Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

December 15, 2009

JERAT MILIK

TUHAN TIDAK INGIN KITA MENDUAKAN-NYA
Nats: Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku (Lukas 14:33)

Bacaan : Lukas 14:25-35
Setahun: Filipi 1-4

Ketika Tuhan Yesus mengatakan, bahwa setiap orang yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, ia tidak dapat menjadi murid-Nya (ayat 33), itu bukan berarti kita tidak boleh memiliki apa pun. Sebab selama berada di dunia, kita akan selalu perlu"memiliki sesuatu". Ucapan Tuhan Yesus tersebut bisa diartikan begini: jangan
kita begitu terikat dan terekat dengan segala sesuatu yang kita miliki, sehingga bukan kita yang memiliki, tetapi justru kitalah yang dimiliki oleh segala sesuatu itu.


Sebab, apabila seseorang itu sudah sedemikian kuatnya terikat dan terekat pada miliknya, maka ia akan menomorduakan Tuhan. Ia juga bisa melakukan apa saja; menghalalkan segala cara, mengabaikan norma sosial, mengesampingkan hukum Tuhan, untuk merebut atau mempertahankannya. Milik di sini bisa berupa harta benda, bisa juga berupa jabatan, popularitas, atau bahkan orang; entah pacar, teman dekat, atau siapa saja. Intinya adalah: jangan menempatkan apa pun dan siapa pun di dunia ini melampaui Tuhan. Dalam kehidupan seorang murid Kristus, Tuhan harus senantiasa menjadi yang pertama dan terutama.

Jadi, tidak salah apabila kita memiliki sesuatu. Yang salah, kalau karena sesuatu yang kita miliki itu, kita kemudian mengabaikan Tuhan; tidak lagi taat dan menaruh hormat kepada Tuhan. Apabila demikian adanya, berarti kita telah memberhalakannya. Berhala (dalam bahasa Inggris: idol) bukan hanya berupa patung-patung atau benda-benda kuno yang dianggap punya kekuatan magis, melainkan juga segala sesuatu
yang menggeser Tuhan dari pusat hidup kita.

Lukas 14:25-35

25. Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus
dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci
bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya
laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat
menjadi murid-Ku.
27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia
tidak dapat menjadi murid-Ku.
28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan
sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya,
kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat
menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya,
mengejek dia,
30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak
sanggup menyelesaikannya.
31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan
raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah
dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang
mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu
masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak
melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi
murid-Ku.
34 Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar,
dengan apakah ia diasinkan?
35 Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk,
dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk
mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Read more...

December 07, 2009

CATATLAH

KERAP MEMBACA-MENULIS PASTI MENGUBAH SESUATU DI DIRI KITA TINGGAL APA YANG KITA BACA DAN SEBERAPA SERING?
Nats: Kemudian bersiaplah orang-orang itu, lalu pergi, sedang Yosua memerintahkan kepada mereka, pada waktu mereka berangkat, supaya mereka mencatat keadaan negeri itu (Yosua 18:8)

Bacaan : Yosua 18:1-10
Setahun: Efesus 4-6

Biasakanlah menulis!" merupakan sebuah nasihat yang kerap kita dengar. Kegiatan mencatat atau menulis, kelihatannya sepele. Itu pelajaran yang sudah kita dapat sejak Sekolah Dasar. Namun, jangan diremehkan. Tulisan menyumbangkan perubahan sangat besar dalam diri dan kehidupan manusia, itu memberi perbedaan amat besar. Bayangkan jika Anda buta huruf pada zaman secanggih ini.


Apa istimewanya kegiatan menulis? Yosua tahu persis bahwa itu menolong orang untuk berubah. Dibanding di masa kepemimpinan Musa, nyatanya kehidupan bangsa Israel di masa kepemimpinan Yosua sungguh berbeda. Tadinya mengembara di gurun, sekarang menduduki tanah Kanaan. Akan tetapi, rupanya bangsa itu enggan mengubah cara hidupnya sesuai dengan kenyataan. "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas ...?" (ayat 3). Mereka malas berubah. Demi mendorong mereka berubah, Yosua menggunakan kiat "mencatat". Mencermati, mengukur, menulis daftar, dan melaporkan. Pokoknya catat, catat, dan catat.

Dunia baca-tulis mengubah wajah dunia. Allah memberikan hukum tertulis di Sinai. Para Rasul dalam Perjanjian Baru membina jemaat melalui saurat-surat tertulis, yang kemudian dibacakan dalam pertemuan-pertemuan jemaat. Reformasi gereja diiringi oleh penerjemahan Alkitab. Buku mendidik dan mengubah cara pandang orang. Banyak tokoh besar punya kebiasaan menulis buku harian. Tulisan menanamkan pengaruhnya ke mana-mana. Apalagi di era informasi ini. Minat dan kebiasaan baca-tulis sangat baik ditumbuhkembangkan. Termasuk bergaul dengan firman Tuhan lewat waktu teduh seperti saat
ini.

Yosua 18:1-10

1. Maka berkumpullah segenap umat Israel di Silo, lalu mereka
menempatkan Kemah Pertemuan di sana, karena negeri itu telah
takluk kepada mereka.
2. Pada waktu itu masih tinggal tujuh suku di antara orang
Israel, yang belum mendapat bagian milik pusaka.
3 Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Berapa lama
lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri
yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?
4 Ajukanlah tiga orang dari tiap-tiap suku; maka aku akan
menyuruh mereka, supaya mereka bersiap untuk menjelajahi negeri
itu, mencatat keadaannya, sekadar milik pusaka masing-masing,
kemudian kembali kepadaku.
5 Sesudah itu mereka akan membaginya di antara mereka menjadi
tujuh bagian. Suku Yehuda akan tetap tinggal dalam daerahnya di
sebelah selatan dan keturunan Yusuf akan tetap tinggal dalam
daerahnya di sebelah utara.
6 Kamu catat keadaan negeri itu dalam tujuh bagian dan kamu
bawa ke mari kepadaku; lalu aku akan membuang undi di sini bagi
kamu di hadapan TUHAN, Allah kita.
7 Sebab orang Lewi tidak mendapat bagian di tengah-tengah kamu,
karena jabatan sebagai imam TUHAN ialah milik pusaka mereka,
sedang suku Gad, suku Ruben dan suku Manasye yang setengah itu
telah menerima milik pusaka di sebelah timur sungai Yordan, yang
diberikan kepada mereka oleh Musa, hamba TUHAN."
8 Kemudian bersiaplah orang-orang itu, lalu pergi, sedang Yosua
memerintahkan kepada mereka, pada waktu mereka berangkat, supaya
mereka mencatat keadaan negeri itu, katanya: "Pergilah,
jelajahilah negeri itu, catatkanlah keadaannya, kemudian
kembalilah kepadaku; maka di sini, di Silo, aku akan membuang
undi bagi kamu di hadapan TUHAN."
9 Orang-orang itu pergi dan berjalan melalui negeri itu; mereka
mencatat keadaannya dalam suatu daftar, kota demi kota, dalam
tujuh bagian, lalu kembali kepada Yosua ke tempat perkemahan di
Silo.
10 Lalu Yosua membuang undi bagi mereka di Silo, di hadapan
TUHAN, dan di sanalah Yosua membagikan negeri itu kepada orang
Israel, sesuai dengan pembagian mereka.

Read more...

December 06, 2009

BATU OPAL YANG KUSAM

MURID KRISTUS BUKANLAH ORANG YANG SEMPURNA; IA TENGAH DIGOSOK AGAR MENJADI SEMAKIN BERKILAU
Nats: Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya berguna bagiku (2 Timotius 4:11)

Bacaan : Kisah Para Rasul 15:35-41
Setahun: Efesus 1-3

Seorang ahli batu-batuan memasuki toko perhiasan. Penjaga menunjukkan koleksi tokonya yang indah-indah. Ternyata, di antara permata yang berkilau itu ada sebutir batu yang kusam. "Tunggu sebentar," kata pelanggan itu. Ia mengambil batu itu dan menggenggamnya erat-erat. Setelah beberapa saat, ia membuka tangannya, dan kini batu itu berkilau begitu elok! "Ini batu opal atau ada yang menyebutnya permata simpatik," katanya. "Cukup digenggam, keindahannya pun akan memancar."

Paulus dan Barnabas bertengkar sengit gara-gara Markus. Barnabas ingin melibatkan Markus dalam tim misi, tetapi Paulus menolaknya karena pemuda itu pernah meninggalkan tim sebelumnya (Kisah Para Rasul 13:13). Namun, secara mengejutkan, nama Markus muncul lagi, dipuji Paulus dalam suratnya sebagai orang yang "pelayanannya penting bagiku" (2 Timotius 4:11).

Alkitab tidak menjelaskan proses perubahan yang dialami Markus. Namun, kita bisa membayangkan setidaknya dua kemungkinan. Pertama, Barnabas menggosok dan menajamkan karakter Markus, sehingga pemuda itu berubah menjadi murid Kristus yang setia. Kedua, Paulus mengampuni Markus dan memberinya kesempatan kedua; dan Markus pun membuktikan bahwa dirinya murid yang layak dipercaya. Melalui genggaman Barnabas dan Paulus, batu opal bernama Markus itu menjadi berkilau.

Jangan terkecoh oleh penampilan "kusam" seorang murid Kristus. Mungkin ia memerlukan "genggaman tangan": pendampingan yang konsisten dan berkesinambungan. Apabila ada saudara seiman yang gagal dalam pelayanan, ampunilah ia dan ulurkan kesempatan kedua.

Kisah Para Rasul 15:35-41

35 Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia.
Mereka bersama-sama dengan banyak orang lain mengajar dan
memberitakan firman Tuhan.
36. Tetapi beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada
Barnabas: "Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di
setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk
melihat, bagaimana keadaan mereka."
37 Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus;
38 tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa
serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak
mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.
39 Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga
mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya
berlayar ke Siprus.
40 Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh
saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan
41 berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil
meneguhkan jemaat-jemaat di situ.

Read more...

SIAPA YANG DILAYANI?

MELAYANI TUHAN BERARTI MENARUH DIRI SENDIRI DI TEMPAT PALING BELAKANG
Nats: Hendaklah kamu ... tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya ... menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (Filipi 2:2,3 TB)

Bacaan : Filipi 2:1-11
Setahun: Kisah Para Rasul 26-28

Dalam sebuah ibadah Natal, ada tiga kelompok paduan suara yang akan tampil. Karena tempat terbatas, tidak semua bisa duduk di depan. Maka, salah satu kelompok diminta duduk di balkon. Masalahnya, tidak ada yang mau ditempatkan di sana, karena tidak terlihat oleh jemaat. Ketika panitia natal mendesak salah satu kelompok, para anggota
paduan suara itu menjadi marah. Mereka pun lantas mengadakan aksi walk out. Tidak jadi melayani dalam ibadah itu.

Pelayanan di gereja tak jarang diwarnai perselisihan. Ada yang suka memaksakan keinginan. Ada yang mengambek jika usulnya ditolak. Ada yang tersinggung kalau dirinya kurang disanjung. Akar masalahnya terletak pada keakuan. Orang kerap mengaku melayani Tuhan, padahal yang dilayani dirinya sendiri. Akibatnya, tak ada kerendahan hati. Para pelayan sulit untuk mengalah. Kepentingan pribadi atau kelompok dinomorsatukan. Kalau sudah begini, kesehatian sulit tercipta. Yang ada malah perpecahan. Itulah kondisi jemaat di Filipi.

Maka, Rasul Paulus mengajak jemaat Filipi untuk berkaca kepada Kristus. Ciri utama pelayan Yesus adalah perendahan diri. Mulai dari kelahiran sampai kematian-Nya, Yesus menempuh jalan menurun. Dia kesampingkan hak-hak-Nya demi kepentingan umat yang Dia layani.

Di tengah kesibukan pelayanan, kita perlu bertanya kepada diri sendiri, "Siapa sebenarnya yang aku layani? Apakah aku mengalah karena mementingkan status, gengsi, dan ambisi pribadi?" Jika jawabannya "ya", jelas kita bukan pelayan Tuhan. Kita telah menjadi tuan. Bahkan, mungkin "tuhan kecil".

Filipi 2:1-11

1. Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan
kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah
kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian
yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang
seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya
sendiri;
4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di
langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi
kemuliaan Allah, Bapa!

Read more...

December 05, 2009

JANGAN ASAL BERKATA

KATA-KATA YANG TERUCAP BAGAI TELUR YANG DIPECAH TAK BISA DIMASUKKAN LAGI KE CANGKANGNYA
Nats: Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu (Mazmur 34:14)

Bacaan : Mazmur 34:13-15
Setahun: Kisah Para Rasul 23-25

Berkata-kata sebagai salah satu bentuk komunikasi, tentu saja penting. Banyak masalah muncul atau menjadi semakin besar karena orang berdiam diri, tidak mau berkata-kata. Akan tetapi, Alkitab juga mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan kata-kata yang kita ucapkan. Sebab dalam banyak bicara, tidak jarang juga banyak kesalahan terjadi. Kita bisa "tersandung" karena kata-kata. Tidak mengherankan jika Yakobus mengumpamakan lidah seperti api; sesuatu yang kecil, tetapi dapat membakar hutan yang besar (Yakobus 3:5).

Maka, penting sekali untuk kita senantiasa berhati-hati dengan kata-kata yang akan kita ucapkan. Pikir dulu baik-baik. Jangan tergesa-gesa atau asal berkata. Kata-kata ibarat telur: kalau sudah dipecahkan tidak bisa dimasukkan kembali. Kata-kata fitnah, gosip, atau pun kata-kata yang menyakiti, pada akhirnya hanya akan meninggalkan luka bagi orang lain dan kerugian bagi diri sendiri. Kita perlu selalu ingat, bahwa setiap kata apa pun harus dapat kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan (Matius 12:36).

Marilah kita hanya mengucapkan kata-kata yang baik dan membangun. Dengan begitu, kita bukan saja tidak akan menyakiti orang lain, melainkan juga menjaga diri sendiri dari hal-hal yang bisa merugikan. Seperti dikatakan pemazmur, "Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati kebaikan? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu" (ayat 13,14). Semoga kita semakin bijaksana dalam memilih dan memilah kata-kata yang akan kita ucapkan.

Mazmur 34:13-15

13 (34-14) Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu
terhadap ucapan-ucapan yang menipu;
14 (34-15) jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik,
carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!
15 (34-16) Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan
telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;

Read more...

December 04, 2009

PROMOSI BURUK

JANGAN BIARKAN IBLIS MENGACAK-ACAK PERSEKUTUAN JEMAAT MELALUI PIKIRAN DAN PERILAKU BURUK KITA
Nats: Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil dalam satu tubuh (Kolose 3:15)

Bacaan : Kolose 3:12-17
Setahun: Kisah Para Rasul 20:3-22:30

Di sebuah gereja terjadi perselisihan tajam. Masalahnya sederhana. Paduan Suara A dijadwalkan mengisi pujian sesudah khotbah di kebaktian Minggu. Namun, rupanya ada salah komunikasi. Pada Minggu itu ternyata ada Paduan Suara tamu yang akan membawakan dua pujian, sebelum dan sesudah khotbah. Setelah berunding, diputuskan Paduan Suara A digeser mengisi pujian sebelum Doa Syafaat. Beberapa angota Paduan Suara A tidak terima, merasa tersinggung, lalu "meledak". Sampai ada yang mundur dari pelayanan, bahkan yang pindah gereja.

Perselisihan di gereja tidak jarang dipicu dan dipacu oleh masalah kecil. Namun, karena disikapi dengan kekerasan hati, tidak mau mengalah, prasangka buruk, dan sikap egoistis, akhirnya menjadi masalah besar yang menguras waktu, tenaga, pikiran, dan perasaaan. Padahal, seperti dikatakan oleh Paulus, "Adanya saja perkara di
antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu" (1 Korintus 6:7). Dengan kata lain, kalau orang-orang di dalam gereja berantem, tidak ada yang akan diuntungkan. Malah yang rugi gereja sendiri; persekutuan jemaat jadi terganggu, sukacita melayani hilang, dan keluar juga jadi promosi buruk.

Maka, penting sekali untuk kita kembali ke identitas kita sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasih-Nya (ayat 12). Dan hidup berpadanan sesuai identitas tersebut, yaitu dengan menunjukkan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Kiranya damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita, sehingga kita dijauhkan dari segala pikiran dan perasaan yang tidak membangun.

Kolose 3:12-17

12. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang
dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan,
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah
seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam
terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu,
kamu perbuat jugalah demikian.
14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat
yang mempersatukan dan menyempurnakan.
15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu,
karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan
bersyukurlah.
16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya
di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan
menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan
puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada
Allah di dalam hatimu.
17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau
perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil
mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

Read more...

December 03, 2009

BUKAN JALAN TOL

JIKA ANDA BERHENTI KARENA TERHAMBAT BERARTI ANDA KALAH
Nats: Karena itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! (1 Korintus 15:58)

Bacaan : Nehemia 6
Setahun: Roma 12-16

Jalan tol adalah jalan bebas hambatan. Jalan tol dibangun dengan tujuan supaya setiap pengendara mobil tidak perlu mengalami kemacetan di jalan raya. Dengan demikian, para pengendara mobil akan semakin cepat sampai di tempat tujuan.

Akan tetapi, kita tidak dapat berharap bahwa kemudahan dan kelancaran yang terjadi di jalan tol, juga terjadi di dalam hidup kita. Hidup kita sama sekali bukan jalan tol. Justru dalam hidup ini kita kerap kali menemukan hambatan. Bahkan, ketika kita hendak melakukan hal-hal baik.

Demikian pula pengalaman Nehemia ketika hendak membangun kembali tembok Yerusalem. Pada awalnya, segala persiapan serta jalan yang akan ditempuh tampak lancar. Akan tetapi, di tengah proses pembangunan datanglah hambatan dari Sanbalat dan Tobia. Sanbalat dan Tobia, yang tidak suka pembangunan tembok itu dilakukan, berencana untuk membunuh Nehemia (ayat 2). Di dalam pikiran mereka, apabila Nehemia mati, bangsa itu akan kehilangan sosok pemimpin. Dan, itu menjadi alasan yang kuat untuk menghentikan pembangunan tembok Yerusalem. Sampai-sampai ia juga menyuap orang Semaya, orang yang dekat dengan Nehemia (ayat 10-13). Namun, Nehemia tetap berfokus pada proses pembangunan. Maju terus pantang mundur. Dan Allah melindungi Nehemia, sehingga pembangunan tembok itu pun selesai (ayat 15).

Tidak jarang dalam hidup ini kita mendapat hambatan. Cara yang terbaik untuk mengatasinya adalah tetap memfokuskan diri pada pekerjaan baik tersebut, dan terus berjalan. Kita harus selalu ingat bahwa tujuan hambatan hanya ingin membuat kita berhenti.

Nehemia 6

1. Ketika Sanbalat dan Tobia dan Gesyem, orang Arab itu dan
musuh-musuh kami yang lain mendengar, bahwa aku telah selesai
membangun kembali tembok, sehingga tidak ada lagi lobang,
walaupun sampai waktu itu di pintu-pintu gerbang belum kupasang
pintunya,
2 maka Sanbalat dan Gesyem mengutus orang kepadaku dengan
pesan: "Mari, kita mengadakan pertemuan bersama di Kefirim, di
lembah Ono!" Tetapi mereka berniat mencelakakan aku.
3 Lalu aku mengirim utusan kepada mereka dengan balasan: "Aku
tengah melakukan suatu pekerjaan yang besar. Aku tidak bisa
datang! Untuk apa pekerjaan ini terhenti oleh sebab aku
meninggalkannya dan pergi kepada kamu!"
4 Sampai empat kali mereka mengirim pesan semacam itu kepadaku
dan setiap kali aku berikan jawaban yang sama kepada mereka.
5 Lalu dengan cara yang sama untuk kelima kalinya Sanbalat
mengirim seorang anak buahnya kepadaku yang membawa surat yang
terbuka.
6 Dalam surat itu tertulis: "Ada desas-desus di antara
bangsa-bangsa dan Gasymu membenarkannya, bahwa engkau dan
orang-orang Yahudi berniat untuk memberontak, dan oleh sebab itu
membangun kembali tembok. Lagipula, menurut kabar itu, engkau mau
menjadi raja mereka.
7 Bahkan engkau telah menunjuk nabi-nabi yang harus
memberitakan tentang dirimu di Yerusalem, demikian: Ada seorang
raja di Yehuda! Sekarang, berita seperti itu akan didengar raja.
Oleh sebab itu, mari, kita sama-sama berunding!"
8 Tetapi aku mengirim orang kepadanya dengan balasan: "Hal
seperti yang kausebut itu tidak pernah ada. Itu isapan jempolmu
belaka!"
9 Karena mereka semua mau menakut-nakutkan kami, pikirnya:
"Mereka akan membiarkan pekerjaan itu, sehingga tak dapat
diselesaikan." Tetapi aku justru berusaha sekuat tenaga.
10. Ketika aku pergi ke rumah Semaya bin Delaya bin Mehetabeel,
sebab ia berhalangan datang, berkatalah ia: "Biarlah kita bertemu
di rumah Allah, di dalam Bait Suci, dan mengunci pintu-pintunya,
karena ada orang yang mau datang membunuh engkau, ya, malam ini
mereka mau datang membunuh engkau."
11 Tetapi kataku: "Orang manakah seperti aku ini yang akan
melarikan diri? Orang manakah seperti aku ini dapat memasuki Bait
Suci dan tinggal hidup? Aku tidak pergi!"
12 Karena kuketahui benar, bahwa Allah tidak mengutus dia. Ia
mengucapkan nubuat itu terhadap aku, karena disuap Tobia dan
Sanbalat.
13 Untuk ini ia disuap, supaya aku menjadi takut lalu berbuat
demikian, sehingga aku berdosa. Dengan demikian mereka mempunyai
kesempatan untuk membusukkan namaku, sehingga dapat mencela aku.
14 Ya Allahku, ingatlah bagaimana Tobia dan Sanbalat
masing-masing telah bertindak! Pun tindakan nabiah Noaja dan
nabi-nabi yang lain yang mau menakut-nakutkan aku.
15. Maka selesailah tembok itu pada tanggal dua puluh lima
bulan Elul, dalam waktu lima puluh dua hari.
16 Ketika semua musuh kami mendengar hal itu, takutlah semua
bangsa sekeliling kami. Mereka sangat kehilangan muka dan menjadi
sadar, bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah
kami.
17 Pada masa itu pula para pemuka Yehuda mengirim banyak surat
kepada Tobia, dan sebaliknya mereka menerima surat-surat dari
padanya,
18 karena banyak orang di Yehuda mempunyai ikatan sumpah dengan
dia, sebab ia adalah menantu Sekhanya bin Arah, sedang Yohanan,
anaknya, mengambil anak Mesulam bin Berekhya sebagai isteri.
19 Juga mereka sebut-sebut segala kebaikan Tobia di mukaku dan
segala perkataanku terus dibeberkan kepadanya. Pula Tobia
mengirim surat-surat untuk menakut-nakutkan aku.

Read more...

December 02, 2009

SIKAPKU, PILIHANKU


Nats: Jadi akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia ... semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu (Filipi 4:8)

Bacaan : Filipi 4:1-8
Setahun: Roma 9-11

Sikap adalah pilihan pribadi. Apabila pikiran dipenuhi hal negatif, sehingga keluar sikap buruk seperti murung, putus asa, dendam, kita tidak boleh menyalahkan orang lain atau kondisi di sekitar, sebab itu pilihan kita. Seandainya kita mau mengubah pikiran ke hal yang optimis dan positif, maka sikap kita pun akan mengikuti. Yang unik, dalam waktu yang bersamaan, otak kita tak dapat memikirkan dua hal sekaligus. Jadi, kita harus memilih.

Hari ini kita diminta memikirkan semua yang benar, mulia, manis, sedap didengar, bajik, dan patut dipuji (ayat 8). Mungkin hidup Anda saat ini sungguh terasa pahit, getir, dan sulit, tetapi mari kita lihat Paulus. Ketika ia menasihati jemaat Filipi yang menghadapi tekanan dan kesulitan hidup, Paulus sendiri sebenarnya sedang sangat susah. Ia menuliskan surat itu dari dalam penjara, dalam kondisi teraniaya karena Injil. Namun, ia memilih bersikap positif dan optimis. Jadi, ia bisa melihat peluang untuk memberitakan Injil kepada para narapidana, pegawai penjara, bahkan pejabat istana yang menangani kasusnya (Filipi 1:12-14). Bahkan, ia menghibur banyak jemaat yang ditimpa kesulitan melalui suratnya, sebab dalam penjara ia punya banyak waktu untuk menulis, berdoa, dan memuji Tuhan.

Paulus dapat melakukan hal ini karena ia memilih untuk menambatkan hatinya kepada Allah; memenuhi hatinya dengan kasih kepada jiwa-jiwa terhilang dan jemaat yang dilayaninya. Maka, penjara hanya bisa mengurung tubuhnya. Sedang pikirannya tetap dipenuhi oleh semua yang benar, mulia, manis, sedap didengar, bajik, dan patut dipuji. Jika Anda sedang susah, mengapa harus menjadi lebih susah dengan memilih
sikap pesimis atau negatif? Ayo bangkitlah!

Filipi 4:1-8

1. Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang
kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan
teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!
2 Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati
sepikir dalam Tuhan.
3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia:
tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam
pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku
sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab
kehidupan.
4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi
kukatakan: Bersukacitalah!
5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah
dekat!
6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur.
7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan
memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang
mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua
yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut
dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Read more...

December 01, 2009

BANTUAN CUCI PIRING

TIDAK SETIAP PERBUATAN DILANDASI KASIH TETAPI KASIH SENANTIASA MELAHIRKAN TINDAKAN
Nats: Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (1 Yohanes 3:18)

Bacaan : 1 Yohanes 3:11-18
Setahun: Roma 5-8

Mbah Wrekso, seorang janda lanjut usia yang tidak memiliki anak, sakit. Tim kunjungan jemaat menjenguknya.

"Cepat sembuh ya, Mbah. Kami dukung dalam doa," kata ketua tim. "Kalau mendukung doa itu tidak perlu. Aku masih bisa berdoa sendiri," jawab Mbah Wrekso membuat pengunjungnya tersentak.

"Tetapi, kalau kalian memang mau membantu, bantulah cuci
piring-piring di dapur. Beberapa hari ini sudah menumpuk."

Meskipun hanya guyonan, kisah di atas mengingatkan kita untuk mengembangkan kepekaan dalam menolong dan mengasihi sesama. Berdoa untuk kebutuhan orang lain tentu tidak keliru, tetapi alangkah baiknya kalau kita memeriksa lebih jauh, adakah tindakan praktis yang dapat kita lakukan untuk meringankan beban orang tersebut. Hal itu selaras dengan nasihat Yohanes. Ia menegaskan bahwa kasih itu bukan hanya berupa perasaan yang hangat, sikap yang baik, atau perkataan yang ramah. Kasih tidak jarang mengundang kita untuk melakukan perbuatan baik sebagai perwujudannya. Tanpa disertai perbuatan, kasih akan menyerupai tong kosong berbunyi nyaring.

Hari ini, sesungguhnya setiap hari, merupakan kesempatan baik bagi kita untuk mengungkapkan kasih. Bukan hanya dengan perkataan, melainkan juga dengan perbuatan (ayat 18). Orang-orang di sekeliling kita, baik di rumah maupun di tempat kerja, pasti memiliki berbagai kebutuhan. Selain menyampaikan perkataan yang simpatik, kita dapat melangkah lebih jauh dalam menunjukkan kasih kita, yaitu dengan memikirkan cara-cara praktis untuk menolong mereka.

1 Yohanes 3:11-18

11. Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya,
yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
12 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang
membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab
segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia
membenci kamu.
14. Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke
dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita.
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang
pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh
yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah
menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan
nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya
menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap
saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam
dirinya?
18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan
atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Read more...

November 30, 2009

BERKAT DI BALIK NYANYIAN

NYANYIAN PUJIAN AKAN MEMBAWA KITA SELANGKAH LEBIH DEKAT DENGAN TUHAN
Nas: Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19)

Bacaan: Kisah Para Rasul 16:19-25
Setahun: Kisah Para Rasul 20:2; Roma 1-4

Nyanyian dalam kehidupan umat kristiani memiliki tempat yang sangat penting; bukan hanya dalam ibadah formal, melainkan juga dalam hidup sehari-hari. Melalui nyanyian yang kita naikkan atau dengarkan kita bisa merasakan, bahkan mengalami, kasih dan kuasa Allah. Seperti yang dirasakan dan dialami oleh Paulus dan Silas.

Karena fitnah, Paulus dan Silas mengalami penganiayaan dan dipenjarakan (ayat 23). Bahkan juga dibelenggu dalam pasungan yang kuat (ayat 24). Tetapi, mereka tidak mengeluh ataupun berputus asa. Pada ayat 25 dikatakan demikian: "Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." Lalu terjadilah gempa bumi yang hebat. Semua pintu penjara terbuka, dan mereka terlepas dari belenggu (ayat 26).

Mungkin sekarang ini Anda tengah mengalami penderitaan yang hebat; kesulitan dan persoalan bertubi-tubi datang menerpa, beban hidup terasa berat, masa depan suram tidak menentu. Anda pun seolah hidup dalam penjara kepahitan. Jangan kecil hati, naikkanlah pujian. Seperti nyanyian ini: "Tenanglah kini hatiku, Tuhan memimpin langkahku. Di tiap saat dan kerja tetap kurasa tangan-Nya. Tuhanlah yang membimbingku; tanganku di pegang teguh. Hatiku berserah penuh, tanganku di pegang teguh" (Kidung Jemaat no. 410. Judul asli: He Leadeth Me). Resapi syairnya. Hayati musiknya. Rasakan kasih dan kuasa Allah melaluinya. Mungkin masalah Anda tidak lantas selesai, tetapi setidaknya iman Anda akan dipulihkan, pengharapan Anda dikobarkan, dan kasih Anda diteguhkan.

Kisah Para Rasul 16:19-25

19. Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan
mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas,
lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa.
20. Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota
itu, berkatalah mereka, katanya: "Orang-orang ini mengacau kota
kita ini, karena mereka orang Yahudi,
21. dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum
tidak boleh menerimanya atau menurutinya."
22. Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar
kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan
mendera mereka.
23. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam
penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan
sungguh-sungguh.
24. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke
ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam
pasungan yang kuat.
25. Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan
menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain
mendengarkan mereka.

Read more...

November 29, 2009

MENYISIHKAN

ORANG YANG MENCINTAI TUHAN LEBIH SUKA MENYISIHKAN DARIPADA MENYISAKAN
Nas: Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi Allah roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. (2 Raja-raja 4:42)

Bacaan: 2 Raja-raja 4:42-44
Setahun: 2 Korintus 10-13

Apa bedanya "menyisihkan" dengan "menyisakan"? Katakanlah Anda memesan sepiring nasi goreng di restoran dan ingin membaginya dengan orang di rumah. Menyisihkan berarti mengambil dulu sebagian dari nasi itu untuk dibungkus. Sisanya baru Anda makan. Menyisakan berarti sebaliknya. Anda santap dulu nasi goreng itu sampai kenyang. Sisanya baru dibungkus untuk dibawa pulang. Menyisihkan itu mengutamakan. Menyisakan itu menomorduakan.

Ketika krisis pangan melanda daerah tempat Nabi Elisa melayani, 100 orang rombongan nabi kelaparan. Elisa tidak punya persediaan makanan. Namun, di saat kritis itu, datanglah seseorang membawa 20 roti jelai. Tidak jelas siapa namanya. Yang jelas, pasti ia seorang yang takut akan Tuhan. Betapa tidak? Roti yang dibawanya adalah persembahan "hasil hulu". Aturan Taurat menetapkan bahwa setiap kali orang berkebun atau bercocok-tanam, hasil panen pertama harus dipersembahkan kepada Tuhan. Itulah persembahan hasil hulu. Di tengah krisis pangan, hasil panen orang ini pasti juga anjlok. Tidak banyak. Namun, ia tetap memberikan persembahan. Sedikitnya hasil panen bukan menjadi alasan baginya untuk tidak menyisihkan bagian yang terbaik untuk Tuhan. Akhirnya, lewat persembahannya Tuhan sendiri berkarya. Persembahan yang sedikit diubah menjadi banyak. Dengan 20 roti jelai, 100 orang yang kelaparan dapat makan sampai kenyang, bahkan ada sisanya!

Tuhan telah memberi Anda yang terbaik. Sudahkah Anda juga menyisihkan bagian terbaik untuk Tuhan? Atau, yang kita beri selama ini hanyalah sisa waktu, sisa tenaga, sisa uang belanja?

2 Raja-raja 4:42-44

42. Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi
Allah roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum
baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa: "Berilah itu
kepada orang-orang ini, supaya mereka makan."
43. Tetapi pelayannya itu berkata: "Bagaimanakah aku dapat
menghidangkan ini di depan seratus orang?" Jawabnya: "Berikanlah
kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah
firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya."
44. Lalu dihidangkannyalah di depan mereka, maka makanlah mereka dan
ada sisanya, sesuai dengan firman TUHAN.

Read more...

November 28, 2009

LIHAT SAYA!

YESUS LEBIH BESAR DARI MASALAH-MASALAH ANDA
Nas: Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. (Matius 14:29)

Bacaan: Matius 14:22-33
Setahun: 2 Korintus 7-9

Lututnya bergetar hebat. Di kanannya tebing yang tinggi, di kirinya jurang yang dalam. Semua pengaman telah dipakainya, tetapi tak urung hatinya was-was. Tiba-tiba sebuah suara menyentakkannya, "Ulurkan tanganmu, lihat saya!" Dan pemuda usia belasan itu pun bergerak mengikuti instruksi sang kakak pembina. Ia memalingkan wajahnya dari tebing dan jurang, lalu dengan hati-hati mengikuti setiap instruksi hingga berhasil melewati rintangan terakhir itu dengan baik.

Lain halnya dengan Petrus. Petrus sendiri yang meminta agar ia boleh menghampiri Yesus dengan berjalan di atas air. "Datanglah!" kata Yesus. Petrus pun berjalan di atas air menghampiri Gurunya (ayat 29). Namun, ketika dirasakannya tiupan angin sakal yang telah membuat ia dan murid-murid lainnya kepayahan mendayung, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam. Ia berteriak minta tolong. Yesus pun menolongnya sambil berkata, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

Ya, angin pencobaan yang datang silih berganti sering mencuri pandangan kita dari Yesus. Walaupun demikian, seperti anak muda di atas, kita juga selalu mempunyai pilihan. Memilih untuk mengikuti petunjuk sang guru atau terus melihat pada rintangan yang besar. Ketika Petrus hanya melihat pada Yesus, ia dapat berjalan mengatasi gelombang. Sebaliknya, ketika ia hanya melihat pada angin dan gelombang, ia pun tenggelam.

Hari ini, Yesus meminta kita untuk melihat kepada-Nya dan bukan pada masalah-masalah yang ada di sekeliling kita. Ya, walaupun gelombang menggelora dan angin pencobaan terus bertiup, percayalah pada Yesus!

Matius 14:22-33

22. Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke
perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh
orang banyak pulang.
23. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke
atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia
sendirian di situ.
24. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan
diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
25. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di
atas air.
26. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka
terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena
takut.
27. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini,
jangan takut!"
28. Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu,
suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
29. Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan
berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
30. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai
tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
31. Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata:
"Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
32. Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
33. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya:
"Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

Read more...

November 27, 2009

MENGHADIRKAN SURGA

KASIH MENJADIKAN DUNIA YANG FANA MENGECAP KEINDAHAN SURGA YANG BAKA
Nas: ... yaitu tentang Yesus dari Nazaret ... Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. (Kisah Para Rasul 10:38)

Bacaan: Kisah Para Rasul 10:34-43
Setahun: 2 Korintus 4-6

Seorang ibu yang sudah lanjut usia sakit keras. Dokter memperkirakan masa hidupnya tidak akan lama lagi. Ia sudah siap jika memang demikian. Putrinya yang merawat menghiburnya, "Di surga, setiap orang yang kita cintai ada di sana."

Ibunya tersenyum dan menjawab, "Tidak, Sayangku. Di surga, aku akan mencintai setiap orang yang ada di sana."

Benarkah kondisi surga seperti yang digambarkan ibu tadi? Saya belum tahu. Menariknya, perkataan tersebut secara tidak langsung justru menunjukkan salah satu cara menghadirkan surga di bumi ini. Bukankah kehidupan kita akan bersuasana surgawi ketika kita belajar untuk mengasihi orang-orang yang ada di sekeliling kita?

Yesus bertindak seperti itu. Dia hadir ke dunia yang penuh dengan orang-orang yang memusuhi-Nya. Tetapi, Dia memilih untuk mengasihi setiap orang yang dijumpai-Nya, bahkan orang-orang yang menyalibkan-Nya! Ketika berkhotbah di rumah Kornelius, Petrus menyimpulkan bahwa Yesus ialah Pribadi yang berkeliling untuk berbuat baik dan memulihkan kehidupan orang. Dengan memilih untuk mengasihi, Dia menghadirkan Kerajaan Surga ke dalam dunia. Dan, setelah bangkit dari kematian, Dia mengutus para murid untuk melanjutkan kesaksian Kerajaan Surga tersebut.

Amanat tersebut tetap berlaku bagi kita. Selama hidup di dunia ini, kita dipanggil menjadi duta Kerajaan Surga. Kita ditantang untuk mengasihi dan berbuat baik kepada setiap orang_termasuk orang-orang yang menjengkelkan dan bahkan mereka yang memusuhi kita. Maka, kita akan mengalami surga di bumi!

Kisah Para Rasul 10:34-43

34. Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah
mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
35. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang
mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
36. Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel,
yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus,
yang adalah Tuhan dari semua orang.
37. Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah
Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh
Yohanes,
38. yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia
dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling
sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai
Iblis, sebab Allah menyertai Dia.
39. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di
tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan
menggantung Dia pada kayu salib.
40. Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan
Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri,
41. bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang
sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah
makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari
antara orang mati.
42. Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa
dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim
atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.
43. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya
kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena
nama-Nya."

Read more...

November 26, 2009

MENYIKAPI PUJIAN

TERIMALAH PUJIAN SEBAGAI PENGUATAN BAHWA KITA DAPAT MELAKUKAN HAL YANG MENYENANGKAN TUHAN DAN SESAMA
Nas: Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat. (Galatia 5:25-26)

Bacaan: Galatia 5:16-26
Setahun: Kisah Para Rasul 19:11-20:1; 2 Korintus 1-3

Sepasang angsa bersiap meninggalkan danau yang airnya mulai mengering. Seekor kodok memohon untuk bisa ikut dengan mereka pindah ke danau lain. Namun, angsa bingung bagaimana cara membawa si kodok. Si kodok punya ide brilian, "Kalian gigit kedua ujung akar rumput ini, saya akan menggigit bagian tengahnya. Kemudian bawalah saya terbang." Angsa setuju. Mereka pun terbang. Di angkasa, sekelompok burung memuji kecerdikan mereka dan bertanya, "Kalian sungguh cerdik, siapa yang punya ide secemerlang ini?" Si kodok menjawab dengan bangga, "Ide saya." Saat itu terlepaslah gigitannya, ia pun jatuh ke bawah dan mati.

Pujian ibarat pedang bermata dua. Bisa produktif kalau kita sikapi dengan rendah hati; sebagai motivasi dan alasan untuk berbuat lebih baik. Akan tetapi, bisa juga kontraproduktif kalau kita sikapi dengan besar kepala; sebagai bentuk kemenangan dan kebanggaan diri. Maka, penting sekali menyikapi pujian dengan penguasaan diri. Tanpa penguasaan diri kita akan mudah dimabukkan oleh pujian. Mabuk pujian awal kehancuran. Seperti yang terjadi pada si kodok.

Penguasaan diri adalah bagian dari hidup yang dipimpin Roh. Sedangkan gila hormat dan mabuk pujian adalah bagian dari hidup yang dipimpin daging. Hidup yang dipimpin Roh berbuahkan hal-hal yang indah (ayat 22,23), sebaliknya hidup yang dipimpin daging berbuahkan hal-hal yang buruk (ayat 19-21). Seseorang yang menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan dagingnya (ayat 24). Itu berarti, ia juga harus selalu menguasai dirinya. Termasuk ketika menerima pujian.

Galatia 5:16-26

16. Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti
keinginan daging.
17. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan
keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya
bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang
kamu kehendaki.
18. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka
kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
19. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu,
20. penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
21. kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--
bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
22. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
23. kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang
hal-hal itu.
24. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan
daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
25. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh
Roh,
26. dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang
dan saling mendengki.


Read more...

November 25, 2009

NAMA BAIK

ORANG KRISTIANI TANPA NAMA BAIK BAGAIKAN BUNGA MELATI TANPA HARUM WANGI
Nas: Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. (1 Timotius 3:7)

Bacaan: 1 Timotius 3:1-7
Setahun: 1 Korintus 13-16

Pak Indra adalah anggota jemaat potensial. Pengalaman berorganisasinya luas, baik di tingkat lokal maupun nasional. Tak ayal lagi ia dicalonkan sebagai ketua panitia Natal. Namun, ada satu masalah. Banyak orang berkata, Pak Indra terlibat perbuatan amoral. Mereka tak bisa membuktikan perbuatan dosanya, tetapi bisa mencium gelagat yang tidak beres. Yang jelas, Pak Indra tidak lagi punya nama baik di lingkungannya. Bolehkah ia tetap dijadikan ketua panitia Natal, dengan asas "praduga tidak bersalah"?

Ketika Rasul Paulus menuliskan syarat menjadi pemimpin jemaat, ia memasukkan unsur "nama baik" (ayat 7). Pemimpin harus punya nama baik di masyarakat agar ia tidak digugat orang. Nama baik itu menyangkut citra dan penilaian orang terhadap diri kita. Memang penilaian orang tidak selalu tepat, tetapi sebuah citra buruk pasti melumpuhkan wibawa dan pelayanan kita. Pemimpin bercitra buruk bisa menjadi batu sandungan, bahkan merusak kesaksian gereja. Itu sebabnya Paulus meminta para pemimpin menjadi teladan dalam bertingkah laku (ayat 3), berkeluarga (ayat 2,4,5), dan bermasyarakat (ayat 7). Tidak cukup ia dinilai orang "tidak terbukti bersalah". Ia harus benar-benar dinilai "terbukti tidak bersalah". Tak bercela.

Punya nama baik bukan cuma penting bagi para pemimpin. Sebagai saksi Kristus, setiap orang kristiani juga harus mempunyai nama baik. Coba renungkan: apa kira-kira kesan orang-orang tentang kita? Sudahkah Anda punya nama baik di lingkungan Anda? Kalau belum, apa sebabnya? Lantas bagaimana memperbaikinya?

1 Timotius 3:1-7

1. Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik
jemaat menginginkan pekerjaan yang indah."
2. Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami
dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka
memberi tumpangan, cakap mengajar orang,
3. bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan
hamba uang,
4. seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-
anaknya.
5. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri,
bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?
6. Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi
sombong dan kena hukuman Iblis.
7. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan
ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.

Read more...

November 24, 2009

SAYANG BINATANG JUGA

KALAU TUHAN SAJA BEGITU PEDULI PADA NASIB BINATANG, SUDAH SEMESTINYA ORANG BENAR MENURUTI TELADAN-NYA
Nas: Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam. (Amsal 12:10)

Bacaan: Amsal 12:5-11
Setahun: 1 Korintus 9-12

William Wilberforce (1759-1833) dikenal sebagai tokoh yang menyerukan penghapusan perbudakan di Inggris. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan mendukung misi penginjilan ke India. Seakan belum cukup, rupanya ia prihatin juga terhadap "perbudakan" binatang. Ia menentang tontonan anjing lawan banteng dan ikut mendirikan kelompok penyayang binatang. Film biografinya, Amazing Grace, dibuka dengan adegan yang menunjukkan sikap welas asihnya terhadap binatang itu. Ia menghentikan seorang sais kereta yang sedang menyepak dan mencambuki kudanya yang tergelincir karena kelelahan.

Kepedulian terhadap binatang sejatinya salah satu ciri orang benar. Ketika menguraikan beberapa kontras antara orang benar dan orang fasik, Salomo sengaja mencantumkan perhatian pada hewan sebagai salah satu contohnya. Tentu ia tidak sekadar iseng. Ia pasti membaca kitab Taurat. Peraturan hari Sabat, misalnya, bukan hanya berlaku bagi manusia, tetapi juga kesempatan beristirahat bagi binatang (Keluaran 23:12). Hewan juga tidak boleh dipekerjakan secara berlebihan (Ulangan 25:4). Salomo tentu juga menyimak kisah Bileam, yang dihardik Tuhan karena membangkang dan mencambuki keledainya secara bengis (Bilangan 22:21-33).

Binatang memang tidak memiliki martabat yang seluhur manusia. Tetapi, justru karena manusia bermartabat lebih tinggi, ia bertugas melindungi binatang sesuai dengan peraturan Tuhan. Menyayangi binatang, jadinya, termasuk ibadah juga. Jangan sembrono memperlakukan binatang peliharaan, ternak, atau hewan liar yang memerlukan perlindungan.

Amsal 12:5-11

5. Rancangan orang benar adalah adil, tujuan orang fasik memperdaya.
6. Perkataan orang fasik menghadang darah, tetapi mulut orang jujur
menyelamatkan orang.
7. Orang fasik dijatuhkan sehingga mereka tidak ada lagi, tetapi rumah
orang benar berdiri tetap.
8. Setiap orang dipuji seimbang dengan akal budinya, tetapi orang yang
serong hatinya, akan dihina.
9. Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri,
dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan.
10. Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan
orang fasik itu kejam.
11. Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang dengan makanan, tetapi
siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi.

Read more...

November 23, 2009

T - H - I - N - K

WASPADALAH DENGAN SETIAP UCAPAN SEBAB IA BERKUASA MENGHIDUPKAN DAN MEMATIKAN
Nas: Siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. (Yakobus 3:2)

Bacaan: Yakobus 3:1-12
Setahun: 1 Korintus 5-8

Berpuluh tahun lalu, seorang pengajar di sebuah sekolah pendidikan guru di Jakarta menasihati para muridnya agar memutar lidah tiga kali dalam mulut sebelum mengucapkan sesuatu jika sedang marah. Maka, akan terjadi sesuatu yang lucu di mulutnya, sehingga ia terhindar dari berkata-kata kasar. Menurut si pengajar, itu adalah pengalaman pribadinya. Dulu sebelum mempraktikkannya berulang kali, ia mengaku sebagai orang yang pemarah.

Ketika kita sedang marah, mulut kita dapat mengeluarkan perkataan yang kasar hanya demi melampiaskan kemarahan tersebut. Padahal sesungguhnya perkataan kasar tak meredakan kemarahan, tetapi justru menyulut api kemarahan itu lebih besar lagi. Itu sebabnya Yakobus dengan tegas meminta supaya kita mengendalikan setiap perkataan yang diucapkan oleh lidah. Memasangkan "kekang" pada lidah_sebagaimana kuda (ayat 3), agar khususnya ketika sedang marah, kita tetap mengawasi setiap hal yang terucap. Apalagi, siapa pun kita, sesungguhnya merupakan "guru" atas orang-orang di sekeliling kita (ayat 1). Panutan bagi orang lain.

Sebuah pesan praktis pernah saya dapatkan dari seorang hamba Tuhan yang mengajarkan tentang think (berpikirlah), setiap kali berbicara. Yakni sebuah rangkaian langkah untuk menguji perkataan kita: Is it True? (apakah benar?); Honorable? (apakah patut dihargai?); Inspiring? (apakah menginspirasi orang lain?); Necessary? (apakah perlu?); dan Kind? (apakah baik?). Biarlah setiap perkataan kita berkenan kepada Tuhan. Dan tidak mengucapkan apa yang tak perlu tidak kita ucapkan.

Yakobus 3:1-12

1. Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau
menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan
dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
2. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak
bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat
juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3. Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti
kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan
seluruh tubuhnya.
4. Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh
angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil
menurut kehendak jurumudi.
5. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun
dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun
kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
6. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan
mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai
sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda
kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
7. Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang
menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah
dijinakkan oleh sifat manusia,
8. tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah
sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang
mematikan.
9. Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita
mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
10. dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-
saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
11. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air
yang sama?
12. Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun
dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga
mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

Read more...

November 21, 2009

SEKALI SEUMUR HIDUP

SETIAP DETIK Dalam HIDUP KITA HANYA BERLANGSUNG SEKALI SEUMUR HIDUP
Nas: Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mazmur 90:12)

Bacaan: Mazmur 90
Setahun: 1 Korintus 1-4

Salah satu slogan yang paling banyak digunakan orang-orang yang bergelut di wedding industry adalah, "Ini kan sekali seumur hidup. Once in a life time." Dan kalimat ini sangat efektif membuat para calon pengantin rela mengeluarkan uang banyak untuk momen once in a life time ini. Kalimat itu benar. Namun sayangnya, hanya separuh kebenaran. Sebab setiap detik, setiap jam, dan setiap kesempatan dalam hidup kita juga adalah once in a life time. Setiap detik dalam kehidupan takkan pernah berulang. Detik yang baru saja kita pakai untuk membaca kalimat pertama renungan ini tidak pernah kembali. Kehidupan kita tidak terdiri dari momen-momen besar. Kehidupan kita yang sebenarnya terdiri dari jutaan detik dan momen-momen kecil yang tersusun menjadi satu.

Firman Tuhan hari ini diambil dari Doa Musa. Mazmur 90 adalah mazmur tertua di antara mazmur-mazmur lainnya. Namun, pesan yang disampaikan adalah pesan yang sangat relevan dalam kehidupan kita sekarang. Dalam doanya, Musa membandingkan kekekalan Tuhan dan kefanaan manusia. Ribuan tahun manusia adalah sehari bagi Tuhan (ayat 4). Musa melukiskan betapa singkatnya hidup manusia, seperti rumput yang layu pada sore hari (ayat 6).

Di tengah segala keruwetan dan kesibukan menjalani hidup, doa Musa sangat berguna bagi kita. Menghitung hari-hari kita membuat kita sadar dan mampu menikmati setiap momen; tidak hanya terfokus kepada momen-momen khusus. Ketika kita rindu dan mau belajar menghitung hari-hari kita, Tuhan sendiri yang akan mengaruniakan kita hati yang bijaksana dalam mengambil keputusan yang penting sepanjang hidup kita.

Mazmur 90

1. Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-
temurun.
2. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan,
bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
3. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah,
hai anak-anak manusia!"
4. Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila
berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.
5. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput
yang bertumbuh,
6. di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan
layu.
7. Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan
amarah-Mu kami terkejut.
8. Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang
tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.
9. Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami
menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh.
10. Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan
puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;
sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
11. Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada
gemas-Mu?
12. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami
beroleh hati yang bijaksana.
13. Kembalilah, ya TUHAN--berapa lama lagi? --dan sayangilah
hamba-hamba-Mu!
14. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya
kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.
15. Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas
kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.
16. Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan
semarak-Mu kepada anak-anak mereka.
17. Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah
perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.

Read more...

QIN SHI HUANG DI

HIDUP DI DUNIA INI SEMENTARA, TetAPI BISA DIBUAT PENUH MAKNA JIKA DIISI DENGAN HAL-HAL YANG BERKENAN KEPADA ALLAH
Nas: Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil darimu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (Lukas 12:20)

Bacaan: Mazmur 49:16-20
Setahun: 2 Tesalonika 1-3; Kisah Para Rasul 18:12-19:10

Qin Shi Huang Di mungkin adalah kaisar paling terkenal dalam sepanjang sejarah kerajaan China. Ia adalah kaisar yang pertama kali menggabungkan seluruh daratan China di bawah satu panji kerajaan. Ia juga dikenal dalam legenda sebagai kaisar yang berusaha menemukan ramuan yang dapat memberinya kehidupan kekal. Akan tetapi, seperti yang kita semua tahu, akhirnya sama seperti orang lain, ia pun meninggal dunia dan dikuburkan di daerah Xi'an, China.

Kematian adalah sesuatu yang pasti, yang tidak mungkin kita hindari. Segala hal yang ada pada kita -- kekayaan, status, dan popularitas -- pada akhirnya kelak akan kita tinggalkan. Seperti kata pemazmur, tidak peduli seberapa pun kayanya kita semasa di dunia, akhirnya seluruh harta itu akan kita tinggalkan begitu saja (ayat 11). Tidak peduli seberapa besar rumah yang kita tinggali selama hidup, pada akhirnya sebidang tanah tempat kita dikubur akan menjadi tempat tinggal raga kita untuk selamanya (ayat 12). Tidak peduli seberapa berkuasa dan mulianya kita, pada akhirnya seluruh kekuasaan dan kejayaan tersebut akan dilepaskan untuk selamanya (ayat 18).

Lalu, apakah ini berarti kita seharusnya sudah cukup menjalani hidup dengan serbamiskin dan tanpa ambisi? Tentu tidak! Melainkan, didorong atas kesadaran akan kesementaraan hidup ini, kita harus memakai harta dan status kita untuk hal-hal yang bersifat lebih kekal, yaitu untuk hal-hal yang berkenan kepada Allah. Entah untuk menolong orang lain yang membutuhkan; entah untuk memperbaiki hal-hal buruk yang terjadi di sekitar kita.

Mazmur 49:16-20

16. (49-17) Janganlah takut, apabila seseorang menjadi kaya, apabila
kemuliaan keluarganya bertambah,
17. (49-18) sebab pada waktu matinya semuanya itu tidak akan dibawanya
serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia.
18. (49-19) Sekalipun ia menganggap dirinya berbahagia pada masa
hidupnya, sekalipun orang menyanjungnya, karena ia berbuat baik
terhadap dirinya sendiri,
19. (49-20) namun ia akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya, yang
tidak akan melihat terang untuk seterusnya.
20. (49-21) Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak
mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang
dibinasakan.

Read more...

November 19, 2009

ANGGAPAN YANG MENYESATKAN

PRASANGKA NEGATIF MEMBUTAKAN, MEMBUAT PERBUATAN BAIK ORANG TAMPAK SEBAGAI KEJAHATAN
Nas: Lalu Abraham berkata: "Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada di tempat ini; tentulah aku akan dibunuh karena istriku." (Kejadian 20:11)

Bacaan: Kejadian 20:1-14
Setahun: Kisah Para Rasul 15:1-18:11

Semua lelaki berhidung belang. Tak bisa dipercaya," begitulah anggapan Rina selama ini. Setelah menikah, anggapan menyesatkan ini membuatnya jadi gampang curiga pada suaminya. Diam-diam ia suka memeriksa isi dompet suami, membaca semua SMS-nya, dan memeriksa baju yang baru dipakainya. Pada jam istirahat siang, sering Rina datang ke kantor suaminya untuk memantau apa yang sedang ia lakukan. Hatinya selalu bertanya, "Adakah tanda-tanda suamiku selingkuh?" Sikap janggalnya justru membuat mereka berdua sering bertengkar. Relasi keduanya pun makin terpuruk.

Anggapan menyesatkan bisa meracuni pikiran dan membuat kita salah bertindak. Lihatlah Abraham! Ketika memasuki daerah kekuasaan Abimelekh, Raja Gerar, ia menganggap raja ini orang jahat yang tidak takut akan Allah (ayat 11). Pikirnya, jika Raja tahu Sara itu istrinya, pasti ia akan dibunuh dan Sara akan diperistri. Anggapan keliru ini membuat Abraham dan istrinya salah bertindak. Mereka berbohong. Raja diberi tahu bahwa Sara bukan istri Abraham, melainkan saudaranya. Hasilnya? Kebohongan itu justru membuat Raja berniat memperisteri Sara, karena mengira ia belum bersuami! Anggapan mereka yang keliru membuat situasi jadi tambah runyam, padahal Raja ternyata tak sejahat yang mereka bayangkan. Syukur Allah campur tangan menyelesaikan masalah itu.

Apakah Anda suka berprasangka negatif terhadap orang lain? Berhati-hatilah! Anggapan menyesatkan bisa mendorong Anda berbuat salah, bahkan dosa. Lebih baik belajarlah berpikir positif terhadap sesama.

Kejadian 20:1-14

1. Lalu Abraham berangkat dari situ ke Tanah Negeb dan ia menetap
antara Kadesh dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing.
2. Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya: "Dia
saudaraku," maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara.
3. Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu
mimpi serta berfirman kepadanya: "Engkau harus mati oleh karena
perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami."
4. Adapun Abimelekh belum menghampiri Sara. Berkatalah ia: "Tuhan!
Apakah Engkau membunuh bangsa yang tak bersalah?
5. Bukankah orang itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia saudaraku? Dan
perempuan itu sendiri telah mengatakan: Ia saudaraku. Jadi hal ini
kulakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci."
6. Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: "Aku tahu juga,
bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka
Akupun telah mencegah engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab
itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia.
7. Jadi sekarang, kembalikanlah isteri orang itu, sebab dia seorang
nabi; ia akan berdoa untuk engkau, maka engkau tetap hidup; tetapi
jika engkau tidak mengembalikan dia, ketahuilah, engkau pasti mati,
engkau dan semua orang yang bersama-sama dengan engkau."
8. Keesokan harinya pagi-pagi Abimelekh memanggil semua hambanya dan
memberitahukan seluruh peristiwa itu kepada mereka, lalu sangat
takutlah orang-orang itu.
9. Kemudian Abimelekh memanggil Abraham dan berkata kepadanya:
"Perbuatan apakah yang kaulakukan ini terhadap kami, dan kesalahan
apakah yang kulakukan terhadap engkau, sehingga engkau mendatangkan
dosa besar atas diriku dan kerajaanku? Engkau telah berbuat hal-hal
yang tidak patut kepadaku."
10. Lagi kata Abimelekh kepada Abraham: "Apakah maksudmu, maka engkau
melakukan hal ini?"
11. Lalu Abraham berkata: "Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada di
tempat ini; tentulah aku akan dibunuh karena isteriku.
12. Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak
ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku.
13. Ketika Allah menyuruh aku mengembara keluar dari rumah ayahku,
berkatalah aku kepada isteriku: Tunjukkanlah kasihmu kepadaku,
yakni: katakanlah tentang aku di tiap-tiap tempat di mana kita
tiba: Ia saudaraku."
14. Kemudian Abimelekh mengambil kambing domba dan lembu sapi, hamba
laki-laki dan perempuan, lalu memberikan semuanya itu kepada
Abraham; Sara, isteri Abraham, juga dikembalikannya kepadanya.

Read more...

November 17, 2009

SALAM KUTUKAN

DIA HARUS SEMAKIN BERTAMBAH AKU HARUS SEMAKIN BERKURANG
Nas: Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata! (1 Korintus 16:22)

Bacaan: 1 Korintus 16:19-24
Setahun: Galatia 4-6

Berbeda dengan surat-surat Paulus yang lain, surat Paulus kepada jemaat di Korintus ditutup oleh salam yang bernada keras, "Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia." Ada apa dengan Paulus dan jemaat di Korintus hingga ia menulis kata-kata yang keras dalam suratnya? Mari kita simak latar belakangnya sejenak.

Jemaat Korintus sesungguhnya adalah jemaat yang luar biasa. Mereka adalah jemaat yang pernah dilayani oleh hamba-hamba Tuhan yang luar biasa (1:12) dan juga jemaat yang anggotanya memiliki berbagai macam karunia rohani. Namun sayang, hal itu tidak membuat gereja ini bersatu padu dalam melayani Tuhan; malah menimbulkan perpecahan di dalam tubuh gereja. Perpecahan itu sangat tajam, sehingga masing- masing kelompok menganggap dirinya paling penting dan hebat.

Bak seorang dokter yang mendiagnosis penyakit, Paulus menyatakan bahwa penyebab dari perpecahan jemaat di Korintus adalah hilangnya kasih akan Tuhan di tengah-tengah mereka. Mereka lebih mengasihi diri sendiri daripada Tuhan. Itulah Paulus. Menyatakan secara tegas nasihatnya. Ia mau supaya mereka lebih mengasihi Tuhan.

Mengasihi Tuhan seharusnya menjadi tujuan hidup manusia_termasuk ketika kita memakai segala kemampuan, bakat, atau karunia yang kita miliki. Ketika kita kehilangan tujuan ini, hasilnya adalah keangkuhan. Ketika ada keangkuhan dalam komunitas. hasilnya adalah perpecahan. Jadi, marilah kita kembalikan tujuan hidup kita kepada tujuan yang sebenarnya, yaitu mengasihi Tuhan!

1 Korintus 16:19-24

19. Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila
dan Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam
kepadamu.
20. Salam kepadamu dari saudara-saudara semuanya. Sampaikanlah salam
seorang kepada yang lain dengan cium kudus.
21. Dengan tanganku sendiri aku menulis ini: Salam dari Paulus.
22. Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!
23. Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu.
24. Kasihku menyertai kamu sekalian dalam Kristus Yesus.

Read more...

KAPOK

DUA SIKAP YANG BISA MEMBUAT ORANG TIDAK MAJU: TIDAK BERBUAT APA-APA DAN KAPOK BERBUAT SESUATU
Nas: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku. (Filipi 3:13)

Bacaan: Kisah Para Rasul 14:19-28
Setahun: Galatia 1-3

Anda pernah kapok melakukan sesuatu? Kapok bisa baik, bisa juga buruk. Kapok yang baik berkenaan dengan perilaku buruk. Misalnya, kapok merokok karena pernah opname di rumah sakit terkena radang tenggorokan akut. Atau, kapok kebut-kebutan naik sepeda motor, karena pernah kecelakaan. Sedangkan kapok yang buruk berkenaan dengan perilaku baik. Misalnya, kapok melayani di gereja karena pernah dikecewakan; kapok membantu orang lain karena pernah disalahartikan; atau kapok menyatakan cinta karena pernah ditolak mentah-mentah.

Kapok yang buruk inilah yang harus kita hindari. Sebab untuk melakukan hal-hal baik tidak boleh ada kata kapok. Suatu kali Paulus tengah melakukan perjalanan pekabaran Injil ke kota Listra. Diluar dugaan, sekelompok orang Yahudi mendatangi dan menganiayanya. Begitu parah sampai-sampai orang banyak menyangkanya telah mati (ayat 19). Tidak disebutkan berapa banyak luka-luka yang dideritanya, tetapi kita bisa membayangkan betapa parah dan menderitanya Paulus.

Kapokkah Paulus? Ternyata tidak. Keesokan harinya ia bangkit dan melanjutkan perjalanan (ayat 20). Apa rahasia ketegaran dan keteguhan Paulus? Dalam Filipi 3:13 ia menulis, "Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku." Ya, Paulus tidak membiarkan dirinya tenggelam dalam luka dan kepahitannya di masa lalu. Sebaliknya ia mengarahkan diri kepada "apa yang dihadapannya", yaitu visi hidupnya untuk memberitakan Injil kepada sebanyak mungkin orang. Dan ia lalu fokus kepada panggilannya itu. Karenanya ia tidak pernah kapok. Tetap tegar dan teguh.


Kisah Para Rasul 14:19-28

19. Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan
mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka
melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena
mereka menyangka, bahwa ia telah mati.
20. Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia,
bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya
berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.
21. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh
banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan
Antiokhia.
22. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan
menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan
mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus
mengalami banyak sengsara.
23. Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua
bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka
menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber
kepercayaan mereka.
24. Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia.
25. Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia,
di pantai.
26. Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka
dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai
pekerjaan, yang telah mereka selesaikan.
27. Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka
menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan
perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi
bangsa-bangsa lain kepada iman.
28. Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu.

Read more...

November 15, 2009

CACING TANAH

SEMUA PERAN YANG ADA DALAM GEREJA DAN MASYARAKAT SAMA PENTINGNYA DAN HARUS DIHARGAI
Nas: Kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus, dan terhadap anggota-anggota kita yang kurang layak diperlihatkan, kita berikan perhatian khusus. (1 Korintus 12:23)

Bacaan: Bilangan 3:20-38
Setahun: Yakobus 1-2

Manakah yang paling mulia di antara anjing, sapi, dan cacing tanah? Sebagian mungkin memilih anjing karena pengabdiannya. Sebagian lagi mungkin memilih sapi karena kegunaannya. Sedangkan untuk cacing tanah, saya rasa tidak banyak yang akan memilihnya. Namun, kalau kita mau berpikir lebih dalam, sebetulnya kita berutang banyak kepada cacing. Cacing membantu mengubah sampah menjadi pupuk. Cacing juga menggemburkan tanah, sehingga bisa ditumbuhi tumbuh-tumbuhan. Bahkan, ada yang berkata bahwa tanpa cacing tanah, akan ada krisis pangan yang besar di dunia ini.

Demikianlah, tidak ada satu komponen pun di alam yang tidak berguna. Bahkan yang tampak remeh pun ternyata sangat esensial.

Hal yang sama juga berlaku dalam struktur umat Allah, seperti yang tertulis dalam perikop Alkitab hari ini. Masing-masing kelompok orang Lewi memiliki tugasnya sendiri. Ada yang bertugas mengurusi tenda, perabotan, bahan bangunan, maupun tempat kudus Kemah Pertemuan. Semuanya sama pentingnya dan harus dihargai. Sebab, kalau satu dari mereka tidak menjalankan tugasnya, maka peribadatan Israel bisa berantakan.

Fakta ini bisa kita tarik ke kehidupan bergereja, bahkan kepada masyarakat umum. Setiap kita memiliki perannya masing-masing, dan semuanya sama pentingnya. Karena itu, tidak perlu merasa rendah diri kalau kita memiliki peran yang sering dianggap remeh. Dan jangan menjadi sombong dan meremehkan orang lain kalau kita memiliki peran yang sering dianggap mulia. Sebab, tanpa salah satu dari peran tersebut, gereja dan masyarakat akan berantakan.

Bilangan 3:20-38

20. Anak-anak Merari dan kaum-kaum mereka ialah Mahli dan Musi. Inilah
kaum-kaum orang Lewi yang ada dalam puak-puak mereka.
21. Puak Gerson terdiri dari kaum Libni dan kaum Simei; itulah
kaum-kaum Gerson.
22. Jumlah pencatatan mereka ketika semua laki-laki yang berumur satu
bulan ke atas dicatat ada tujuh ribu lima ratus orang.
23. Kaum-kaum Gerson ini berkemah di belakang Kemah Suci di sebelah
barat.
24. Pemimpin puak Gerson ialah Elyasaf bin Lael.
25. Yang harus dipelihara oleh bani Gerson dalam Kemah Pertemuan ialah
Kemah Suci dan Kemah dengan tudungnya, tirai pintu Kemah
Pertemuan,
26. layar pelataran dan tirai pintu pelataran yang ada sekeliling
Kemah Suci dan mezbah, dan talinya, termasuk segala pekerjaan yang
berhubungan dengan semuanya itu.
27. Puak Kehat terdiri dari kaum Amram, kaum Yizhar, kaum Hebron dan
kaum Uziel; itulah kaum-kaum Kehat.
28. Jumlah pencatatan mereka ketika semua laki-laki yang berumur satu
bulan ke atas dicatat ada delapan ribu enam ratus orang, yakni
mereka yang memelihara barang-barang kudus.
29. Kaum-kaum bani Kehat ini berkemah pada sisi Kemah Suci sebelah
selatan.
30. Pemimpin puak Kehat dan kaum-kaumnya ialah Elisafan bin Uziel.
31. Yang harus dipelihara mereka ialah tabut, meja, kandil,
mezbah-mezbah, perkakas tempat kudus yang dipakai untuk
menyelenggarakan ibadah, juga tirai, termasuk segala pekerjaan
yang berhubungan dengan semuanya itu.
32. Adapun pemimpin tertinggi orang Lewi ialah Eleazar, anak imam
Harun, yang mengawasi mereka yang memelihara barang-barang kudus.
33. Puak Merari terdiri dari kaum Mahli dan kaum Musi; itulah
kaum-kaum Merari.
34. Jumlah pencatatan mereka ketika semua laki-laki yang berumur satu
bulan ke atas dicatat ada enam ribu dua ratus orang.
35. Pemimpin puak Merari dan kaum-kaumnya ialah Zuriel bin Abihail.
Mereka berkemah pada sisi Kemah Suci sebelah utara.
36. Yang ditugaskan kepada bani Merari untuk dipelihara ialah papan
Kemah Suci, kayu lintangnya, tiang-tiangnya, alasnya, segala
perabotannya, termasuk segala pekerjaan yang berhubungan dengan
semuanya itu,
37. juga tiang pelataran sekelilingnya, alas, patok dan talinya.
38. Yang berkemah di depan Kemah Suci di sebelah timur, di depan Kemah
Pertemuan, ialah Musa, dan Harun serta anak-anaknya, yang
mengerjakan tugas pemeliharaan tempat kudus bagi orang Israel;
tetapi orang awam yang mendekat, haruslah dihukum mati.

Read more...

JANGAN TUNDA LAGI!

KITA AKAN TERLAMBAT MENOLONG ORANG YANG KITA KASIHI JIKA KITA SELALU MENUNDA MEMBERITAKAN INJIL
Nas: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya (2 Timotius 4:2)

Bacaan: 2 Timotius 4:1-5
Setahun: Yakobus 3-5

Dalam sebuah karikatur, tampak seseorang sedang duduk di tepi sebuah sungai dengan aliran air yang deras. Tiba-tiba ia mendengar suara, "Help, help, help!" Ia tidak tahu arti kata-kata tersebut, karena tidak pernah belajar bahasa Inggris. Syukurlah ia membawa kamus, sehingga segera mencari arti kata tersebut. Begitu mengetahui artinya, ia segera terjun untuk menolong. Namun terlambat, orang itu telah meninggal.

Apa yang akan kita lakukan saat melihat seseorang memerlukan pertolongan kita, ketika kita mampu berbuat sesuatu untuknya? Pastinya kita tidak ingin seseorang terlambat menerima pertolongan kita, bukan? Paulus mengajar kita untuk siap sedia memberitakan firman Tuhan kepada yang membutuhkan. Mungkin masih banyak orang-orang di sekitar kita yang perlu mendengar berita Injil -- tetangga, sahabat, saudara sepupu, kakak, adik, atau bahkan orang tua kita sendiri. Kita mungkin merasa kurang memahami isi Alkitab, sehingga takut salah memberitakan firman Tuhan kepada mereka. Karena itu, mulai sekarang mari kita berkomitmen untuk memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan melalui saat teduh, doa, pendalaman Alkitab, dan sebagainya, agar kita dapat siap sedia memberitakan firman saat melihat orang yang membutuhkan.

Apa yang membuat kita menunda memberitakan Injil kepada orang-orang terdekat kita? Kita tidak ingin terlambat menolong orang yang kita kasihi, bukan? Sebab itu, firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran" (ayat 2).


2 Timotius 4:1-5

1. Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang
hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu
demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
2. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,
nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala
kesabaran dan pengajaran.
3. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran
sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut
kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya
bagi dongeng.
5. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita,
lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas
pelayananmu!

Read more...

DAYA PENGAMPUNAN

KITA MENGAMPUNI KARENA KITA TELAH DIAMPUNI
Nas: Aku, Paulus mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. (Filemon 1:9-10)

Bacaan: Filemon 1:8-21
Setahun: Kisah Para Rasul 10-12

Filemon tercatat sebagai salah satu kitab Perjanjian Baru yang paling pendek. Mengapa surat ini termasuk dalam kanon Alkitab? Pasti ada sesuatu yang penting di dalamnya! Surat pendek ini memiliki satu tema pokok: permohonan ampun bagi orang lain.

Onesimus ialah hamba Filemon yang melarikan diri. Dulu Onesimus merugikan Filemon, tetapi ia mengalami perubahan hidup, sehingga di penjara ia menjadi sangat berguna bagi pelayanan Paulus. Sebenarnya Paulus ingin menahan Onesimus agar dapat terus melayaninya di penjara. Akan tetapi, Onesimus dikirim kembali kepada Filemon, disertai semacam surat rekomendasi dari Paulus. Apa yang mendasari surat itu? Pertama, otoritas Paulus sebagai bapa rohani Filemon. Kedua, kasih yang ada dalam diri Filemon. Ketiga, perubahan hidup Onesimus itu sendiri. Keempat, kesediaan Paulus untuk bertanggung jawab sepenuhnya mengganti kerugian Filemon akibat ulah Onesimus pada masa lalu.

Paulus meminta Filemon menerima kembali Onesimus karena ia menyaksikan perubahan hidup Onesimus, dari budak buron menjadi saudara di dalam Tuhan. Paulus "terpikat" oleh perubahan ajaib itu, dan ia mengharap Filemon pun turut "terpikat". Singkatnya, Paulus berharap agar Onesimus tidak dianggap melakukan dosa yang tidak berampun, tetapi diberi peluang untuk bertumbuh di dalam kehidupannya yang baru.

Adakah orang yang oleh anugerah Tuhan berjuang keluar dari kesalahan masa lalunya menuju pemenuhan hidup pada masa kini? Sepatutnya kita mengapresiasi perubahan hidupnya dan menyambutnya sebagai saudara yang kekasih.


Filemon 1:8-21

8. Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan
penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan,
9. tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari
padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang
dipenjarakan karena Kristus Yesus,
10. mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi
aku dalam penjara, yakni Onesimus
11. --dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat
berguna baik bagimu maupun bagiku.
12. Dia kusuruh kembali kepadamu--dia, yaitu buah hatiku--.
13. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk
melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil,
14. tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya
yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa,
melainkan dengan sukarela.
15. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu,
supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,
16. bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu
sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi
bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.
17. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti
aku sendiri.
18. Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu,
tanggungkanlah semuanya itu kepadaku--
19. aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan
membayarnya--agar jangan kukatakan: "Tanggungkanlah semuanya itu
kepadamu!" --karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.
20. Ya saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan:
Hiburkanlah hatiku di dalam Kristus!
21. Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini kepadamu. Aku
tahu, lebih dari pada permintaanku ini akan kaulakukan.

Read more...

KUTUK TURUNAN

TUHAN MEMENTINGKAN SIAPA ANDA KINI BUKAN SIAPA ANDA DAHULU
Nas: Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:13)

Bacaan: Yohanes 9:1-7
Setahun: Kisah Para Rasul 6-9

Seorang pemudi resah setelah membaca buku tentang kutuk turunan. Ia berasal dari keluarga "broken home". Ayahnya penjudi. Ibunya menikah lagi. Buku itu mengatakan, berdasarkan Keluaran 20:5, Allah akan membalaskan dosa orangtua sampai kepada keturunan keempat. Sang pemudi jadi bertanya-tanya: apakah ia pun akan menerima warisan kutuk dari dosa orang tuanya?

Pemahaman tentang adanya kutuk turunan rupanya juga muncul di hati para murid Yesus. Maka, ketika melihat orang yang buta sejak lahir, mereka bertanya pada Yesus, apakah ini disebabkan karena dosa orangtuanya. Jawaban Yesus mengejutkan sekaligus melegakan. Yesus menjawab: bukan. Malahan menurut Yesus, Tuhan punya rencana indah bagi si buta. Melalui hidupnya, pekerjaan Allah akan dinyatakan. Lalu, si buta pun disembuhkan! Yesus mengajak kita melihat ke depan, bukan mempersoalkan masa lalu. Di dalam Dia tiada lagi kutuk turunan. Segala kutuk telah dipatahkan, sebab Kristus telah menanggungnya. "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita" (Galatia 3:13).

Di tiap mobil ada kaca depan dan kaca spion. Yang satu untuk melihat ke depan, satunya untuk melihat ke belakang. Melihat kaca spion itu penting, tetapi sebentar saja. Jauh lebih penting memusatkan pandangan ke kaca depan. Begitu pula dalam perjalanan hidup. Sekali-sekali kita perlu melihat ke belakang, tetapi jangan terpaku disana. Jauh lebih penting melihat ke depan. Melihat apa rencana Tuhan bagi masa depan kita. Dalam nama Yesus kita bisa berkata: "Selamat tinggal kutuk turunan!"


Yohanes 9:1-7

1. Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak
lahirnya.
2. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat
dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan
buta?"
3. Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena
pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
4. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama
masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang
dapat bekerja.
5. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
6. Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan
mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata
orang buta tadi
7. dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam
Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia
membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

Read more...

MARIA DAN MARTA

PELAYANAN BUKAN PILIHAN ANTARA TINDAKAN MARIA ATAU MARTA MELAINKAN KOMBINASI ANTARA KEDUANYA
Nas: Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku? (Yohanes 21:16)

Bacaan: Lukas 10:38-42
Setahun: Kisah Para Rasul 13-14

Banyak kisah "aneh" di dalam Alkitab. Maksudnya, kisah yangmenggelitik keinginan untuk bertanya. Salah satunya adalah kisah singgahnya Yesus di rumah Maria dan Marta dari kampung Betania. Mengapa "aneh"? Sebab anjuran untuk melayani sangat ditekankan oleh Injil Lukas. Sekarang tiba-tiba ketika ada orang melayani, Yesus malah menegurnya. Mengapa?

Marta, dalam kisah ini disebutkan "sibuk sekali melayani". Ia melayani sedemikian rupa, sehingga tidak bisa melihat pentingnya apa yang dilakukan oleh Maria, yaitu "duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya". Ia tidak mengerti tindakan Maria. Sementara itu, ia melayani sambil menggerutu dan mengasihani diri. Padahal apa yang dilakukan Maria adalah bagian utama dari tindakan melayani. Hati yang menyembah dan rindu mendengar suara Tuhan ibarat mata air dari sebuah tindakan pelayanan. Tanpa itu, melayani hanya akan menjadi sederet "kesibukan" dan kegelisahan yang serba "menyusahkan diri dengan banyak perkara".

Marta tidak sendiri. Sebagai pelayan di pelbagai aktivitas kristiani, kita pun kerap begitu sibuk dan kehilangan sukacita. Sebagai gantinya, kita terus mengeluh, mengasihani diri, dan mencela sesama pelayan. Satu hal yang harus kita ingat: kita bukan melayani "sesuatu", melainkan "Seorang Pribadi", yaitu Yesus. Tanpa hubungan kasih yang hangat secara pribadi dengan Yesus, pelayanan akan menjadi beban. Marta tidak keliru karena melayani. Ia keliru karena melupakan nilai penting tindakan Maria. Masihkah kita melayani karena mengasihi Yesus?


Lukas+10:38-42

38. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di
sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia
di rumahnya.
39. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria
ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
40. sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan
berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku
membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
41. Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan
menyusahkan diri dengan banyak perkara,
42. tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang
terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Read more...

TANGGUNG JAWAB PENJAGA

KITA ADALAH PENJAGA BAGI ORANG-ORANG DI SEKELILING KITA SIAPKAH KITA MEMPERTANGGUNGJAWABKANNYA KELAK?
Nas: ... penjaga, yang melihat pedang itu datang, tetapi tidak meniup sangkakala dan bangsanya tidak mendapat peringatan, sehingga ... mereka dihabiskan ... Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari penjaga itu. (Yehezkiel 33:6)

Bacaan: Yehezkiel 33:1-16
Setahun: Kisah Para Rasul 3-5

Mereka yang bekerja di bagian keuangan, entah itu sebagai kasir atau bendahara, pasti mengerti arti tanggung jawab dan kepercayaan. Betapa tidak, jika ada selisih uang kurang, pasti pusing tujuh keliling. Terbayang ketakutan bagaimana jika ia harus mengganti sejumlah uang yang kurang tersebut. Semakin besar selisih uangnya, semakin gawat, meskipun mungkin selisih itu disebabkan oleh salah hitung, terselip, atau benar-benar hilang. Yang pasti, ia tidak akan dapat tidur dengan tenang jika selisih uang tersebut belum ketemu.

Namun, berapa banyak di antara kita yang sadar bahwa Tuhan sudah mempercayakan harta-Nya yang berharga kepada kita? Jiwa-jiwa di sekeliling kita adalah harta yang sangat berharga bagi Tuhan, karena bagi mereka jugalah Tuhan Yesus mati disalib. Dan adalah tugas tanggung jawab kita untuk mencari mereka yang terhilang dan memperingatkan mereka yang akan menuju kebinasaan. Jika kita sudah tahu kebenaran, tetapi tidak memberitahukan kepada orang-orang di sekitar kita, kelak Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban dari kita. Hal inilah yang Tuhan peringatkan kepada Yehezkiel sebagai penjaga bangsanya. Tugas Yehezkiel adalah memperingatkan bangsanya demi nama Tuhan. Sangkakala harus ditiupkan untuk memperingatkan bangsanya dari bahaya pedang. Pula, kita harus memperingatkan orang-orang di sekeliling kita akan murka Allah, sehingga mereka bertobat.

Lihatlah sekeliling. Siapa sajakah yang kita tahu sedang menuju kebinasaan? Mari kita bagikan kabar baik kepada mereka, bahwa Yesus sudah mati bagi mereka.


Yehezkiel 33:1-16

1. Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
2. "Hai anak manusia, berbicaralah kepada teman-temanmu sebangsa dan
katakanlah kepada mereka: Kalau Aku mendatangkan pedang atas
sesuatu negeri dan bangsa negeri itu mengambil seorang dari antara
mereka dan menetapkan dia menjadi penjaganya
3. dan penjaga ini melihat pedang itu datang atas negerinya, lalu
meniup sangkakala untuk memperingatkan bangsanya,
4. kalau ada seorang yang memang mendengar suara sangkakala itu,
tetapi ia tidak mau diperingatkan, sehingga sesudah pedang itu
datang ia dihabiskan, darahnya tertimpa kepadanya sendiri.
5. Ia mendengar suara sangkakala, tetapi ia tidak mau diperingatkan,
darahnya tertimpa kepadanya sendiri. Kalau ia mau diperingatkan, ia
menyelamatkan nyawanya.
6. Sebaliknya penjaga, yang melihat pedang itu datang, tetapi tidak
meniup sangkakala dan bangsanya tidak mendapat peringatan, sehingga
sesudah pedang itu datang, seorang dari antara mereka dihabiskan,
orang itu dihabiskan dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut
pertanggungan jawab atas nyawanya dari penjaga itu.
7. Dan engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi
kaum Israel. Bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku,
peringatkanlah mereka demi nama-Ku.
8. Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau
pasti mati! --dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan
orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan
mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan
jawab atas nyawanya dari padamu.
9. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia
bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati
dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.
10. Dan engkau anak manusia, katakanlah kepada kaum Israel: Kamu
berkata begini: Pelanggaran kami dan dosa kami sudah tertanggung
atas kami dan karena itu kami hancur; bagaimanakah kami dapat
tetap hidup?
11. Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman
Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik,
melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari
kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu
yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?
12. Dan engkau anak manusia, katakanlah kepada teman-temanmu sebangsa:
Kebenaran orang benar tidak menyelamatkan dia, pada waktu ia jatuh
dalam pelanggaran dan kejahatan orang jahat tidak menyebabkan dia
tersandung, pada waktu ia bertobat dari kejahatannya; dan orang
benar tidak dapat hidup karena kebenarannya, pada waktu ia berbuat
dosa.
13. Kalau Aku berfirman kepada orang benar: Engkau pasti hidup! --
tetapi ia mengandalkan kebenarannya dan ia berbuat curang, segala
perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan diperhitungkan, dan ia
harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya.
14. Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti mati! --
tetapi ia bertobat dari dosanya serta melakukan keadilan dan
kebenaran,
15. orang jahat itu mengembalikan gadaian orang, ia membayar ganti
rampasannya, menuruti peraturan-peraturan yang memberi hidup,
sehingga tidak berbuat curang lagi, ia pasti hidup, ia tidak akan
mati.
16. Semua dosa yang diperbuatnya tidak akan diingat-ingat lagi; ia
sudah melakukan keadilan dan kebenaran, maka ia pasti hidup.

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP