Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

April 29, 2008

ILMU PADI

BUKAN YANG CONGKAK, BUKAN YANG SOMBONG, YANG DISAYANGI HANDAI DAN TOLAN
Nats: Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak (Daniel 4:37)


Ketika kompetisi Liga Jerman musim 2007-2008 bergulir, Luca Toni dan Miroslav Klose - dua pemain yang baru bergabung dengan Bayern Munich saat itu - menjadi bahan pemberitaan hangat. Bukan saja keterampilan mereka dalam mengolah bola, melainkan juga kepaduan mereka bekerja sama dalam menciptakan gol demi gol. Karena prestasi
mengagumkan itu, mereka dijuluki pasangan maut. Bahkan Otmar Hitzfeld, sang pelatih, menyebut kedua pesebak bola itu sebagai "Hadiah dari Tuhan bagi Munich ".


Namun di tengah banjir pujian tersebut, Klose tetap rendah hati. Keberhasilan yang ia raih tidak membuatnya menepuk dada. "Yang terbaik adalah tidak terlalu banyak membicarakan bagaimana baiknya kondisi saya dan Toni saat ini. Justru yang harus dikritisi dari kami adalah, kami belum memanfaatkan semua peluang yang kami miliki." Begitu tanggapan Klose terhadap semua pujian itu.

Lawan rendah hati adalah tinggi hati atau sombong. Jika rendah hati merupakan awal kehormatan, maka tinggi hati merupakan awal kehancuran. Kisah Raja Nebukadnezar menjadi cermin dan mengingatkan kita bahwa Allah tidak berkenan kepada orang yang congkak. Sehebat apa pun prestasi yang kita capai, prestasi itu pasti akan berkurang
nilainya ketika kita menjadi sombong karenanya. Kesombongan tidak akan menaikkan derajat kita di mata orang lain, sebaliknya malah akan merendahkan diri kita sendiri. Seperti dikatakan oleh penulis Amsal, "Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian" (Amsal 29:23). Jadi, betapa indahnya bila kita
mempelajari dan menjalankan "ilmu padi"; semakin berisi, semakin merunduklah ia.

Daniel 4:1-37

1. Dari raja Nebukadnezar kepada orang-orang dari segala
bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang diam di seluruh bumi:
"Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu!
2 Aku berkenan memaklumkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang
telah dilakukan Allah yang maha tinggi kepadaku.
3 Betapa besarnya tanda-tanda-Nya dan betapa hebatnya
mujizat-mujizat-Nya! Kerajaan-Nya adalah kerajaan yang kekal dan
pemerintahan-Nya turun-temurun!
4. Aku, Nebukadnezar, diam dalam rumahku dengan tenang dan hidup
dengan senang dalam istanaku;
5 lalu aku mendapat mimpi yang mengejutkan aku, dan khayalanku
di tempat tidurku serta penglihatan-penglihatan yang kulihat
menggelisahkan aku.
6 Maka aku mengeluarkan titah, bahwa semua orang bijaksana di
Babel harus dibawa menghadap aku, supaya mereka memberitahukan
kepadaku makna mimpi itu.
7 Kemudian orang-orang berilmu, ahli jampi, para Kasdim dan
ahli nujum datang menghadap dan aku menceritakan kepada mereka
mimpi itu, tetapi mereka tidak dapat memberitahukan maknanya
kepadaku.
8 Pada akhirnya Daniel datang menghadap aku, yakni Daniel yang
dinamai Beltsazar menurut nama dewaku, dan yang penuh dengan roh
para dewa yang kudus. Lalu kuceritakan kepadanya mimpi itu:
9 Hai Beltsazar, kepala orang-orang berilmu! Aku tahu, bahwa
engkau penuh dengan roh para dewa yang kudus, dan bahwa tidak ada
rahasia yang sukar bagimu! Sebab itu inilah riwayat penglihatan
mimpi yang kudapat, maka ceritakanlah kepadaku maknanya.
10 Adapun penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu,
demikian: di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat
tinggi;
11 pohon itu bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke
langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumi.
12 Daun-daunnya indah, buahnya berlimpah-limpah, padanya ada
makanan bagi semua yang hidup; di bawahnya binatang-binatang di
padang mencari tempat bernaung dan di dahan-dahannya bersarang
burung-burung di udara, dan segala makhluk mendapat makanan dari
padanya.
13 Kemudian dalam penglihatan yang kudapat di tempat tidurku
itu tampak seorang penjaga, seorang kudus, turun dari langit;
14 ia berseru dengan nyaring, demikian katanya: Tebanglah pohon
itu dan potonglah dahan-dahannya, gugurkanlah daun-daunnya dan
hamburkanlah buah-buahnya! Biarlah binatang-binatang lari dari
bawahnya dan burung-burung dari dahan-dahannya!
15 Tetapi biarkanlah tunggulnya tinggal di dalam tanah, terikat
dengan rantai dari besi dan tembaga, di rumput muda di padang;
biarlah ia dibasahi dengan embun dari langit dan bersama-sama
dengan binatang-binatang mendapat bagiannya dari rumput di bumi!
16 Biarlah hati manusianya berubah dan diberikan kepadanya
hati binatang. Demikianlah berlaku atasnya sampai tujuh masa
berlalu.
17 Titah ini adalah menurut putusan para penjaga dan hal ini
menurut perkataan orang-orang kudus, supaya orang-orang yang
hidup tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia
dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang
yang paling kecil sekalipun dapat diangkat-Nya untuk kedudukan
itu.
18 Itulah mimpi yang telah kudapat, aku, raja Nebukadnezar;
sekarang engkau, Beltsazar, katakanlah kepadaku maknanya, sebab
semua orang bijaksana dari kerajaanku tidak dapat memberitahukan
maknanya kepadaku; tetapi engkaulah yang sanggup, karena engkau
penuh dengan roh para dewa yang kudus!"
19. Lalu berdirilah Daniel yang namanya Beltsazar, tercengang
beberapa saat, pikiran-pikirannya menggelisahkan dia. Berkatalah
raja: "Beltsazar, janganlah mimpi dan maknanya itu menggelisahkan
engkau!" Beltsazar menjawab: "Tuanku, biarlah mimpi itu tertimpa
atas musuh tuanku dan maknanya atas seteru tuanku!
20 Pohon yang tuanku lihat itu, yang bertambah besar dan kuat,
yang tingginya sampai ke langit dan yang terlihat sampai ke
seluruh bumi,
21 yang daun-daunnya indah dan buahnya berlimpah-limpah dan
padanya ada makanan bagi semua yang hidup, yang di bawahnya ada
binatang-binatang di padang dan di dahan-dahannya bersarang
burung-burung di udara--
22 tuankulah itu, ya raja, tuanku yang telah bertambah besar
dan kuat, yang kebesarannya bertambah sampai ke langit, dan yang
kekuasaannya sampai ke ujung bumi!
23 Tentang yang tuanku raja lihat, yakni seorang penjaga,
seorang kudus, yang turun dari langit, sambil berkata: Tebanglah
pohon ini dan binasakanlah dia, tetapi biarkanlah tunggulnya ada
di dalam tanah, terikat dengan rantai dari besi dan tembaga, di
rumput muda di padang, dan biarlah ia dibasahi dengan embun dari
langit dan mendapat bagiannya bersama-sama dengan
binatang-binatang di padang, hingga sudah berlaku yang demikian
atasnya sampai tujuh masa berlalu--
24 inilah maknanya, ya raja, dan inilah putusan Yang Mahatinggi
mengenai tuanku raja:
25 tuanku akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggal
tuanku akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepada
tuanku akan diberikan makanan rumput, seperti kepada lembu, dan
tuanku akan dibasahi dengan embun dari langit; dan demikianlah
akan berlaku atas tuanku sampai tujuh masa berlalu, hingga tuanku
mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia
dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
26 Yang dikatakan tentang membiarkan tunggul pohon itu,
berarti: kerajaan tuanku akan kembali tuanku pegang segera
sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai kekuasaan.
27 Jadi, ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku:
lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan,
dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap
orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan
dilanjutkan!"
28. Semuanya itu terjadi atas raja Nebukadnezar;
29 sebab setelah lewat dua belas bulan, ketika ia sedang
berjalan-jalan di atas istana raja di Babel,
30 berkatalah raja: "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang
dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah
kubangun menjadi kota kerajaan?"
31 Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari
langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa
kerajaan telah beralih dari padamu;
32 engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu
akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan
diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah
akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau
mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia
dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!"
33 Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas
Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput
seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai
rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan
kukunya seperti kuku burung.
34. Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku,
Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi
kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan
memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah
kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.
35 Semua penduduk bumi dianggap remeh; Ia berbuat menurut
kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan
tidak ada seorangpun yang dapat menolak tangan-Nya dengan berkata
kepada-Nya: "Apa yang Kaubuat?"
36 Pada waktu akal budiku kembali kepadaku, kembalilah juga
kepadaku kebesaran dan kemuliaanku untuk kemasyhuran kerajaanku.
Para menteriku dan para pembesarku menjemput aku lagi; aku
dikembalikan kepada kerajaanku, bahkan kemuliaan yang lebih besar
dari dahulu diberikan kepadaku.
37 Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan
memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan
jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka
yang berlaku congkak.

Read more...

April 28, 2008

PANGGILAN SEORANG PELAYAN

LAKUKAN BAGIAN KITA SEBAIK-BAIKNYA DAN SERAHKAN HASILNYA KEPADA TUHAN
Nats: Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:8)


Suatu kali seseorang bertanya kepada Ibu Teresa, "Ibu telah melayani kaum miskin di Kalkuta, India. Tetapi, tahukah Ibu, bahwa masih ada jauh lebih banyak lagi orang miskin yang terabaikan? Apakah Ibu tidak merasa gagal?" Ibu Teresa menjawab, "Anakku, aku tidak dipanggil untuk berhasil, tetapi aku dipanggil untuk setia ...."

Setiap pelayan Tuhan di mana pun dan dalam peran apa pun, tidak dipanggil untuk berhasil. Sebab jika panggilannya adalah keberhasilan, ia akan sangat riskan jatuh pada kesombongan atau penghalalan segala cara. Pelayan Tuhan dipanggil untuk setia.
Melakukan tugas pelayanannya dengan penuh komitmen dan tanggung jawab. Semampunya, bukan semaunya.

Itulah yang diteladankan oleh Tuhan Yesus. Menurut ukuran dunia, Tuhan Yesus bisa dibilang tidak berhasil semasa hidup-Nya. Betapa tidak, Dia harus menjalani hukuman salib. Satu murid-Nya mengkhianati-Nya. Satu murid lagi menyangkali-Nya. Dan, para
murid-Nya yang lain kocar-kacir meninggalkan-Nya dan bersembunyi. Tiga tahun berkarya, ujung-ujungnya hanya begitu. Namun, Dia toh tetap setia menjalankan tugas pelayanan-Nya; melaksanakan kehendak Bapa, dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yohanes 4:34). Dia tidak undur sedikit pun. Itu sebabnya, Allah sangat meninggikan Dia (ayat
9). Kesetiaan-Nya membuahkan keselamatan manusia.

Dalam melayani, bisa saja kita melihat bahwa apa yang kita lakukan seolah-olah tidak ada hasilnya. Bila kita menghadapi situasi demikian, jangan undur. Tetaplah setia. Kesetiaan kita dalam melayani Tuhan tidak akan pernah sia-sia.

Yohanes 6:32-40

32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga,
melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari
sorga.
33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga
dan yang memberi hidup kepada dunia."
34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti
itu senantiasa."
35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah
melihat Aku, kamu tidak percaya.
37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku,
dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan
kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah
mengutus Aku.
39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu
supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada
yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang,
yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang
kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."

Read more...

April 27, 2008

INDAHNYA MEMBERI

ADALAH LEBIH BERBAHAGIA MEMBERI DARIPADA MENERIMA
Nats: Mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami (2 Korintus 8:5)


Janda di Sarfat dihadapkan pada dilema yang cukup sulit atas permintaan Elia. Jika ia memberikan persediaan terakhir bahan makanan yang ada padanya, ia akan mati kelaparan. Namun akhirnya, ia mengambil keputusan itu, walau berisiko (1 Raja-raja 17:15). Ia memberikan makanan penyambung hidupnya kepada Elia -- yang berarti
juga memberi --kan hidupnya. Demikian pula jemaat Makedonia (2 Korintus 8:5). Mereka menderita dan kekurangan, tetapi mereka bermurah hati. Bahkan, mereka memberi diri untuk melayani. Pertamatama mereka melayani Allah, tetapi kemudian juga melayani
sesama. Sungguh indah!

Kita juga akan mengalami hal yang indah jika kita belajar dari ibu janda dari Sarfat, serta jemaat Makedonia. Mereka memberi teladan dalam hal memberi. Bagi mereka, tak ada alasan untuk tidak memberi. Apa pun keadaannya. Dalam keadaan baik atau tidak baik, dalam kelebihan ataupun kekurangan. Mereka menunjukkan bahwa kita semua
bisa memberi, asal kita mau. Sebab kita pasti mempunyai sesuatu untuk diberikan dalam melayani sesama -- paling tidak waktu, tenaga, dan perhatian. Yang perlu terus kita ingat adalah bahwa apa pun yang kita punya adalah anugerah-Nya, yang diberikan bukan saja untuk diri sendiri, melainkan juga untuk melayani sesama demi kemuliaan-Nya.

Kesempatan untuk memberi, terlebih memberi diri, adalah anugerah yang tidak boleh kita sia-siakan. Memberi hidup kita untuk melayani dengan sungguh-sungguh di mana kita ditempatkan; di rumah, di tempat kerja, dan di mana pun, adalah ibadah yang sejati.

1Raja 17:7-16

7 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering,
sebab hujan tiada turun di negeri itu.
8. Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan
diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang
janda untuk memberi engkau makan."
10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia
sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda
sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu,
katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya
aku minum."
11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi:
"Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup,
sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam
tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan
sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api,
kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku,
dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah,
buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu
bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah
kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam
tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun
tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke
atas muka bumi."
15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang
dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan
itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.
16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam
buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang
diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Read more...

RUTIN?

KEMAMPUAN MELIHAT KESEMPATAN MEMBUAT HAL-HAL BIASA MENJADI LUAR BIASA
Nats: Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:16)



Rutin artinya biasa. Lazim. Tidak istimewa. Setiap orang tidak bisa bebas dari rutinitas hidup. Setiap bangun pagi, kita melakukan kegiatan yang itu-itu juga. Di gereja pun acara kebaktian Minggu hampir sama. Bisa saja kita mendobrak rutinitas dengan melakukan hal-hal istimewa: pergi ke tempat asing, ikut panjat tebing, naik
arung jeram atau jet coaster. Namun, saat balik ke rumah, hidup menjadi rutin lagi!

Tidak ada yang salah dengan rutinitas. Yang keliru adalah terjebak dalam rutinitas, sehingga semua tugas kita lakukan tanpa penghayatan. Asal jalan. Dulu, setiap kali beribadah, jemaat Korintus selalu mengadakan Perjamuan Kasih dan Perjamuan Kudus.
Setelah berjalan lama, mulailah umat terjebak dalam rutinitas. Perjamuan Kasih sebagai tanda kebersamaan tak lagi dilakukan dengan kasih. Masing-masing membawa makanan dari rumah, lalu dinikmati dengan kelompoknya sendiri (ayat 20,21). Begitu pula Perjamuan Kudus tidak lagi dilakukan dalam kekudusan, sebab orang mengikutinya tanpa introspeksi diri (ayat 28) dan "tanpa mengakui tubuh Tuhan" (ayat 29). Tanpa menghargai pengurbanan Kristus. Akibatnya, ritual itu tidak membawa berkat, malah mendatangkan perpecahan dan hukuman.

Supaya tak terjebak dalam rutinitas, setiap tugas dan momen perlu kita pandang sebagai kesempatan, bukan kebiasaan. Setiap Perjamuan Kudus adalah kesempatan berbenah diri. Setiap Perjamuan Kasih adalah kesempatan berbagi kasih. Mengikuti ibadah minggu adalah kesempatan bersyukur pada Tuhan. Jika tiap saat dipandang sebagai kesempatan, hidup tak akan terasa membosankan!

1Korintus 11:20-31

20 Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan
perjamuan Tuhan.
21 Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu
makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain
mabuk.
22 Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan
minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan
orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan
kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji.
23. Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima
dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia
diserahkan, mengambil roti
24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia
memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang
diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan
Aku!"
25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu
berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh
darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi
peringatan akan Aku!"
26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini,
kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti
atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah
Tuhan.
28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri
dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh
Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan
tidak sedikit yang meninggal.
31 Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa
kita.

Read more...

BERSEKUTU ITU PENTING

MENJAUHI PERTEMUAN IBADAH SAMA DENGAN MEMBUNUH IMAN PERLAHAN-LAHAN
Nats: Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, ... dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibrani 10:25)


Dalam sebuah acara api unggun, saya mengamati betapa hebatnya nyala api tatkala kayu bakarnya ditumpuk menjadi satu. Kemudian seseorang mulai memisahkan kayu-kayu itu. Dan, hanya dalam waktu kurang dari 30 menit, api yang menyala begitu hebat perlahan-lahan mati. Rupanya, ketika kayu bakar itu menjadi satu, apinya sangat luar biasa. Namun, begitu dipisahkan dari yang lain, api itu nyalanya melemah dan mati.

Hal yang sama sesungguhnya terjadi dalam komunitas orang percaya. Jika salah seorang anggota memisahkan diri dan tidak bersekutu dengan yang lain, hampir bisa dipastikan imannya akan melemah. Tidak heran jika penulis kitab Ibrani menekankan betapa pentingnya persekutuan itu, "Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah ... marilah kita ... semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan" (Ibrani 10:25). Betapapun "hebatnya" iman seseorang, jika tidak dipelihara dalam persekutuan bersama saudara seiman, suatu saat akan melemah juga. Pertemuan ibadah seumpama tanah yang subur bagi tersemainya iman kita. Karena itu, pertemuan ibadah sangat penting.

Di zaman modern, ada pendapat bahwa kita tidak memerlukan pertemuan ibadah. Menonton tayangan rohani di televisi atau mendengar siaran radio serta bergabung dengan "gereja maya" di internet, itu sudah cukup. Ini pendapat yang keliru. Memang, kita adalah makhluk individual, dalam arti kita unik. Tetapi, kita juga makhluk sosial
yang membutuhkan sesama untuk bertumbuh. Mari kita hidupkan api kepercayaan kita, dengan menyatu pada kobaran api yang besar!

Ibrani 10:19-39

19. Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh
keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi
kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah
Allah.
22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang
tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita
telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita
telah dibasuh dengan air yang murni.
23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang
pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling
mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan
ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya
menjelang hari Tuhan yang mendekat.
26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh
pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk
menghapus dosa itu.
27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan
penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua
orang durhaka.
28 Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati
tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi.
29 Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas
dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah
perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih
karunia?
30 Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah
hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan
akan menghakimi umat-Nya."
31 Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.
32 Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang,
kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan
yang berat,
33 baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan
penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan
mereka yang diperlakukan sedemikian.
34 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan
orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima
hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki
harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.
35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena
besar upah yang menantinya.
36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu
melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan
itu.
37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia
yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan
kedatangan-Nya.
38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan
apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan
binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

Read more...

April 24, 2008

BUNGA DAN DAUN

KERENDAHAN HATI ADALAH SALAH SATU SYARAT UNTUK MENJADI PELAYAN YANG BAIK
Nats: Siapa saja yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Siapa saja yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Matius 23:11,12)


Sun Zi menulis buku dengan judul Sun Zi Bingfa (seni berperang) yang sangat fenomenal lebih dari 2.300 tahun yang lalu. Ternyata, prinsip-prinsip strategi kemiliteran yang terdapat dalam buku tersebut dianggap masih relevan hingga saat ini. Bahkan, prinsip-prinsip itu banyak dipakai dalam dunia bisnis yang sarat intrik, juga dalam hubungan antarmanusia yang kompleks. Sun Zi pernah mengungkapkan sebuah perumpamaan yang sangat mengena berbunyi: "Sekuntum bunga sesungguhnya menjadi elok berkat dukungan daun-daun yang hijau." Daun hijau yang memiliki klorofil (zat hijau daun) -- sekalipun tidak seelok bunga -- mempunyai fungsi yang sangat vital, yakni sebagai pemasok nutrisi karbohidrat melalui proses fotosintesis dari air dan gas asam arang, serta penyinaran cahaya matahari.

Perumpamaan di atas hendak menunjukkan bahwa kesombongan adalah sikap yang tidak pada tempatnya. Dalam pelayanan, sikap demikian bisa menjadi batu sandungan. Tuhan Yesus sangat tidak berkenan dengan sikap para ahli Taurat dan orang Farisi yang sombong,
sehingga kita diminta agar tidak meneladan perbuatan-perbuatan mereka.

Sesungguhnya di ladang pelayanan Tuhan, kita adalah mitra-mitra Tuhan yang setara, sekalipun memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tidak ada alasan bagi seseorang untuk merasa paling hebat, atau sebaliknya untuk merasa rendah diri. Pribadi-pribadi yang menjadi "bunga" atau "daun hijau" dapat saling mendukung untuk menghasilkan "buah-buah" yang baik; dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pelayanan.

Matius 23:1-12

1. Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada
murid-murid-Nya, kata-Nya:
2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki
kursi Musa.
3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka
ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti
perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi
tidak melakukannya.
4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas
bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya
dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan
jumbai yang panjang;
6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di
tempat terdepan di rumah ibadat;
7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil
Rabi.
8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu
Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena
hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu
Pemimpinmu, yaitu Mesias.
11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu.
12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan
barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Read more...

April 23, 2008

BERDIRI DI BELAKANG

KERENDAHAN HATI ADALAH AWAL KEHORMATAN

Nats: Andreas mula-mula menemui Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)" (Yohanes 1:41)


Rela dan tetap bersukacita dengan posisi "di belakang layar", sungguh tidak gampang. Terlebih di dunia di mana persaingan yang terjadi begitu ketat. Termasuk di gereja. Banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi yang terkemuka. Bahkan, untuk itu tidak
jarang orang memakai "gaya katak": ke atas menyembahnyembah, ke bawah menendang-nendang.

Namun, Andreas tidak demikian. Ia adalah salah satu dari dua murid Tuhan Yesus yang mula-mula (ayat 40). Ia juga yang membawa Petrus kepada Tuhan Yesus (ayat 42). Akan tetapi dalam perjalanan selanjutnya, justru Petrus yang lebih banyak ditonjolkan. Berulang kali Alkitab menyebut Andreas dengan embel-embel "saudara Simon Petrus" -- menunjukkan bahwa Petrus selalu membayanginya.

Ia juga tidak termasuk murid yang utama. Ketika Tuhan Yesus naik ke gunung untuk dimuliakan, yang dibawa serta ke sana adalah Petrus, Yohanes, dan Yakobus (Matius 17:1). Begitu juga ketika Dia menyembuhkan anak perempuan Yairus (Lukas 8:51) dan ketika Dia di Taman Getsemani (Markus 14:33).

Andreas bisa saja menyesalkan hal ini. Sebagai murid mula-mula dan yang membawa Petrus, ia punya alasan untuk berharap mendapat tempat utama dalam kelompok para murid. Namun, rupanya posisi terkemuka, kedudukan, dan kehormatan tidak pernah menjadi target Andreas. Baginya, yang penting adalah mengikuti dan melayani Gurunya sebaik mungkin. Andreas adalah contoh orang yang tidak mementingkan kedudukan atau status nomor satu. Sebaliknya, dengan rendah hati dan tulus, ia rela berdiri di belakang.

Yohanes 1:35-42

35 Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan
dua orang muridnya.
36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah
Anak domba Allah!"
37. Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu
mereka pergi mengikut Yesus.
38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka
mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?"
Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau
tinggal?"
39 Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan
melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan
hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu
kira-kira pukul empat.
40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes
lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.
41 Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia
berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya:
Kristus)."
42 Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata:
"Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas
(artinya: Petrus)."

Read more...

April 22, 2008

KATEDRAL SANG JANDA

PERSEMBAHAN KITA DITAKAR BUKAN BERDASAR JUMLAHNYA TETAPI BERDASAR KASIH DAN PENGORBANAN YANG MENYERTAINYA
Nats: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (Matius 6:4)


Seorang raja membangun katedral, namun tidak menghendaki siapa pun memberikan sumbangan. Ia ingin dikenang sebagai pembangun tunggal katedral itu. Begitulah. Katedral itu berdiri dengan sebuah plakat yang menyatakan bahwa sang raja adalah pembangunnya.

Namun, suatu malam sang raja bermimpi. Seorang malaikat menghapus plakat itu dan menuliskan nama seorang janda miskin untuk mengganti namanya. Mimpi itu terulang dua kali. Saat terbangun, raja segera memerintahkan agar janda itu dipanggil untuk memberikan penjelasan. Dengan gemetar janda itu berkata, "Paduka, hamba sangat mengasihi Tuhan dan sangat ingin terlibat dalam pembangunan katedral ini. Namun, karena rakyat dilarang memberi bantuan apa pun, saya hanya menyediakan jerami untuk kuda yang mengangkut batu-batuan."

Kisah di atas menggambarkan motivasi orang dalam memberikan persembahan. Ada yang memberi demi unjuk kedermawanan, agar tidak disebut orang kaya yang kikir. Ada pula yang memberi supaya dapat mengontrol gereja dan hamba Tuhan. Orang-orang seperti itu, menurut Yesus, sudah menerima upahnya (ayat 2).

Si ibu janda mewakili orang yang memberi berdasarkan kasih, bahkan dengan pengorbanan. Kalau ia didakwa melanggar perintah raja, bukankah ia mesti menanggung hukuman? Meski tampak remeh dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, pemberiannya juga sangat menentukan keberhasilan pembangunan katedral tersebut. Mari kita melihat kembali motivasi kita dalam memberi persembahan. Apakah kita bersikap seperti sang raja? Atau, seperti si janda miskin?

Matius 6:1-4

1. "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di
hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu
tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau
mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di
rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya.
3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui
tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Read more...

April 21, 2008

PEREMPUAN YANG MELAYANI

WANITA PUN BERPERAN DALAM RENCANA KESELAMATAN ALLAH BAGI DUNIA INI
Nats: Beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat .... Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan harta milik mereka (Lukas 8:2,3)


Seorang rekan pendeta dari Myanmar berkata bahwa di negerinya perempuan tidak diperbolehkan memimpin gereja. Jangankan menjadi pendeta, menjadi penatua di gereja pun tidak lazim. Demi melestarikan budaya patriarkat ini, warga gereja memakai ayat Alkitab. Perkataan Paulus bahwa "perempuan harus berdiam diri" dijadikan dasar pembenaran. Padahal faktanya, potensi dan peran perempuan sangat besar dalam gereja.

Lukas menceritakan, ketika Yesus dan para murid melayani, sekelompok perempuan mendukung mereka. Memang mereka tidak tampil di panggung. Perannya tak terlihat, tetapi sangat menentukan. Di situ ada Maria Magdalena. Setelah dipulihkan dari masa lalu yang gelap, ia memberi hidupnya untuk melayani Tuhan. Ada juga istri pejabat bernama Yohana. Dengan kekayaannya, ia berusaha mencukupi kebutuhan rombongan Yesus. Para perempuan ini memakai kemampuan dan bakat mereka untuk melayani Tuhan. Bahkan, saat Yesus disalib dan para murid melarikan diri, mereka justru bertahan. Mendampingi Yesus sampai mayat-Nya dibaringkan (Lukas 23:49,55). Ketika Yesus bangkit, merekalah yang pertama melihat-Nya dan menjadi saksi kunci kebangkitan-Nya (Lukas 24:10). Melalui merekalah berita Paskah tersebar ke mana-mana!

Dewasa ini, peran perempuan tak kalah pentingnya dalam hidup bergereja. Karena para suami sibuk di tempat kerja, para istrilah yang punya kepedulian tinggi terhadap pelayanan gereja. Mengurus konsumsi. Melawat yang sakit dan berduka. Mengatur rumah tangga gereja. Bahkan, memimpin jemaat. Sungguh, peran perempuan tak boleh dipandang sebelah mata!

Lukas 8:1-3

1. Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota
ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah.
Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia,
2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari
roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut
Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,
3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak
perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu
dengan kekayaan mereka.

Read more...

April 20, 2008

DARI YANG TERDEKAT

JADIKAN HIDUP SEBAGAI SALURAN BERKAT MULAILAH DARI ORANG-ORANG TERDEKAT
Nats: Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya .... Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia (Amsal 31:27,28)


Saat berbincang santai dengan ibu saya yang berumur 83 tahun, saya menarik-narik pelan kulit tangannya yang sudah menggelambir. Ya, saya ingat bagaimana tangan itu kadang harus mengangkat papan-papan jati yang besar dan berat ketika ia membuka dan menutup toko rotinya yang mungil. Dengan senyum, setiap hari ia melayani pelanggannya
selama hampir 30 tahun. "Dulu tangan ini kuat untuk bekerja sehingga kalian bertujuh bisa bersekolah dan mandiri. Sekarang aku berbahagia dan bersyukur atas hidupku," simpulnya saat mengenang masa ia berjuang demi hari depan anak-anaknya.

Peran wanita dalam Amsal 31 sungguh luar biasa. Ia dapat dipercaya, dan olehnya, suaminya diberkati (ayat 11,12). Ia rajin dan dapat mengatur rumah tangga dengan baik, hingga anak-anak dan suaminya sangat menghargainya (ayat 13-15,27, 28). Ia meniti karier (ayat 16-18), tetapi masih sempat memerhatikan orang lain yang membutuhkan pertolongan (ayat 20). Penampilannya selalu apik (ayat 22). Ia takut
akan Tuhan (ayat 30). Ia melayani sesama sebagai perwujudan imannya kepada Tuhan.

Meski mungkin tak selengkap gambaran Amsal 31, setiap wanita juga dapat mulai memberi hidup bagi sesama, sejak hari ini. Dan bisa mulai dari keluarga, yang ditemui setiap hari. Mulai dari hal yang biasa dilakukan untuk mereka. Bila semuanya dilakukan dengan penuh syukur dan kesetiaan, kelak akan timbul kekaguman karena Tuhan memakai hidup keseharian seorang wanita menjadi berkat dan memuliakan nama Tuhan.

Orang-orang terdekat kita, apakah mereka merasakan kehadiran, kasih, dan pelayanan kita?

Amsal 31:10-31

10. Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih
berharga dari pada permata.
11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan
kekurangan keuntungan.
12 Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat
sepanjang umurnya.
13 Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan
tangannya.
14 Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan
makanannya.
15 Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk
seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada
pelayan-pelayannya perempuan.
16 Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil
tangannya kebun anggur ditanaminya.
17 Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan
lengannya.
18 Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari
pelitanya tidak padam.
19 Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang
pemintal.
20 Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan
tangannya kepada yang miskin.
21 Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena
seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.
22 Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu
pakaiannya.
23 Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk
bersama-sama para tua-tua negeri.
24 Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia
menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.
25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang
hari depan.
26 Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah
lembut ada di lidahnya.
27 Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan
kemalasan tidak dimakannya.
28 Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula
suaminya memuji dia:
29 Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka
semua.
30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia,
tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
31 Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah
perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!

Read more...

JIKA KITA TIDAK SETIA, DIA TETAP SETIA, KARENA DIA TIDAK DAPAT MENYANGKAL DIRI-NYA (2 TIMOTIUS 2:13)
Nats: Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran .... Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara (Amsal 17:17; 18:24)


Pernahkah Anda dikhianati oleh seorang sahabat? Dikhianati oleh seseorang yang begitu dekat dan kita percayai? Tentu, itu sangat menyakitkan. Inilah yang dialami Yesus di hari-hari terakhir-Nya berada di dunia. Dan bila menyimak kisah-Nya, sukar bagi kita untuk memahami sepenuhnya kasih Yesus. Betapa tidak? Dia sudah tahu bahwa Yudas akan menjual-Nya, tetapi Dia masih mau memperingatkan tentang niatnya yang jahat. Dia juga masih memberi tempat dan kesempatan kepada Yudas untuk menerima roti Perjamuan Malam terakhir (Yohanes 13:26). Bahkan lebih dari itu, kasih-Nya tidak mencegah Yudas untuk
melanjutkan apa yang sudah ia rencanakan (Yohanes 13:27). Dan sebagai balasannya, Yudas tetap tega mencium Gurunya agar jangan sampai terjadi salah tangkap di Taman Getsemani malam itu!

Menjelang perpisahan-Nya dengan para murid, Yesus tidak lagi menyebut mereka hamba, tetapi sahabat-sahabat-Nya (Yohanes 15:15). Namun, bagaimanakah sikap-Nya saat semua sahabat-Nya itu lari meninggalkan-Nya? Yesus tetap mengasihi mereka. Bahkan, kepada
Petrus yang akhirnya benar-benar menyangkali Dia meski telah diperingatkan, Yesus masih membuka tangan lebar-lebar untuk merehabilitasinya (Yohanes 21:15-17). Yesus, Sang Sahabat Sejati, tak pernah meninggalkan sahabat-Nya, bahkan yang telah berubah setia daripada-Nya. Adakah kita memiliki sahabat yang begitu setia seperti
Dia?

Dengan Roh Kudus-Nya, Dia akan tetap dekat dengan kita, anak-anak-Nya! Dia bahkan hanya sejauh doa, sebab Dia bersama kita untuk selamanya. Puji Tuhan!

Yohanes 15:9-15

9. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku
telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.
10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di
dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal
di dalam kasih-Nya.
11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di
dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi,
seperti Aku telah mengasihi kamu.
13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang
yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang
Kuperintahkan kepadamu.
15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu,
apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu
sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala
sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Read more...

April 18, 2008

HAKUNA MATATA

JANGAN BIARKAN RASA KHAWATIR MEREBUT SUKACITA HIDUP DI DALAM TUHAN
Nats: Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya? (Matius 6:27)


Hakuna Matata adalah sebuah lagu yang diluncurkan sebagai soundtrack film The Lion King, yang memiliki arti "jangan khawatir". Sebuah nasihat yang meminta kita untuk melepaskan diri dari masalah supaya dapat menikmati hidup. Ya, begitu banyak orang tidak dapat menikmati hidup karena dari waktu ke waktu hati mereka terlalu khawatir.

Pada liburan lalu, pompa air di rumah saya rusak. Persediaan air semakin sedikit sementara tak ada toko pompa yang buka di hari libur. Jadi, yang muncul dalam pikiran kami adalah kekhawatiran. Banyaknya aktivitas pribadi yang sangat dan mutlak membutuhkan air, membuat kekhawatiran itu mekar dengan subur. Dan benar, selama kami
sulit mendapat air di hari-hari itu, kami melewati hari dengan hati menderita dan kehilangan sukacita.

Ketika Tuhan meminta kita supaya jangan khawatir, bukan berarti Tuhan hendak menyingkirkan begitu saja masalah dalam hidup kita. Masalah akan tetap ada selama kita masih hidup di dunia ini. Namun saat masalah itu hadir, Tuhan meminta kita untuk mengalihkan fokus pandangan kita dari kekhawatiran kepada Kristus Sang Pemelihara
hidup (Matius 6:33,34). Dengan demikian, kita dapat kembali menikmati hidup di dalam Tuhan.

Kekhawatiran membelokkan fokus kita dalam menjalani hidup. Kekhawatiran membuat masalah yang kita hadapi menjadi tampak lebih berat dan sulit diselesaikan. Kekhawatiran membuat kita lemah dan tak berpengharapan. Tuhan ingin kita menetapkan fokus pandangan kepada Kristus Sang Pemelihara Hidup, bahkan saat kita berada dalam
masalah sekalipun

Matius 6:25-34

25. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan
hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan
janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu
pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan
tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan
tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun
diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh
melebihi burung-burung itu?
27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat
menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga
bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala
kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga
itu.
30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang
hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan
terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang
akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan
kami pakai?
32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan
semuanya itu.
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari
besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari."

Read more...

April 17, 2008

FANANYA HARTA

ALKITAB TIDAK MENENTANG KEMAKMURAN DIA HANYA MINTA AGAR KEMAKMURAN ITU DIBAGIKAN
Nats: Jadi, sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah .... Kekayaanmu sudah busuk (Yakobus 5:1,2)


Steve Wynn sangat beruntung. Tahun 1997, ia membeli sebuah lukisan karya Pablo Picasso senilai 47 juta dolar di balai lelang Christie. Belum sampai 10 tahun, ia bisa menjualnya lagi seharga 139 juta dolar. Tiga kali lipat! Transaksi itu bakal masuk rekor penjualan barang seni termahal di dunia. Sayangnya, saat lelang terjadi, Wynn berdiri di dekat lukisan itu dan tanpa sengaja menyenggolnya dengan sikutnya. Celaka! Lukisan itu robek sepanjang 15 cm, tepat di tengahnya. Batallah penjualan termahal itu! Dalam sekejap, 139 juta dolar menguap dari mata Wynn.

Betapa fana harta kekayaan. Ia bisa menguap dalam sekejap. Itulah pesan yang disampaikan dalam Yakobus 5. Jika seseorang mengandalkan harta sebagai jaminan masa depan, ia perlu menangis dan meratap. Mengapa? Sebab kekayaan bisa tiba-tiba saja meninggalkannya. Rapuh. Kalaupun seumur hidup harta bisa terjaga, saat mati ia tak dapat dibawa pergi. Harta tak bisa dijadikan modal sukses di akhirat. Bahkan, kelak Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita atas bagaimana cara kita mendapatkan dan mengelola harta di bumi. Menahan upah buruh, misalnya (ayat 4), adalah pelanggaran serius di mata Tuhan. Mencari harta dengan cara salah di dunia akan membuat kita
melarat di akhirat!

Setiap orang perlu harta, maka tidak salah jika kita mencari uang. Menjadi kaya pun tidak masalah. Namun, jangan jadikan harta segala-galanya, sehingga kita rela menindas sesama, menipu, atau berkelahi dengan saudara demi mendapatkannya. Sebaliknya, jadikanlah harta sebagai alat berkat. Alat untuk menyatakan kasih Allah dengan menolong sesama.

Yakobus 5:1-6

1. Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan
merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!
2 Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat!
3 Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi
kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api.
Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang
berakhir.
4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang
kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah
sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit
panenmu.
5 Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi,
kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.
6 Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia
tidak dapat melawan kamu.

Read more...

April 16, 2008

PRIORITAS HIDUP

UANG MENJADI BERHARGA SAAT IA MENJADI HAMBA DAN BERBAHAYA SAAT MENJADI TUAN ATAS KITA

Nats: Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33)


Yang adalah salah satu aspek penting dalam hidup manusia. Bergulirnya aktivitas ekonomi yang menyertakan uang tak akan pernah habis. Bahkan, Benjamin Franklin mengeluarkan slogan "time is money", seakan-akan seluruh hidupnya hanya diprioritaskan dan ditujukan untuk mendapat uang. Bukankah dewasa ini ada banyak orang yang dibutakan oleh uang? Sebenarnya uang bukan sesuatu yang jahat. Hanya, kita perlu menjagai sikap hati kita terhadap uang.

Itulah yang hendak Tuhan Yesus nyatakan kepada kita. Penumpukan harta yang tanpa tujuan sebenarnya justru akan membuat manusia khawatir. Atau, membuat manusia percaya pada diri sendiri secara berlebihan. Dan yang paling parah, membuat hidup manusia dikuasai oleh uang. Itulah inti perkataan Tuhan Yesus (ayat 24). Tuhan menegaskan bahwa di mana hati kita berada, di situlah prioritas hidup kita cenderung berada. Bila hati kita ada pada harta, maka seluruh waktu, pikiran, dan tenaga, kita konsentrasikan untuk mengumpulkan harta pula.

Tuhan Yesus tidak mengecam orang kaya. Buktinya, Zakheus pun dipanggil menjadi murid-Nya (Lukas 19:5). Namun Tuhan ingin agar kita memprioritaskan hubungan dengan-Nya di tengah rutinitas mencari nafkah setiap hari. Ketika kita menjalankan aktivitas ekonomi sehari-hari, hendaknya kita tetap memancarkan kasih Tuhan. Dengan
demikian, cara kita mencari uang pun akan dipengaruhi oleh sikap hati. Inilah kuncinya agar kita tidak terjerumus dalam sikap cinta uang, yang merupakan akar dari segala kejahatan di bumi ini. Mari melihat ke dalam diri. Apa prioritas hidup kita hari ini?

Matius 6:19-24

19. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat
dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat
dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta
mencurinya.
21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah
seluruh tubuhmu;
23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika
terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika
demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain,
atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan
yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
Mamon."

Read more...

PANTANG MUNDUR

>BERANI TAMPIL BEDA, DAN JANGAN PERNAH UNDUR
Nats: Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi inilah yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku (Filipi 3:13)


Setiap kali saya menunggu untuk naik pesawat, ada dua hal yang menarik perhatian saya di lapangan bandara. Pertama, bendera merah yang berfungsi menunjukkan arah angin. Kedua, kendaraan berat yang berfungsi mendorong mundur pesawat. Kedua hal ini menyadarkan saya bahwa sebuah pesawat dapat terbang karena dua hal. Ia harus melawan
arus angin agar dapat terbang. Kedua, ia harus maju terus agar sampai ke tujuan. Bila sudah terbang, maka sebuah pesawat tidak dapat dan tidak mungkin mundur; berhenti sedetik saja ia akan jatuh.


Demikian juga dengan kehidupan iman orang kristiani. Pertama, seorang anak Tuhan harus berani melawan arus dunia yang tidak benar. Kedua, sebagai anak Allah ia tidak boleh mundur, imannya tidak boleh mudah kendur dan putus asa karena adanya tantangan dan hambatan.

Inilah pula rahasia kemenangan Paulus. Seburuk apa pun masa lalunya, ia tak menoleh ke belakang dan berhenti di situ. Ibarat pesawat, ia terus maju dan terbang semakin tinggi bersama Tuhan. Dan beginilah ia melakukannya,"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita
itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah" (Ibrani 12:2).

Jadi, inilah yang harus kita miliki sejak hari ini; sikap optimis, maju terus pantang mundur. Inilah sikap iman yang penuh harapan, yang terus memusatkan perhatian kepada Yesus, terfokus pada tujuan yang mulia dan kekal

Filipi 3:10-16

10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana
aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang
mati.
12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah
sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga
menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku
telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa
yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di
hadapanku,
14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah,
yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
15. Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian.
Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan
dinyatakan Allah juga kepadamu.
16 Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita
lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.

Read more...

April 15, 2008

HANYA ANUGERAH

KITA DISELAMATKAN HANYA KARENA ANUGERAH
Nats: Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibrani 9:22)


Ketika berusia 24 tahun, Ernest Gordon menjadi seorang tahanan perang di bawah kekuasaan Jepang. Bersama tahanan lainnya, mereka dipaksa membangun jalan kereta api di hutan Birma. Proses ini memakan korban sekitar 16.000 jiwa. Namun, Gordon bertahan hidup, malahan ia makin meresapi arti hidup dan pengorbanan. Suatu hari, seorang rekannya menyerahkan diri agar komandannya tidak dibunuh. Akibatnya orang itu dianiaya dengan sangat kejam melalui penyaliban. Cucuran darah orang itu mengingatkannya bahwa penebusan berharga mahal.

Pada dasarnya kita semua sudah mati karena pelanggaran dan dosa. Akibatnya, kita memerlukan seseorang yang mampu menolong kita agar tetap hidup. Dalam hal ini, darah menjadi unsur terpenting sebagai syarat kehidupan. Tanpa penumpahan darah, pengampunan tidak akan terjadi. Inilah standar yang ditetapkan agar seseorang bisa
dihidupkan kembali dari kematian akibat dosa.

Kebangkitan Yesus dari kematian menjawab bagaimana kita bisa memperoleh hidup. Kita tak mungkin diselamatkan karena perbuatan baik, karena kita sudah mati karena dosa. Mungkin banyak orang dikatakan "baik". Namun, apakah yang sesungguhnya dapat disebut
"baik"? Kriteria"baik" menurut kacamata Sang Penebus adalah bila seseorang percaya kepada anugerah kasih Allah dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Inilah pemberian Allah, bukan usaha kita.

Semuanya hanya oleh anugerah. Tak satu pun usaha kita bisa menyelamatkan. Setiap perbuatan baik kita hanyalah kesaksian bahwa kita sudah memiliki hidup yang baru.

Efesus 2:1-10

1. Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu.
2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia
ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh
yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka,
ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti
kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami
adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang
lain.
4. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya
yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus,
sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh
kasih karunia kamu diselamatkan--
6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga
dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita
kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan
kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri.
10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus
untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah
sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Read more...

April 14, 2008

BERDOA DAN BEKERJA

BERDOA DAN BEKERJA ADALAH DUA HAL YANG HARUS DILAKUKAN BERSAMA-SAMA
Nats: Tetapi kami berdoa kepada Allah kami, dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka (Nehemia 4:9)


Mana yang lebih penting; berdoa atau bekerja? Ada yang berkata bahwa berdoa lebih penting, sebab tanpa berdoa kita tidak bisa melakukan apa-apa. Namun ada juga yang mempertanyakan, buat apa banyak berdoa, tetapi tidak bekerja?

Bagi Nehemia, kedua hal ini tak perlu diadu tingkat kepentingannya. Mari simak apa yang ia lakukan. Saat menghadapi tantangan dan ancaman dari Sanbalat dan Tobia, Nehemia menaikkan doa kepada Tuhan agar rencana musuhnya digagalkan. Namun, Nehemia juga menyuruh orang-orangnya agar tetap berjaga-jaga supaya dapat mengantisipasi
bila sewaktu-waktu ada serangan musuh (ayat 9).

Dari Nehemia kita belajar bahwa doa adalah hal yang sangat penting, tetapi bekerja juga hal yang tidak kalah penting. Dalam film Facing The Giants, seorang pendeta bertutur kepada sang pelatih futbol tentang dua petani yang sama-sama berdoa meminta hujan kepada Tuhan. Petani yang pertama hanya berdoa, tetapi ia tidak mempersiapkan
ladangnya untuk menerima hujan. Sedangkan petani yang kedua bukan hanya berdoa, tetapi juga mempersiapkan ladangnya. Jika kemudian Tuhan memilih; kepada petani mana Tuhan akan menurunkan hujan? Tentu yang kedua, karena dengan mempersiapkan ladang, ia beriman bahwa doanya akan dikabulkan.

Ketika menghadapi rintangan dalam hidup ini, mari kita datang kepada Tuhan. Sampaikan segala keluh kesah kita kepada-Nya, dan percayalah bahwa Tuhan pasti akan menolong. Namun sementara itu, kita pun harus waspada dan memikirkan cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Tak hanya berdoa, kita harus bekerja juga.

Nehemia 4:1-23

1. Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun
kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia
mengolok-olokkan orang Yahudi
2 dan berkata di hadapan saudara-saudaranya dan tentara
Samaria: "Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang
lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka
hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam
sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari
timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?"
3 Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya:
"Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan
meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka."
4 Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah
cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah
mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan.
5 Jangan Kaututupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan
Kauhapus dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan
sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun.
6 Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan
sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja
dengan segenap hati.
7. Ketika Sanbalat dan Tobia serta orang Arab dan orang Amon dan
orang Asdod mendengar, bahwa pekerjaan perbaikan tembok Yerusalem
maju dan bahwa lobang-lobang tembok mulai tertutup, maka sangat
marahlah mereka.
8 Mereka semua mengadakan persepakatan bersama untuk memerangi
Yerusalem dan mengadakan kekacauan di sana.
9 Tetapi kami berdoa kepada Allah kami, dan mengadakan
penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka.
10 Berkatalah orang Yehuda: "Kekuatan para pengangkat sudah
merosot dan puing masih sangat banyak. Tak sanggup kami membangun
kembali tembok ini."
11 Tetapi lawan-lawan kami berpikir: "Mereka tidak akan tahu
dan tidak akan melihat apa-apa, sampai kita ada di antara mereka,
membunuh mereka dan menghentikan pekerjaan itu."
12 Ketika orang-orang Yahudi yang tinggal dekat mereka sudah
sepuluh kali datang memperingatkan kami: "Mereka akan menyerang
kita dari segala tempat tinggal mereka,"
13 maka aku tempatkan rakyat menurut kaum keluarganya dengan
pedang, tombak dan panah di bagian-bagian yang paling rendah dari
tempat itu, di belakang tembok, di tempat-tempat yang terbuka.
14 Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada
para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain:
"Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang
maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu,
untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu
dan rumahmu."
15 Ketika didengar musuh kami, bahwa rencana mereka sudah kami
ketahui dan bahwa Allah telah menggagalkannya, maka dapatlah kami
semua kembali ke tembok, masing-masing ke pekerjaannya.
16. Sejak hari itu sebagian dari pada anak buahku melakukan
pekerjaan, dan sebagian yang lain memegang tombak, perisai dan
panah dan mengenakan baju zirah, sedang para pemimpin berdiri di
belakang segenap kaum Yehuda
17 yang membangun di tembok. Orang-orang yang memikul dan
mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan
tangan yang lain mereka memegang senjata.
18 Setiap orang yang membangun bekerja dengan berikatkan pedang
pada pinggangnya, dan di sampingku berdiri peniup sangkakala.
19 Berkatalah aku kepada para pemuka dan para penguasa dan
kepada orang-orang yang lain: "Pekerjaan ini besar dan luas, dan
kita terpencar pada tembok, yang satu jauh dari pada yang lain.
20 Dan kalau kamu mendengar bunyi sangkakala di suatu tempat,
berkumpullah ke sana mendapatkan kami. Allah kita akan berperang
bagi kita!"
21 Demikianlah kami melakukan pekerjaan itu, sedang sebagian
dari pada orang-orang memegang tombak dari merekahnya fajar
sampai terbitnya bintang-bintang.
22 Pada waktu itu juga aku berikan perintah kepada rakyat:
"Setiap orang dengan anak buahnya harus bermalam di Yerusalem,
supaya mereka mengadakan penjagaan bagi kami pada malam hari, dan
melakukan pekerjaannya pada siang hari."
23 Demikianlah aku sendiri, saudara-saudaraku, anak buahku dan
para penjaga yang mengikut aku, kami semua tidak sempat
menanggalkan pakaian kami. Setiap orang memegang senjata dengan
tangan kanan.

Read more...

April 13, 2008

EMPATI ALLAH

TUHAN KITA SUNGGUH MENGERTI RASANYA JADI MANUSIA KARENA IA PERNAH MENJADI MANUSIA
Nats: Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah dicobai, hanya saja Ia tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15)


Suatu malam, seseorang yang sedang kesusahan berdoa, "Bapa, Engkau tahu keadaan saya. Uang saya sudah menipis, sahabat saya sudah lama tidak peduli kepada saya. Tugas-tugas menumpuk. Saya kesepian dan gadis yang selama ini saya dekati menolak saya. Bapa, Alkitab mengatakan bahwa Engkau sangat baik. Namun, rasanya saya tidak
mengalami hal itu. Jika Engkau baik, mengapa Engkau membiarkan saya begini? Sepertinya Engkau tidak bisa mengerti perasaan saya! Ya, tentu saja. Engkau enak di atas sana, tidak tahu rasanya menderita sebagai manusia seperti saya!"

Pernahkah kita merasa sendirian dan berpikir seperti orang itu bahwa Allah tidak mengerti penderitaan manusia? Benarkah demikian? Perikop Alkitab yang kita baca hari ini mengingatkan bahwa Allah kita pernah menjadi manusia hina dalam diri Yesus. Dia bahkan pernah menjalani berbagai kesusahan yang tidak pernah kita bayangkan. Dia
pernah lahir secara sangat sederhana di sebuah kandang (Lukas 2:7). Dia pernah dihina sebagai anak haram (Yohanes 8:41). Dia pernah merasa lelah (Yohanes 4:6), juga lapar (Matius 21:18), dan haus. Dia pernah difitnah dan disalah-mengerti. Dia pernah dikecewakan sahabat-sahabat-Nya (Markus 14:50) dan ditinggal sendirian di Getsemani. Dia pernah disiksa begitu hebat sampai mati (Matius 27:26-31, Filipi 2:8).

Dengan pernah mengalami semuanya itu, tentu Tuhan Yesus sangat mampu berempati dengan semua kesusahan kita! Allah kita sama sekali bukan Allah yang kejam. Sebaliknya, Dia sangat mengerti bagaimana rasanya menjadi manusia (Filipi 2:7). Mari ceritakan kesusahan kita kepada-Nya. Dia mengerti!

Filipi 2:5-8

5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Read more...

BERKAT DALAM IBADAH

IBADAH AKAN MENJADI BERKAT JIKA BERTOLAK DARI KEHAUSAN AKAN KEHADIRAN TUHAN
Nats: Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Kisah Para Rasul 2:42)


Waktu masih kecil, saya sering mendengar pernyataan demikian, "Buat apa kamu terus ke gereja, apakah gereja akan memberimu makan?" "Bukankah kamu justru kehilangan uang karena harus memberi untuk persembahan?" Pemikiran semacam itu terus mengisi benak saya selama bertahun-tahun, hingga suatu saat Tuhan mengubah haluan hidup saya dan membuat saya bertobat.

Alkitab memberi perspektif yang lain tentang ibadah. Ternyata Tuhan menyediakan berkat yang khusus dalam ibadah. Bacaan kita hari ini diawali dengan khotbah Petrus yang membawa perubahan hidup. Jemaat yang pertama mendapat pencurahan Roh Kudus. Setelah itu, cara mereka beribadah pun diperbarui. Ibadah yang selama ini dijalankan
biasa-biasa saja, kini berubah menjadi kebutuhan mutlak. Jemaat memiliki kehausan yang mendalam akan firman Tuhan. Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul dan dalam persekutuan. Setiap hari mereka berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (ayat 42). Peristiwa-peristiwa ajaib terjadi sebagai bukti penyertaan Tuhan atas firman-Nya. Dan lebih hebat lagi, Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang-orang yang diselamatkan (ayat 47). Sungguh besar segala berkat dalam ibadah!

Menghayati makna ibadah dengan benar adalah keharusan. Jika kita beribadah sebagai rutinitas belaka, maka tidak akan ada dampak apa pun. Ibadah gereja mula-mula membawa berkat rohani dan jasmani, sebab berawal dari kehausan akan kehadiran Tuhan dan firman-Nya. Karena itu, mari kita sama-sama berusaha menumbuhkan kerinduan yang
dalam untuk bertemu Tuhan dalam setiap ibadah!

Kisah 2:41-47

41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri
dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga
ribu jiwa.
42. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti
dan berdoa.
43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu
mengadakan banyak mujizat dan tanda.
44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu,
dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing.
46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap
hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah
masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan
gembira dan dengan tulus hati,
47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan
tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan.

Read more...

MENYALIBKAN EGO

SAAT KITA MELAYANI, APAKAH ORANG LAIN MELIHAT KRISTUS MELALUI KITA?
Nats: Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku (Galatia 2:19,20)


Tahun 2003-2004, Real Madrid dari Spanyol adalah kesebelasan bertabur bintang. Dalam daftar 10 pemain terbaik yang dikeluarkan FIFA (organisasi sepakbola dunia), lima di antaranya adalah pemain Madrid: Zidane, Ronaldo, Figo, Carlos, dan Beckham. Pemain lokal mereka juga tidak kalah hebat, seperti Raul dan Salgado. Kiper mereka, Iker Casilas, adalah kiper terbaik kedua di dunia. Mereka dijuluki Los Galacticos, kesebelasan dari planet lain.

Ironisnya, dalam kurun waktu itu Real Madrid justru mengalami kegagalan total. Tidak satu pun gelar mereka raih. Bahkan, di Liga Spanyol mereka hanya menduduki urutan keempat di bawah Valencia, Barcelona, dan Deportivo La Coruna. Banyak pengamat sepakbola menilai bahwa penyebab utama kegagalan Madrid adalah ego para pemain. Status bintang membuat mereka merasa hebat dan ingin menonjolkan diri. Padahal sepakbola adalah permainan tim.

Dalam pelayanan, ego juga bisa menjadi batu sandungan dan sumber masalah; keinginan untuk dipuji, untuk menonjol atau tampil, merasa paling hebat, paling berjasa, dapat merugikan bagi semua. Padahal pelayanan kristiani adalah pelayanan kolektif. Kita tak dapat bekerja sendiri, dan selalu membutuhkan orang lain. Paulus mengumpamakan gereja sebagai tubuh dan anggota-anggotanya. Setiap anggota mempunyai fungsi dan tempat yang berbeda. Semuanya berharga; tidak ada yang lebih penting atau kurang penting. Oleh karena itu, faktor utama dalam melayani bersama adalah bagaimana kita menyalibkan ego pribadi dan mewujudkan Kristus dalam hidup kita.

1Korintus 12:12-26

12. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya
banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu
tubuh, demikian pula Kristus.
13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun
orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis
menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi
atas banyak anggota.
15 Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak
termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku
tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah
pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah
penciuman?
18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing
secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang
dikehendaki-Nya.
19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak
membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki:
"Aku tidak membutuhkan engkau."
22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling
lemah, yang paling dibutuhkan.
23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan
kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan
terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan
perhatian khusus.
24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang
elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga
kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan
khusus,
25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya
anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut
menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut
bersukacita.

Read more...

April 10, 2008

AMBISI

AMBISI YANG KUDUS MERINDUKAN HAL-HAL BESAR BAGI KEMULIAAN ALLAH
Nats: Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu (Markus 10:43)


Pada tahun 2003, Michael Weiskopf, wartawan majalah TIME, berangkat ke Irak. Bersama tentara Amerika Serikat, ia meliput suasana perang dari dalam tank baja. Tak dinyana, sebuah granat dilemparkan ke dalam tank itu dan meledak! Weiskopf pun kehilangan tangan kanannya. Ketika kembali pada keluarganya, ia merenung: "Mengapa aku mau diutus ke medan perang hingga cacat begini?" Akhirnya, ia menemukan jawabnya: ambisi. Weiskopf ingin menaikkan pamornya supaya dikenal sebagai jurnalis terhebat. Kini ia menyesal.

Ambisi adalah keinginan membara untuk sukses atau mencapai sesuatu yang lebih. Tak salah bila manusia berambisi. Bahkan, untuk memajukan gereja dibutuhkan pemimpin yang berambisi. Masalahnya, ke mana ambisi itu diarahkan? Yakobus dan Yohanes punya ambisi egois yang terarah pada diri sendiri. Mereka meminta Yesus kelak menempatkan mereka di posisi tertinggi (ayat 37). Menjadi yang terhebat. Pemegang kuasa. Mendengar permintaan itu, kesepuluh murid lain marah. Mengapa? Karena mereka pun mengincar kedudukan itu! Dari situ Yesus mengarahkan mereka agar memiliki ambisi yang terbaik:
"meminum cawan yang harus Kuminum" (ayat 38). Ambisi untuk berkorban seperti Yesus. Menjadi hamba yang gigih melayani Tuhan dan sesama.

Dalam pelayanan, tidak salah kita memiliki ambisi, tetapi mesti hati-hati, sebab ambisi itu bagaikan api. Bisa menghangatkan, tetapi bisa juga menghanguskan. Ambisi egois menghasilkan perseteruan, sebaliknya ambisi yang kudus mempersatukan. Sudah benarkah arah ambisi Anda? Adakah Anda mencari hal-hal yang besar bagi Tuhan, atau
bagi diri sendiri?

Markus 10:35-45

35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati
Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau
kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!"
36 Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku
perbuat bagimu?"
37 Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam
kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan
yang seorang di sebelah kiri-Mu."
38 Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang
kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan
dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?"
39 Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka:
"Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan
dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.
40 Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah
kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan
kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."
41 Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada
Yakobus dan Yohanes.
42 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu,
bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah
rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya
menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
44 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang."

Read more...

April 09, 2008

DEWASA DALAM KRISTUS

SERIBU TEMAN TERASA KURANG SETENGAH MUSUH TERASA LEBIH!
Nats: ... supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan diantara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir (1 Korintus 1:10)



Pengalaman hidup menyaksikan bahwa di mana-mana terjadi perselisihan; baik di rumah tangga, di kantor, apalagi di dunia politik. Termasuk juga di tempat yang seharusnya terjadi "damai sejahtera", yakni di dalam gereja. Bahkan di tempat yang terakhir
ini, terkadang perselisihan sulit didamaikan atau diselesaikan.

Kita belajar dari Paulus tentang hal ini. Menurutnya, perselisihan atau perpecahan menunjukkan ketidakdewasaan dalam Kristus (ayat 1), sebab manusia duniawi masih mengemuka di situ (ayat 3). Apabila seseorang masih hidup dengan lebih mengutamakan keakuannya dan tidak mengusahakan hidup yang rohani, maka hidupnya masih dapat diliputi oleh keirihatian dan perselisihan (ayat 4).

Untuk menyelesaikan perselisihan atau perpecahan, kedua pihak mesti berusaha hidup secara "rohani" dengan bercermin pada kehidupan Yesus Kristus; baik dalam perkataan, perasaan, pikiran, maupun tindakan. Selebihnya, Paulus menasihati jemaat di Korintus (ayat 7,8), juga kita, agar dalam hidup bersekutu kita berusaha untuk selalu seia
sekata, serta sehati sepikir. Dengan hati yang sama-sama rindu dan sepakat untuk memiliki hidup yang rohani, anak-anak Tuhan akan lebih erat dan bersatu, sehingga tidak terjadi perselisihan.

Perselisihan kerap kali terjadi karena ego manusia hendak saling mengemuka. Padahal bila direnungkan, siapakah kita, sehingga ada keangkuhan di antara saudara? Bahkan Yesus Kristus yang adalah Tuhan, menjadi teladan bagi kita dengan rela menanggalkan ego-Nya, dan turun menjadi manusia untuk mati secara nista di kayu salib. Sebab itu, untuk menghindari perselisihan, landasi segala sesuatu dengan kasih.

1Korintus 3:1-9

1. Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat
berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya
dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras,
sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum
dapat menerimanya.
3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara
kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan,
bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
4 Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus,"
dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal
itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
5. Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan
yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan
yang diberikan Tuhan kepadanya.
6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi
pertumbuhan.
7 Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang
menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
8 Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan
masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya
sendiri.
9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang
Allah, bangunan Allah.

Read more...

April 08, 2008

INDAHNYA PERSATUAN

SEPULUH LIDI YANG DIIKAT MENJADI SATU LEBIH KOKOH DIBANDING SERIBU LIDI YANG TERCERAI BERAI
Nats: Karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan (Filipi 2:1)


Sekelompok kuda liar tengah merumput di padang belantara. Tiba-tiba muncul seekor harimau yang sedang mencari mangsa. Serentak kuda-kuda itu melindungi diri dengan cara berdiri saling berhadapan membentuk lingkaran. Harimau pun tidak berani mendekat, karena takut kena tendang. Namun dengan tipu muslihatnya ia berkata, "Sungguh barisan yang bagus. Boleh aku tahu kuda pintar mana yang mencetuskan ide ini?" Kuda-kuda itu pun termakan hasutan. Mereka berdebat siapa yang pertama mencetuskan ide tadi. Karena tak ada kata sepakat, akhirnya mereka tercerai-berai. Harimau pun dengan mudah memangsa mereka.

Persatuan sangat penting. Tanpa persatuan sebuah komunitas atau kelompok akan rapuh, maka persatuan harus diperjuangkan. Begitu juga dalam gereja. Paulus menasihati jemaat di Filipi supaya bersatu. Dasar persatuan kristiani adalah Kristus. Jadi setiap orang dalam jemaat hendaknya meneladani Kristus (ayat 5):

1. Walaupun dalam rupa Allah, tetapi tidak menganggap kesetaraan-Nya
itu sebagai milik yang harus dipertahankan (ayat 6) -- Tidak sombong
atau merasa paling hebat.

2. Telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang
hamba (ayat 7a) -- Memiliki semangat memberi; bukan ha-nya mau
menerima.

3. Menjadi sama dengan manusia (ayat 7b) -- Berempati terhadap
sesama; tidak lekas menghakimi atau menuduh, tetapi berusaha
menempatkan diri pada posisi orang lain untuk mengerti dan memahami.

Saat jemaat sepakat untuk bersatu, iblis pun gentar!

Filipi 2:1-11

1. Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan
kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah
kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian
yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang
seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya
sendiri;
4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di
langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi
kemuliaan Allah, Bapa!

Read more...

TIDAK PENTING?

SETIAP ANGGOTA TUBUH KRISTUS ADALAH PELAYAN
Nats: Dari Dialah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih (Efesus 4:16)


Ada tiga tulang sangat kecil pada telinga kita yang mungkin kelihatannya tidak penting benar, tetapi tanpa malleus, stapes, dan incus, kita tidak dapat mendengar. Rambut hidung pun kelihatannya tidak penting, tetapi tanpa rambut pemberian Allah ini, pernapasan kita pasti terganggu. Barangkali kebanyakan dari kita juga tidak pernah memikirkan tentang air liur, namun tanpanya, kita akan tercekik setiap kali makan.

Organ-organ semacam itu kurang lebih mewakili anggota tubuh Kristus yang oleh Paulus disebut sebagai anggota yang tampaknya paling lemah, yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, dan yang tidak elok (1 Korintus 12:22-23). Paulus dengan hati-hati tidak menyebut anggota itu "lemah", melainkan "tampaknya paling lemah". Artinya, kelemahan itu dilihat dari perspektif manusia. Manusialah yang kadang memilah antara pelayanan yang "penting" dan yang "kurang penting".

Sebaliknya, di mata Tuhan, setiap anggota penting (ayat 18). Tubuh Kristus akan sehat jika setiap anggota berfungsi dengan semestinya. Memang ada orang yang dikaruniai sepuluh talenta, ada yang lima talenta, dan ada yang satu talenta, namun pada akhirnya kesetiaan masing-masing orang dalam mengelola dan mengembangkan talenta itulah yang akan diperhitungkan Tuhan.

Jadi, entah kita berdiri di depan mimbar, entah kita menyokong dari balik layar, yang dituntut dari kita masing-masing adalah kesetiaan. Kita melayani bukan untuk mencari penghormatan, melainkan untuk menghormati Allah, menjadi berkat buat gereja-Nya, dan menjadi kesaksian bagi dunia.

1Korintus 12:12-31

12. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya
banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu
tubuh, demikian pula Kristus.
13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun
orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis
menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi
atas banyak anggota.
15 Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak
termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku
tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah
pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah
penciuman?
18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing
secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang
dikehendaki-Nya.
19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak
membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki:
"Aku tidak membutuhkan engkau."
22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling
lemah, yang paling dibutuhkan.
23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan
kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan
terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan
perhatian khusus.
24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang
elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga
kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan
khusus,
25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya
anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut
menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut
bersukacita.
27. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing
adalah anggotanya.
28 Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat:
pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai
pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk
mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk
memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
29 Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah
mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
30 atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam
bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?
31 Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang
paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama
lagi.

Read more...

SEBUAH ILUSTRASI

HIDUP ANDA MEMBAWA ILUSTRASI NYATA DARI FIRMAN DAN AJARAN KRISTUS
Nats: Karena telah ternyata bahwa kamulah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia (2 Korintus 3:3)

Dalam sebuah khotbah, ilustrasi merupakan hal yang sangat penting agar pesan firman Tuhan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas. Tanpa ilustrasi, khotbah yang bagus sekalipun kerap kali sukar dipahami. Rektor sebuah sekolah tinggi teologi mengatakan bahwa ilustrasi bagaikan jendela yang menerangi isi seluruh rumah. Bahkan ia menyebutkan bahwa ilustrasi yang baik akan membantu keberhasilan sebuah pewartaan firman hingga sebesar 40%.

Jemaat Korintus terkenal dengan reputasinya yang buruk. Walaupun mereka sudah percaya kepada Yesus, namun kehidupan mereka belum mencerminkan ajaran Kristus yang sesungguhnya. Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Korintus bahwa mereka adalah surat Kristus (ayat 3). Ini berarti bahwa ketika surat itu dibaca, maka ia harus mencerminkan Kristus yang sesungguhnya. Kristus harus tampak secara jelas dan bukan samar-samar melalui kehidupan nyata setiap hari. Gypsy Smith, seorang penginjil besar di zamannya, mengajarkan bahwa sebenarnya ada lima Injil. Ketika mengucapkan kalimat terakhir, para pendengarnya memprotes dalam hati. Namun belum sempat memprotes, ia
menjelaskan sambil menyebutkan masing-masing Injil yang dimaksud. Menurutnya, Injil itu terdiri dari Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan yang kelima adalah orang kristiani itu sendiri.

Kekristenan dan ajarannya sesungguhnya sangat menarik. Namun, yang terkadang membuatnya kurang menarik adalah orang-orang kristiani yang mengilustrasikannya. Sungguh sayang bila ini terus terjadi. Dunia menanti ilustrasi nyata. Mari minta Roh Kudus menolong kita untuk menunjukkannya dengan baik (ayat 18).

2Korintus 3:1-18

1. Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah
kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada
kamu atau dari kamu?
2 Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami
dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang
ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi
dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu,
melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
4 Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh
Kristus.
5 Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk
memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri;
tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
6. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari
suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang
tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan,
tetapi Roh menghidupkan.
7 Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf
pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya
waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa
begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan
menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang
demikian
8 betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai
pelayanan Roh!
9 Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu
mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada
pembenaran.
10 Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan
dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali
tidak mempunyai arti.
11 Sebab, jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa
lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai kemuliaan.
12. Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami
bertindak dengan penuh keberanian,
13 tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata
orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara
itu.
14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai
pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika
mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena
hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca
kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
16 Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka
selubung itu diambil dari padanya.
17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ
ada kemerdekaan.
18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka
yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari
Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan
gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

Read more...

MELAYANI SAMPAI AKHIR

JIKA ANDA TAK MAU MELAYANI, GEREJA MENJADI "LEBIH MISKIN" SEBAB ADA LOWONGAN YANG TAK DAPAT DIISI OLEH YANG LAIN
Nats: Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah (1 Petrus 4:10)

Petrus memang bukan Paulus. Ia hanya menulis sebagian kecil dari Perjanjian Baru. Akan tetapi surat-suratnya sangat penting karena ditujukan bagi semua gereja yang saat itu sudah "mengglobal", jadi pasti baik juga bagi kita sekarang.

Ia membuka perikop kita dengan nada serius, "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat." Saya yakin ia ingat benar jawaban Yesus dalam Kisah Para Rasul 1: 7,8; yakni bahwa kita tak perlu membuang banyak waktu dan energi untuk mendugaduga kapan akhir zaman itu. Itu bukan urusan kita. Namun karena saat itu tidak diketahui kapan datangnya,
hendaknya kita memulai hidup setiap hari dengan bersiap sedia. Mungkin hari ini Dia akan datang kembali. Jika malam tiba dan Dia belum juga datang, berdoalah agar ketika Dia datang kita tetap dan selalu siap!

Selanjutnya, Petrus meminta agar dalam menanti kedatangan-Nya, masing-masing kita terus melayani Tuhan dengan cara melayani sesama (Matius 25:40). Kita tak boleh berdalih tak dapat melayani karena kita sudah diberi karunia. Walaupun demikian kita tak boleh memaksakan diri untuk melayani pada bidang yang tidak sesuai karunia atau dengan mengandalkan kekuatan sendiri.

Kita diberi karunia, bukan untuk dipendam atau disembunyikan (Matius 25:24-30). Sebaliknya, karunia itu harus dimanfaatkan selagi kita masih dapat berjuang untuk memberikan pertanggung-jawaban yang baik kepada sang Pemberi karunia. Perhatikan juga anak kalimat kecil yang terus diulang Petrus: layanilah "seorang akan yang lain." Selamat melayani; banyak orang menanti pelayanan Anda!
1Petrus 4:7-11

7. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah
dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan
yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak
bersungut-sungut.
10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang
telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari
kasih karunia Allah.
11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai
orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang
melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang
dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu
karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya! Amin.

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP