Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

March 31, 2008

MENGHITUNG RAHMAT

SELAMA KITA HIDUP SELALU ADA ALASAN UNTUK BERSYUKUR
Nats: Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:21-23)

"Rumput di halaman rumah tetangga selalu terlihat lebih hijau." Pepatah ini hendak menggambarkan kecenderungan orang untuk melihat apa yang tidak dimiliki dalam hidupnya. Ada orang yang beranggapan bahwa hidup orang lain lebih menyenangkan. Akibatnya, orang itu tidak dapat bersyukur dengan hidupnya sendiri. Sikap demikian sebenarnya justru memicu ketidakbahagiaan.

Dalam bukunya, "Petunjuk Hidup Tenteram dan Bahagia", Dale Carnegie mengatakan, "Kecenderungan untuk jarang melihat apa yang kita miliki, tetapi selalu ingat pada apa yang tidak kita punyai, merupakan tragedi terbesar di dunia ini. Bisa jadi hal ini telah lebih banyak menimbulkan kemalangan dibandingkan dengan yang ditimbulkan oleh semua perang dan penyakit dalam sejarah."

Yeremia, penulis Kitab Ratapan, menunjukkan teladan yang indah. Berbagai kejadian buruk menimpa hidupnya, sampai-sampai ia sempat berpikir, "Sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada Tuhan" (ayat 18). Namun, ia tidak membiarkan diri terjebak dalam kondisi itu. Sebaliknya, ia memusatkan perhatian pada rahmat dan kesetiaan Tuhan, "Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan ... Tak berkesudahan kasih setia Tuhan... selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (ayat 21-23).

Hidup memiliki begitu banyak hal yang dapat kita syukuri; udara yang kita hirup dengan nyaman, tawa dan tangisan anak-anak kita, makanan dan minuman yang bisa kita nikmati, dan sebagainya. Mari kita perhatikan hal-hal ini. Mari pusatkan perhatian kepada kesetiaan Allah yang tak pernah habis, dan mari kita bersyukur!

Ratapan 3:17-25

17 Engkau menceraikan nyawaku dari kesejahteraan, aku lupa akan
kebahagiaan.
18 Sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku
kepada TUHAN.
19 "Ingatlah akan sengsaraku dan pengembaraanku, akan ipuh dan
racun itu."
20 Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam
diriku.
21. Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku
akan berharap:
22 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya
rahmat-Nya,
23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
24 "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku
berharap kepada-Nya.
25 TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi
jiwa yang mencari Dia.

Read more...

March 29, 2008

TETAP BERSUKACITA

PENDERITAAN BOLEH MEMBUAT KITA SEAKAN-AKAN DIPENJARA NAMUN SESUNGGUHNYA IA TAK DAPAT MEMENJARA SUKACITA KITA
Nats: ... aku selalu berdoa dengan sukacita (Filipi 1:4)

Sebuah kutipan bijak mengatakan, "Pergumulan dan penderitaan tak dapat dihindari, tetapi kesedihan adalah pilihan." Ya, ada banyak alasan yang membuat kita tidak dapat bersukacita, tetapi sebenarnya sukacita tidak ditentukan oleh kondisi di sekeliling kita. Dalam situasi terburuk pun, sebenarnya kita tetap dapat bersukacita, tergantung apakah kita memilih untuk tetap bersukacita atau larut
dalam kesedihan.

Mengawali suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus berkata bahwa ia sedang bersukacita dalam doanya (Filipi 1:4). Apa yang membuat Paulus bersukacita? Hidup yang nyaman? Dalam kondisi apa ia berkata demikian? Bacaan kita menunjukkan bahwa Paulus mengatakan hal ini saat ia berada dalam penjara yang begitu gelap dan dingin! Penjara boleh memenjarakan tubuhnya, tetapi tidak dapat memenjarakan sukacita dalam dirinya! Andaikan Paulus memilih untuk bersedih hati, maka kekuatannya hilang, dan pengabaran Injil pun akan berhenti. Namun, Paulus bersandar kepada kekuatan Allah yang menolongnya untuk tetap bersukacita; sehingga ia dapat melihat arti penderitaannya, terus memikirkan kemajuan pengabaran Injil, dan mendoakan kesetiaan
rekan-rekannya di luar penjara (ayat 9-11)!

Apakah pergumulan dan penderitaan merebut sebagian besar sukacita kita? Apakah masalah dalam pekerjaan, pelayanan, studi, bahkan keluarga, telah membuat kita menjadi anak Tuhan yang lupa untuk tertawa? Pilihan untuk terus bersedih tak akan membantu, sebaliknya akan membuat kita pesimis dalam memandang hidup. Mari kita memohon pertolongan Allah untuk dapat bersukacita dalam segala keadaan!

Filipi 1:3-14

3. Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat
kamu.
4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu
berdoa dengan sukacita.
5 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam
Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.
6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai
pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai
pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
7. Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu
semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua
turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan
kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku
membela dan meneguhkan Berita Injil.
8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra
Kristus Yesus merindukan kamu sekalian.
9. Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam
pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,
10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci
dan tak bercacat menjelang hari Kristus,
11 penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus
Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
12. Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa
apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan
Injil,
13 sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang
lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.
14 Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan
karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang
firman Allah dengan tidak takut.

Read more...

MENGELOLA NEGERI

DI MANA KITA HIDUP DI SITULAH KIRANYA TUHAN DIPUJI-PUJI
Nats: Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau" (Kejadian 41:39)

Saat itu, status Yusuf masih narapidana. Namun karena hikmatnya, ia dapat berdiri di hadapan Firaun dan para pegawainya. Raja yang putus asa karena tak seorang ahli pun tahu makna mimpinya (ayat 24), kini mendapat jawaban hebat dan tepat dari narapidana Ibrani ini. Yusuf mengartikan mimpi Firaun bahwa akan ada 7 tahun kelimpahan dan 7 tahun kelaparan. Namun, ia juga segera memberi jalan keluarnya: sebagian hasil bumi harus disimpan dalam lumbung selama masa kelimpahan, agar di masa kesusahan ada persediaan. Agaknya Yusuf layak disebut ahli ekonomi dan ahli strategi sosial.

Ternyata, berada di negeri asing tak menghalangi kecemerlangan hikmatnya. Ia menabrak batas politis. Dalam tahuntahun berikutnya Yusuf menunjukkan bahwa pilihan Firaun tidak salah. Ia terbukti mumpuni (ayat 53-57). Ini menarik untuk direnungkan. Bukan hanya peningkatannya dari narapidana ke penguasa Mesir, melainkan juga sikap Yusuf yang sungguh memberikan hati untuk mengelola tugas berat di tanah asing. Dengan itu, ia pertama-tama berguna bagi Mesir. Namun kemudian, ia juga berguna bagi Israel, yang pada masa kelaparan tertolong oleh kemakmuran Mesir.

Yusuf melihat bahwa hidupnya yang naik turun-dijual sebagai budak, masuk penjara, sengsara, hingga dimuliakan di Mesir-sebagai karya Allah: "sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu" (45:5). Mari belajar dari Yusuf yang mengelola hidup demi membawa sejahtera bagi orang lain, masyarakat, dan bangsanya. Mari gunakan hikmat yang Allah karuniakan kepada kita dalam bidang masing-masing, untuk memberkati komunitas di tempat kita hidup

Kejadian 41:25-46

25 Lalu kata Yusuf kepada Firaun: "Kedua mimpi tuanku Firaun
itu sama. Allah telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa
yang hendak dilakukan-Nya.
26 Ketujuh ekor lembu yang baik itu ialah tujuh tahun, dan
ketujuh bulir gandum yang baik itu ialah tujuh tahun juga; kedua
mimpi itu sama.
27 Ketujuh ekor lembu yang kurus dan buruk, yang keluar
kemudian, maksudnya tujuh tahun, demikian pula ketujuh bulir
gandum yang hampa dan layu oleh angin timur itu; maksudnya akan
ada tujuh tahun kelaparan.
28 Inilah maksud perkataanku, ketika aku berkata kepada tuanku
Firaun: Allah telah memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang
hendak dilakukan-Nya.
29 Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di
seluruh tanah Mesir.
30 Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan
dilupakan segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan
itu menguruskeringkan negeri ini.
31 Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas kelimpahan
di negeri ini karena kelaparan itu, sebab sangat hebatnya
kelaparan itu.
32 Sampai dua kali mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun
berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan
segera melakukannya.
33. Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang
berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas
tanah Mesir.
34 Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan
penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun
kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
35 Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam
tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku
Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta
menyimpannya.
36 Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan
untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi
di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan
itu."
37 Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua
pegawainya.
38 Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah
kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh
Allah?"
39 Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah
memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang
demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
40 Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu
seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari
padamu."
41 Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku
melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
42 Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari
jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah
kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya
kalung emas pada lehernya.
43 Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang
kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: "Hormat!"
Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh
tanah Mesir.
44 Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Akulah Firaun, tetapi
dengan tidak setahumu, seorangpun tidak boleh bergerak di seluruh
tanah Mesir."
45 Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan
Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya.
Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
46. Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun,
raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu
dikelilinginya seluruh tanah Mesir.

Read more...

March 27, 2008

SIKAP SEORANG PENDOA

BANGSA INI TAK MEMERLUKAN LEBIH BANYAK PENGKRITIK TETAPI LEBIH BANYAK PENDOA YANG SETIA
Nats: ... dan umat-Ku ... merendahkan diri, berdoa ... lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat ... (2 Tawarikh 7:14_
)

Krisis demi krisis yang silih berganti terjadi di Indonesia menorehkan banyak luka atas negeri ini. Kerusuhan, perang saudara, pemisahan daerah dari wilayah Indonesia rasanya telah melukai banyak hati rakyat di negeri ini. Secara khusus, orang kristiani juga mengalami luka hati, kekecewaan. Kecewa karena sebagian aparat pemerintah tak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kecewa
karena para pemimpin tidak bisa menjadi teladan, termasuk pemimpin-pemimpin rohani. Kecewa karena gereja yang tidak bisa menjadi jawaban bagi dunia, dan sebagainya.

Namun, sesungguhnya jika anak-anak Tuhan terus menyimpan luka hati seperti itu, kita tidak dapat memulihkan Indonesia yang sedang terluka. Bukankah orang sakit tidak dapat menyembuhkan orang sakit?

Jika kita mengasihi Indonesia dan mau berdoa untuk bangsa ini, yang pertama-tama harus kita lakukan adalah memulihkan dan mengubah sikap diri sendiri. Perenungan atas ayat 2 Tawarikh 7:14 mengurai langkah-langkahnya, "... dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku di-sebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari
jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari surga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." Inilah yang Allah kehendaki dari kita, yang seharusnya menjadi para pendoa bagi bangsa ini.

Hari ini, mari kita melihat kembali ke dalam diri. Mari kita melepaskan segala sakit hati, bertobat, dan mencari wajah Tuhan dengan sungguh hati, sehingga Allah akan mendengar doa kita yang memohon pemulihan bagi negeri ini

Yeremia 29:7;

7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan
berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya
adalah kesejahteraanmu.

Read more...

DOA ANAK BANGSA

MARILAH KITA BERDOA, "INDONESIA BAHAGIA!"
Nats: Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit (Nehemia 1:4)

Teks Indonesia Raya karya W.R. Soepratman pertama kali dipublikasikan pada tahun 1928 oleh surat kabar Sin Po. Naskah aslinya terdiri dari tiga bait. Namun, kita biasa menyanyikan bait pertamanya saja yang menyorakkan kemerdekaan. Padahal bait kedua dan
ketiga memiliki isi yang begitu penting bagi kelanjutan bangsa ini. Yakni mengajak seluruh masyarakat berdoa bagi Ibu Pertiwi. Berikut adalah cuplikan bait kedua:


Indonesia! Tanah yang mulia,

tanah kita yang kaya.

Di sanalah aku berada

untuk s'lama-lamanya.

Indonesia, tanah pusaka,

pusaka kita semuanya.

Marilah kita berdoa, "Indonesia bahagia!"

Hari ini kita belajar dari Nehemia. Ketika ia mendengar berita tentang bangsanya yang porak poranda, ia segera berpuasa dan berdoa. Ia berkabung untuk bangsanya yang mengalami kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Ia pun mengakui dosa diri dan keluarganya, meski ia bukanlah penyebab kesukaran bangsanya. Nehemia adalah
seorang pemimpin yang selalu berdoa. Ia mengenal Tuhan secara dekat. Pengenalan ini mendorongnya untuk berani berdoa bagi bangsanya. Ia pun setia menanti jawaban Tuhan.

Mari kita belajar menjadi Nehemia bagi bangsa ini. Bukan terus-menerus mengkritik, tetapi setia berdoa dan berpuasa bagi negeri ini. Mari kita sehati berdoa bagi Indonesia, karena negeri ini merdeka bukan karena kebetulan. Kita diselamatkan oleh Tuhan untuk menjadi para pendoa yang setia bagi Indonesia. Mari kita mulai dari gereja tempat kita beribadah dan melayani. Mari kita mulai sejak sekarang, tak ada kata tunda.

Nehemia 1:1-11

1. Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua
puluh, ketika aku ada di puri Susan,
2 datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan
beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang
orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan
dan tentang Yerusalem.
3 Kata mereka kepadaku: "Orang-orang yang masih tinggal di
daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran
besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah
terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar."
4 Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan
berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke
hadirat Allah semesta langit,
5. kataku: "Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha
besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih
setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap
mengikuti perintah-perintah-Nya,
6 berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa
hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam
bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa
yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan
kaum keluargaku telah berbuat dosa.
7 Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak mengikuti
perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan
yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu.
8 Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu,
yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di
antara bangsa-bangsa.
9 Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti
perintah-perintah-serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang
buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali
dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku
diam di sana.
10 Bukankah mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah
Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan tangan-Mu
yang kuat?
11 Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan
kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan
biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan
dari orang ini." Ketika itu aku ini juru minuman raja.

Read more...

JANGAN SIMPAN

ADA BANYAK KESEMPATAN UNTUK BERTEMU SESEORANG HARI INI BERAPA BANYAK YANG KITA PAKAI UNTUK BERCERITA TENTANG YESUS?
Nats: Bagaimana orang mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? (Roma 10:14)

John Geddie, misionaris dari Kanada, memberi diri untuk memberitakan Injil di Kepulauan Vanuatu, Samudra Pasifik bagian selatan. Sejak ia datang, hanya satu hal yang dilakukannya setiap hari: berbagi tentang Kristus yang telah mati dan bangkit kepada orang-orang Vanuatu yang belum pernah mendengarnya! Perjuangannya berpuluh-puluh tahun di sana berbuah nyata. Geddie yang mempelajari bahasa mereka dari nol, akhirnya berhasil menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam
bahasa Vanuatu. Dengan itu, ia telah membawa ribuan orang untuk mengenal, percaya, serta mengikut Kristus.

Geddie setia melayani di pulau itu hingga akhir hayatnya. Saat ia meninggal, orang-orang memasang plakat peringatan bagi Geddie di gereja mereka, yang bertuliskan: "Ketika Geddie datang dan mendarat pada tahun 1848, di sini tidak ada orang kristiani. Ketika ia berpulang pada tahun 1872, di sini tak ada lagi orang yang tidak mengenal Kristus".

Percaya bahwa Kristus menyelamatkan kita lewat pengurbanan-Nya, adalah langkah penting yang pertama (ayat 9). Lalu, bila jiwa kita sudah diselamatkan, pantaskah kita berdiam diri? Paulus dan Geddie telah merasakan anugerah yang tak terukur melimpahi dan memperbarui hidup mereka. Itu sebabnya dengan yakin mereka mengambil langkah kedua: menceritakan kebangkitan Kristus kepada mereka yang belum mendengar tentang Kristus (ayat 14,15), agar mereka menemukan pengharapan bagi jiwa. Setiap hari, pasti ada seseorang yang perlu mendengar kabar baik tentang Kristus. Yesus telah mati untuk semua orang (ayat 12). Adakah kita hendak menyimpannya untuk diri sendiri?

Roma 10:8-17

8 Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni
di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang
kami beritakan.
9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah
Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan
mulut orang mengaku dan diselamatkan.
11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada
Dia, tidak akan dipermalukan."
12. Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang
Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua
orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan
diselamatkan.
14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika
mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya
kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana
mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang
memberitakan-Nya?
15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka
tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan
mereka yang membawa kabar baik!"
16 Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu.
Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada
pemberitaan kami?"
17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh
firman Kristus.

Read more...

ANDA BERHARGA

TUHAN BERKURBAN DENGAN HARGA MAHAL
UNTUK SESUATU YANG SUNGGUH BERARTI

Nats: Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau (Yesaya 43:4)
Relakah Anda mengeluarkan uang ratusan juta atau menulis cek bernilai jutaan untuk sebuah barang yang tidak berharga? Tentu tidak! Kita bersedia membayar mahal hanya untuk sesuatu yang kita anggap berharga dan bernilai.

Demikian juga ketika Allah meninggalkan takhta kemuliaan-Nya di surga, turun dan mengambil rupa seorang hamba, serta mati disalib untuk menebus manusia dari dosa. Bukankah ini sebuah harga yang begitu mahal? Lalu, apakah mungkin Allah mau menebus sesuatu yang tidak berarti dengan harga mahal? Tentu tidak! Jika Allah mengurbankan Anak-Nya yang tunggal dan sangat berarti bagi-Nya untuk sesuatu yang tidak berharga, tentu ini sebuah kekonyolan besar!

Mengapa Allah melakukan semua itu demi kita? Sekarang kita memiliki jawaban pasti: karena kita berharga di mata-Nya! Bacaan hari ini memuat beberapa ungkapan tentang betapa berharganya kita sebagai kepunyaan-Nya (ayat 1,3,4). Itu sebabnya Allah mau mengurbankan segala sesuatu untuk menyelamatkan kita. Dia mengejar, mencari,
melongok ke tempat gelap untuk mencari manusia yang terhilang.

Biarlah pengertian ini memupus semua cara pandang yang salah tentang diri sendiri. Selama ini mungkin kita merasa tidak berarti dan tidak berharga. Mungkin kita memiliki latar belakang dan masa lalu yang suram. Jangan biarkan hal ini merasuk dan merusak diri kita. Jangan mudah memercayai apa yang dikatakan orang lain atau diri sendiri mengenai diri Anda, tetapi percayalah pada apa yang dikatakan Tuhan tentang diri kita, "Engkau berharga di mata-Ku" (Yesaya 43:4)

Yesaya 43:1-7

1. Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan
engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah
takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau
dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.
2 Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai
engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan
dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak
akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.
3 Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel,
Juruselamatmu. Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan
Etiopia dan Syeba sebagai gantimu.
4 Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini
mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu,
dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
5 Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau, Aku akan
mendatangkan anak cucumu dari timur, dan Aku akan menghimpun
engkau dari barat.
6 Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah! dan kepada
selatan: Janganlah tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku laki-laki
dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi,
7 semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan
untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"

Read more...

PINTU YANG TERKUNCI

KETIKA SANG TERANG DATANG
SEKETIKA KEGELAPAN AKAN HILANG

Nats: Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada para penguasa Yahudi (Yohanes 20:19)

Takut. Patah semangat. Masa depan suram. Itulah gambaran perasaan kesebelas murid Yesus pada hari Paskah. Tak seorang pun bergembira. Tak satu pun percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Itu tak masuk akal, seperti dongeng-indah didengar, namun tak nyata. Tak heran, malam itu mereka merasa harus berjuang sendiri. Bersembunyi di balik pintu
yang terkunci, karena takut pada semua orang. Maklum, penduduk sudah mengenali mereka sebagai antek-antek Yesus. Setelah Yesus dihukum mati, pasti selanjutnya giliran mereka dihabisi.

Namun, semua berubah saat Yesus tiba-tiba menampakkan diri. Dengan
mata kepala sendiri, mereka melihat Tuhan! Apa akibatnya? Spontan
ketakutan lenyap, diganti dengan sukacita dan damai! Semangat yang
patah kembali pulih, karena kebangkitan Yesus membuktikan bahwa
semua ajaran-Nya benar. Bahwa semua janji-Nya tergenapi. Bahwa
mereka mengikuti Allah yang benar dan berada di jalan yang benar.
Jika Yesus hidup, bukankah itu berarti Dia akan menemani mereka
sampai kapan pun dan di mana pun? Mereka tidak perlu lagi berjalan
sendiri!

Memang kita belum penah melihat Yesus muka dengan muka, seperti para murid. Namun, bukankah kehadiran-Nya nyata? Bukankah kita telah berkali-kali mengalami pertolongan-Nya? Persoalan hidup sering membuat kita mengunci diri dan gagal menyadari kehadiran Tuhan. Di hari Paskah ini, mari kita bangkit! Jangan biarkan ketakutan menguasai kita. Patahkan gembok keputusasaan. Ayo melangkah keluar dari balik pintu yang terkunci. Lihat, kita tidak sendirian. Yesus hidup. Dia hadir dan siap mendampingi kita menuju masa depan!

Yohanes 20:19-23

19. Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu
berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu
yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada
waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan
berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan
lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika
mereka melihat Tuhan.
21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu!
Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku
mengutus kamu."
22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan
berkata: "Terimalah Roh Kudus.
23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan
jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."

Read more...

MENYONGSONG MASA DEPAN

REESURREXIT CHRISTUS, ALLELUIA ... CANTATE DOMINO, ALLELUIA [KRISTUS TELAH BANGKIT, HALELUYA ... PUJILAH DIA, HALELUYA]

Nats: Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu (1 Korintus 15:14)

Seorang anggota kelompok Jesus Seminar bernama John Dominic Crossan, membuat marah banyak orang kristiani ketika ia mengatakan bahwa Yesus tidak bangkit, sebab mayat-Nya dimakan anjing! Yang parah adalah ia menyatakan hal ini dengan sembrono. Tentu saja pernyataannya itu salah. Ini adalah salah satu dari banyaknya teori serta dalih para penentang kekristenan yang bermuara pada pernyataan pokok: Yesus tidak bangkit.

Memang tidak ada yang menyaksikan peristiwa bangkitnya Yesus dari kematian. Namun waktu surat Korintus ini ditulis, banyak saksi berani menceritakan bahwa mereka berjumpa dengan Yesus yang bangkit. Tujuan kesaksian banyak orang ini, termasuk Paulus, adalah agar umat menjadi percaya (ayat 11) dan supaya umat memiliki pengharapan yang teguh. Itulah intisari pergumulan yang ditulis Paulus dalam perikop
hari ini. Bila Kristus bangkit, maka kita memiliki pijakan kuat untuk meyakini bahwa ada kebangkitan orang mati (ayat 12). Dengan demikian, kebangkitan Kristus menjadi dasar bagi jemaat untuk mengelola masa kini dan menyongsong masa depan, yakni bahwa
perjuangan iman dalam Kristus bukan sesuatu yang kosong, tetapi bermakna.

Orang yang membuka hati dan pikiran terhadap misteri Kristus yang bangkit, akan mengalami bahwa hidupnya berarti. Hidupnya lalu menjadi layak dihidupi. Hidupnya layak dirayakan dan ditempuh dengan sukacita setiap hari, betapa pun sulitnya. Mengapa? Sebab kebangkitan Kristus adalah jaminan bahwa tak percuma kita beriman
dalam hidup yang sarat penderitaan dan pertanyaan tentang masa depan ini.

1Korintus 15:12-23

12. Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan
dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang
mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
13 Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga
tidak dibangkitkan.
14 Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
15 Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah,
karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan
Kristus--padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata
benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.
16 Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus
juga tidak dibangkitkan.
17 Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
18 Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan
pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang
dari segala manusia.
20. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan
dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang
telah meninggal.
21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia,
demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang
manusia.
22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan
dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali
dalam persekutuan dengan Kristus.
23 Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai
buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu
kedatangan-Nya.

Read more...

TANDA TAMAT

BILA ANDA BERSEDIA MATI UNTUK SETIAP MENIT
ANDA AKAN SUNGGUH-SUNGGUH HIDUP-ANTHONY DE MELLO, SJ

Nats: Manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa (Roma 6:6)

Saat lulus SMA, ijazah yang saya terima bertuliskan "Surat Tanda Tamat Belajar". Saya sudah tamat belajar? Tamat bisa diartikan lulus, tuntas, selesai, habis, atau bisa juga mati. Wah, apa tidak salah? Sebenarnya kata ini tidak sepenuhnya salah. Setiap saat kita memang harus tamat atau mati, karena kematian adalah awal kehidupan baru. Jadi, rupanya maksud dari "Tanda Tamat Belajar" adalah bahwa siswa sudah mati sebagai pelajar SMA, lalu naik ke jenjang pendidikan lebih lanjut. Dari satu tahap kehidupan ia harus meneruskan ke tahap kehidupan yang lain.

Ijazah adalah sebuah tanda. Baptisan juga memberi "tanda kematian" kepada kita. Kita dibaptis dalam kematian-Nya (ayat 3), sebagai tanda hidup baru bersama Yesus. "Tanda tamat" manusia lama yang telah disalibkan, "supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar kita jangan menghambakan diri lagi kepada dosa" (ayat 6). Kematian Yesus adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selamanya (ayat 10). Jadi, kematian-Nya juga mematikan kehidupan lama kita, yang dalam kitab Efesus disebut Paulus sebagai hidup dengan "kekerasan hati" (Efesus 4:18) atau "menyerahkan diri kepada nafsu yang
menyesatkan" (ayat 19). Entah itu berdusta, marah, mencuri, berkata kotor, berkata kosong, berlaku sembrono, memfitnah, meng-hina, bertikai, dan segala bentuk kelaliman yang lain.

Setelah kita diberi "tanda tamat" oleh kematian-Nya, mari kita siapkan diri untuk menjalani hidup baru dalam terang Kristus, bahkan untuk berbuah kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Mari jagai hidup kita agar tidak menyerah dan menjadi senjata kelaliman. Agar diri kita sungguh mati terhadap dosa, setiap saat!

Roma 6:1-14

1. Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah
kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia
itu?
2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa,
bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis
dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan
Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus
telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,
demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang
sama dengan kebangkitan-Nya.
6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut
disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan
kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
8 Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa
kita akan hidup juga dengan Dia.
9 Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari
antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas
Dia.
10 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali
dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi
Allah.
11 Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah
mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
12 Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam
tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu
kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi
serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu
mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota
tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu
tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih
karunia.

Read more...

March 25, 2008

SAKIT YANG HEBAT

PENDERITAAN TERBESAR TELAH YESUS TANGGUNGKAN
AGAR KARUNIA TERBESAR BOLEH KITA RASAKAN

Nats: Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian (Yesaya 53:7)
Dalam risetnya atas penyaliban Kristus, Dr. Frederick Zugibe-mantan kepala tim medis dari Rockland County New York, mengatakan bahwa memaku bagian tengah telapak tangan akan mengakibatkan rasa sakit luar biasa, yang tak dapat ditolong oleh pereda sakit apa pun. Rasanya sangat menyakitkan, membakar, seperti kilat yang menyambar menembus tangan hingga ke tulang belakang. Memaku telapak kaki juga akan memutuskan banyak saraf dan menimbulkan rasa sakit hebat yang serupa. Ditambah pula, posisi tubuh yang diberdirikan di kayu salib membuat seseorang sangat sulit bernapas. Zugibe berpendapat bahwa Yesus meninggal oleh shock karena terlalu banyak kehilangan darah
dan cairan, shock yang traumatis atas setiap luka, dan shock pada jantung.

Dan itu hanya sebagian dari penderitaan Yesus! Sungguh tak terbayangkan bila kita mengalami penderitaan dan kesakitan yang serupa. Untuk apakah Yesus bersedia "mengalami maut bagi semua manusia" (Ibrani 2:9)? Bacaan hari ini menuntun kita untuk memahami keputusan besar ini. Dia berketetapan untuk melakukannya demi memimpin kita kepada keselamatan (ayat 10). Dia bersikeras memilih jalan ini agar kita tidak lagi diperhamba dosa (ayat 14). Dia juga tak ragu menyerahkan diri-Nya agar kita lepas dari ketakutan akan maut (ayat 15)!

Yesus telah melakukan misi besar ini bukan hanya untuk sebagian orang, melainkan bagi semua yang percaya kepada-Nya (Yohanes 3:16). Tak seorang pun mau dan sanggup berkorban sedemikian besar bagi kita, kecuali Yesus. Sudahkah kita menghargakan pengurbanan-Nya yang di luar akal?

Ibrani 2:7-16

7 Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat
sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah
memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,
8 segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya."
Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada
suatupun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi
sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah
ditaklukkan kepada-Nya.
9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit
lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita
lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan
kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia
mengalami maut bagi semua manusia.
10. Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah--yang bagi-Nya dan
oleh-Nya segala sesuatu dijadikan--,yaitu Allah yang membawa
banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang
memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.
11 Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan,
mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu
menyebut mereka saudara,
12 kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada
saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah
jemaat,"
13 dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya," dan
lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah
diberikan Allah kepada-Ku."
14. Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan
daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat
bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia
memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang
seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya
kepada maut.
16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia
kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.

Read more...

March 19, 2008

CINTA ITU BUTA


Banyak orang mengatakan bahwa cinta itu buta. Anda percaya? Kalau
Anda tidak, saya percaya.

Ketika seorang pemuda jatuh cinta, ia tidak akan melihat gadis pujaannya itu berasal dari mana, apa pekerjaannya, bahkan sifat-sifat buruknya tidak akan diperhatikannya. Yang ia lihat hanyalah semua keelokan dan kebaikan si gadis, entah kecantikannya, kecerdasannya, atau kelemahlembutannya. Ia pun hanya memikirkan bagaimana caranya menyenangkan gadisnya atau membuat sang gadis menjadi miliknya. Ia tidak mempedulikan omongan miring dari teman-temannya tentang si gadis. Baginya, gadis itu begitu sempurna dan tak ada gadis lain yang dapat menandingi pujaan hatinya itu. Pokoknya gadis itu paling hebat!

Bagaimana kalau Tuhan jatuh cinta, ya? Barangkali cinta Tuhan kepada kita juga buta. Bagaimana tidak buta kalau Tuhan tidak lagi melihat sifat-sifat buruk yang ada pada kita. Bahkan sepertinya Dia lupa kalau kita sering mengkhianati-Nya. Tuhan tidak pernah berhenti mendekati kita. Meskipun kita sering kali menolak-Nya, Tuhan tetap saja datang dan mengulurkan tangan buat kita. Wah, hebat betul Tuhan itu! Dia seperti seorang pemuda yang sudah berulang kali datang melamar gadis pujaan-Nya, tetapi selalu ditolak. Biarpun lamaran-Nya diterima, Tuhan masih saja dikhianati, dibohongi. Saya kadang berpikir, kok bisa-bisanya Tuhan itu begitu sabar terhadap kita.

Coba hitung, dalam sehari, berapa kali kita tidak jujur kepada Tuhan? Sudah berapa banyak kata ejekan yang kita ucapkan kepada sesama? Sudah berapa orang yang kita benci? Atau sudah berapa kali kita merusak dan mengabaikan ciptaan-Nya? Rasanya kita terlalu sering berlaku tidak adil pada Tuhan. Coba bandingkan, jika kita menyimpan barang pemberian kekasih kita dengan begitu baik, apa yang telah kita lakukan dengan alam pemberian Tuhan ini? Tuhan menciptakan alam ini bukan tanpa tujuan. Dia sungguh-sungguh tulus memberi kita alam yang begitu indah. Namun, ternyata kita dengan enak merusaknya sehingga tidak heran jika terjadi bencana alam di mana-mana. Yang banjirlah, tanah longsorlah, wah ... macam-macam
saja ulah kita ini! Namun, Tuhan begitu setia kepada kita.

Paskah membuktikan bahwa kita sangat dicintai Tuhan. Dengan merayakan Paskah, kita mengenangkan kebesaran dan keagungan cinta-Nya. Namun rasa-rasanya tidak cukup jika kita hanya datang ke gereja, mengikuti perayaan Paskah, lalu pulang begitu saja. Satu hal penting yang dapat kita lakukan adalah mengubah sikap hidup kita. Mari kita tanggalkan manusia lama kita yang ogah-ogahan menanggapi cinta Tuhan. Seandainya saja Tuhan merasa kita berlaku tidak adil dalam membalas cinta-Nya, apakah kita mau dan siap di"putus" oleh Tuhan?

Read more...

SANG PENGKHIANAT

KESETIAAN DIUJI BUKAN PADA MASA TENANG NAMUN JUSTRU PADA MASA SUKAR
Nats: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Murid-murid itu ... ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya (Yohanes 13:21,22)


Wajah para murid tampak tegang. Masing-masing menaruh curiga; siapa di antara mereka yang bakal jadi pengkhianat. "Yang jelas bukan aku," pikir mereka. Hanya Yohanes yang menampakkan raut wajah tenang. Duduk bersandar di kanan Yesus, hati murid yang dikasihi Yesus ini peka akan pergumulan Gurunya. Inilah suasana yang tergambar dalam lukisan The Last Supper karya Leonardo Da Vinci. Dalam karyanya itu, Da Vinci ingin memotret reaksi para murid setelah Yesus berkata bahwa salah satu dari mereka akan berkhianat.

Sebenarnya, siapakah yang mengkhianati Yesus malam itu? Apakah hanya Yudas? Tidak! Petrus pun menyangkali-Nya (Yohanes 18:12-27). Bahkan Matius 26:56 menyatakan, "Semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri." Mereka yang seharusnya menjadi pengikut setia, justru bersembunyi dan menyelamatkan diri sendiri. Ini juga sebuah
bentuk pengkhianatan. Kita berkhianat bukan hanya saat membocorkan informasi kepada lawan, melainkan juga saat bersikap tidak loyal terhadap orang yang seharusnya kita bela. Malam itu, semua murid Yesus berkhianat!

Kita pun bisa terjerumus mengkhianati Yesus, jika ada hal-hal lain yang lebih kita bela daripada diri-Nya. Tidak sedikit orang mengesampingkan imannya demi mengejar karier, mendapat teman hidup, memperoleh kesembuhan, atau menikmati kesenangan duniawi. Ada orang yang enggan dikenal sebagai orang kristiani, karena takut kehilangan teman atau peluang bisnis. Kristus telah memilih kita untuk menjadi sahabatsahabat-Nya, mari kita terus jagai hati dan hidup kita agar terus setia kepada-Nya

Yohanes 13:21-30

21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu
bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara
kamu akan menyerahkan Aku."
22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka
ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.
23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang
dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata:
"Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!"
25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata
kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?"
26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan
memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata
demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya
kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis.
Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat,
perbuatlah dengan segera."
28 Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk
makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.
29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus
menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau
memberi apa-apa kepada orang miskin.
30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu
hari sudah malam.

Read more...

March 18, 2008

SALIB DAN HUKUMAN

HUKUMAN ADALAH PENDERITAAN KARENA ANDA BERSALAH
SALIB ADALAH PENDERITAAN KARENA ANDA INGIN HIDUP BENAR

Nats: Sebab adalah anugerah, jika seseorang karena sadar akan
kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia
tanggung (1 Petrus 2:19)

"Saya memikul salib ketika dipenjara setelah mencuri ayam". Pernyataan ini sebenarnya tidak tepat. Walau sama-sama punya efek penderitaan, hukuman jelas berbeda dengan salib. Hukuman adalah penderitaan karena Anda bersalah, sedangkan salib adalah penderitaan yang dialami justru karena Anda ingin hidup benar.

Bacaan hari ini berisi nasihat Petrus bagi para hamba. Sebagai hamba, status sosial mereka rendah. Mereka mengalami stres secara psikis dan fisik. Namun, Petrus meminta mereka membedakan penderitaan karena dosa dan karena perbuatan baik. Yang terakhir,
disebut Petrus sebagai kasih karunia. Bagaimana logikanya? Petrus mengungkap bahwa Kristus pun menderita dengan cara dan dalam realitas yang sama. Dia menderita bukan karena bersalah, tetapi karena Dia baik dan lurus dalam perbuatan serta perkataan (ayat 22). Dan, Kristus tak berdosa dengan tak balas mencaci, mengancam, atau
menghakimi. Dialah teladan salib, teladan kasih karunia. Dengan cara inilah luka-luka Kristus menjadi obat bagi kita (ayat 24).

Penderitaan tak perlu dicari, ia bisa datang sendiri di sepanjang hari dalam banyak rupa dan duri. Hasil mengolah penderitaan ini bisa berbeda-beda. Bila salah mengolah, hasilnya bisa memperparah kehidupan yang sudah payah. Namun, bila diolah dengan benar, maka setiap luka karena penderitaan pun terobati. Ini akan terjadi bila Anda senantiasa melakukan kebaikan dalam segala hal, dan teguh mengingat serta merayakan teladan salib Kristus ketika terluka oleh penderitaan. Siapa yang berani masuk dalam "kawah penggemblengan batin" akan menemukan Tuhan (ayat 25).

1Petrus 2:18-25

18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan
kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi
juga kepada yang bengis.
19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan
kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia
tanggung.
20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan
karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan
karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia
pada Allah.
21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah
menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu,
supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci
maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia
menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di
kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup
untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu
telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Read more...

March 17, 2008

TAAT DALAM HAL KECIL

KETAATAN IBARAT MENANDATANGANI SEBUAH DOKUMEN KOSONG
DAN MEMBIARKAN TUHAN MENGISI APA SAJA DI ATASNYA!

Nats: Siapa saja yang setia dalam hal-hal kecil, ia setia juga dalam hal-hal besar. Dan siapa saja yang tidak benar dalam hal-hal kecil, ia tidak benar juga dalam hal-hal besar (Lukas 16:10)


Saya pernah membaca tentang sebuah penelitian yang menarik. Di sebuah kelas Taman Kanak-kanak seorang guru berkata, "Anak-anak, Ibu menaruh kue dan permen ini di atas meja. Ibu ada keperluan sebentar di kantor. Nanti kalau Ibu kembali, Ibu akan bagikan semua makanan ini untuk kalian!" Tanpa sepengetahuan anak-anak, para peneliti memasang monitor CCTV yang dipakai untuk melihat apa saja yang dilakukan anak-anak itu.

Begitu sang guru keluar, beberapa anak segera mengambil kue dan permen itu. Sebagian anak mulanya ragu, tetapi melihat sikap teman yang lain mereka pun ikut mengambil. Hanya sedikit anak yang taat dan tetap duduk. Dengan cermat para peneliti mencatat perilaku setiap anak. Tiga puluh tahun kemudian, mereka mengadakan penelitian ulang terhadap anak-anak tersebut. Ternyata, anak-anak yang dulu taat kini menjadi orang-orang yang berhasil. Sedangkan anak-anak yang tidak taat menjadi orang-orang yang gagal, baik dalam rumah tangga maupun karier yang mereka bangun.

Ternyata, untuk menjadi taat diperlukan latihan; sejak muda dan dimulai dari halhal yang kecil. Marilah kita belajar untuk taat dan setia kepada tugas dan panggilan kita, sehingga Tuhan dapat memakai kita sebagai saksi yang menjadi berkat bagi dunia ini: "Siapa saja yang setia dalam hal-hal kecil, ia setia juga dalam hal-hal besar.
Dan siapa saja yang tidak benar dalam hal-hal kecil, ia tidak benar juga dalam hal-hal besar" (Lukas 16:10). Yesus telah meneladankan ketaatan yang sempurna, mari kita belajar menjadi seperti Dia

Lukas 16:10-13

10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia
juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar
dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam
perkara-perkara besar.
11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak
jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang
sesungguhnya?
12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain,
siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena
jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang
lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah
dan kepada Mamon."

Read more...

March 16, 2008

HANYA ANUGERAH

KITA DISELAMATKAN
HANYA KARENA ANUGERAH

Nats: Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibrani 9:22)

Ketika berusia 24 tahun, Ernest Gordon menjadi seorang tahanan perang di bawah kekuasaan Jepang. Bersama tahanan lainnya, mereka dipaksa membangun jalan kereta api di hutan Birma. Proses ini memakan korban sekitar 16.000 jiwa. Namun, Gordon bertahan hidup, malahan ia makin meresapi arti hidup dan pengorbanan. Suatu hari, seorang rekannya menyerahkan diri agar komandannya tidak dibunuh. Akibatnya orang itu dianiaya dengan sangat kejam melalui penyaliban. Cucuran darah orang itu mengingatkannya bahwa penebusan berharga mahal.

Pada dasarnya kita semua sudah mati karena pelanggaran dan dosa. Akibatnya, kita memerlukan seseorang yang mampu menolong kita agar tetap hidup. Dalam hal ini, darah menjadi unsur terpenting sebagai syarat kehidupan. Tanpa penumpahan darah, pengampunan tidak akan terjadi. Inilah standar yang ditetapkan agar seseorang bisa
dihidupkan kembali dari kematian akibat dosa.

Kebangkitan Yesus dari kematian menjawab bagaimana kita bisa memperoleh hidup. Kita tak mungkin diselamatkan karena perbuatan baik, karena kita sudah mati karena dosa. Mungkin banyak orang dikatakan "baik". Namun, apakah yang sesungguhnya dapat disebut
"baik"? Kriteria"baik" menurut kacamata Sang Penebus adalah bila seseorang percaya kepada anugerah kasih Allah dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Inilah pemberian Allah, bukan usaha kita.

Semuanya hanya oleh anugerah. Tak satu pun usaha kita bisa menyelamatkan. Setiap perbuatan baik kita hanyalah kesaksian bahwa kita sudah memiliki hidup yang baru.

Efesus 2:1-10

1. Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu.
2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia
ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh
yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka,
ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti
kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami
adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang
lain.
4. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya
yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus,
sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh
kasih karunia kamu diselamatkan--
6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga
dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita
kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan
kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri.
10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus
untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah
sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Read more...

JALAN KETAATAN

TIDAK SEORANG PUN DAPAT MENJADI HAMBA TUHAN
TANPA MELALUI JALAN KETAATAN

Nats: Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar taat dari apa yang telah diderita-Nya (Ibrani 5:8)


Kedua putra mendiang Lady Diana, Pangeran William dan Harry, telah beranjak dewasa. Beberapa tahun lalu mereka masuk ke sekolah militer dan dididik dengan cara militer yang keras serta disiplin. Seorang wartawan pernah bertanya, apakah kedua anak raja ini mendapat perlakuan khusus. Pihak sekolah menjawab tegas: Tidak! Keduanya diperlakukan sama seperti calon tentara lain supaya bisa merasa senasib sepenanggungan, juga agar mereka bisa belajar taat pada perintah. Jadi, status sebagai anak raja harus dilupakan di sekolah itu.

Yesus pun mendisiplinkan diri-Nya untuk belajar taat selama hidup di bumi. Sekalipun status-Nya "Anak Allah" (Ibrani 5:8) dan Bapa-Nya sanggup menyelamatkan-Nya dari maut (ayat 7), semua hak istimewa itu Dia lupakan. Dia menolak diperlakukan khusus. Bukannya menempuh jalan aman dan nyaman, Dia justru memilih jalan penderitaan, bahkan
disalibkan. Meskipun hanya manusia terhina yang pernah menempuh jalan itu. Di jalan salib, Yesus mengalami begitu banyak rasa sakit, godaan, dan pencobaan. Namun, setelah misi-Nya menyelamatkan manusia tercapai, Dia sendiri bisa menjadi Imam Besar yang berempati. Dia mengerti pergumulan kita (Ibrani 4:15), karena Dia pernah mengalami segala derita yang kita alami.

Jalan penderitaan ternyata banyak gunanya. Melaluinya kita bisa belajar bersikap taat, menjadi lebih peka, dan mengerti pergumulan orang lain. Sebab itu, apabila kita harus menghadapi penderitaan, mari kita mohon kekuatan Allah untuk tidak menolaknya,
menghindarinya, atau meminta perlakuan khusus. Imam Besar kita memerhatikan dan menemani kita untuk melaluinya.

Ibrani 4:14-5:10

14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah
melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita
teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang
tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya
sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri
takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Ibrani 5:1

1. Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia,
ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah,
supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.
2 Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan
orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,
3 yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena
dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.
4 Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi
dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti
yang telah terjadi dengan Harun.
5 Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri
dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang
berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan
pada hari ini",
6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah
Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan
doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia,
yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena
kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat
dari apa yang telah diderita-Nya,
9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok
keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
10. dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut
peraturan Melkisedek.

Read more...

RAGU

YESUS SUNGGUH-SUNGGUH TELAH MATI AGAR KITA HIDUP
MASIH LAYAKKAH KITA MERAGUKAN KASIH-NYA?

Nats: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yohanes 14:6)

Suatu kali saya bertanya kepada sekelompok orang kristiani, "Seandainya detik ini Tuhan memanggil kita untuk meninggalkan dunia, apakah kita yakin akan masuk surga?" Ternyata, respons mereka sangat mengejutkan! Sebagian kecil menjawab dengan pasti, "Ya!" Namun sebagian besar berkata, "Tidak tahu." Bahkan ada yang menjawab, "Tampaknya tidak." Sungguh ironis! Bertahun-tahun menjadi kristiani dan percaya kepada Yesus, tetapi mereka masih meragukan jaminan keselamatan.

Walaupun telah membuat komitmen untuk percaya kepada Tuhan, terkadang kita ragu dan bertanya-tanya. Apakah kasih Tuhan cukup besar untuk mengampuni dosa kita? Apakah kesabaran Allah cukup panjang saat melihat kita jatuh bangun dalam dosa? Apakah Tuhan
masih mau menerima kita yang sudah lama mundur dan meninggalkan-Nya?

Ya, kasih Allah selalu lebih dari cukup! Pengampunan dan kesabaran Allah tak pernah kurang bagi kita. Jika kita sudah berkomitmen untuk percaya kepada Yesus, mengaku dosa, dan meninggalkan kehidupan lama, maka jaminan keselamatan menjadi milik kita. Jangan pernah terjebak dalam keraguan. Perasaan itu akan membuat kita meragukan jaminan keselamatan saat iman kita lemah.

Apakah kita masih meragukan jaminan keselamatan? Saat keraguan itu muncul, mari kita mengingat kasih, pengampunan, dan keselamatan yang sudah Allah karuniakan bagi kita. Lalu, mari kita perbarui komitmen dan berjalan dalam kebenaran. Kita tak perlu terombang-ambing oleh ketidakpastian. Dalam Yesus, keselamatan bukan lagi harapan,
melainkan kepastian yang nyata.

Yohanes 14:1-11

1. "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah,
percayalah juga kepada-Ku.
2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian,
tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu.
3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan
tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke
tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.
4. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."
5 Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau
pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"
6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
Aku.
7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal
Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat
Dia."
8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada
kami, itu sudah cukup bagi kami."
9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama
kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah
melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata:
Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari
diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang
melakukan pekerjaan-Nya.
11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Read more...

March 13, 2008

KAMI JUGA TAHU

ALLAH TIDAK HANYA MEMBERIKAN HUKUM
NAMUN JUGA MEMAMPUKAN KITA UNTUK MEMATUHI HUKUM-NYA

Nats: Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah tinggal di dalam kamu (Roma 8:9)

Ludwig Ingwer Nommensen dikenal sebagai Rasul Suku Batak. Ia memulai misinya di Tanah Batak dengan mempelajari bahasa dan adat-istiadat setempat untuk menjalin hubungan dan mempererat pergaulan. Ia juga bersahabat dengan raja-raja setempat. Suatu hari seorang raja bertanya kepadanya, apa sebenarnya perbedaan kekristenan dengan tradisi Batak. "Kami juga tahu hukum yang melarang orang mencuri,
mengambil istri orang, atau bersaksi dusta," kata raja itu.

Misionaris itu menjawab dengan lembut, "Tuan saya memberikan kemampuan untuk mematuhi hukum-hukum-Nya." Raja itu terperanjat. "Dapatkah Anda mengajarkan hal itu pada rakyat saya?" tanyanya. "Tidak, saya tidak dapat mengajarkannya," jawab Nommensen. "Namun, Allah dapat memberikan kepada mereka kemampuan itu jika mereka
meminta kepada-Nya dan mendengarkan firman-Nya."

Seperti suku Batak, kita masing-masing juga mengetahui hukum tentang apa yang benar dan yang jahat. Ironisnya, pemeo "hukum itu ada untuk dilanggar" terus terbukti dari generasi ke generasi. Fakta tersebut menggarisbawahi kebenaran bahwa semua orang telah berdosa, sehingga tidak ada yang mampu mematuhi hukum Tuhan dengan kekuatannya
sendiri.

Syukurlah, anugerah Allah tidak hanya menebus dan menyelamatkan kita dari dosa. Bahasa Yunani untuk anugerah, charis, mencakup efek kemurahan Allah tersebut di dalam tindakan praktis. Dengan demikian, anugerah Allah juga memampukan kita untuk menaati dan melakukan hukum-hukum-Nya. Bersediakah kita mengandalkan anugerah-Nya?

Roma 8:1-17

1. Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang
ada di dalam Kristus Yesus.
2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam
Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena
tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan
mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging
yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas
dosa di dalam daging,
4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang
tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal
yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan
hal-hal yang dari Roh.
6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh
adalah hidup dan damai sejahtera.
7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah,
karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak
mungkin baginya.
8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada
Allah.
9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh,
jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak
memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
10. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang
mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena
kebenaran.
11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara
orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan
Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga
tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi
bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati;
tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu,
kamu akan hidup.
14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu
menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang
menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba,
ya Bapa!"
16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita
adalah anak-anak Allah.
17. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli
waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji
Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu
jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Read more...

SEMERAH KIRMIZI

HIDUP AKAN LEBIH TENTERAM DAN NYAMAN
BILA KITA TAK MENYEMBUNYIKAN KESALAHAN

Nats: "Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku (Mazmur 32:5)

Banyak produk kosmetik menawarkan solusi bagi mereka yang ingin membuat kulit wajah lebih putih, lebih cerah. Lalu, ada juga banyak merek pasta gigi yang mengandung whitening untuk memutihkan gigi, agar lebih bersinar. Memutihkan warna yang sudah kusam atau pekat tentu tak mudah. Namun, lebih dari semua iklan "pemutih", Tuhan menawarkan kepada kita sesuatu yang dapat "memutihkan" dosa: "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju" (Yesaya 1:18). Warna semerah kirmizi (scarlet, merah tua seperti ungu) tentu tidak mungkin diubah menjadi putih. Namun, oleh pengampunan-Nya, dosa semerah kirmizi bisa menjadi seputih salju.

Dosa semerah kirmizi, menyiratkan betapa pekatnya sebuah dosa, atau begitu lamanya satu dosa mengendap dalam diri kita. Siapa yang tahan menyimpannya? Daud tak tahan berkubang dalam dosa. Ia merasa dosa membuat tulang-tulangnya menjadi lesu (Mazmur 32:3). Ia merasa siang dan malam tangan Tuhan menekannya begitu berat (ayat 4). Daud tak ingin dosa menjauhkannya dari Tuhan. Ia tak mau menyembunyikan kesalahannya. Ia harus memberitahukan dosanya kepada Tuhan, "Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku" (ayat 5). Daud mengakui dosanya, memohon pengampunan, dan Tuhan meng-ampuninya.

Jika dosa kita sepekat kirmizi, masih sanggupkah kita bersembunyi di hadapan Tuhan? Tidakkah hidup ini akan lebih ringan jika kita tidak menyembunyikan kesalahan dan dosa kita, terhadap siapa pun, terlebih kepada Tuhan? Akuilah dosa itu. Dan, seperti Tuhan mengampuni Daud, Dia pasti mengampuni kita

Mazmur 32:1-5

1. Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang
diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak
diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
3 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena
aku mengeluh sepanjang hari;
4 sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,
sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela
5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN
pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan
karena dosaku.

Read more...

March 11, 2008

PENGAKUAN SANG TENTARA

DOSA YANG DISEMBUNYIKAN AKAN MEMBELENGGU KITA
PENGAKUAN DOSA AKAN MEMBEBASKAN KITA

Nats: Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh (Yakobus 5:16)

Saat perang Vietnam, seorang tentara Amerika menjatuhkan bom dari pesawat dan melukai bocah perempuan berusia 9 tahun, bernama Kim Phuc. Sekujur tubuh Kim terbakar. Namun, karena keajaiban Tuhan, setelah 17 kali dioperasi, Kim bisa terus hidup sampai kini. Setelah mengikut Kristus, ia menyatakan sudah mengampuni orang yang melukainya. Suatu hari, seorang pendeta menemuinya dan memohon maaf kepadanya dengan air mata berlinang. Rupanya, dialah mantan tentara yang menjatuhkan bom waktu itu! Ia telah bertobat, bahkan menjadi pendeta. Namun, ia tetap diburu rasa bersalah, sebelum mengaku dosa dan meminta maaf kepada Kim.

Setiap orang membutuhkan pengakuan dosa. Itu sebabnya, Yakobus menasihati jemaat agar "saling mengaku dosa" (ayat 16). Dosa yang tidak kita selesaikan bisa mengakibatkan penderitaan, bahkan penyakit. Bagaikan sampah yang dipendam di hati. Jika dibiarkan,
sampah itu akan merusak dan membuat kita hidup dalam dendam dan kepahitan. Hanya lewat pengakuan, hidup kita akan dilegakan, batin pun dibebaskan dari rasa bersalah. Dan, alangkah baiknya bila pengakuan itu kita lakukan di hadapan Tuhan, juga di hadapan orang yang telah kita lukai. Ini akan menjadikan kita "benar". Kita
disebut "benar" bukan karena tak pernah berbuat dosa, melainkan karena kita mau mengakui dosa, hingga dibenarkan Tuhan.

Mari periksa diri kita; adakah dosa yang telah lama kita simpan dan belum diakui di hadapan Tuhan? Bila ada, mari segera mengaku dosa kepada-Nya. Juga meminta maaf kepada orang yang kita lukai. Dia akan membuang beban di hati kita!

Yakobus 5:14-18

14 Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia
memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta
mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.
15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit
itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat
dosa, maka dosanya itu akan diampuni.
16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling
mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan
yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
17 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah
bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan
hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
18 Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun
mengeluarkan buahnya.

Read more...

March 10, 2008

BERANI BERDAMAI

ORANG YANG HATINYA MUDAH MENGAMPUNI
MAMPU MENGHADIRKAN SURGA DI BUMI

Nats: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu (Kejadian 50:17)

Ada seorang ibu yang sulit menaikkan Doa Bapa Kami, sebab ia tak sudi mengampuni. Semula ia bangga memiliki suami yang setia. Belakangan, ketika sang suami mendadak meninggal karena serangan jantung, baru terkuak sisi gelap kehidupan suaminya. Rupanya, sudah lama ia selingkuh. Ibu itu sangat kaget. Rasa kehilangannya berubah menjadi kebencian. Ia sulit mengampuni meski suaminya telah pergi.

Tanpa pengampunan, kesalahan yang kita atau orang lain perbuat akan menjadi sampah di hati. Jika dibiarkan, baik yang berbuat salah atau yang terluka sama-sama menderita. Saudara-saudara Yusuf bertahun-tahun memendam rasa bersalah karena telah merusak hidup Yusuf (Kejadian 50:15). Ketakutan membayangi mereka: kelak Yusuf pasti balas dendam! Nyatanya, Yusuf sama sekali tak menyimpan dendam.

Bertahun-tahun Yusuf dan saudara-saudaranya kehilangan kontak. Selama itu, Yusuf hidup merana tanpa saudara. Semua itu baru berakhir setelah saudara-saudara Yusuf bersujud dan memohon ampun di hadapannya. Yusuf pun menangis haru. Ia mengatakan bahwa ia tak akan mengadili dan menghukum mereka, tetapi ia justru akan memelihara
hidup mereka (ayat 18-21). Hari itu, beban berat yang menyelimuti hati bertahun-tahun lenyap! Babak baru hidup mereka dimulai, sebab ada pengampunan dan pemulihan.

Dalam hidup bersama, ada saatnya kita menyakiti atau disakiti. Itu tak terhindarkan. Yang penting, apa yang kita perbuat sesudahnya; memilih untuk membiarkannya lalu hidup dalam dendam atau mengupayakan perdamaian? Hanya dengan berani mengakui dan
mengampuni, kita bisa merasakan indahnya pemulihan

Kejadian 50:15-21

15. Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka
telah mati, berkatalah mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam
kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang
telah kita lakukan kepadanya."
16 Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada
Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan:
17 Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya
kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah
berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya
kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." Lalu menangislah
Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya.
18 Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya
serta berkata: "Kami datang untuk menjadi budakmu."
19 Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab
aku inikah pengganti Allah?
20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku,
tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan
maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni
memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
21 Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan
anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan
menenangkan hati mereka dengan perkataannya.

Read more...

March 09, 2008

MENGAMPUNI SEPERTI MAWAR

PENGAMPUNAN MEMBEBASKAN KITA DAN LAWAN KITA
DARI SEGALA DENDAM DAN PERMUSUHAN

Nats: Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah
seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam
terhadap yang lain; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu,
perbuatlah juga demikian (Kolose 3:13 )

Banyak pasangan bercerai, salah satunya karena kurangnya pengampunan. Kata-kata kasar menembus sampai ke hati, sehingga pribadi yang terluka sulit memaafkan. Banyak keluarga juga mengalami keretakan relasi, karena antara orangtua dan anak atau antar saudara sulit untuk saling memaafkan kesalahan. Banyak kolega dalam pekerjaan juga terpisahkan karena pengampunan sulit diberikan.

Alkitab menyatakan bahwa pengampunan sejati diberikan oleh Tuhan Yesus. Bahkan, Yesus memberikan pengampunan tanpa batas kepada kita yang menanggung banyak dosa. Oleh pengampunan-Nya, kita dibebaskan dari hukuman atas dosa. Bacaan firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk bersikap sabar dan suka mengampuni seorang terhadap yang lain,
sama seperti Tuhan telah mengampuni kita (Kolose 3:13). Inilah salah satu ciri manusia baru.

Sebuah kalimat bijak berkata, "Pengampunan seperti mawar yang memancarkan keharuman bagi orang yang menginjaknya." Yesus telah memberi teladan yang sempurna dalam hal ini. Dia rela memberikan diriNya disalibkan dan dihina, namun Dia "memancarkan keharuman" yang menuntun kita kepada keselamatan kekal. Inilah prinsip yang Yesus ajarkan. Dan, sebagai manusia baru yang terus-menerus diperbarui hingga serupa dengan Dia (ayat 10), kita perlu mengedepankan pengampunan, bahkan jika kita tak berada dalam posisi salah sekalipun!

Mari kita mempraktikkan pengampunan dalam hidup kita. Mengampuni seperti Tuhan Yesus, mengampuni orang yang bahkan menurut ukuran dunia tidak pantas diampuni.

Kolose 3:1-17

1. Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus,
carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di
sebelah kanan Allah.
2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan
Kristus di dalam Allah.
4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri
kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam
kemuliaan.
5. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang
duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan
juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
6 semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang
durhaka).
7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di
dalamnya.
8. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram,
kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah
menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus
diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut
gambar Khaliknya;
11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi,
orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang
Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan
di dalam segala sesuatu.
12. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang
dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan,
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah
seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam
terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu,
kamu perbuat jugalah demikian.
14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat
yang mempersatukan dan menyempurnakan.
15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu,
karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan
bersyukurlah.
16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya
di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan
menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan
puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada
Allah di dalam hatimu.
17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau
perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil
mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

Read more...

BUKAN MILIK IBLIS LAGI

YESUS, KUATKAN SAYA UNTUK MENJAGAI API-MU DI HATI SAYA

Nats: Sebab jika mereka ... telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk daripada yang semula (2 Petrus 2:20)

"Coba tabrakkan anjing Anda ke tembok. Ia pasti akan melolong kesakitan, bukan? Lalu, apa jadinya bila Anda mencoba melakukannya lagi? Ia akan waspada dan menahan kuat-kuat dengan keempat kakinya agar tak terbentur tembok. Ia belajar dari pengalaman, bahwa menabrak tembok itu sakit. Ia tak mau mengulang. Anjing pintar! Lalu, bagaimana dengan kita? Bukankah kita kerap merasa kotor,
gelisah, salah, hancur ketika melakukan dosa? Suatu saat, kita yakin Yesus telah menyucikan. Kita merasa lega, putih, bening. Namun, kita kerap mengulang kesalahan yang sama, dosa yang dulu. Bukankah itu berarti, anjing lebih pintar dari kita?" demikian ilustrasi seorang pendeta senior yang terus saya ingat sampai kini.

Demikian pula Petrus mengkritik guru-guru palsu, yakni mereka yang melepaskan diri dari kecemaran dunia setelah mengenal Yesus, tetapi kemudian jatuh lagi ke dalamnya bahkan terjatuh lebih dalam. Dalam bahasa yang keras, Petrus menyebut mereka anjing dan babi yang suka kembali pada apa yang dimuntahkan dan kubangannya yang kotor (ayat 22). Mereka disebut orang yang akan masuk ke dalam kegelapan yang paling dahsyat (ayat 17). Bukan karena dosa mereka, melainkan karena setelah mengenal Kristus dan bebas dari kecemaran dunia, mereka kembali pada kecemaran yang tadinya mereka tinggalkan. Dengan begitu, seolah-olah setiap pengalaman dengan Kristus diabaikan,
dipunggungi, dan disingkirkan!

Memperjuangkan iman kristiani berarti menjaga karya pendamaian Kristus agar tetap menjadi terang jiwa kita. Mari tetap berada dekat denganNya setiap saat, sebab kita tak mungkin berjalan sendiri.

2Petrus 2:17-22

17 Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering,
seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia
tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.
18 Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa
dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang
baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan.
19 Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal
mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang
dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.
20 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari
kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka
akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
21 Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak
pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi
kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada
mereka.
22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar
ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi
kembali lagi ke kubangannya."

Read more...

TERPELESET KULIT JERUK

KETIKA MENYEPELEKAN SESUATU, KITA MENJADI MUDAH LENGAH;
DI SITU BAHAYA MENGINTIP


Nats: Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya (1 Samuel 17:42)


Pada tahun 1911, Bobby Leach, seorang stuntman, terjun di air terjun Niagara dalam sebuah tong baja yang dirancang khusus. Ia selamat dan hanya mengalami cedera ringan. Kisah keberaniannya menjadi buah bibir di mana-mana. Beberapa tahun kemudian, Bobby Leach diberitakan meninggal dunia di New Zealand. Penyebabnya "sederhana". Saat berjalan kaki di New Zealand, ia terpeleset kulit jeruk. Jatuh.
Patah kaki parah. Akhirnya meninggal karena komplikasi.

Kita bisa saja sanggup menghadapi bahaya besar, tetapi justru kalah dengan tantangan kecil. Kita siap berhadapan dengan masalah besar, tetapi malah kelimpungan ketika berhadapan dengan masalah sepele. Kita bisa tegar menahan gempuran "air terjun Niagara", tetapi tidak berdaya karena "kulit jeruk". Begitulah risiko kalau kita lalai, menganggap remeh, atau merasa hebat.

Itu juga yang terjadi pada Goliat ketika menghadapi Daud. Ia menganggap remeh "anak kecil" yang kemerahan dan elok parasnya itu (ayat 43). Merasa "besar" dan sanggup "menanganinya" dengan mudah. Namun, sejarah mencatat akhir tragis dari sang pendekar kebanggaan bangsa Filistin itu. Sebetulnya Goliat telah kalah sebelum batu umban Daud menghantamnya, yaitu saat ia lengah dan meremehkan lawannya.

Jadi, selalu waspada itu penting; dalam setiap keadaan dan kesempatan. Jangan sampai kita lengah. Jangan mudah menggampangkan sesuatu. Jangan menyepelekan tantangan sekecil apa pun. Kelengahan adalah awal dari kejatuhan. Ingat, bahkan kulit jeruk pun bisa menewaskan seorang Bobby Leach.

1Samuel 17:40-58

40. Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya
dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam
kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang
umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang
Filistin itu.
41 Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di
depannya orang yang membawa perisainya.
42 Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud
serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda,
kemerah-merahan dan elok parasnya.
43 Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka
engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya
orang Filistin itu mengutuki Daud.
44 Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Hadapilah aku,
maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara
dan kepada binatang-binatang di padang."
45 Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau
mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku
mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala
barisan Israel yang kautantang itu.
46 Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam
tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu
dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat
tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada
binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel
mempunyai Allah,
47 dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN
menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab
di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke
dalam tangan kami."
48. Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud,
maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang
Filistin itu;
49 lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya,
diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah
dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam
dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah.
50 Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan
umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan
membunuhnya, tanpa pedang di tangan.
51 Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di
sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya,
lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu.
Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah
mati, maka larilah mereka.
52 Maka bangkitlah orang-orang Israel dan Yehuda, mereka
bersorak-sorak lalu mengejar orang-orang Filistin sampai dekat
Gat dan sampai pintu gerbang Ekron. Dan orang-orang yang terbunuh
dari orang Filistin bergelimpangan di jalan ke Saaraim, sampai
Gat dan sampai Ekron.
53 Kemudian pulanglah orang Israel dari pemburuan hebat atas
orang Filistin, lalu menjarah perkemahan mereka.
54 Dan Daud mengambil kepala orang Filistin yang dipancungnya
itu dan membawanya ke Yerusalem, tetapi senjata-senjata orang itu
ditaruhnya dalam kemahnya.
55 Ketika Saul melihat Daud pergi menemui orang Filistin itu,
berkatalah ia kepada Abner, panglima tentaranya: "Anak siapakah
orang muda itu, Abner?" Jawab Abner: "Demi tuanku hidup, ya raja,
sesungguhnya aku tidak tahu."
56 Kemudian raja berkata: "Tanyakanlah, anak siapakah orang
muda itu."
57 Ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu,
maka Abner memanggilnya dan membawanya menghadap Saul, sedang
kepala orang Filistin itu masih ada di tangannya.
58 Kata Saul kepadanya: "Anak siapakah engkau, ya orang muda?"
Jawab Daud: "Anak hamba tuanku, Isai, orang Betlehem itu."

Read more...

March 06, 2008

SENJATA KITA

PERJUANGAN BATIN
ADALAH PERJUANGAN SEUMUR HIDUP

Nats: Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis (Efesus 6:11)

Manusia kerap diperhadapkan pada tiga bidang yang memancing kelemahan manusiawi, yakni harta, kekuasaan, seksualitas. Setiap orang bisa tergoda pada salah satu atau lebih bidang tersebut. Siapa pun orangnya, bahkan para hamba Tuhan sekalipun. Status religius sama sekali bukan jaminan bahwa seseorang pasti tahan uji atau kebal salah. Alih-alih kebal salah, status religius acap kali malah
menjadi topeng!

Untuk maksud itulah, Paulus mengingatkan jemaat di Efesus agar mereka mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (ayat 11). Dan tentunya, ini juga berlaku bagi kita semua. Sebagai orang percaya, kita membutuhkan perlindungan yang menyeluruh atas hidup kita. Mengapa? Karena perjuangan kita sama sekali tidak mudah. Kita harus
berjuang melawan roh-roh jahat di udara dan melawan keinginan jahat di dalam diri sendiri. Sebab itu, kita harus selalu waspada dan siap sedia dalam segala hal, dengan mengenakan setiap senjata yang Dia sediakan. Siapa lengah atau gegabah, akan mudah terpeleset dan jatuh.

Selanjutnya, kita harus senantiasa berdoa dan saling mendoakan di antara saudara seiman (ayat 18,19). Memang, kejatuhan bukanlah akhir hidup kita. Ada orang yang justru dapat memanfaatkan kejatuhannya sebagai awal pembaruan hidup yang sejati. Namun yang pasti, kita semua harus terus memiliki kewaspadaan dan penyerahan diri yang total kepada Allah. Melalui doa, mari kita mohonkan dua hal ini kepada Allah, agar kita tak mudah terpeleset pada tiga bidang godaan yang terus berupaya menjatuhkan kita dalam hidup ini.

Efesus 6:10-20

10. Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam
kekuatan kuasa-Nya.
11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu
dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging,
tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,
melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh
jahat di udara.
13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah,
supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu
dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan
berbajuzirahkan keadilan,
15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai
sejahtera;
16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab
dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api
dari si jahat,
17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu
firman Allah,
18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di
dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan
permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
19. juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku,
dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku
memberitakan rahasia Injil,
20 yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah
supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana
seharusnya aku berbicara.

Read more...

March 05, 2008

BERTOBAT SETIAP HARI

EVALUASI DAN INSTROSPEKSI DIRI SETIAP HARI
ADALAH PINTU MASUK KEPADA PERTOBATAN

Nats: ... lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah Mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa (Ayub 1:5)

Ada orang-orang yang mengalami "pertobatan besar", yakni mereka yang mengalami perubahan radikal dalam hidupnya. Misalnya, Zakheus (Lukas 19:1-10); yang tadinya seorang pendosa, menjadi pengikut Kristus yang taat. Atau, Paulus (Kisah Para Rasul 9:1-19); yang tadinya pembenci kekristenan, menjadi seorang pekabar Injil yang gigih. Namun, setelah perubahan yang demikian drastis, ternyata mereka tidak serta merta menjadi orang suci dan tidak bercela lagi. Sebab,
bagaimanapun kita tetap makhluk yang terbatas dan penuh kelemahan. Tidak lepas dari dosa. Entah dosa dalam perbuatan, atau dalam pikiran dan perasaan. Entah dosa "aktif", atau dosa "pasif". Seperti kata Yakobus, "Jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa" (Yakobus 4:17). Karena
itu, kita perlu selalu "bertobat setiap hari".

Dalam Perjanjian Lama, pertobatan diwujudkan dalam persembahan korban bakaran. Seperti yang dilakukan Ayub untuk anak-anaknya. Setiap pagi, setelah mereka mengadakan pesta keluarga, ia mempersembahkan korban bakaran untuk mereka. "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati," begitu
Ayub berpikir (Ayub 1:5).

Pada zaman sekarang, pertobatan tidak lagi diwujudkan dalam rupa persembahan korban, tetapi dalam tiga langkah ini: kesadaran, penyesalan, dan tindakan untuk berbalik. Ketiganya merupakan kesatuan. Sadar saja tidak cukup kalau tidak diiringi penyesalan.
Dan, penyesalan perlu diiringi tindakan berbalik; menjauhi dosa dan tidak melakukan dosa itu lagi

Ayub 1:1-5

1. Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu
saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
2 Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan.
3 Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor
unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan
budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu
adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.
4. Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah
mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan
mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka.
5 Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub
memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya,
pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran
sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin
anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam
hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.

Read more...

TIDAK BERKUBANG

WALAU KADANG TERSANDUNG KERIKIL GODAAN
TERUSLAH BERJALAN MAJU MENUJU KEKUDUSAN

Nats: Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang
membawa kamu kepada pengudusan (Roma 6:22)

Suatu hari, Philip Yancey, penulis kristiani ternama, didatangi seorang pria yang menyatakan ingin menceraikan istrinya dan menikahi perempuan lain. Ia bertanya, "Maukah Allah mengampuni dosa yang akan saya lakukan ini? Bukankah Allah Mahakasih?" Yancey mengingatkan, jika seseorang sengaja hidup dalam dosa, bisa jadi ia lupa kembali ke jalan Tuhan. Namun, nasihat itu tak digubris. Rencananya tetap dijalankan. Ternyata benar, pria itu tak lagi mau kembali. Ia tidak hanya jatuh dalam dosa, tetapi juga memilih hidup dalam dosa.

Ini serupa dengan cerita tentang babi dan kucing. Pria itu memilih menjadi seperti babi, yang bila dimasukkan ke kubangan, ia betah berkubang di situ. Ia tak memilih sikap seperti seekor kucing, yang bila jatuh ke kubangan, ia akan segera berupaya keluar.

Seperti Yancey, Paulus pun mengingatkan kita supaya berhati-hati. Setelah menerima kasih karunia Tuhan, kita harus berjaga-jaga agar jangan diperalat lagi untuk menjadi hamba dosa, sebab kita sudah dimerdekakan! Kuasa Kristus memampukan kita untuk menang atas dosa.

Mari kita jagai hidup agar tidak menyerah pada perbuatan dosa. Sebaliknya, hendaklah kita menjadi hamba kebenaran (Roma 6:18). Artinya, tiap hari dan tiap saat kita berupaya menaati kebenaran firman yang membawa kita kepada pengudusan. Ya, orang percaya masih bisa jatuh ke dalam dosa. Godaan dan cobaan masih akan terus kita
jumpai. Namun, jika kita jatuh, segeralah bangkit kembali. Jangan betah berlama-lama hidup dalam dosa. Jangan biarkan dosa menguasai kita

Roma 6:15-23

15 Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita
tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih
karunia? Sekali-kali tidak!
16 Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan
dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu
adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa
yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang
memimpin kamu kepada kebenaran?
17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba
dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati
pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.
18 Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba
kebenaran.
19 Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu.
Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu
menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada
kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan
anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu
kepada pengudusan.
20 Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.
21 Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu
menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya
itu ialah kematian.
22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan
setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa
kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang
kekal.
23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup
yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP