Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

June 29, 2008

TERBIASA DALAM GELAP

Nats: Jika kita katakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran (1Yohanes 1:6)
BEBERAPA BUTIR RAGI DOSA SUDAH CUKUP UNTUK MEMORAK-PORANDAKAN KEDAMAIAN HIDUP


Mata kita memang luar biasa. Perhatikan apa yang terjadi jika listrik di sekitar kita mendadak mati. Ruangan yang terang dan semua terlihat jelas oleh mata, tiba-tiba menjadi gelap dan tak terlihat. Sesaat, kita tidak bisa melihat apa pun. Namun, mata kita berangsur-angsur menyesuaikan diri. Lima menit kemudian, kita bisa melihat bayangan benda secara samar dengan bantuan cahaya minim dari luar. Tiga puluh menit kemudian, mata kita akan beradaptasi penuh. Ia menjadi sejuta kali lebih sensitif dibanding jika berada di tempat terang. Akibatnya, kita menjadi terbiasa melihat di dalam gelap.
Paulus menegaskan pada jemaat di Efesus untuk bersikap ekstra hati-hati terhadap kebiasaan berbuat dosa. Percabulan dan keserakahan, misalnya, bukan hanya dilarang. Disebut saja jangan (ayat 3)! Bahkan jika perlu, Paulus meminta mereka berhenti berkawan dengan orang yang suka hidup dalam kegelapan (ayat 7). Mengapa begitu ekstrem? Karena dosa harus dihindari sejak dini. Jika ditolerir, lambat laun orang akan terbiasa berjalan dalam kegelapan. Dosa yang lama dibiarkan membuat pelakunya tak lagi merasa bersalah, malah menjadi betah. Umat menjadi lebih sensitif pada dosa ketimbang kepada Tuhan. Untuk itu, Paulus mengajak mereka hidup "sebagai anak terang". Artinya, terus membuka hati dan mengarahkannya pada Tuhan, sehingga kegelapan sirna.

Orang sering berprinsip "coba sedikit saja tidak mengapa". Ini tidak benar, karena kebiasaan berdosa selalu bermula dari yang sedikit. Lagipula terang dan gelap tak dapat bercampur. Di mana terang hadir, kegelapan kabur. Jika benar kita anak-anak terang, jangan beri tempat sedikit pun pada kegelapan.

Efesus 5:1-14

1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang
kekasih
2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah
mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai
persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut
sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-
orang kudus.
4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang
sembrono—karena hal-hal ini tidak pantas—tetapi sebaliknya
ucapkanlah syukur.
5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar
atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian
di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
6 Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena
hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang
durhaka.
7 Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.
8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah
terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,
10 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
11 Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan
kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya
telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
12 Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di
tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.
13 Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu
menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan
bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas
kamu."

Read more...

BUAH KETAATAN

KITA BERBUAH BUKAN KARENA RAJIN MEMBACA FIRMAN MELAINKAN KARENA RAJIN MEMPRAKTIKKANNYA
Nats: Jadi, hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Matius 3:8)


Sudah bertahun-tahun pohon jeruk di taman saya bertumbuh, namun tetap kerdil. Tak pernah berbuah. Sebabnya? Sebuah pohon yang tinggi dan rimbun tumbuh di dekatnya, menghalanginya menerima sinar matahari. Suatu hari pohon besar itu ditebang. Taman kecil saya menjadi terang. Si pohon jeruk pun bertumbuh pesat. Dua tahun kemudian, ia berbuah lebat!
Untuk bertumbuh dan berbuah, pohon jeruk memerlukan sinar matahari. Tanpanya, proses fotosintesa terganggu dan pohon menjadi tidak produktif. Orang kristiani pun begitu. Supaya tumbuh dan berbuah, ia perlu ketaatan yang aktif terhadap firman Tuhan. Itulah "sinar" yang mendorong proses pertumbuhan. Yohanes Pembaptis mencela orang Farisi dan Saduki karena mengaku beriman pada Tuhan, namun tidak hidup di jalan Tuhan. Tahu firman, namun tidak menaatinya. Akibatnya, tidak muncul buah yang sesuai dengan pertobatan. Yohanes mengingatkan, pohon yang tidak produktif kelak akan ditebang!
Bagaimana kita dapat memiliki ketaatan yang aktif? Sederhana. Pilihlah untuk melakukan apa yang benar. Carol Kent dalam bukunya A New Kind of Normal memberi contoh:

Saat putus asa melingkupiku ... aku memilih tetap maju. Saat aku tak paham maksud Tuhan ... aku memilih percaya. Saat aku tertekan oleh kekecewaan ... aku memilih bersyukur. Saat rencana hidupku berantakan ... aku memilih berserah. Saat aku ingin menghakimi orang ... aku memilih mengampuni.
Ketaatan dimulai dari sebuah pilihan untuk menerapkan prinsip firman saat menghadapi kesulitan. Itulah yang mendorong kita untuk berubah dan berbuah.

Matius 3:1-10

1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea
dan memberitakan:
2 "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
3 Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata:
"Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah
jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."
4 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan
makanannya belalang dan madu hutan.
5 Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea
dan dari seluruh daerah sekitar Yordan.
6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai
Yordan.
7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang
untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan
ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat
melarikan diri dari murka yang akan datang?
8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu:
Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat
menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!
10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak
menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

Read more...

BUKAN PIHAK PENTING

BILA DIA YANG MEMIMPIN LANGKAH MAKA HIDUP ANDA AKAN TERTATA. YAKINLAH!
Nats: Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan segala jalanmu (Amsal 3:6)


Beberapa waktu yang lalu, seorang kolega marah terhadap saya. Usut punya usut ternyata ia kecewa karena saya lupa tidak memberitahukan suatu berita penting kepadanya. Kelalaian saya ternyata menyebabkan dia merasa bahwa saya tidak menghargainya, tidak menganggapnya penting. Sikap saya telah menyakiti hatinya.
Di masa Nabi Hosea hidup, bangsa Israel juga pernah menyakiti Tuhan dengan cara yang serupa. Walaupun Allah telah menyatakan diri secara jelas dalam memimpin kehidupan mereka dari waktu ke waktu, namun mereka malah beribadah kepada dewa-dewa asing. Lebih dari itu, mereka juga mulai "menyingkirkan" Tuhan dari kehidupan mereka. Mereka tidak lagi merasa perlu bertanya kepada Tuhan dalam mengambil keputusan penting; seperti mengangkat raja maupun pemuka umat (ayat 4). Mereka tidak lagi merasa perlu meminta persetujuan Tuhan dalam melakukan sesuatu.


Bagaimana dengan kita? Apakah kita menganggap Tuhan sebagai yang nomor satu dalam hidup kita? Apakah Tuhan adalah Pihak yang begitu penting bagi kita, sehingga kita selalu merasa perlu bertanya kepada-Nya sebelum bertindak? Atau kita merasa dapat membuat keputusan kita sendiri tanpa persetujuan-Nya? Amsal 3:6 mengingatkan bahwa kita harus mengakui Dia, sebagai Tuhan yang memimpin hidup kita. Dari situ kita akan selalu merasa perlu bertanya kepada-Nya dalam mengambil suatu langkah. Dengan demikian, Dia akan meluruskan langkah kita. Tiap-tiap hari, selalu ada banyak hal perlu kita pertimbangkan. Apakah Anda rindu mengakui Dia sebagai Pemimpin Hidup kita?

Hosea 8:1-6
1 Tiuplah sangkakala! Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku. 2 Kepada-Ku mereka berseru-seru: "Ya Allahku, kami, Israel mengenal Engkau!" 3 Israel telah menolak yang baik—biarlah musuh mengejar dia! 4 Mereka telah mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat pemuka, tetapi dengan tidak setahu-Ku. Dari emas dan peraknya mereka membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri, sehingga mereka dilenyapkan. 5 Aku menolak anak lembumu, hai Samaria; murka-Ku menyala terhadap mereka! Sampai berapa lama tidak dapat disucikan, 6 orang-orang Israel itu? Itu dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah! Sungguh, akan menjadi serpih anak lembu Samaria itu!

Read more...

BATAS KEKHAWATIRAN

MASALAH SELALU ADA, DATANG DAN PERGI PEMELIHARAAN ALLAH SELALU ADA, BAHKAN TAK PERNAH PERGI
Nats: Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33)


Siapa bilang kekhawatiran tidak berguna? Kekhawatiran dalam kadar tertentu, jelas bermanfaat. Saya khawatir tak lulus ujian, karena itu saya belajar. Saya khawatir sakit, karena itu saya menjaga pola hidup dan rajin berolahraga. Saya khawatir akan hari depan pendidikan anak-anak, karena itu saya membayar premi asuransi pendidikan. Saya khawatir menjadi botak, karena itu saya memakai sampo penguat akar rambut, dan sebagainya.

Ya, khawatir dalam kadar dan konteks tertentu memang ada gunanya. Namun yang dimaksud Yesus dalam bacaan kita adalah kekhawatiran yang begitu besar, hingga menyingkirkan iman dari pusat kehidupan. Dalam bahasa Yunani, Yesus berkata, "Me merimnate." Artinya, jangan terus-menerus khawatir begitu rupa. Bila kekhawatiran akan makanan, pakaian, dan kehidupan begitu besar, maka kita kehilangan iman. Jika kekhawatiran lebih besar dari iman, kita tak akan dapat mencari Kerajaan Allah lagi. Kerajaan Allah adalah realitas di mana Allah memerintah, sehingga kita menjadi tenang dan tenteram.


Setiap hari memiliki kesusahannya sendiri (ayat 34). Kalau pusat hati kita adalah kekhawatiran, kita menambah kesusahan hari ini dengan beban yang tak perlu, yang semakin membuat kita lemah lesu. Lalu bagaimana kita dapat menjadi seperti burung yang merdeka dan bunga yang tampil penuh dalam kesementaraannya? Kita mesti menghadapi persoalan dunia yang berat ini dengan berani. Kita mengakui beratnya
masalah, namun juga mengakui bahwa Allah bertakhta atas masalah. Dengan demikian kita dapat menghidupi setiap hari dalam kadar ketegangan yang pas.

Matius 6:25-34

25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu,
akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir
pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup
itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting
dari pada pakaian?
26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak
menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi
makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi
burung-burung itu?
27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan
sehasta saja pada jalan hidupnya?
28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di
ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun
tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini
ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi
mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami
makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan
tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk
sehari."

Read more...

June 25, 2008

BILA SEMUA MENGECEWAKAN

HABIS HUJAN TAMPAK PELANGI TERHADAP TUHAN, JANGAN PERNAH PATAH HATI
Nats: Namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku (Habakuk 3:18)


Bila segala sesuatu tampak tak terkendali dan di luar rencana sehingga mengganggu kenyamanan dan kestabilan, bagaimana kita menghadapinya? Doa Habakuk ini bukan doa yang nyaman. Realitas hidup Habakuk adalah ketidakadilan, penindasan yang merajalela. Payahnya, Tuhan seolah-olah membiarkan semuanya itu. Tidak ada keadilan! (Habakuk 1:2,3). Karenanya Tuhan menghukum Israel dengan perantaraan bangsa lain. Namun, bangsa lain yang menjarah ini kemudian akan berhadapan sendiri dengan murka Tuhan (2:6-20). Suasana benar-benar kelam. Di sinilah puisi doa Habakuk teruntai. Itulah sebabnya doa ini dinyanyikan dalam nada ratapan (ayat 3).


Habakuk memulai puisi ratapan tentang hidup yang mengkhawatirkan dengan merefleksikan kuasa Tuhan yang melebihi kekuatan-kekuatan mitologis (ayat 1-16). Masalahnya, kita sering menganggap kuasa-kuasa lain lebih berjaya daripada Tuhan. Kuasa Tuhan, entah bagaimana, kurang berasa. Di sinilah Habakuk menjadi contoh bagi kita. Perhatikan
ungkapan sang nabi di akhir puisi doanya. Pesannya amat kuat dan jelas. Barangkali dapat dibahasakan ulang bahwasanya iman tidak boleh ditentukan oleh berkat Tuhan. Iman tidak ditentukan oleh baiknya situasi. Iman kepada Tuhan tidak boleh berubah relatif sesuai dengan apa yang enak atau tidak enak bagi kita. Dalam bahasanya sendiri Habakuk berdoa, "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon bakung tidak berbuah ... kambing domba terhalau dari kurungan ... namun aku akan bersorak-sorak, beria-ria di dalam Allah penyelamatku."

Apakah dimensi iman yang sedewasa ini menjadi milik kita?

Habakuk 3:17-19

17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah,
hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak
menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan,
dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam
Allah yang menyelamatkan aku.
19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa,
Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin
biduan. Dengan permainan kecapi).

Read more...

BUKAN PEMERINTAHANMU

HIDUP BERPUSAT PADA DIRI SENDIRI MENDATANGKAN KEKACAUAN HIDUP BERPUSAT PADA ALLAH MEMBUAHKAN KEHARMONISAN
Nats: Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga (Matius 6:10)


Tony Blair memenangkan pemilu dengan keunggulan suara yang amat besar. Menjelang pengangkatannya sebagai Perdana Menteri Inggris, ia menghadap Ratu Elizabeth. Film The Queen menggambarkan bagaimana ia dengan penuh percaya diri berkata, "Yang Mulia, partai saya telah memenangkan pemilu dan karena itu sekarang saya menghadap dan memohon perkenan Yang Mulia untuk membentuk suatu pemerintahan."

Sayangnya, ternyata sikap Blair itu menyalahi adat. Semestinya raja atau ratulah yang meminta kesediaan calon perdana menteri untuk menjalankan tugas. Namun, dengan lembut Ratu Elizabeth mengoreksinya. "Tugas telah ditetapkan atasku, sebagai ratu atasmu, untuk mengundang engkau menjadi Perdana Menteri dan membentuk pemerintahan di dalam
namaku."

Sistem pemerintahan monarki menyediakan ilustrasi menarik bagi dinamika kehidupan dalam Kerajaan Allah. Tak jarang, kita juga tergelincir bersikap seperti Tony Blair. Dengan penuh percaya diri kita merasa berhak "membentuk pemerintahan" sendiri, hidup secara egois menurut kemauan pribadi. Ini seperti sikap pemain orkestra yang mau menonjolkan kecakapannya sendiri, sehingga menyimpang dari aransemen, dan justru merusak harmoni.

Doa Bapa Kami menjungkirbalikkan ilusi tersebut. Yesus mengajarkan fokus hidup yang benar: kekudusan nama Allah, kerajaan-Nya, dan kehendak-Nya. Dia seperti dirigen yang menyodorkan notasi musik, mahakarya Sang Maestro, dan meminta kita memainkan bagian kita, mengikuti aransemen-Nya, guna mengumandangkan harmoni bagi Sang Raja,
Allah Bapa kita!

Matius 6:5-14

5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah
ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya.
6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu
dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti
kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa
karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa
yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga,
Dikuduskanlah nama-Mu,
10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di
sorga.
11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga
mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah
kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan
dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di
sorga akan mengampuni kamu juga.

Read more...

MENGAPA SAYA?

KETIKA MENERIMA SESUATU YANG BURUK INGATLAH SAAT-SAAT KETIKA KITA MENERIMA YANG BAIK
Nats: Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? (Ayub 2:10)


Arthur Ashe adalah petenis kulit hitam dari Amerika yang memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; Amerika Open (1968), Australia Open (1970), dan Wimbledon (1975). Pada tahun 1979 ia terkena serangan jantung yang mengharuskannya menjalani operasi by pass. Setelah dua kali operasi, bukannya sembuh ia malah harus menghadapi kenyataan
pahit, terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima.

Seorang penggemarnya menulis surat kepadanya, "Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?" Ashe menjawab, "Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis, di antaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis, 500 ribu belajar menjadi pemain tenis profesional, 50 ribu datang ke arena untuk bertanding, 5.000 mencapai turnamen grand slam, 50 orang berhasil sampai ke Wimbledon, empat
orang di semi final, dua orang berlaga di final. Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan, ‘Mengapa saya?’ Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan, ‘Mengapa saya?’"


Sadar atau tidak, kerap kali kita merasa hanya pantas menerima hal-hal baik dalam hidup ini; kesuksesan, karier yang mulus, kesehatan. Ketika yang kita terima justru sebaliknya; penyakit, kesulitan, kegagalan, kita menganggap Tuhan tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan. Ashe, seperti juga Ayub dalam bacaan kita, tidak demikian. Itulah cerminan hidup beriman; tetap teguh dalam
pengharapan, pun bila beban hidup menekan berat!

Ayub 2:1-10

1 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di
antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN.
2 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab
Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah
bumi."
3 Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku
Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian
saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia
tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku
melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."
4 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan
memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.
5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia
pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
6 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya
sayangkan nyawanya."
7 Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub
dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu
kepalanya.
8 Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya,
sambil duduk di tengah-tengah abu.
9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau
dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan
gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak
mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat
dosa dengan bibirnya.

Read more...

June 22, 2008

TEMPAT PERLINDUNGAN

SEBOTOL MINUMAN KERAS CUMA BISA MEMABUKKAN HANYA AIR HIDUP YANG BISA MEMUASKAN
Nats: Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan (Mazmur 37:39)



Apakah bisnis yang paling menguntungkan di masa krisis ekonomi? "Bisnis hiburan," jawab Thomas M. Andersen, seorang konsultan investasi. Alasannya? Dalam majalah Kiplinger’s Personal Finance ia menulis: "Saat badai ekonomi menerpa, orang mencari penghiburan dan perlindungan dalam segelas wiski, satu pak rokok, atau keberuntungan
di meja rolet. Fakta menyatakan bahwa saat ekonomi lesu; bisnis judi (kasino), minuman keras, dan dunia hiburan justru melonjak." Ironis. Di sana orang merasa terhibur dan mendapat perlindungan, padahal di sana orang makin terjerumus ke dalam krisis!

Masa krisis kadang tak terhindarkan. Pemazmur pun pernah mengalaminya. Ada masa di mana ketidakadilan meraja-lela. Para pejabat yang semena-mena bertambah jaya. Sementara orang yang tulus hati dan jujur tambah miskin dan tertindas. Hati pemazmur terasa sesak. Ia butuh tempat penghiburan dan perlindungan. Namun, alih-alih lari pada hiburan duniawi yang semu, ia menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan.
Hasilnya sangat berbeda. Judi dan minuman keras hanya membuat orang lari dari kenyataan. Sebaliknya, kehadiran Tuhan membuat orang berani menghadapi kenyataan hidup terpahit dengan optimis. Pemazmur dimampukan menghadapi masa sulit itu dengan penuh harap. Sampai akhirnya Tuhan memulihkan negerinya.


Anda sedang dilanda krisis? Merasa penat dan butuh hiburan? Hati-hatilah memilih tempat perlindungan. Tempat hiburan semu hanya mengajak Anda lari sejenak dari kenyataan. Begitu kembali ke realita hidup, Anda bisa makin kehilangan semangat. Tidak demikian halnya jika Tuhan yang kita jadikan tempat perlindungan.

Mazmur 37:34-40

34 Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan
mengangkat engkau untuk mewarisi negeri, dan engkau akan melihat
orang-orang fasik dilenyapkan.
35 Aku melihat seorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar
seperti pohon aras Libanon;
36 ketika aku lewat, lenyaplah ia, aku mencarinya, tetapi tidak
ditemui.
37 Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang
jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan;
38 tetapi pendurhaka-pendurhaka akan dibinasakan bersama-sama, dan
masa depan orang-orang fasik akan dilenyapkan.
39 Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat
perlindungan mereka pada waktu kesesakan;
40 TUHAN menolong mereka dan meluputkan mereka, Ia meluputkan mereka
dari tangan orang-orang fasik dan menyelamatkan mereka, sebab
mereka berlindung pada-Nya.

Read more...

MENGHIBUR YANG BERDUKA

TUHAN INGIN PENGHIBURAN DATANG DARI LINGKARAN KELUARGA ALLAH YANG SALING MENOPANG
Nats: Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur (Matius 5:4)



Setiap orang pasti pernah berduka. Sebabnya bisa macam-macam; dari kehilangan hingga kerugian, dari tersakiti hingga terabaikan. Ketika susah, hati kita pedih dan perih. Realitas hidup terasa suram. Dalam kondisi demikian, bagaimana kita dapat berbahagia, seperti sabda Tuhan? Hari ini firman Tuhan ditujukan bagi Anda yang sedang berduka,
juga bagi Anda yang hendak menolong orang berduka.

Ucapan Bahagia Yesus ini ditujukan kepada orang banyak, yang umumnya adalah rakyat jelata. Mereka berasal dari dalam juga luar negeri Israel (ada yang datang dari Dekapolis dan seberang Yordan), dan banyak di antara mereka pernah sakit fisik serta jiwa. Mereka adalah
orang kebanyakan, orang-orang di akar rumput, yang disebut okhlos dalam bahasa Yunani. Bukan orang berpangkat hebat atau berkedudukan sosial mantap. Yesus berkata kepada mereka, "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur ." Betapa melegakan sabda ini! Pertama, Yesus mengemukakan kenyataan yang indah kepada mereka. Kedua, Yesus mengajar mereka untuk tidak digilas kedukaan. Kedukaan memang menyedihkan dan menyesakkan, namun ia tidak abadi. Setelah kedukaan, realitas akan berganti lewat penghiburan, yang dapat diwujudkan dalam tindakan cinta kasih. Ya, orang yang berduka adalah sasaran cinta kasih, demikian pesan Yesus. Dan inilah kuncinya bagaimana mereka yang berdukacita dapat berbahagia.


Hari ini, maukah kita menjadi saluran cinta kasih Tuhan bagi mereka yang menderita? Pergilah, lawatlah teman Anda yang sedang susah. Hadirkan hati Anda bagi mereka, agar mereka terhibur oleh cinta kasih
Tuhan.

2 Korintus 1:3-7

3 Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh
belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,
4 yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami
sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam
penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.
5 Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam
kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima
penghiburan berlimpah-limpah.
6 Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan
kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu,
sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita
kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga.
7 Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh, karena kami tahu, bahwa
sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami,
kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami.

Read more...

June 20, 2008

TURUT KEHILANGAN

HIDUP DI DUNIA ADALAH KESEMPATAN UNTUK MENGUMPULKAN BEKAL BAGI KEHIDUPAN KEKAL NANTI
Nats: Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21)


Pada sekitar abad ke-2 ada seorang yang bernama Aristides yang menulis kesaksian demikian tentang cara hidup orang kristiani pada zaman itu demikian: "Apabila ada di antara mereka yang meninggal, mereka tidak mengantar jenazah dengan ratapan dan tangisan, tetapi justru dengan nyanyian dan pujian. Mereka melakukannya seolah-olah sedang menghantar orang yang berpindah tempat; dari satu tempat ke tempat lain yang
lebih baik."

Dalam perspektif iman kristiani, kematian hanyalah akhir dari kehidupan di dunia ini, sekaligus merupakan awal kehidupan baru dalam kekekalan. Kematian bisa diumpamakan sebagai orang yang membongkar kemah tempat tinggalnya (2 Korintus 5:2,4). Lalu ia pergi ke tempat baru, mendirikan kemah baru di sana, dan memulai lagi kehidupan yang
baru.

Itulah sebabnya, seperti dikatakan oleh Rasul Paulus bahwa "hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" bagi orang-orang yang hidup di dalam Kristus, maka kematian bukan lagi sesuatu yang menakutkan dan karenanya perlu diiringi dengan ratapan. Namun, kematian adalah sebuah "jalan" untuk hidup bersama-sama dengan Kristus. Kalaupun kita menangis, itu lebih karena diri kita yang kehilangan atau keluarga
yang ditinggalkan. Sementara saudara yang meninggal itu sendiri sudah berada di tempat yang lebih baik.

Jadi, sebetulnya tidak tepat mengiringi seseorang yang meninggal dengan ucapan, "Turut berdukacita." Ucapan tersebut tidak mencerminkan iman kristiani. Untuk menyatakan empati dan simpati kepada keluarga, jauh lebih tepat bila kita mengucapkan: "Turut merasa kehilangan"

Filipi 1:20-26

20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam
segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala,
demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam
tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.
21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku
bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama
dengan Kristus—itu memang jauh lebih baik;
24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.
25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan
bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan
bersukacita dalam iman,
26 sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena
aku, apabila aku kembali kepada kamu.

Read more...

June 19, 2008

MASIH ADA SISA

SAAT KEHILANGAN, BERFOKUSLAH PADA APA YANG MASIH ADA AGAR JANGAN SEMUA HILANG, TERUTAMA PENGHARAPAN
Nats: Mulai saat itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia (Yohanes 6:66)


Setiap orang pasti pernah kehilangan. Entah barang, harta, rumah, kesempatan, atau bahkan orang yang dicintai. Pengalaman kehilangan bisa melumpuhkan semangat hidup, bahkan mematikan pengharapan kita. Tengoklah betapa banyak orang yang putus asa akibat pahitnya pengalaman kehilangan.

Alkitab mencatat bahwa Allah pernah mengalami kehilangan umat yang dikasihi-Nya, karena berturut-turut mereka beralih kesetiaan. Jumlah orang yang percaya menurun secara bertahap. Israel menolak-Nya. Yehuda meninggalkan-Nya. Jumlah umat yang setia terus menipis. Namun, Dia tak pernah berhenti berkarya! Alih-alih memikirkan yang hilang, Dia memikirkan yang tersisa. Dia bekerja melalui mereka. Namanya "sisa
Israel". Yesaya sedang menggemakan penghayatan iman yang dinamai Teologi Sisa.


Yohanes melaporkan tentang ribuan pengikut Yesus yang pergi sesudah mendengar firman keras yang menantang iman. Tersisa hanya 12 murid! Namun, Yesus tidak kecewa atau putus harap. Dia tetap bekerja dengan sisa komposisi 12 murid itu, yang kelak justru menjadi fondasi Gereja di seluruh dunia.

Jika Anda sedang mengalami kehilangan, jangan berfokus pada yang telah hilang atau pergi, melainkan pada yang masih ada. Tidak berarti semua itu tidak penting, namun bukankah hidup harus terus berjalan? Hari esok harus kita songsong dengan tetap maju dan berkarya dengan apa yang "tersisa". Sekecil apa pun itu. Waktu, kesempatan, kekuatan, keluarga, teman, sedikit uang ... apa saja yang masih ada pada kita. Hargai, syukuri, dan melangkahlah dengannya!

Yesaya 10:20-27

20 Tetapi pada waktu itu sisa orang Israel dan orang yang terluput di
antara kaum keturunan Yakub, tidak akan bersandar lagi kepada yang
mengalahkannya, tetapi akan bersandar kepada TUHAN, Yang Mahakudus,
Allah Israel, dan tetap setia.
21 Suatu sisa akan kembali, sisa Yakub akan bertobat di hadapan Allah
yang perkasa.
22 Sebab sekalipun bangsamu, hai Israel, seperti pasir di laut
banyaknya, namun hanya sisanya akan kembali. TUHAN telah memastikan
datangnya kebinasaan dan dari situ timbul keadilan yang meluap-
luap.
23 Sungguh, kebinasaan yang sudah pasti akan dilaksanakan di atas
seluruh bumi oleh Tuhan, TUHAN semesta alam.
24 Sebab itu beginilah firman Tuhan, TUHAN semesta alam: "Hai umat-Ku
yang diam di Sion, janganlah takut terhadap Asyur, apabila mereka
memukul engkau dengan gada dan menghantam engkau dengan tongkatnya,
seperti yang dilakukan Mesir dahulu.
25 Sebab sedikit waktu lagi amarah-Ku atasmu akan berakhir, dan
murka-Ku akan menyebabkan kehancuran mereka.
26 TUHAN semesta alam akan mencambuk mereka dengan cemeti, seperti Ia
menghajar Midian di gunung batu Oreb, dan mengayunkan tongkat-Nya
ke atas laut Teberau dan mengangkatnya seperti di Mesir dahulu.
27 Pada waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan
terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan
lenyap."

Read more...

BLESSING IN DISGUISE

TUHAN TIDAK MEMAKAI ORANG YANG MERASA MAMPU TUHAN MEMAKAI ORANG YANG TAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI

Nats: Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya (1 Raja-raja 17:15)



Suatu malam, seorang wanita kulit hitam setengah baya bertahan di tepi jalan tol Alabama dalam guyuran hujan. Mobilnya mogok. Ia berusaha mencari tumpangan. Beruntung seorang pemuda bule berhenti dan membawanya ke pangkalan taksi. Walau tergesa, wanita tadi tak lupa menanyakan alamat si pemuda.

Tujuh hari kemudian, si pemuda mendapat kiriman televisi berwarna besar yang sangat mahal, dengan catatan: "Terima kasih telah menolong saya di jalan tol malam itu. Hujan tak hanya membasahi baju saya, tetapi juga jiwa saya. Untung Anda datang. Jadi, saya masih sempat hadir di sisi suami saya yang sekarat ... hingga wafat. Tuhan
memberkati Anda karena tidak mementingkan diri sendiri"—Tertanda: Ny. Nat King Cole (istri penyanyi jaz terkenal tahun 1960-an).

Walaupun kecil, karya kemanusiaan tetaplah menggetarkan hati. Sang janda Sarfat hidup hanya bersama anak perempuannya, di zaman yang sulit karena kemarau panjang dan bencana kelaparan. Ia hanya memiliki sedikit minyak dan segenggam tepung yang tinggal sekali dimasak (ayat 12). Namun karena memercayai Allah, ia mau menolong Elia yang
kesulitan. Allah pun memberkati tepung dan minyaknya hingga bencana kelaparan berlalu. Dan bukan cuma berkat jasmani! Ketika putri tunggalnya mati, Tuhan, melalui Elia, membangkitkannya (ayat 22).

Tuhan dapat memakai siapa pun untuk memberkati —- seperti janda miskin di Sarfat yang menjadi saluran berkat bagi Elia. Dan, Tuhan menyediakan berkat tersembunyi bagi setiap hati yang tersentuh akan derita sesamanya. Anda rindu dipakai menjadi jalan berkat-Nya bagi sesama yang membutuhkan? Bertindaklah!

1 Raja-raja 17:7-24

7 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab
hujan tiada turun di negeri itu.
8 Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan
diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda
untuk memberi engkau makan."
10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke
pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang
mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya:
"Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah
ambil juga bagiku sepotong roti."
12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup,
sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam
tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan
sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian
aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah
kami memakannya, maka kami akan mati."
13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah
seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku
sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku,
kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan
itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan
berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan
Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat
makan beberapa waktu lamanya.
16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli
itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan
perantaraan Elia.
17 Sesudah itu anak dari perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit dan
sakitnya itu sangat keras sampai tidak ada nafasnya lagi.
18 Kata perempuan itu kepada Elia: "Apakah maksudmu datang ke mari, ya
abdi Allah? Singgahkah engkau kepadaku untuk mengingatkan
kesalahanku dan untuk menyebabkan anakku mati?"
19 Kata Elia kepadanya: "Berikanlah anakmu itu kepadaku." Elia
mengambilnya dari pangkuan perempuan itu dan membawanya naik ke
kamarnya di atas, dan membaringkan anak itu di tempat tidurnya.
20 Sesudah itu ia berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku!
Apakah Engkau menimpakan kemalangan ini atas janda ini juga, yang
menerima aku sebagai penumpang, dengan membunuh anaknya?"
21 Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan
berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah
kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya."
22 TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang
ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali.
23 Elia mengambil anak itu; ia membawanya turun dari kamar atas ke
dalam rumah dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia: "Ini anakmu,
ia sudah hidup!"
24 Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu, bahwa
engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah
benar."

Read more...

June 17, 2008

SAPAAN DAMAI

KEKERASAN LEBIH SERING MENIMBULKAN MASALAH BARU
Nats: Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai (Yakobus 3:18)



Ketegangan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara sejak perang Korea lebih dari setengah abad lalu, tidak pernah reda. Bahkan, isu nuklir Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir membuat hubungan mereka semakin kritis. Upaya diplomasi melalui perundingan berjalan sangat alot.

Atas prakarsa bersama, rombongan musik New York Philharmonic dari Amerika, menggelar konser musik di Teater Agung Pyongyang, ibukota Korea Utara, pada tanggal 26 Februari 2008. Konser yang diusung oleh tim berjumlah 350 orang itu mendapat sambutan luar biasa. Banyak orang yang menyaksikan langsung atau melalui siaran televisi, terharu dan meneteskan air mata. Konser itu berhasil merengkuh hati warga Korea. Rupanya cara ini telah menjadi sapaan damai yang lebih ampuh ketimbang gunboat diplomacy (diplomasi ancaman perang) dan ancaman embargo.


Di dunia ini, sebuah dalil berkata, "Untuk menegakkan perdamaian, kita harus siap berperang." Namun kiranya dalil ini tak dianut oleh anak-anak Tuhan yang memiliki hikmat "dari atas". Firman Tuhan mengajak kita untuk menegakkan perdamaian dengan cara yang berkebalikan dengan dalil dunia; kita harus menunjukkan kelemahlembutan (ayat 13)! Kita juga harus rela menghilangkan segala keirihatian, egoisme, dan sifat memegahkan diri—yang kerap kali menjadi pemicu ketidakdamaian (ayat 16). Selanjutnya kita diminta untuk memiliki hati yang murni, pendamai, peramah ... (ayat 17). Melalui jalan inilah kita akan menuai damai (ayat 18). Inilah tantangan kita hari ini; menjadi pembawa damai di mana pun kita berada.

Yakobus 3:13-18

13 Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan
cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir
dari kelemahlembutan.
14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri
sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta
melawan kebenaran!
15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari
nafsu manusia, dari setan-setan.
16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ
ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya
pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang
baik, tidak memihak dan tidak munafik.
18 Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk
mereka yang mengadakan damai.

Read more...

June 16, 2008

AKU ADALAH AKU

AKU ADALAH AKU


Ketika Musa bertanya kepada Allah mengenai nama-Nya, Allah menjawab, "AKU ADALAH AKU", yang dalam bahasa Ibrani adalah "ehyeh asher ehyeh". Mengapa jawaban Allah tersebut akhirnya merujuk kepada YHWH, nama Allah Israel?

Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam bahasa aslinya, "AKU ADALAH AKU" merupakan kalimat yang ejaannya hampir sama dengan YHWH. Hal tersebut menjadi kunci kepada pengertian yang mewakili nama pribadi Allah Israel. Kata ini berhubungan dengan kata kerja "to be h-y-h" atau "hayah", yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi "I AM that I AM".

Dalam catatan ayat Alkitab NetBible mengenai "AKU ADALAH AKU", dituliskan bahwa kata kerja yang digunakan di sini adalah "ehyeh", bentuk orang pertama tunggal dari kata kerja "hayah". Ketika Allah menggunakan kata kerja tersebut untuk menyatakan nama-Nya, Ia berkata, "I am." Ketika umat-Nya merujuknya sebagai "Yahweh", yang merupakan orang ketiga maskulin tunggal dari kata kerja yang sama, mereka berkata, "He is."

Kembali ke kata "ehyeh" dan YHWH, sebuah artikel yang berjudul "Understanding the Tetragrammaton" menuliskan bahwa secara tata bahasa Ibrani, jika kita menganalisa "ehyeh", kita akan melihatnya sebagai bentuk "imperfect" orang pertama tunggal dari kata kerja "hayah". Bentuk ini merupakan perubahan dari orang pertama ke orang ketiga ("I am" menjadi "He is"). Lalu kita melihat sebuah perubahan kecil, w/y, yang sering kali bertukaran dalam bahasa Ibrani sehingga bentuk yang kita lihat setelah itu adalah YHWH. Perubahan bentuk orang ketiga tunggal dari "hayah" adalah "yihyeh" (YHYH).

Lalu, mengapa "ehyeh" menjadi "YHWH" setelah mengalami perubahan dari bentuk orang pertama tunggal menjadi orang ketiga tunggal?

Jika diperhatikan dan dianalisa secara tata bahasa Ibrani, "to be ehyeh" adalah bentuk "imperfect" orang pertama tunggal dari "to be hayah" dan merupakan perubahan dari orang pertama ke orang ketiga ("I am" menjadi "He is"). Di sini ada perubahan kecil. Seharusnya perubahan itu adalah dari bentuk "hayah" menjadi "yihyeh" atau
"yhyh".

Mengapa "YHWH", bukannya "YHYH" seperti yang kita lihat di atas? Beberapa ahli menjawabnya, dalam bahasa Ibrani, w/y sering kali bertukaran sehingga tidak masalah jika terjadi perubahan "YHYH" menjadi "YHWH".

Ada beberapa jawaban yang lebih memuaskan untuk pertanyaan ini. Dalam Konkordansi Strong, "YHWH" berasal dari akar (root) kata kerja "hyh" (hayah) dalam bahasa Ibrani. Penjelasan di "The Theological Word Book of the Old Testament" dituliskan bahwa "hwh" (hawah) merupakan bentuk kata yang lebih tua dari akar verba ini.

Secara umum, pendapat yang banyak diterima adalah "I am" diterjemahkan dari kata "ehyeh", di mana bentuk ketiga tunggalnya adalah "yihyeh", yang di daerah Palestina Utara bentuknya adalah "hawah", bentuk tua dari kata "hayah". Inilah penjelasan mengapa "YHYH" bisa menjadi "YHWH" yang berarti "He is". Perbedaan antara bentuk orang pertama tunggal dengan bentuk orang ketiga tunggal adalah "I am" yang merupakan kata dari sudut pandang Allah, sedangkan "He is" dari sudut pandang manusia.

Referensi:
Ross, Allen P. 1986. Biblical Hebrew Handbook.
Wolf, Herbert. 2004. Pengenalan Pentateukh. Malang: Gandum Mas.

Read more...

JERIH LELAH KITA SELAMA MENABUR BENIH

JERIH LELAH KITA SELAMA MENABUR BENIH TIDAK AKAN SIA-SIA
Nats: Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai (Mazmur 126:5)


Beberapa waktu lalu, harian Kompas pernah memuat kisah tentang Mak Tino, seorang perempuan tua berusia 63 tahun asal Cilacap. Sehari-hari ia bekerja sebagai pengumpul beras sisa yang jatuh dari truk pengangkut beras di pasar induk Cipinang. Rata-rata per hari ia bisa mengumpulkan 5 kilogram beras, yang dijualnya untuk makanan ayam
seharga lima ribu rupiah. Dengan pendapatan seadanya itu, ia mampu menyekolahkan tiga anaknya sampai lulus SMP di kampungnya. Mak Tino tidak pernah menyesali jalan hidupnya. Ia sadar betul, itulah "bagian perjuangan" yang harus ia jalani.

Pada dasarnya, hidup adalah perjuangan; yakni perjuangan untuk meraih cita-cita, perjuangan untuk mewujudkan harapan. Selain itu kita juga harus berjuang untuk memenuhi panggilan hidup beriman; yakni menjadi berkat bagi dunia ini, serta membuat dunia di mana kita berada menjadi tempat yang lebih baik (Kisah Para Rasul 13:47). Sebagaimana dalam sebuah perjuangan pada umumnya, berlaku pula pepatah ini: "Berakit-
rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian."

Jangan berkecil hati kalau karena mengejar cita-cita kita harus berlelah-lelah. Jangan patah hati kalau karena menanti-nanti harapan kita harus berpayah-payah. Dan jangan tawar hati kalau karena memperjuangkan iman kita harus bersusah-susah. Menaburlah terus dengan tekun dan teguh. Jerih lelah kita tidak akan sia-sia. Inilah yang dinyatakan oleh pemazmur dalam bacaan kita. Bahwa akan ada saatnya, kita menuai buah hasil kita "menabur benih" (ayat 6)!

Mazmur 126

1 Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita
seperti orang-orang yang bermimpi.
2 Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita
dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara
bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-
orang ini!"
3 TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita
bersukacita.
4 Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air
kering di Tanah Negeb!
5 Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai
dengan bersorak-sorai.
6 Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti
pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Read more...

June 15, 2008

KUALITAS PEKERJAAN

BILA PEKERJAANMU MENYAPU JALAN LAKUKAN SEPERTI BEETHOVEN MENGGUBAH LAGU —M. LUTHER KING
Nats: Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23)


Kualitas sebuah pekerjaan tidak ditentukan oleh "nilai rohani" yang terkandung dalam pekerjaan itu—misalnya pendeta atau orang yang bekerja di lembaga keagamaan, tetapi oleh motivasi yang mendasarinya. Seorang petani yang bekerja dengan motivasi "bekerja buat Tuhan", akan lebih bernilai karyanya, daripada pendeta yang berkhotbah sekadar untuk mendapatkan honorarium atau pujian.

Pekerjaan apa pun—selain tentunya baik dan benar—yang penting sungguh-sungguh dilakukan untuk Tuhan. Ada sebuah sajak yang dikutip oleh Pdt. Eka Darmaputera dalam salah satu bukunya, Tuhan dari Poci dan Panci. Konon sajak itu ditulis oleh seorang pekerja rumah tangga berumur 19tahun:
Tuhan dari setiap poci dan panci, aku tak punya cukup waktu, bukan pula seorang ahli, untuk menjadi anak-Mu dengan mengerjakan yang suci-suci. Tapi jadikanlah aku anak-Mu melalui makanan yang kusaji. Jadikanlah aku anak-Mu melalui piring-piring yang kucuci. Hangatilah dapur ini dengan kasih-Mu. Terangi dapur ini dengan sinar-Mu. Sama seperti ketika Engkau menyajikan makanan di tepi danau, atau ketika perjamuan malam. Dan terimalah pekerjaanku yang sehari-hari ini, yang kukerjakan bagi Engkau endiri.



Nasihat Paulus memang ditujukan bagi para hamba dalam hal ketaatan kepada tuannya. Namun juga berlaku bagi semua orang dalam setiap profesi. Bukankah setiap profesi sangat berarti, jika dikerjakan sebagai bagian dari persembahan kepada Tuhan?

Kolose 3:22-25

22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala
hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka,
melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang
ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu
hamba-Nya.
25 Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu,
karena Tuhan tidak memandang orang.

Read more...

June 14, 2008

MELAYANI SESUAI KARUNIA

ORANG YANG HATINYA DIPENUHI KASIH TUHAN TIDAK PERNAH KEKURANGAN LADANG PELAYANAN
Nats: Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan kasih karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengelola yang baik dari anugerah Allah (1 Petrus 4:10)


Sekelompok pemangkas rambut kristiani ingin melayani Tuhan sesuai talenta mereka. Lalu muncullah ide unik. Sebulan sekali mereka mendatangi kawasan kumuh, panti wreda, dan tempat perawatan orang cacat. Dan dibukalah layanan perawatan kecantikan gratis. Setiap orang dilayani layaknya pelanggan eksklusif. Dihormati. Dicintai. Hasilnya?
Banyak yang tersentuh. "Orang-orang ini memberi saya harga diri," ujar seorang ibu miskin. "Saya dan kedua putri saya tak mampu pergi ke salon. Kini, tiap bulan saya bisa menatap diri di cermin dengan bangga. Mereka membuat saya merasa berharga, cantik, dan layak untuk hidup."

Petrus menyerukan agar di akhir zaman ini kita bersungguh-sungguh mengasihi sesama. Kasih yang sungguh itu nyata, bukan hanya kata. Kasih yang sungguh itu polos, bukan hanya polesan. Petrus memberi contoh. Jika memberi tumpangan pada orang asing, lakukan dengan sepenuh hati. Pelayanan setengah hati menghasilkan sungut-sungut.
Orang tak merasa dikasihi jika kita melakukan tindakan kasih tanpa kasih. Kasih yang sungguh juga harus kreatif. Ia mendorong kita menemukan dan memakai segala karunia yang Tuhan berikan untuk melayani sesama. Dengan cara itulah Allah dimuliakan.


Karunia Tuhan bagi setiap orang berbeda, tetapi pasti ada. Banyak orang menganggap diri tak bisa apa-apa, hanya karena tidak bisa bernyanyi atau bermain musik di gereja. Padahal apa pun kemampuan kita, bisa dipakai untuk melayani. Para pemangkas rambut bisa melayani dengan sisir, gunting, dan senyuman. Seorang sopir bisa mengantar lansia ke gereja. Anda pun pasti bisa berbuat sesuatu.

1 Petrus 4:7-11

7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu
dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang
lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak
bersungut-sungut.
10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah
diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih
karunia Allah.
11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang
yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani,
baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah,
supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus.
Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Read more...

June 13, 2008

BIKIN HIDUP LEBIH HIDUP

KITA TIDAK BUTUH LEBIH BANYAK BARANG LAGI UNTUK BAHAGIA KITA BUTUH TUHAN LEBIH DALAM LAGI UNTUK BAHAGIA
Nats: Mereka akan makan tetapi tidak menjadi kenyang, mereka akan bersundal tetapi tidak menjadi banyak, sebab mereka telah meninggalkan TUHAN (Hosea 4:10)


Kalau kita berjalan-jalan di mal, menonton TV, atau membaca majalah, maka kita akan melihat banyaknya barang atau jasa yang ditawarkan. Secara tidak langsung kita dibuat untuk selalu tidak puas dengan apa yang kita miliki sekarang. Selalu ada barang yang lebih baru, lebih
baik, lebih canggih, dan berbagai lebih lainnya. Kebohongan terbesar yang ditawarkan adalah kalau Anda punya ini, Anda akan bahagia.

Bacaan hari ini berkisah mengenai imam dan bangsa Israel yang tidak setia. Ketika membaca daftar "dosa" yang dipampangkan, mungkin kita berpikir bahwa itu "kasus" bangsa Israel (ayat 2), bukan saya. Saya tidak berzina; saya setia kepada pasangan saya. Ya, mungkin kita setia kepada pasangan, tetapi baiklah kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita setia kepada Tuhan?


Tuhan berjanji memberkati orang yang takut dan setia kepada-Nya. Salah satu berkat Tuhan yang mungkin sangat jarang dibahas adalah, "karunia untuk menikmati apa yang Allah berikan" (Pengkhotbah 4:17,18). Ada orang-orang yang luar biasa kaya, tetapi tidak bisa menikmati
kekayaannya karena Tuhan tidak mengaruniakan kuasa untuk menikmatinya (Pengkhotbah 6:2). Dalam bacaan kita, Tuhan berfirman bahwa umat yang meninggalkan-Nya akan makan tetapi tidak menjadi kenyang. Melakukan banyak hal, tetapi tidak membuahkan hasil. Itu terjadi karena mereka meninggalkan Tuhan.

Mari kita memeriksa hidup kita sejenak. Apakah kita tidak merasa puas? Apakah kita sedang merasa kurang? Apakah kita tidak bisa menikmati hal-hal yang Tuhan berikan? Jika ya, ini saatnya berbalik kepada Tuhan. Dia menanti Anda. Sekarang!

Hosea 4

1 Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai
perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan
tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini.
2 Hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan
kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah.
3 Sebab itu negeri ini akan berkabung, dan seluruh penduduknya akan
merana; juga binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara,
bahkan ikan-ikan di laut akan mati lenyap.
4 Hanya janganlah ada orang mengadu, dan janganlah ada orang menegor,
sebab terhadap engkaulah pengaduan-Ku itu, hai imam!
5 Engkau akan tergelincir jatuh pada siang hari, juga nabi akan
tergelincir jatuh bersama-sama engkau pada malam hari; dan Aku akan
membinasakan ibumu.
6 Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang
menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan
karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan
melupakan anak-anakmu.
7 Makin bertambah banyak mereka, makin berdosa mereka kepada-Ku,
kemuliaan mereka akan Kutukar dengan kehinaan.
8 Mereka mendapat rezeki dari dosa umat-Ku dan mengharapkan umat-Ku
itu berbuat salah.
9 Maka seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam: Aku akan
menghukum dia karena tindakan-tindakannya dan Aku akan membalaskan
perbuatan-perbuatannya kepadanya.
10 Mereka akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, mereka akan
bersundal, tetapi tidak menjadi banyak, sebab mereka telah
meninggalkan TUHAN untuk berpegang kepada sundal.
11 Anggur dan air anggur menghilangkan daya pikir.
12 Umat-Ku bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu
kepadanya, sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka
berzinah meninggalkan Allah mereka.
13 Mereka mempersembahkan korban di puncak gunung-gunung dan membakar
korban di atas bukit-bukit, di bawah pohon besar dan pohon hawar
dan pohon rimbun, sebab naungannya baik. Itulah sebabnya anak-
anakmu perempuan berzinah dan menantu-menantumu perempuan
bersundal.
14 Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka
berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka
bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama
dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban
bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak
berpengertian akan runtuh.
15 Jika engkau ini berzinah, hai Israel, janganlah Yehuda turut
bersalah! Janganlah pergi ke Gilgal, dan janganlah naik ke Bet-
Awen, dan janganlah bersumpah: "Demi TUHAN yang hidup!"
16 Sebab Israel degil seperti lembu yang degil, masakan sekarang TUHAN
menggembalakan mereka, seperti domba di tanah lapang?
17 Efraim bersekutu dengan berhala-berhala, biarkanlah dia!
18 Persepakatan para pemabuk! mereka menyerahkan diri habis-habisan
kepada persundalan; mereka lebih mencintai kehinaan dari pada
kemasyhuran mereka.
19 Angin melingkupi mereka dalam sayap-sayapnya, dan mereka akan
mendapat malu karena korban-korban mereka.

Read more...

SUKSES PLUS BAHAGIA

KITA SUKSES KARENA ALLAH MEMERCAYAKAN BERKAT YANG LEBIH KEPADA KITA
Nats: TUHAN, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar kegirangannya karena kemenangan yang dari pada-Mu! (Mazmur 21:2)


Semua orang ingin sukses. Ironisnya, banyak orang tidak bahagia justru setelah mereka meraih sukses. Sebut saja Kurt Cobain, penyanyi dari grup Nirvana yang bunuh diri ketika sedang tenar-tenarnya di tahun 1990-an. Atau, para rohaniwan yang citranya runtuh karena keblinger oleh kesuksesan mereka. Belum lagi para pengusaha yang setelah sukses, justru keluarganya berantakan. Dan, masih banyak kisah tragis lain tentang kesuksesan. Ini menunjukkan pentingnya menjaga sikap hati saat meraih kesuksesan.

Bacaan hari ini berbicara tentang kemenangan Raja Daud. Berbagai kejayaan dan kesuksesan ia peroleh, sehingga ia menjadi raja yang besar dalam sejarah bangsa Israel. Namun, ia sangat sadar bahwa kemenangannya datang dari Tuhan (ayat 2). Oleh karena itu, ia mengembalikan semua kemuliaan hanya bagi Tuhan. Hasilnya, ia bersukacita. Bukan karena kemenangannya, melainkan karena kesadaran yang ia miliki tentang siapa yang memberi kesuksesan tersebut, yakni Tuhan.


Dari mazmur ini kita belajar tentang cara menyikapi kesuksesan. Pertama, kita harus selalu menyadari bahwa kita sukses bukan melulu karena kita hebat, tetapi lebih utama karena anugerah Tuhan. Dalam rencana-Nya, Allah memercayakan berkat yang lebih kepada kita. Karena
itu kita tidak boleh menjadi sombong. Kedua, kesuksesan bukan untuk dinikmati sendiri, melainkan untuk disalurkan kepada sesama. Sama seperti segala berkat yang lain, Tuhan ingin kesuksesan kita dipakai untuk memberkati orang lain dan memuliakan nama-Nya. Dengan demikian, kita akan menjadi orang sukses yang bahagia.

Mazmur 21

1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (21-2) TUHAN, karena
kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar kegirangannya karena
kemenangan yang dari pada-Mu!
2 (21-3) Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan
kepadanya, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak. Sela
3 (21-4) Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau
menaruh mahkota dari emas tua di atas kepalanya.
4 (21-5) Hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberikannya
kepadanya, dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya.
5 (21-6) Besar kemuliaannya karena kemenangan yang dari pada-Mu;
keagungan dan semarak telah Kaukaruniakan kepadanya.
6 (21-7) Ya, Engkau membuat dia menjadi berkat untuk seterusnya;
Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.
7 (21-8) Sebab raja percaya kepada TUHAN, dan karena kasih setia Yang
Mahatinggi ia tidak goyang.
8 (21-9) Tangan-Mu akan menjangkau semua musuh-Mu; tangan kanan-Mu
akan menjangkau orang-orang yang membenci Engkau.
9 (21-10) Engkau akan membuat mereka seperti perapian yang
menyala-nyala, pada waktu Engkau menampakkan Diri, ya TUHAN. Murka
TUHAN akan menelan mereka, dan api akan memakan mereka.
10 (21-11) Keturunan mereka akan Kaubinasakan dari muka bumi, dan anak
cucu mereka dari antara anak-anak manusia.
11 (21-12) Apabila mereka hendak mendatangkan malapetaka atasmu,
merancangkan tipu muslihat, mereka tidak berdaya.
12 (21-13) Ya, Engkau akan membuat mereka melarikan diri, dengan tali
busur-Mu Engkau membidik muka mereka.
13 (21-14) Bangkitlah, ya TUHAN, di dalam kuasa-Mu! Kami mau
menyanyikan dan memazmurkan keperkasaan-Mu.

Read more...

June 11, 2008

DAPAT DIPERCAYA

MASA DEPAN KITA AKAN LEBIH BAIK BILA KITA JUJUR DAN DAPAT DIPERCAYA
Nats: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam hal kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam hal yang besar (Matius 25:21)


Setiap orang pasti ingin dipercaya, apalagi untuk melakukan tanggung jawab yang besar. Namun, bagaimana seseorang dapat dipercaya jika sikapnya tak seperti yang diharapkan? Kalau uang lima puluh ribu rupiah bisa hilang di kamar hotel, berarti ada orang yang tidak dapat dipercaya di hotel itu. Kalau karyawan kerap terlambat datang ke kantor dan pulang lebih cepat dari jam kerja, maka integritasnya sukar dipercaya. Kalau seorang guru Sekolah Minggu biasa membolos mengajar, tidak mungkin ia dapat dipercaya untuk tugas yang lebih besar.

Perumpamaan Yesus tentang talenta mengingatkan kita bahwa yang penting bukan seberapa besar tanggung jawab yang diberikan kepada kita, melainkan seberapa besar tanggung jawab kita dalam mengerjakan pelayanan. Hamba yang menerima satu talenta berpikir tuannya kejam karena hanya memberinya satu talenta. Ia mengira sang tuan akan
merampas keuntungannya, sebab itu ia tidak mengerjakan bagiannya. Ia malah menyembunyikan talenta itu di dalam tanah, lalu mengembalikan talenta itu kepada tuannya (ayat 24,25). Jika demikian, bagaimana sang tuan dapat memercayai dan memberi tanggung jawab lebih besar?


Integritas kita diuji ketika tidak ada orang lain yang melihat dan memerhatikan kita. Masih dapatkah kita mengerjakan tanggung jawab kita dengan sepenuh hati sekalipun tidak ada yang mengawasi? Tuhan akan senang bila kita mengerjakan dengan sungguh-sungguh setiap tanggung jawab yang Dia percayakan. Dengan demikian, suatu hari kelak Dia berkata, "Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu" (ayat 21)


Matius 25:14-30

14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian
ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan
hartanya kepada mereka.
15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan
yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya,
lalu ia berangkat.
16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia
menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan
berlaba dua talenta.
18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali
lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan
perhitungan dengan mereka.
20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba
lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku;
lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara
kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara
yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan,
dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba
dua talenta.
23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung
jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah
dalam kebahagiaan tuanmu.
24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan
berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang
menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari
tempat di mana tuan tidak menanam.
25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di
dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi
kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak
menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang
yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta
dengan bunganya.
28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada
orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga
ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga
yang ada padanya akan diambil dari padanya.
30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan
yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Read more...

June 10, 2008

GAMBARAN SURAM

Nats: Hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku" (Yohanes 21:19)


Seperti apakah masa depan kita nanti? Para pengamat lingkungan meramalkan hidup akan semakin sulit. Meningkatnya pemanasan global akan membuat kota-kota di pesisir terendam air. Jumlah ikan di laut berkurang, bahkan akan habis karena terlalu banyak dikeruk. Bensin, solar, dan minyak tanah tidak ada lagi. Kalaupun ada, pasti mahal
sekali. Persaingan hidup semakin tajam. Belum lagi munculnya krisis pangan, karena pertambahan penduduk tak seimbang dengan pertambahan produksi pangan. Jaringan televisi CNN pernah menayangkan gambaran suram masa depan bumi dalam tayangan berjudul Planet in Peril (Dunia dalam Ancaman Bahaya). Sungguh mengerikan!

Ketika Yesus menjelaskan masa depan Petrus kepadanya, Petrus juga merasa ngeri. Bayangkan, Yesus mengatakan bagaimana ia akan diikat dan dibawa ke tempat yang tidak ia kehendaki (ayat 18). Penganiayaan terbayang di depan. Ibarat film, hidupnya tak akan berakhir dengan happy ending. Di ujung jalan, salib menanti. Lalu, apakah Petrus
lantas tak bersemangat hidup? Tampaknya tidak, karena sesudah memberitahukan semuanya Yesus berkata, "Ikutlah Aku" (ayat 19). Artinya, asal Petrus terus melangkah bersama Yesus, ia akan dimampukan untuk bertahan sampai akhir. Kenyataan membuktikan bahwa akhirnya Petrus mati disalib, namun ia tidak menyesal. Dengan tegar ia menghadapinya, malahan minta disalib terbalik.


Seperti apakah masa depan kita? Tak ada jaminan bahwa hidup akan semakin baik atau bumi semakin ramah. Namun, kita memiliki jaminan penyertaan Tuhan. Siapa saja yang mengikut Yesus akan dimampukan untuk tegar menghadapi situasi, seburuk apa pun.

Yohanes 21:15-19

15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"
Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku."
16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya:
"Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus
kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus
berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia
berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau
tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku.
18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau
mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja
kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan
membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan
mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata
kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

Read more...

KEBAIKAN DI MASA DEPAN

TUHAN ADA DI DEPAN; DIA MEMIMPIN KITA JUGA SELALU ADA DI SISI; DIA MENEMANI KITA
Nats: Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, ... yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11)


Apakah Anda pernah melihat tukang obat yang "praktik" di pasar-pasar dengan tenda lebar dan gelegar musik serta loudspeaker-nya? Waktu kecil, saya senang melihat tukang obat semacam ini. Terutama karena di mata saya waktu itu, si tukang obat begitu hebat dan meyakinkan. Ada macam-macam obat; dari obat sakit gigi sampai rematik. Di mulut si tukang obat, semua tampak sangat ampuh!

Tampaknya begitu juga suara nabi-nabi palsu yang ikut dibuang ke Babel. Mereka bernubuat; umat akan segera pulang ke tanah perjanjian, umat Yehuda akan kembali berjaya (Yeremia 28:2-4,11). Siapa yang tidak senang mendengar penghiburan bahagia atas nama Tuhan? Wajar bila umat terhibur. Namun, nubuatan mereka palsu. Yeremia, nabi Tuhan, meradang melihat kepalsuan ini. Jadi, ia menulis surat kenabian bagi saudara sebangsa yang terbuai kepalsuan itu: "Dirikanlah rumah ... menikahlah
... usahakanlah kesejahteraan kota ... masih 70 tahun lagi waktu bagi Babel ... jangan teperdaya ucapan nabi palsu" (Yeremia 29:4-10).

Ya, Yeremia menyampaikan berita yang berbeda, "Sebab Aku tahu rancangan-Ku tentang kamu ... yakni rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan ..." (ayat 11). Namun itu tidak berarti umat bisa pulang sekarang. Tidak, umat masih harus menjalani masa pembuangan. Ini kehendak Tuhan. Berat. Betul, tetapi melaluinya Tuhan
sedang merancang kebaikan di masa depan.


Jalan menuju masa depan kerap kali adalah jalan masa kini yang terjal. Siapa yang berani bertahan dan maju bersama Tuhan meski "dalam ketidakpastian hidup", akan melihat karya Tuhan yang pada akhirnya akan dilihat sebagai kebaikan

Yeremia 29:1-23

1 Beginilah bunyi surat yang dikirim oleh nabi Yeremia dari Yerusalem
kepada tua-tua di antara orang buangan, kepada imam-imam, kepada
nabi-nabi dan kepada seluruh rakyat yang telah diangkut ke dalam
pembuangan oleh Nebukadnezar dari Yerusalem ke Babel.
2 Itu terjadi sesudah raja Yekhonya beserta ibu suri, pegawai-pegawai
istana, pemuka-pemuka Yehuda dan Yerusalem, tukang dan pandai besi
telah keluar dari Yerusalem.
3 Surat itu dikirim dengan perantaraan Elasa bin Safan dan Gemarya
bin Hilkia yang diutus oleh Zedekia, raja Yehuda, ke Babel, kepada
Nebukadnezar, raja Babel. Bunyinya:
4 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua
orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke
Babel:
5 Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati
hasilnya;
6 ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan;
ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi
anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan
perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang!
7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan
berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya
adalah kesejahteraanmu.
8 Sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel:
Janganlah kamu diperdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di
tengah-tengahmu dan oleh juru-juru tenungmu, dan janganlah kamu
dengarkan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan!
9 Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu demi nama-Ku. Aku tidak
mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN.
10 Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun
bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati
janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu
hari depan yang penuh harapan.
12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka
Aku akan mendengarkan kamu;
13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu
menanyakan Aku dengan segenap hati,
14 Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan
Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari
antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah
Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan
mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang
kamu. —
15 Memang kamu berkata: TUHAN telah membangkitkan nabi-nabi bagi kami
di Babel. —
16 Sungguh, beginilah firman TUHAN tentang raja yang duduk di atas
takhta Daud dan tentang seluruh rakyat yang diam di kota ini, yakni
saudara-saudaramu yang tidak keluar beserta kamu ke dalam
pembuangan:
17 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sesungguhnya, Aku akan
mengirim pedang, kelaparan dan penyakit sampar ke antara mereka,
dan Aku akan membuat mereka seperti buah ara yang busuk dan
demikian jeleknya, sehingga tidak dapat dimakan.
18 Aku akan mengejar mereka dengan pedang, kelaparan dan penyakit
sampar, dan Aku akan membuat mereka menjadi kengerian bagi segala
kerajaan di bumi, menjadi kutuk, kedahsyatan, suitan dan aib di
antara segala bangsa ke mana mereka Kuceraiberaikan,
19 sebagai ganjaran bahwa mereka tidak mendengarkan perkataan-Ku,
demikianlah firman TUHAN, yang telah Kusampaikan kepada mereka
terus-menerus dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, yakni para nabi;
tetapi kamu tidak mendengarkannya, demikianlah firman TUHAN.
20 Tetapi dengarkanlah firman TUHAN, hai kamu semua orang buangan,
yang telah Kukirim dari Yerusalem ke Babel!
21 Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, tentang Ahab bin
Kolaya dan tentang Zedekia bin Maaseya, orang-orang yang bernubuat
palsu kepadamu demi nama-Ku: Sesungguhnya Aku akan menyerahkan
mereka ke dalam tangan Nebukadnezar, raja Babel, yang akan memarang
mereka mati di depan matamu sendiri,
22 sehingga dari keadaan mereka akan dijadikan suatu kutuk oleh semua
orang buangan dari Yehuda yang ada di Babel, demikian: Biarlah
TUHAN memperlakukan kamu seperti Zedekia dan Ahab yang telah
dipanggang oleh raja negeri Babel di dalam api!,
23 oleh karena mereka telah melakukan kebebalan di Israel, telah
berzinah dengan isteri sesama mereka dan telah mengucapkan demi
nama-Ku perkataan dusta yang tidak Kupesankan kepada mereka. Aku
sendirilah yang mengetahui dan menyaksikannya, demikianlah firman
TUHAN."

Read more...

MEMERIKSA DIRI

MEMERIKSA DIRI MEMBUAT HATI SEHAT, JIWA TERJAGA Nats: Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku (Mazmur 26:2)


Setiap kendaraan; mobil atau sepeda motor, biasanya dilengkapi dengan buku manual untuk mengoperasikan kendaraan tersebut dan buku manual untuk melakukan servis. Ya, supaya kendaraan tetap prima, kita perlu melakukan perawatan secara berkala. Sayangnya, orang kerap berpikir bahwa kalau tidak ada masalah maka tidak usah ke bengkel. Akibatnya, kendaraan pun jadi cepat rusak.

Tubuh kita ibarat kendaraan yang perlu diperiksa secara rutin dan berkala. Kapan terakhir Anda memeriksakan diri ke dokter? Bukan hanya ketika Anda tengah sakit, tetapi juga ketika Anda merasa sehat walafiat, tidak ada masalah yang berarti. Kesibukan sehari-hari, tekanan pekerjaan dan kehidupan, juga usia yang semakin bertambah, mestinya membuat kita mawas diri dengan kesehatan.

Sayangnya, kecuali sedang sakit, kerap kali orang enggan memeriksakan diri ke dokter. Entah karena tidak mau repot, malas, atau juga takut. Padahal memeriksakan diri itu penting. Kita jadi bisa tahu makanan apa yang harus dihindari, atau gaya hidup seperti apa yang perlu diubah. Sebab menjaga kesehatan tetap jauh lebih baik daripada menunggu sakit baru diobati.


Pemeriksaan diri tidak saja perlu bagi tubuh jasmani, tetapi juga bagi tubuh rohani. Itulah yang dilakukan Daud. Ia berdoa agar Tuhan menguji dan menyelidiki batin serta hatinya. Dengan begitu ia pun dapat mengikis segala "kotoran" yang ada dalam hati dan pikirannya. Introspeksi dan evaluasi diri secara rutin adalah salah satu cara yang
terbaik untuk memeriksa kesehatan tubuh rohani kita

Mazmur 26

1 Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah
hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak
ragu-ragu.
2 Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan
hatiku.
3 Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam
kebenaran-Mu.
4 Aku tidak duduk dengan penipu, dan dengan orang munafik aku tidak
bergaul;
5 aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan dengan
orang fasik aku tidak duduk.
6 Aku membasuh tanganku tanda tak bersalah, lalu berjalan
mengelilingi mezbah-Mu, ya TUHAN,
7 sambil memperdengarkan nyanyian syukur dengan nyaring, dan
menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib.
8 TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat
kemuliaan-Mu bersemayam.
9 Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang berdosa, atau hidupku
bersama-sama orang penumpah darah,
10 yang pada tangannya melekat perbuatan mesum, dan yang tangan
kanannya menerima suapan.
11 Tetapi aku ini hidup dalam ketulusan; bebaskanlah aku dan
kasihanilah aku.
12 Kakiku berdiri di tanah yang rata; aku mau memuji TUHAN dalam
jemaah.

Read more...

June 08, 2008

LAYANG-LAYANG

ANGIN TIDAK PERNAH MENJADI MUSUH LAYANG-LAYANG ANGIN SELALU MENJADI SAHABAT TERBAIK LAYANG-LAYANG Nats: Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah ... (Mazmur 46:3)



Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa layang-layang bisa terbang? Karena ada angin dan ia berani melawan angin itu! Ya, angin membawa layang-layang naik hingga tinggi ke awan. Dan hanya dengan berani melawan angin, maka layang-layang itu bisa terus terbang dengan terarah. Layang-layang yang mengikuti arah angin adalah layang-layang
yang putus, dan akan jatuh.

Kadang kita begitu takut saat angin pencobaan datang menerpa (ayat 3,4,7). Kalau boleh meminta, kita tidak berharap mengalami masalah, kesulitan, dan tekanan hidup. Sebaliknya, kita ingin jalan kita lurus dan mulus seperti jalan tol. Namun, bukankah kekristenan seperti itu hanya akan membuat kita tidak dewasa dalam Tuhan?

Bila hidup dihadapkan pada situasi atau keadaan yang sangat menakutkan, tak ada jalan lain kecuali harus memilih. Apakah kita akan seperti layang-layang yang berani melawan angin, atau mengikuti arus angin saja? Memang yang kedua lebih mudah. Ya, lebih mudah bagi kita untuk menyerah dalam situasi sulit. Namun, hari ini Tuhan ingin kita bertindak seperti pahlawan yang tak kenal menyerah saat dihadapkan pada pencobaan.

Janganlah takut jika hari ini angin yang sepoi-sepoi tiba-tiba menjadi badai. Tetaplah kuat di dalam Tuhan dan yakinlah bahwa bersama Tuhan kita akan cakap menanggung segala perkara (ayat 8,12). Bahkan kita akan mengalami perkara-perkara yang luar biasa bersama Tuhan. Jangan buru-buru menyalahkan angin besar yang menerpa layang-layang kita, sebab kita justru akan segera melihat awan, langit indah, dan
pemandangan menakjubkan.

Mazmur 46

1 Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Dengan lagu: Alamot.
Nyanyian. (46-2) Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan
kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
2 (46-3) Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah,
sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;
3 (46-4) sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung
goyang oleh geloranya. Sela
4 (46-5) Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-
aliran sebuah sungai.
5 (46-6) Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah
akan menolongnya menjelang pagi.
6 (46-7) Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia
memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur.
7 (46-8) TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah
Allah Yakub. Sela
8 (46-9) Pergilah, pandanglah pekerjaan TUHAN, yang mengadakan
pemusnahan di bumi,
9 (46-10) yang menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi, yang
mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar kereta-kereta
perang dengan api!
10 (46-11) "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku
ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!"
11 (46-12) TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah
Allah Yakub.

Read more...

June 07, 2008

HALUS TETAPI MEMATIKAN

KESOMBONGAN DAPAT MERASUK DAN MERUSAK SIAPA SAJA WASPADALAH!
Nats: Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat (Amsal 8:13)



Kesombongan. Inilah dosa yang paling disukai oleh Iblis. Sebaliknya, inilah dosa yang paling dibenci oleh Allah (Amsal 6:17). Mengapa Iblis menyukai-nya? Karena kesombongan bersifat sangat halus sehingga kerap kali manusia tidak sadar bahwa mereka sedang menyombongkan diri. Dan, kesombongan bisa merasuki siapa saja termasuk orang yang memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan.

Sebagai contoh adalah Hizkia. Dengan membaca seluruh kisah Hizkia, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ia adalah seorang raja yang memiliki hubungan dekat dengan Tuhan. Hizkia selalu mendahulukan Tuhan dan taat kepada setiap perintah Tuhan. Itu sebabnya tak heran jika Tuhan memberkati hidupnya. Namun sayangnya, di tengah berlimpahnya berkat Tuhan itu ia justru sempat menjadi angkuh (ayat 25), sehingga
nyaris mendatangkan murka Tuhan atas negerinya.


Dari kisah Hizkia, ada dua peringatan yang harus kita waspadai. Pertama, dosa kesombongan bisa merasuki siapa saja termasuk kita, anak-anak Allah. Kedua, dosa kesombongan selalu menjadi godaan yang paling besar, justru pada saat kita berada di puncak kehidupan. Kesombongan adalah dosa yang halus, tetapi mematikan. Ia bisa merasuki manusia secara halus tetapi berakibat fatal. Bila kita menemukan kesombongan timbul di hati kita, mari ikuti langkah Hizkia selanjutnya. "Tetapi ia sadar akan keangkuhannya itu dan merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka TUHAN tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia" (ayat 26).

2 Tawarikh 32:24-33

24 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit, sehingga hampir mati. Ia
berdoa kepada TUHAN, dan TUHAN berfirman kepadanya dan
memberikannya suatu tanda ajaib.
25 Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan
kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan
Yerusalem ditimpa murka.
26 Tetapi ia sadar akan keangkuhannya itu dan merendahkan diri
bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka TUHAN tidak
menimpa mereka pada zaman Hizkia.
27 Hizkia mendapat kekayaan dan kemuliaan yang sangat besar. Ia
membuat perbendaharaan-perbendaharaan untuk emas, perak, batu
permata yang mahal-mahal, rempah-rempah, perisai-perisai dan segala
macam barang yang indah-indah,
28 juga tempat perbekalan untuk hasil gandum, untuk anggur dan minyak,
dan kandang-kandang untuk berbagai jenis hewan besar dan kandang-
kandang untuk kawanan kambing domba.
29 Ia mendirikan kota-kota, memperoleh banyak kambing domba dan lembu
sapi, karena Allah mengaruniakan dia harta milik yang amat besar.
30 Hizkia ini juga telah membendung aliran Gihon di sebelah hulu, dan
menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud. Hizkia
berhasil dalam segala usahanya.
31 Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang
kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi
di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya,
supaya diketahui segala isi hatinya.
32 Selebihnya dari riwayat Hizkia dan perbuatan-perbuatannya yang
setia, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam penglihatan nabi
Yesaya bin Amos, dalam kitab raja-raja Yehuda dan Israel.
33 Kemudian Hizkia mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek
moyangnya, dan dikuburkan di pendakian ke pekuburan anak-anak Daud.
Pada waktu kematiannya seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem
memberi penghormatan kepadanya. Maka Manasye, anaknya, menjadi raja
menggantikan dia.

Read more...

June 06, 2008

MELEDAK SEPERTI PISTOL

KEMARAHAN TIDAKLAH JAHAT. APA YANG KITA LAKUKAN DENGAN KEMARAHAN ITULAH YANG MEMBUAT PERBEDAAN
Nats: Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: Janganlah matahari terbenam, sebelum padam kemarahanmu (Efesus 4:26)


Seorang perempuan yang suka marah-marah berusaha membenarkan kebiasaannya, "Kalau amarah saya sudah bisa meledak, berarti persoalan selesai. Jadi daripada dipendam, lebih baik diluapkan saja. Betul, tidak?" Temannya pun menimpali, "Yah, tapi kemarahanmu itu seperti
pistol. Hanya dengan satu ledakan, kerusakan yang terjadi bisa sangat fatal." Kemarahan memang emosi yang pelik. Ada orang yang gampang sekali meledak amarahnya, seperti perempuan di atas. Ada orang yang suka menyimpan kemarahannya; sehingga menjadi akar pahit. Namun, ada pula orang yang tak bisa marah. Ia cukup menyalahkan diri sendiri, dan akhirnya depresi.

Apakah marah itu dosa? Alkitab tidak menyatakan bahwa kita tidak boleh marah. Hanya, kita perlu menghadapi kemarahan secara wajar. Ada saatnya kita juga perlu marah. Namun, Alkitab membatasi agar kita jangan memendam kemarahan hingga menjadi dendam (ayat 26). Kita mesti
berjaga-jaga agar tak terjebak dalam amarah yang mengundang pengaruh Iblis (ayat 27).


Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, nasihat Paulus tentang amarah ini ditaruh dalam konteks pelatihan rohani untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (ayat 23,24). Dalam proses ini kita ditantang untuk secara lebih tenang dan dewasa mengenali hal-hal yang memang sepatutnya memicu kemarahan, menyadari bahaya amarah yang tak
terkendali, serta menjauhi amarah yang mendatangkan dosa.

Saat terjadi kecurangan atau ketidakadilan, misalnya, kita boleh marah. Namun, jangan asal meledak seperti pistol. Belajarlah mengungkapkan kemarahan dengan semestinya

Efesus 4:20-32

20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.
21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di
dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu,
harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh
nafsunya yang menyesatkan,
23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak
Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang
lain, karena kita adalah sesama anggota.
26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah
matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia
bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya
sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang
berkekurangan.
29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka
yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah
hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus
telah mengampuni kamu.

Read more...

June 04, 2008

SISI ISHAK

KESEDIAAN KITA UNTUK BERKORBAN BAGI ALLAH MENUNJUKKAN SEDALAM APA IMAN KITA KEPADA-NYA
Nats: Dan [Yesus] berkata: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Matius 18:3)


Saat merenungkan pengorbanan Ishak oleh Abraham, tak ayal perhatian kita terfokus pada kebesaran dan kerelaan hati Abraham untuk mempersembahkan anak tunggalnya sebagai wujud ketaatan pada Allah. Sisi Ishak nyaris tak pernah dibicarakan, padahal sisi ini menawarkan pelajaran yang tak kalah berharga.

Ketika itu Ishak sudah cukup besar sehingga Abraham menyuruhnya memikul kayu untuk korban bakaran (ayat 6). Saya membayangkan ia cukup kuat untuk melawan Abraham yang berusia seratus tahun lebih tua darinya. Ketika Abraham hendak mengikatnya, bisa saja ia memberontak dan melarikan diri. Nyatanya, Ishak pasrah (ayat 9). Ia membiarkan
dirinya diletakkan di atas mezbah, siap dikorbankan. Ia memercayai kehendak baik ayahnya, dan juga memercayai kehendak baik Allah yang disembah oleh ayahnya. Ia tampaknya mengerti bahwa apa pun yang terjadi pada dirinya, semuanya itu berlangsung demi suatu kebaikan. Disini Ishak menjadi simbol Kristus yang berserah pada kehendak
Bapa-Nya.


Sikap Ishak meneladankan penyerahan diri yang total. Penyerahan diri semacam itu berangkat dari pengertian bahwa Allah itu selalu baik dan tidak mungkin mencelakakan kita. Meskipun kita harus melewati pengorbanan yang menyakitkan, pada akhirnya rencana Allah bagi kehidupan kita senantiasa mendatangkan damai sejahtera. Sosok Ishak mewakili iman seperti seorang anak kecil, yang menandai orang-orang yang akan masuk ke dalam Kerajaan Allah (Matius 18:3).

Sebagai anak-Nya, siapkah kita juga "diikat dan dikorbankan" dengan tetap memercayai hati-Nya?

Kejadian 22:1-19

1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya:
"Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi,
yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di
sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan
Kukatakan kepadamu."
3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana
keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak,
anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu
berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya,
kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini
dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami
akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan
memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya
dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-
sama.
7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut
Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan
kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban
bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan
bersama-sama.
9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu
Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya
Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu
api.
10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau
untuk menyembelih anaknya.
11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham,
Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan
dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah,
dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal
kepada-Ku."
13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di
belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham
mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran
pengganti anaknya.
14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu
sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan
disediakan."
15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada
Abraham,
16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri—demikianlah firman
TUHAN—:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak
segan- segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat
keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti
pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota
musuhnya.
18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,
karena engkau mendengarkan firman-Ku."
19 Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka
bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.

Read more...

KAMBING HITAM

BERANI BERTANGGUNG JAWAB ADALAH SALAH SATU CIRI WATAK DAN PRIBADI YANG DEWASA
Nats: Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungjawaban (Ibrani 4:13)


Sebuah cerita humor. Suatu hari Iblis bertemu Tuhan. "Tuhan, manusia itu keterlaluan. Mereka yang korupsi, mencuri, membunuh, saya yang disalahkan. Kata mereka, digoda Iblis," keluhnya. "Sama, Aku juga begitu, Blis. Banjir, kecelakaan lalu lintas, suami istri bercerai, mereka bilang, sudah kehendak Tuhan," kata Tuhan pula.

Begitulah kecenderungan manusia; lari dari tanggung jawab, senang mencari kambing hitam, melemparkan kesalahan kepada pihak lain. Itu juga yang terjadi di Taman Eden, ketika manusia jatuh ke dalam dosa. Adam yang telah melanggar perintah Tuhan dengan memakan buah "terlarang" itu, melemparkan kesalahan kepada Hawa (ayat 12). Hawa pun
tidak terima, sehingga ia juga melemparkan kesalahannya kepada ular (ayat 13).

Tentu saja ini kecenderungan buruk. Sebab dengan melemparkan kesalahan kepada pihak lain, bukan saja berarti kita telah melipatgandakan dosa kita, tetapi kita juga jadi tidak belajar dari kesalahan. Lagipula, betapa pun cerdiknya kita bersembunyi dari dosa, kita tidak bisa lari dari Tuhan. Seperti Adam dan Hawa, kita tidak dapat mengelak dari akibat dosa. Pada akhirnya, kita harus mempertanggungjawabkan setiap
dosa kita di hadapan Tuhan.


Dosa, kalau dibiarkan akan "menggelinding" melahirkan dosa-dosa lainnya. Tidak ada jalan lain, kita harus memutus mata rantai dosa; dengan mengakui dan bertanggung jawab atasnya. Untuk sesaat mungkin kita akan "sakit" menanggung akibatnya, tetapi itu lebih baik daripada kita harus menanggung akibat yang berkepanjangan.

Kejadian 3:1-21

1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat
yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan
itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan
kamu makan buahnya, bukan?"
2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam
taman ini boleh kami makan,
3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah
berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu
tidak akan mati,
5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu
akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang
yang baik dan yang jahat."
6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan
sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi
pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan
suaminyapun memakannya.
7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka
telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-
jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia
dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan
dalam taman.
9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya:
"Di manakah engkau?"
10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman
ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku
bersembunyi."
11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau
telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang
engkau makan itu?"
12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku,
dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah
yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang
memperdayakan aku, maka kumakan."
14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau
berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di
antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan
menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini,
antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan
kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung
akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan
anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan
berkuasa atasmu."
17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan
perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah
Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah
tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari
rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan
tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau
kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil;
sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
20 Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang
menjadi ibu semua yang hidup.
21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia
dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP