rahasia berarti mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan seseorang. Walaupun tanpa sengaja, dampaknya tetap merusak. Amsal mengingatkan, mulut yang mengucapkan apa yang tidak perlu bisa "membinasakan
sesama" (ayat 9), bahkan "meruntuhkan kota" (ayat 10). Selanjutnya, ketidakmampuan menyimpan rahasia juga menandakan bahwa orang itu tidak setia dan tidak bisa mengendalikan diri (ayat 12). Seseorang yang bijak seharusnya tahu kapan saatnya berdiam diri dan kapan saatnya menutupi perkara.


Sekali gagal menjaga rahasia, orang lain akan kapok untuk berbagi rasa lagi dengan kita. Mereka akan menutup diri karena merasa tidak aman. Akibatnya, kita akan kehilangan persekutuan yang akrab dan mendalam. Oleh sebab itu, mulai sekarang kendalikanlah lidahmu! Stop membicarakan yang tidak perlu.

Amsal 11:9-13

9. Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia,
tetapi orang benar diselamatkan oleh pengetahuan.
10. Bila orang benar mujur, beria-rialah kota, dan bila orang
fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai.
11 Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang
fasik meruntuhkannya.
12. Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang
yang pandai, berdiam diri.
13 Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia,
menutupi perkara.

Read more...

September 25, 2008

MISSION POSSIBLE

HIDUP MENCERMINKAN KRISTUS DALAM SIKAP DAN LANGKAH ADALAH KESAKSIAN HIDUP YANG PALING NYARING
Nats: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Matius 28:19)


Film Mission Impossible yang dibintangi Tom Cruise sempat menjadi box-office pada tahun 2006. Film yang diangkat dari serial televisi berjudul sama ini berkisah tentang agen Ethan Hunt yang mendapatkan misi yang teramat berat, bahkan nyaris mustahil. Dalam upaya mewujudkan misinya itu Hunt tidak sendiri. Ia dibantu teman-temannya yang tergabung dalam Impossible Mission Force (IMF).

Seperti film-film Hollywood yang lain, sesulit apa pun misi yang diemban oleh Hunt dan teman-temannya, pada akhirnya mereka berhasil menuntaskannya. Mereka sanggup mengubah apa yang tadinya dianggap "mustahil" menjadi "tidak mustahil". Kuncinya terletak pada penggunaan peralatan canggih dan kemampuan para tokohnya.

Sebagai pengikut Kristus kita pun memiliki misi yang harus diemban di dunia ini, yaitu menjadikan semua bangsa murid Kristus. Dari sisi "target akhirnya", betul, ini sungguh tugas yang teramat berat. Bayangkan, menjadikan semua bangsa murid Kristus-walaupun pasti bukan sebuah mission impossible. Sebab kalau itu mustahil, Tuhan Yesus pun tentu tidak akan memerintahkannya.


Namun, dari sisi bagaimana misi tersebut dapat diwujudkan, sebetulnya tidaklah "seberat" itu. Maksudnya, kita semua bisa turut berperan serta. Caranya? Yaitu dengan menjadikan hidup kita sebagai kesaksian yang indah bagi orang-orang di sekitar kita. Dengan begitu, mereka melihat dan merasakan sapaan kasih Kristus lewat tindakan dan ucapan kita, lalu tergerak untuk mengikut Kristus. Kuncinya terletak pada kasih kita kepada Tuhan dan kepedulian kita terhadap sesama.

Matius 28:16-20

16. Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang
telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa
orang ragu-ragu.
18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Read more...

BETAPAPUN HEBATNYA

SEMAJU APA PUN TEKNOLOGI MANUSIA KITA TETAP CIPTAAN YANG BERGANTUNG KEPADA SANG PENCIPTA
Nats: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan ... burung-burung ... ternak dan atas seluruh bumi ... segala binatang melata (Kejadian 1:26)


Bioteknologi adalah sebuah bidang ilmu yang menerapkan kemajuan teknologi ke dalam bidang ilmu biologi. Prospek kemajuan yang ditawarkan oleh bidang ilmu yang satu ini sungguh luar biasa. Mulai dari yang sudah kita anggap normal, seperti semangka tanpa biji, sampai kepada yang masih terasa bagaikan mimpi seperti mengganti anggota tubuh kita yang rusak dengan teknologi sel punca (stem cell).

Namun, perkembangan ini juga menimbulkan banyak masalah etika. Kemajuan yang ditawarkan tersebut acap kali berbenturan dengan batas-batas etika yang selama ini dipegang oleh masyarakat. Sebagai contoh, teknologi embryonic stem cell membutuhkan janin sebagai bahan percobaannya. Tak heran begitu banyak perdebatan yang terjadi di
kalangan para ahli etika seputar isu-isu bioteknologi tersebut.

Disadari atau tidak, perkembangan bioteknologi memang membawa perubahan yang besar dalam pola pikir manusia mengenai seluruh alam dan ciptaan. Manusia, dengan perkembangan bioteknologi, seakan-akan merasa mampu mengubah alam dan kemudian menciptakan kehidupan baru. Dengan demikian, manusia merasa bahwa ia adalah allah. Dan karena itu, ia tidak lagi memerlukan Allah yang sejati.


Sebagai umat percaya, kita harus berhati-hati terhadap isu ini. Sebab seperti yang kita baca dalam bacaan Alkitab hari ini, tampak jelas siapa Tuhan dan siapa kita. Dia adalah pencipta segala sesuatu, sedangkan kita, betapa pun hebat dan canggihnya, tetap hanyalah ciptaan yang penuh keterbatasan. Tanpa Dia kita tidak ada. Terlepas
dari Dia kita binasa.

Kejadian 1:1-31

1. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi
samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan
air.
3. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah
terang itu dari gelap.
5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
6. Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air
untuk memisahkan air dari air."
7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang
ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan
jadilah demikian.
8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari kedua.
9. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah
langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang
kering." Dan jadilah demikian.
10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air
itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas
muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon
buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada
tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis
tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang
menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu
baik.
13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
14. Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada
cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda
penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap
dan hari-hari dan tahun-tahun,
15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu
menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu,
yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil
untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi
bumi,
18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan
terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
20. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk
yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi
melintasi cakrawala."
21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan
segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam
air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa
semuanya itu baik.
22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya:
"Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air
dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah
banyak."
23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
24. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala
jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala
jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis
ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah
melihat bahwa semuanya itu baik.
26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan
atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi."
27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka.
28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada
mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi."
29. Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu
segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala
pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi
makananmu.
30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di
udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan
segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah
demikian.
31. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh
amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Read more...

TASTE

APAKAH LINGKUNGAN DI MANA KITA TINGGAL MERASAKAN MAKNA KEHADIRAN KITA?
Nats: Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang (Matius 5:13)


Rasa membuat makanan dicari dan dikenang orang, Entah itu pedasnya rica-rica, masamnya mangga muda, manisnya coklat, pahitnya kopi, atau asinnya sayur asin. Manusia menyukai makanan yang punya taste (rasa). Kita tidak suka makanan yang hambar, kecuali terpaksa bila sedang sakit. Taste, walaupun hanya sampai di ujung lidah tetapi menjadi sesuatu yang sangat penting.

Matius 5:13 juga berbicara tentang taste. Tuhan Yesus menyampaikan bahwa para murid-Nya harus memiliki taste di dunia ini, sehingga kehadiran mereka dirasakan dan dikenang oleh orang lain. Orang kristiani yang yang tidak punya taste ibarat garam yang kehilangan rasa alias tidak ada gunanya. Perkataan itu keras dan begitu tajam,
tetapi itulah panggilan yang kita terima dari Tuhan sebagai anak-anak-Nya. Harus memiliki taste supaya kehadiran kita dapat dirasakan dan dikenang oleh orang lain.


Oleh sebab itu, hal yang harus selalu kita tanyakan kepada diri kita sendiri, di mana pun kita berada, entah di rumah, sekolah, tempat kerja, gereja atau lingkungan masyarakat adalah "apakah arti kehadiran kita sebagai orang kristiani sudah dapat mereka rasakan? Atau jangan-jangan ada dan tidak adanya kita tidak ada bedanya?"
Ingat, Tuhan memanggil kita supaya berguna bagi orang lain. Membuat lingkungan lebih baik. Membawa terang. Memberi sukacita. Menjadi berkat. Jadi mari berdoa sambil terus berusaha untuk menjadi seperti sebuah lagu yang sering kita nyanyikan, "Jadikan aku saluran berkat-Mu". Bila setiap kita menjadi saluran berkat, maka dunia pun akan merasakan "nikmatnya" taste kehadiran anak-anak Tuhan.

Matius 5:13-16

13. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar,
dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang
dan diinjak orang.
14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung
tidak mungkin tersembunyi.
15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di
bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi
semua orang di dalam rumah itu.
16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu
yang di sorga."

Read more...

DEKAT DI MATA

SEGALA YANG KITA DAPAT DARI TUHAN LAYAK KITA BAGIKAN KEPADA SESAMA YANG MEMBUTUHKAN
Nats: Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah (Pengkhotbah 3:13)


Ada sebuah karikatur bergambar dua batu nisan bersebelahan. Nisan yang satu bertuliskan, "Di sini terbaring jenazah Peter yang meninggal karena terlalu banyak makan gandum". Sedangkan nisan yang lain bertuliskan, "Di sini terbaring jenazah Akharia yang meninggal karena gandum Peter tidak pernah singgah di sini". Sebuah sindiran yang sangat mengena bagi kita.

"Jauh di mata, dekat di hati" merupakan ungkapan yang indah tentang kedekatan batin-kedekatan batin yang terjalin meski tak berjumpa secara fisik. Namun, atas perumpamaan Tuhan yang satu ini berlaku prinsip yang sebaliknya, yakni "dekat di mata, jauh di hati". Betapa dekatnya Lazarus tinggal dengan si orang kaya. Hanya "... dekat pintu rumah orang kaya itu" (ayat 20). Begitu dekatnya ia untuk disapa,
diperhatikan, dan ditolong. Namun, Lazarus malah mati mengenaskan dalam kemiskinan. Sangat kontras jika dibandingkan dengan kemakmuran "si tetangga". Mengapa? Semua tahu jawabnya. Persis seperti karikatur di atas.

Sebenarnya banyak penderitaan di dunia ini tak perlu terjadi, jika orang-orang terdekat dari orang yang menderita mau berbuat sesuatu. Tuhan mengizinkan kedekatan fisik terjadi agar kita tergerak berbagi kasih dengan mereka. Dengan anak yang perlu diperhatikan dan tetangga yang sakit; dengan nenek yang duduk sendirian di sebelah kita waktu di gereja dan Bi Inem yang ayahnya (di desa) sakit keras; dengan Pak
Pos yang rutin mengantar surat ke rumah kita dan Pak Jo yang setia mengangkut sampah dari rumah kita. Dan banyak lagi. Ya, mereka ada "dekat di mata" justru agar tersedia tempat di hati kita bagi mereka.

Lukas 16:19-31

19. "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan
kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh
dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari
meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat
boroknya.
22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh
malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia
menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari
jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku.
Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam
air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam
nyala api ini.
25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah
menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus
segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat
menderita.
26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang
jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari
sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada
kami tidak dapat menyeberang.
27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa,
supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati
mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke
dalam tempat penderitaan ini.
29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para
nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada
seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka
akan bertobat.
31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan
kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau
diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang
mati."

Read more...

September 21, 2008

MALAIKAT MENIMBA AIR

JADIKAN AKTIVITAS DALAM HIDUP KESEHARIAN KITA SEBAGAI IBADAH KEPADA ALLAH
Nats: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Matius 25:40)


Di sebuah kapel terpasang lukisan seorang malaikat yang sedang menimba air. Wajahnya cerah pertanda sukacita saat ia melakukan tugas itu. Keringat yang masih membekas di wajah menjadi bukti bahwa ia serius menjalankan tugasnya. Dalam hati saya bertanya, "Apa tidak keliru? Itukah tugas malaikat? Bukankah malaikat bertugas melayani Allah, bukan mengerjakan hal-hal yang tampaknya duniawi seperti menimba air?"

Acap kali kita membedakan hal-hal yang rohani dan jasmani. Ketika melayani dan beribadah di gereja, kita seperti sedang mengerjakan hal yang rohani. Sementara saat menjalankan pekerjaan sehari-hari, kita menganggapnya kegiatan duniawi. Kitab Matius memberi cara pandang berbeda. Pada hari penghakiman terakhir, Tuhan datang dalam
kemuliaan-Nya. Dia memisahkan seorang demi seorang (ayat 32). Lalu kepada mereka yang ada di sebelah kanan-Nya, Tuhan berkata, "Terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu." Apa dasarnya? "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus,
kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku
tumpangan" (ayat 35). Apa yang dilakukan kepada sesama, berarti juga
dilakukan untuk Tuhan. Itulah ibadah! Ibadah menyangkut dimensi
vertikal-hubungan dengan Allah, dan dimensi horisontal-hubungan
dengan sesama.

Bila Anda melakukan aktivitas sehari-hari dengan tujuan memuliakan Tuhan, itu pun sudah bisa disebut ibadah. Maka, apa pun pekerjaan dan aktivitas yang Anda lakukan hari ini, jalanilah semuanya dengan hati gembira seperti malaikat yang menimba air dalam lukisan tadi.

Matius 25:31-40

31. "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua
malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas
takhta kemuliaan-Nya.
32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia
akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti
gembala memisahkan domba dari kambing,
33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan
kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah
kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah
Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku
haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu
memberi Aku tumpangan;
36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku
sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku.
37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya:
Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi
Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan
kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi
Engkau pakaian?
39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan
kami mengunjungi Engkau?
40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang
dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya
untuk Aku.

Read more...

HANYA Rp. 172.800,00

KERAP KALI KITA MERASA TAHU MANA YANG BAIK TETAPI ALLAH SELALU MEMIMPIN KITA PADA YANG TERBAIK
Nats: Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel (Matius 27:9)


Selama ini saya menduga Yudas menjual Gurunya seharga tiga puluh keping uang perak karena sifatnya yang tamak. Cerita yang tertulis di dalam Alkitab mengenai Yudas meyakinkan saya akan hal ini (Matius 26:8,9; Yohanes 12:6).

Saya mencoba menghitung nilai uang perak itu dalam rupiah. Menurut Dake's Bible, tiga puluh keping uang perak sama nilainya dengan 19,20 dolar Amerika. Katakanlah satu dolar Amerika setara dengan Rp 9.000,00. Berarti "harga" Yesus kurang lebih adalah Rp 172.800,00. Murah sekali! Jadi, pasti uang bukan menjadi faktor utama Yudas
menjual Yesus. Apalagi kemudian Yudas mengembalikan uang itu kepada para imam.

Rupanya Yudas memiliki harapan seperti orang Yahudi pada umumnya, yaitu menjadikan Yesus sebagai pahlawan secara politik dengan cara melawan kekaisaran Romawi. Namun, ketika orang banyak berniat mengangkat-Nya menjadi raja, Yesus malah mengasingkan diri. Bukan hanya itu, Yesus juga malah mengajar mereka untuk memberikan kepada
kaisar apa yang menjadi haknya. Jadi, cara yang paling pamungkas untuk memaksa Yesus melawan adalah dengan menyerahkan Dia kepada para imam. Namun, Yesus memilih jalan salib. Yudas pun frustrasi dan gantung diri (Matius 27:5).


Bila direnungkan, kerap kali kita juga "mengkhianati dan menjual" Yesus demi mencapai tujuan kita sendiri, yaitu ketika kita memaksakan cara dan kehendak kita sendiri. Namun, Yudas telah menjadi contoh agar kita tak mengulang kesalahannya. Tuhan tahu yang lebih baik. Biarlah dalam seluruh aspek kehidupan kita belajar tunduk dan mengikuti jalan-Nya.

Matius 26:6-16; Yohanes 10:17,18

6. Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta,
7 datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah
buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu
dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan.
8 Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa
pemborosan ini?
9 Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat
diberikan kepada orang-orang miskin."
10 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata:
"Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan
suatu perbuatan yang baik pada-Ku.
11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku
tidak akan selalu bersama-sama kamu.
12 Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat
suatu persiapan untuk penguburan-Ku.
13 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini
diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan
disebut juga untuk mengingat dia."
14. Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang
bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.
15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya
aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang
perak kepadanya.
16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk
menyerahkan Yesus.

Yohanes 10:17

17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku
untuk menerimanya kembali.
18 Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku
memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa
memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas
yang Kuterima dari Bapa-Ku."

Read more...

KETENANGAN SEJATI

DEKAT DENGAN TUHAN ITU KUNCI KETENANGAN HIDUP
Nats: Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah (Mazmur 62:2-3)


Pada tahun 80-an ada sebuah film berjudul Bodyguard yang dibintangi Kevin Costner dan Whitney Houston. Film ini bercerita tentang Houston sebagai artis yang hidupnya dikelilingi oleh para penggemar fanatik yang ingin mencelakai dirinya. Untuk melindungi diri, ia lalu menggunakan jasa pengawal pribadi, seorang veteran angkatan perang. Dalam film itu ditunjukkan bagaimana peralatan canggih digunakan di seluruh rumah Houston untuk membuatnya bisa tidur tenang.

Setiap orang tentunya ingin hidup tenang. Sebab apalah artinya kita memiliki segala sesuatu, tetapi hidup tidak tenang; selalu gelisah, galau, dan selalu dikejar ketakutan? Sayang orang kerap salah mencari sumber ketenangan. Misalnya, dengan menggantungkan hidup pada bodyguard, senjata, uang, atau jabatan.

Ketenangan yang sejati tidak terletak pada semua itu, tetapi pada kedekatan dengan Tuhan. Sebab Tuhan adalah Pemilik sesungguhnya dari kehidupan ini. Tuhan adalah adalah sumber pengharapan dan perlindungan. Seperti yang disaksikan oleh Daud dalam Mazmur bacaan kita. Daud pernah hidup terlunta-lunta sebagai pelarian ketika dikejar-kejar oleh Saul yang ingin membunuhnya, dan ia merasakan betul bagaimana kasih dan kuasa Tuhan melindunginya.


Anda mendambakan ketenangan? Kuncinya: jangan jauh-jauh dari Tuhan. Tidak berarti hidup kita kemudian menjadi lurus dan mulus, juga tidak lantas kita bebas lepas dari segala masalah. Tidak. Masalah dan rintangan bisa tetap ada, tetapi seberapa pun besarnya masalah yang mendera dan rintangan yang menghadang, itu tidak akan merenggut
ketenangan kita.

Mazmur 62:1-13

1. Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud. (62-2)
Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah
keselamatanku.
2 (62-3) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota
bentengku, aku tidak akan goyah.
3 (62-4) Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak
meremukkan dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang
miring, terhadap tembok yang hendak roboh?
4 (62-5) Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari
kedudukannya yang tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan
mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka
mengutuki. Sela
5 (62-6) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari
pada-Nyalah harapanku.
6 (62-7) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota
bentengku, aku tidak akan goyah.
7 (62-8) Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung
batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.
8. (62-9) Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat,
curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat
perlindungan kita. Sela
9 (62-10) Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta
saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas,
mereka sekalian lebih ringan dari pada angin.
10 (62-11) Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah
menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin
bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.
11 (62-12) Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar:
bahwa kuasa dari Allah asalnya,
12 (62-13) dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab
Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.

Read more...

INJIL DI BALIK KUE BULAN

PERNAK-PERNIK TRADISI BISA MENGUNDANG ORANG MASUK TETAPI HANYA KASIH KRISTUS YANG MEMBUAT MEREKA BERTOBAT
Nats: Sungguh pun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang (1Korintus 9:19)


Kue bulan atau tong jiu pia adalah makanan khas orang Cina, yang biasanya ada untuk merayakan festival bulan purnama. Saya memiliki suatu kenangan mengesankan dengan kue ini ketika sedang belajar di Cina. Menjelang festival bulan purnama, sepasang suami istri dari gereja lokal tempat saya beribadah mengundang kami, para mahasiswa
asing, untuk datang ke rumah mereka dan makan kue bulan bersama. Beberapa rekan yang memiliki keyakinan berbeda pun ikut datang. Ternyata suami istri tersebut memakai kesempatan festival bulan purnama untuk menceritakan betapa besar kasih Tuhan dalam hidup mereka. Mereka menjadikan kue bulan sebagai sarana untuk menceritakan Injil.

Tak semua tradisi warisan budaya nenek moyang itu buruk. Memang ada tradisi yang bertentangan dengan firman Tuhan, dan bisa menghambat pertumbuhan rohani kita, karenanya harus kita tolak. Akan tetapi ada juga tradisi yang bersifat "netral", yang bahkan bisa kita gunakan untuk menjadi sarana pemberitaan Injil yang efektif. Paulus, dalam pelayanannya, tidak mengabaikan tradisi yang dimiliki seseorang.
Dikatakan dalam surat Korintus, ia "menjadi seperti orang yang dilayaninya" supaya bisa memenangkan sebanyak mungkin orang (ayat 19).


Saya belajar dari suami istri yang mengundang kami untuk makan kue bulan itu. Mereka begitu rindu mewartakan kabar baik tentang kasih Kristus, dan mereka menggunakan tradisi warisan budaya yang mereka miliki untuk dipakai menjadi sarana penginjilan. Dan itu sangat efektif. Walau tentu kue bulan itu hanya menjadi sarana, bukan yang
utama. Akhirnya yang menyentuh hati kami bukanlah kue bulan, melainkan kasih Kristus dalam hati mereka.

1 Korintus 9:19-23

19. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan
diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan
sebanyak mungkin orang.
20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang
Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi
orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti
orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri
tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan
mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
21 Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku
menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat,
sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup
di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang
tidak hidup di bawah hukum Taurat.
22 Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang
lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi
semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat
mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
23 Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku
mendapat bagian dalamnya.

Read more...

JANGAN MENGHAKIMI

MAKIN TINGGI STANDAR YANG KITA BUAT BAGI SESAMA MAKIN TINGGI STANDAR YANG HARUS KITA SENDIRI PENUHI
Nats: Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7:3)


Istri saya sudah tuli," keluh seorang suami kepada dokter pribadinya. "Saya harus bicara berkali-kali padanya, barulah ia mengerti." Sang dokter lantas memberi usul: "Bicaralah dengannya dari jarak sepuluh meter. Jika tak ada respons, coba dari jarak lima meter, lalu dari jarak satu meter. Dari situ kita akan tahu tingkat ketuliannya."

Si suami mencobanya. Dari jarak sepuluh meter, ia bertanya pada istrinya, "Kamu masak apa malam ini?" Tak terdengar jawaban. Ia mencoba dari jarak lima meter, bahkan satu meter, tetap saja tak ada respons. Akhirnya ia bicara di dekat telinga istrinya, "Masak apa kamu malam ini?" Si istri menjawab: "Sudah empat kali aku bilang: sayur asam!" Rupanya, sang suamilah yang tuli.

Saat mengkritik orang lain, kita kerap kali tidak sadar bahwa kita pun memiliki kelemahan yang sama, bahkan mungkin lebih parah. Ada kalanya apa yang tidak kita sukai dari orang lain adalah sifat yang tidak kita sukai dari diri sendiri. Kita belum bisa mengatasi satu kebiasaan buruk, kemudian jengkel saat melihat sifat buruk itu muncul dalam diri orang lain, sehingga kita memintanya untuk berubah.


Tuhan Yesus tidak melarang kita menilai orang lain secara kritis. Namun, janganlah membesar-besarkan kesalahan orang lain dengan mengabaikan kesalahan diri sendiri. Jika kita memakai standar atau ukuran tinggi dalam menilai orang lain, pastikan kita sendiri sudah memenuhi standar yang kita buat. Yang terbaik adalah introspeksi diri
terlebih dulu sebelum memberi kritik kepada orang lain.

Matius 7:1-5

1. "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi,
kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur,
akan diukurkan kepadamu.
3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah
aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di
dalam matamu.
5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu,
maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar
itu dari mata saudaramu."

Read more...

BUKAN HALANGAN

JANGAN KECIL HATI KARENA KITA ORANG BIASA SEBAB ALLAH YANG MEMILIKI KITA LUAR BIASA
Nats: Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah (1Korintus 2:5)


Jacky Chan, bintang film laga Hong Kong yang sudah mendunia, mengunjungi Indonesia pascabencana tsunami Aceh. Ia datang mewakili selebriti Hong Kong yang memberi sumbangan sebagai tanda empati atas penderitaan yang dialami rakyat Aceh. Dalam sebuah wawancara di salah satu televisi swasta, seorang wartawan bertanya, "Hampir di setiap film, Anda berperan sebagai seorang pahlawan. Menurut Anda, apa kriteria pahlawan itu?" Ia menjawab singkat, "Orang biasa yang melakukan sesuatu yang luar biasa."

Kitab Hakim-hakim adalah kitab yang menceritakan perjuangan para pahlawan atau pemimpin militer sebelum Israel menjadi sebuah kerajaan. Jadi bukan hakim dalam pengertian sekarang. Banyak tokoh hebat dalam kitab Hakim-hakim dan kisahnya diceritakan secara panjang lebar. Namun Samgar hanya diceritakan secara singkat - dalam satu ayat (Hakim-hakim 3:31). Berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya. Samgar tipikal sosok yang sederhana. Dalam melawan orang Filistin pun, ia hanya memakai tongkat pengusir lembu sebagai senjata-bukan pedang atau tombak seperti lazimnya orang berperang. Samgar adalah orang sederhana dengan prestasi spektakuler.



Tuhan dapat memakai siapa saja secara luar biasa, pun bila kita hanyalah orang biasa. Kuncinya, kita mau berusaha yang terbaik, sambil tetap mengandalkan diri pada hikmat Allah, bukan pada kekuatan sendiri (ayat 5). Bagaimana dengan kita? Boleh jadi kita bukan orang hebat seperti Otniel, Ehud, atau Simson-tokoh-tokoh dalam kitab
Hakim-hakim, tetapi orang sederhana seperti Samgar. Jangan berkecil hati. Sebab itu bukan halangan untuk melakukan sesuatu yang luar
biasa.

1 Korintus 2:1-5

1. Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu,
saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah
atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada
kamu.
2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di
antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
3 Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan
sangat takut dan gentar.
4 Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan
dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan
akan kekuatan Roh,
5 supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia,
tetapi pada kekuatan Allah.

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP