Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

December 26, 2008

ULANG TAHUN YESUS

KEGELAPAN HANYA BISA TERUSIR JIKA TERANG DIPERSILAKAN HADIR
Nats: Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar (Yesaya 9:1)


Apakah Yesus lahir tanggal 25 Desember? Tidak! Kita membaca bahwa saat Yesus lahir, para gembala "menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam" (Lukas 2:8). Dan, para gembala menggembalakan domba di padang saat malam hari hanya pada musim panas. Padahal, Desember adalah musim dingin. Artinya, kelahiran Yesus pasti terjadi pada
bulan-bulan musim panas, meski tak ada yang mengetahui waktunya secara pasti. Tanggal 25 Desember dijadikan hari Natal karena hari itu merupakan perayaan berbaliknya matahari ke belahan bumi utara. Di tengah musim dingin yang gelap, terang muncul; Yesus lahir sebagai Terang Dunia.


Natal bukan perayaan ulang tahun Yesus, melainkan perayaan datangnya Yesus ke dunia sebagai Sang Terang. Kelahiran-Nya membuka babak baru: dunia yang dikuasai kegelapan dosa kini melihat Terang yang besar. Di mana terang hadir, di situ tak ada lagi kegelapan. Apa akibatnya? Pertama, umat manusia dilepaskan dari belenggu dosa yang menekan dan menindas (ayat 3). Kedua, ada damai sejahtera yang mampu mengenyahkan
perang dan perseteruan (ayat 4) serta ketidakadilan (ayat 6).

Dua ribu tahun sudah Yesus lahir. Mengapa penindasan, perang, dan ketidakadilan masih ada? Karena masih banyak orang belum membuka hati bagi Sang Terang. Manusia "melihat" Terang itu, tetapi tidak menyambut-Nya, sehingga hatinya masih dikuasai kegelapan. Tugas kita adalah memperkenalkan terang Kristus kepada sesama melalui tindakan kasih. Itulah inti perayaan Natal. Bukan sekadar menyalakan lilin atau pohon terang, melainkan hidup dalam terang dan membawa orang mengenal Sang Terang.

Yesaya 9:1-6

1. (8-23) Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri
yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon
dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan
ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa
lain.
2 (9-1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat
terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya
terang telah bersinar.
3 (9-2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan
sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu,
seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di
waktu membagi-bagi jarahan.
4 (9-3) Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas
bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada
hari kekalahan Midian.
5 (9-4) Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan
setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.
6 (9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang
putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di
atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib,
Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Read more...

MUKJIZAT NATAL

NATAL TERINDAH TERJADI KETIKA YESUS LAHIR DI HATI YANG HANCUR
Nats: Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Korintus 5:17)


Natal 2004 adalah natal pertama saya di China (ketika studi di sana). Natal pertama tanpa keluarga; tanpa pohon Natal; tanpa kebaktian Natal; tanpa kartu Natal; tanpa lagu Natal; bahkan tanpa libur natal! Namun, di tengah keadaan demikian, saya justru menemukan makna Natal yang sejati. Pada tanggal 24 Desembersahabat saya dibaptis; dan saya berkesempatan melihat sebuah hidup yang sungguh diubahkan oleh Kristus. Sejak sahabat saya menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi, ia telah banyak berubah-dari orang yang keras menjadi orang yang lembut hati; dari orang yang tak memiliki hubungan dengan Tuhan, menjadi orang yang bergaul erat dengan Dia.


Ketika itu barulah saya sadar bahwa inilah arti Natal. Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dan mengubah hidup mereka-menjadikan hidup yang tak berarti menjadi berarti. Demikian pula mukjizat Natal pertama yang dialami para gembala. Mereka hidup biasa-biasa saja, tetapi sebuah berita dari malaikat mengubahkan hidup mereka. "Telah lahir bagimu Juru Selamat" (ayat 11). Bukan bagi
orang lain, tetapi bagimu. Mereka pun menemui bayi Yesus lalu pulang sambil memuji-muji Allah (ayat 20).

Natal tak akan berarti sebelum kita bertemu dengan Kristus. Dan, mukjizat natal adalah ketika seseorang tersesat dapat bertemu dengan Sang Juru Selamat-Juru Selamat yang lahir baginya. Sudahkah Anda mengalami Kristus lahir di hati Anda? Sudahkah Anda mengalami perubahan hidup karena-Nya? Jika belum, Dia rindu melakukannya hari ini


Lukas 2:8-20

8. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang
menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka
dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat
ketakutan.
10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab
sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa:
11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus,
Tuhan, di kota Daud.
12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi
dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu
sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai
sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan
kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang
lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang
terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."
16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan
Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.
17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa
yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang
dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.
19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya
dan merenungkannya.
20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan
memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan
mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan
kepada mereka.

Read more...

FOKUS NATAL

NATAL HARUS BERFOKUS PADA KRISTUS SEBAB NATAL ADALAH PESTA-NYA, BUKAN PESTA KITA
Nats: Mereka masuk ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, dupa dan mur (Matius 2:11)


Seorang ibu tengah menyusun daftar hadiah Natal buat para kerabat dan sahabat keluarga. Anaknya yang berumur tujuh tahun duduk di sampingnya dan asyik memerhatikan. "Nak, Ibu sudah menyusun daftar nama penerima hadiah Natal kita. Coba kamu lihat, apakah ada nama yang lupa Ibu tulis?" tanyanya. Si anak menyimak daftar nama yang ditulis ibunya dengan teliti. "Ibu lupa mencatumkan nama Yesus,"
sahutnya kemudian.


Sebetulnya sangat ironis ketika Natal tidak lagi berfokus pada Kristus. Bukankah Natal adalah peringatan akan hari kedatangan-Nya? Sayangnya, yang kerap terjadi sekarang adalah orang-orang malah sibuk dengan kepentingan dan kesenangannya sendiri, sehingga pertanyaan yang muncul bukan, "Apa yang bisa aku berikan buat Sang Bayi Kudus?", melainkan, "Hadiah apa yang akan aku dapat? Mau shopping ke mana? Bisnis apa lagi yang bisa aku garap?". Fokusnya adalah "aku", bukan Kristus.

Di gereja pun demikian. Orang begitu sibuk dengan berbagai persiapan acara, hingga tidak jarang orang saling berkelahi. Kita lupa untuk duduk tenang dan bertanya, "Apakah memang ini yang Kristus inginkan sebagai peringatan atas kelahiran-Nya?" Tidak heran kalau kemudian Natal berlalu tanpa makna. Hanya sebuah rutinitas. Tidak mengubah atau memperbarui apa-apa.

Hari ini kita kembali membaca kisah para Majus. Mereka datang ke Betlehem dari negeri yang jauh; melewati berbagai rintangan dan bahaya; membawa hadiah-hadiah bermakna untuk Kristus. Fokus mereka adalah: menyembah Kristus, bukan menuruti keinginan atau kepentingan sendiri.

Matius 2:1-12

1. Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada
zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke
Yerusalem
2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang
baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan
kami datang untuk menyembah Dia."
3 Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta
seluruh Yerusalem.
4 Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa
Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias
akan dilahirkan.
5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena
demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali
bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda,
karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan
menggembalakan umat-Ku Israel."
7 Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu
dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu
nampak.
8 Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan
selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera
sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun
datang menyembah Dia."
9. Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka.
Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului
mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu
berada.
10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah
mereka.
11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu
bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan
kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali
kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan
lain.

Read more...

BANGKU NATAL

ANTARKAN SESAMA UNTUK MENGENAL ALLAH LEWAT SEGALA CARA YANG DAPAT KITA UPAYAKAN
Nats: Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45)


Ketika saya tengah menempuh studi di China, seorang sahabat menceritakan sebuah pengalaman malam Natal di suatu gereja rumah. Sebelum Natal, pendeta di gereja itu mengingatkan jemaat untuk mengundang sebanyak mungkin keluarga dan teman yang belum percaya, agar hadir dalam kebaktian malam Natal. Saat Natal tiba, rumah tempat mereka mengadakan ibadah dibanjiri banyak orang. Sebagian besar dari mereka baru pertama kali beribadah di gereja. Karena banyak sekali yang datang, bangku yang tersedia tidak mencukupi. Tanpa perlu dikomando, beberapa jemaat yang melihat hal itu segera memberikan bangku mereka. Lalu mereka masuk ke kamar dan berdoa supaya orang yang duduk di bangku mereka mendengar Injil dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.


Mendengar kisah itu, saya ingat kata Paulus dalam surat Filipi. Bahwa Kristus, sekalipun setara dengan Allah, rela mengosongkan diri-Nya (Filipi 2:7) ketika datang ke dunia ini. Dia merelakan hak yang sesungguhnya patut Dia nikmati. Dia tidak hendak dilayani, tetapi hendak melayani dan memberikan nyawa-Nya.

Bagaimana dengan kita? Kerap kali Natal kita buat semegah dan semeriah mungkin demi kepuasan diri. Mungkin kita menyisihkan uang untuk kegiatan sosial, tetapi terkadang itu hanya embel-embel dan bukan inti acara Natal. Ini saatnya kita kembali ke berita Natal, yaitu meneladani Allah yang memberi. Merelakan hak-hak kita, agar orang lain dimudahkan untuk mengenal Tuhan. Kita dapat segera memulainya, bahkan dari hal kecil seperti berbagi bangku.

Roma 15:1-6

1. Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak
kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama
kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri,
tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang
mencerca Engkau, telah mengenai aku."
4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis
untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang
pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
5. Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan,
mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak
Kristus Yesus,
6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan
Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.

Read more...

TUHAN YANG SEDERHANA

DENGAN KESEDERHANAAN-NYA, YESUS KRISTUS MENAWARKAN PEMBEBASAN BAGI MEREKA YANG TIDAK BERDAYA
Nats: Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar (Lukas 1:53)


Ketika Ratu Elizabeth II mengunjungi Amerika Serikat, ia membawa lebih dari seribu delapan ratus kilogram barang. Itu sudah termasuk dua pakaian untuk setiap acara, pakaian berkabung andaikata ada yang meninggal, dua puluh dua liter plasma, dan tempat duduk toilet putih terbuat dari kulit anak kambing. Ia juga membawa penata rambut
pribadi, dua pelayan pria, dan sejumlah pegawai lain. Kunjungan singkat seorang ratu ke negara asing itu menghabiskan dana dua puluh juta dolar.


Memang pantas bila pembesar bepergian, banyak persiapan dilakukan. Namun, perhatikanlah bagaimana Yesus "berkunjung" ke bumi. Dia tidak lahir di istana. Sebaliknya, Dia terdampar di sebuah kandang. Dia hadir sebagai bayi yang bergantung sepenuhnya pada perawatan suami-istri muda yang masih canggung; dan golongan yang pertama menyambut-Nya hanyalah para gembala.

Tentang kesederhanaan Kristus ini, Philip Yancey dalam bukunya Bukan Yesus yang Saya Kenal menulis, "Saat saya membaca kisah kelahiran Yesus, saya tidak bisa tidak menyimpulkan bahwa walaupun dunia mungkin lebih mementingkan mereka yang kaya dan berkuasa, Allah lebih mementingkan mereka yang hidup sangat sederhana". Kelahiran dan
kehidupan-Nya menggambarkan perhatian Allah pada mereka yang tertindas.

Di tengah perayaan Natal yang cenderung meriah dan mewah, kita ditantang untuk menangkap semangat kesederhanaan Kristus. Terlebih saat-saat ini, ketika kondisi perekonomian nasional sedang sulit dan banyak orang kurang beruntung. Natal membuka kesempatan bagi kita untuk berbagi dan mengulurkan tangan.

Lukas 1:46-55

46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,
47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut
aku berbahagia,
49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan
besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan
mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan
meninggikan orang-orang yang rendah;
53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan
menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat
rahmat-Nya,
55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada
Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."

Read more...

December 14, 2008

JEPIT RAMBUT

TAK SEMUA PERINGATAN TUHAN TAMPAK INDAH TETAPI SEMUANYA ADA UNTUK MENJAGAI HIDUP KITA BENAR
Nats: Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya (Mazmur 25:10)


Jepit rambut tipis-biasanya berwarna hitam dan berukuran kecil-kerap kali dianggap remeh oleh banyak orang. Namun, buat saya, jepit rambut itu sangat berguna. Selama beberapa waktu, ia akan menjepit dan menjaga rambut saya agar tetap di tempatnya, sehingga kelihatan rapi. Sementara beraktivitas, kadang saya meraba jepit rambut saya dan lega jika mendapati ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sekalipun mungkin-andai rambut saya bisa "merasa"-itu menyebabkan si jepit "dibenci" oleh rambut saya karena ia membuat rambut saya tidak bisa terurai dengan bebas.


Dalam hidup kita pun, ada banyak "jepit" yang Tuhan taruh, yakni "jepit-jepit" peraturan yang menurut kita terkadang membosankan, mengekang, membatasi, kuno, dan membuat kita merasa tidak enak, tetapi sangat perlu. Perlu untuk mengarahkan kita tetap berada dijalan yang Tuhan kehendaki. Perlu untuk membentuk kita menjadi
pribadi seperti yang Tuhan mau!

Mari sekali lagi kita belajar dari Daud. Salah satu kunci keberhasilan Daud adalah ia mencintai hukum-hukum Tuhan. Ia tidak bosan dengan hukum-Nya. Ia telah mengalami bagaimana hukum Tuhan itu telah membuatnya berbalik dari kejahatan (ayat 7,8); juga
membangkitkannya dari kejatuhan; membuatnya kembali karib dengan Allah dan tidak kehilangan karunia-Nya (ayat 14). Tuhan telah menyediakan jalan hidup yang penuh kasih setia dan kebenaran. Kita tinggal diminta untuk berpegang pada janji-Nya, menuruti peringatan-Nya. Mungkin peringatan-Nya tak tampak menarik bagi kita,
tetapi serupa dengan jepit rambut yang kecil, ia pasti sangat berguna.

Mazmur 25

1. Dari Daud. Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku;
2 Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku
mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.
3 Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;
yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak
ada alasannya.
4 Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN,
tunjukkanlah itu kepadaku.
5 Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku,
sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau
kunanti-nantikan sepanjang hari.
6 Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN, sebab
semuanya itu sudah ada sejak purbakala.
7 Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku
janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih
setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN.
8. TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan
kepada orang yang sesat.
9 Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan
Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.
10 Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi
orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan
peringatan-peringatan-Nya.
11 Oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, ampunilah kesalahanku, sebab
besar kesalahan itu.
12 Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN
menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.
13 Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak
cucunya akan mewarisi bumi.
14 TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan
perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.
15. Mataku tetap terarah kepada TUHAN, sebab Ia mengeluarkan
kakiku dari jaring.
16 Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab aku
sebatang kara dan tertindas.
17 Lapangkanlah hatiku yang sesak dan keluarkanlah aku dari
kesulitanku!
18 Tiliklah sengsaraku dan kesukaranku, dan ampunilah segala
dosaku.
19 Lihatlah, betapa banyaknya musuhku, dan bagaimana mereka
membenci aku dengan sangat mendalam.
20 Jagalah kiranya jiwaku dan lepaskanlah aku; janganlah aku
mendapat malu, sebab aku berlindung pada-Mu.
21 Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku
menanti-nantikan Engkau.
22 Ya Allah, bebaskanlah orang Israel dari segala kesesakannya!

Read more...

HIDUP EFEKTIF

BEBERAPA MENIT YANG HABIS UNTUK MEMBICARAKAN ORANG LAIN SEBENARNYA CUKUP UNTUK MELAKUKAN SATU KEBAIKAN
Nats: Sebab itu, jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai sejahtera ... Hindarilah persoalan yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak (2 Timotius 2:22,23)


Filippo Inzaghi adalah seorang striker sepakbola asal Italia. Gaya permainan bolanya tidak secantik Ronaldinho-pemain nasional Brasil. Tubuhnya kecil, kecepatan larinya pun rata-rata. Namun, yang membuatnya istimewa adalah kemampuannya mencari ruang kosong, sehingga setiap serangan yang ia buat menjadi efektif. Tak banyak gaya, tetapi gol tercipta. Itulah yang membuatnya menjadi striker yang tetap diandalkan oleh AC Milan, timnya, meskipun usianya sudah tidak muda lagi.


Prinsip ini senada dengan nasihat Paulus. Ayat-ayat yang kita baca adalah nasihat Paulus kepada Timotius yang hendak menjadi hamba Tuhan. Agar pelayanannya berhasil, Timotius diminta untuk tidak mengejar nafsu orang muda (ayat 22), tetapi menyalurkan energi dan waktunya untuk hal-hal yang lebih berguna. Tidak membuang waktu untuk
sesuatu yang mengada-ada atau bodoh (ayat 23), tetapi mengejar keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai sejahtera. Melalui setiap nasihat ini, Paulus rindu agar Timotius hidup seefektif mungkin dalam melayani Allah.

Sekarang coba kita terapkan nasihat ini bagi kita secara pribadi. Adakah kita masih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang berguna; seperti bertengkar, menggosip, menjelekkan orang lain, dan sebagainya? Waktu yang ada begitu singkat dan tak akan terulang, jadi sudah seharusnya kita menggunakan waktu untuk melakukan hal-hal dan aktivitas yang menyenangkan hati Tuhan. Apalagi Tuhan memberi kita
tugas untuk mengajar dan menuntun orang lain (ayat 24,25). Jangan buang waktu lagi, hiduplah efektif bagi Allah!

2Timotius 2:22-26

22. Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang
berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak
layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi
harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
25 dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka
melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka
untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal
kebenaran,
26 dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena
terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada
kehendaknya.

Read more...

SINGA YANG TERLUKA

KALAU HEWAN SAJA TAHU BERTERIMA KASIH KENAPA KITA TIDAK?
Nats: Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan supaya dunia diselamatkan melalui Dia (Yohanes 3:17)


Saya mendapat kiriman sebuah klip video dari seorang teman di Jakarta. Kisahnya, ada seorang ibu yang menemukan seekor singa di sebuah hutan di Cali, Kolombia. Singa itu terluka parah dan hampir mati. Si ibu membawanya pulang dan merawatnya dengan penuh kasih hingga sembuh. Kemudian ia menyerahkan singa itu ke kebun binatang setempat supaya mendapat perawatan yang lebih baik.


Klip video berdurasi sekitar 40 detik itu berisi tayangan ketika suatu hari si ibu mengunjungi singa itu. Melihat ibu penyelamatnya datang, serta merta singa itu berdiri dan dari dalam kerangkeng, ia meraih dan memeluk erat si ibu dengan kedua kaki depannya. Si ibu pun mengusap-usap kepala singa itu. Mengharukan sekali.

Seekor binatang buas pun tahu berterima kasih kepada penyelamatnya. Lalu, bagaimana dengan manusia? Mirip dengan si ibu yang menyelamatkan singa yang terluka itu, Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia yang terluka-bahkan telah mati karena dosa-dosa yang mengerikan. Namun, apa yang kemudian Dia terima dari manusia? Justru penolakan dan penyaliban! Sungguh ironis.

Kita tentunya tidak ingin mengulangi kesalahan manusia dua ribu tahun yang lalu. Bayangkanlah kondisi kita yang terluka dan tanpa harapan; kematian seolah-olah tinggal menunggu waktu. Lalu Tuhan Yesus datang; menolong, merawat, dan menyelamatkan kita, sehingga kita sembuh benar. Kita dipulihkan. Adakah hidup kita sudah menunjukkan rasa terima kasih yang menyukakan hati-Nya?

Yohanes 3:14-20

14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,
demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup
yang kekal.
16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.
17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk
menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;
barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman,
sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia,
tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab
perbuatan-perbuatan mereka jahat.
20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak
datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang
jahat itu tidak nampak;

Read more...

BERUBAH

SEBUAH PERTOBATAN YANG SUNGGUH PASTI MEMBAWA KITA PADA PERUBAHAN DIRI
Nats: Jadi, hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Matius 3:8)


Saya pernah bertemu seorang anak muda yang baru sembuh dari kecanduannya akan narkoba. Setelah dirawat di pusat rehabilitasi dan dinyatakan sembuh, ia pun diizinkan pulang. Lembaran baru dalam hidupnya dimulai. Ia pun kembali ke gereja. Namun, beberapa bulan kemudian saya mendengar berita mengejutkan bahwa anak muda itu meninggal dunia karena overdosis. Ya, mengagetkan karena seharusnya ia sudah sembuh. Pengalaman pahit dengan obat-obatan ternyata tidak membuat anak muda ini sungguh-sungguh berubah. Ia belum mengalami pertobatan yang membawanya sampai ke titik perubahan.


Saudara-saudara Yusuf telah melakukan kesalahan besar dalam hidup mereka. Dengan hati penuh dengki dan iri hati, mereka menjual Yusuf ke tangan orang asing (37:28). Namun, akhirnya itu menjadi pengalaman menyakitkan, bukan hanya buat Yusuf tetapi buat mereka juga. Mengapa? Setelah melihat ayah mereka sangat berduka, mereka sadar telah
berbuat salah (37:34,35). Sebab itu, ketika mereka kembali diperhadapkan pada sebuah tantangan untuk "menjual" Benyamin atau membelanya, mereka memilih untuk membela Benyamin (44:16,18-34). Mengapa? Karena mereka tidak mau melakukan kesalahan yang sama.

Sebuah pertobatan tidak cukup hanya sebuah kata yang keluar dari mulut kita. Apabila kita pernah melakukan sebuah dosa dan kemudian menyesalinya, kita perlu membuat perubahan yang nyata. Itu sebabnya pertobatan harus dialami tiap-tiap hari. Atas setiap perbuatan kita yang salah, mari bertobat dengan sungguh sampai kita benar-benar berubah.

Kejadian 44:18-34

18. Lalu tampillah Yehuda mendekatinya dan berkata: "Mohon
bicara tuanku, izinkanlah kiranya hambamu ini mengucapkan sepatah
kata kepada tuanku dan janganlah kiranya bangkit amarahmu
terhadap hambamu ini, sebab tuanku adalah seperti Firaun sendiri.
19 Tuanku telah bertanya kepada hamba-hambanya ini: Masih
adakah ayah atau saudara kamu?
20 Dan kami menjawab tuanku: Kami masih mempunyai ayah yang tua
dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya;
kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah yang tinggal dari
mereka yang seibu, sebab itu ayahnya sangat mengasihi dia.
21 Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Bawalah dia ke
mari kepadaku, supaya mataku memandang dia.
22 Tetapi jawab kami kepada tuanku: Anak itu tidak dapat
meninggalkan ayahnya, sebab jika ia meninggalkan ayahnya,
tentulah ayah ini mati.
23 Kemudian tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Jika
adikmu yang bungsu itu tidak datang ke mari bersama-sama dengan
kamu, kamu tidak boleh melihat mukaku lagi.
24 Setelah kami kembali kepada hambamu, ayahku, maka kami
memberitahukan kepadanya perkataan tuanku itu.
25 Kemudian ayah kami berkata: Kembalilah kamu membeli sedikit
bahan makanan bagi kita.
26 Tetapi jawab kami: Kami tidak dapat pergi ke sana. Jika adik
kami yang bungsu bersama-sama dengan kami, barulah kami akan
pergi ke sana, sebab kami tidak boleh melihat muka orang itu,
apabila adik kami yang bungsu tidak bersama-sama dengan kami.
27 Kemudian berkatalah hambamu, ayahku, kepada kami: Kamu tahu,
bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku;
28 yang seorang telah pergi dari padaku, dan aku telah berkata:
Tentulah ia diterkam oleh binatang buas, dan sampai sekarang aku
tidak melihat dia kembali.
29 Jika anak ini kamu ambil pula dari padaku, dan ia ditimpa
kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan
ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka.
30 Maka sekarang, apabila aku datang kepada hambamu, ayahku,
dan tidak ada bersama-sama dengan kami anak itu, padahal ayahku
tidak dapat hidup tanpa dia,
31 tentulah akan terjadi, apabila dilihatnya anak itu tidak
ada, bahwa ia akan mati, dan hamba-hambamu ini akan menyebabkan
hambamu, ayah kami yang ubanan itu, turun ke dunia orang mati
karena dukacita.
32 Tetapi hambamu ini telah menanggung anak itu terhadap ayahku
dengan perkataan: Jika aku tidak membawanya kembali kepada bapa,
maka akulah yang berdosa kepada bapa untuk selama-lamanya.
33 Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak
tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang
bersama-sama dengan saudara-saudaranya.
34 Sebab masakan aku pulang kepada ayahku, apabila anak itu
tidak bersama-sama dengan aku? Aku tidak akan sanggup melihat
nasib celaka yang akan menimpa ayahku."

Read more...

MEMBERHALAKAN TUHAN

PENYEMBAHAN KEPADA TUHAN ADALAH TUJUAN HIDUP BUKAN ALAT UNTUK HIDUP
Nats: Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun ... (Keluaran 20:4)


Jika kita ditanya apakah kita menyembah berhala, pasti kita langsung menampiknya. Kita tidak pernah merasa menyimpan patung apalagi sujud menyembahnya. Kita merasa aman dari dosa pelanggaran titah kedua ini. Padahal, dosa ini tidak selalu berkenaan dengan ada tidaknya benda-benda objek pemujaan di sekitar kita. Namun, juga menyangkut cara berpikir dan cara bersikap, yang bersumber jauh di ruang kendali pikiran manusia, yakni paradigma kita.


Bahaya yang lebih nyata dan lebih berbahaya kerap kali adalah kecenderungan kita untuk "memberhalakan Tuhan", daripada "mempertuhankan berhala". Berhala disembah, tetapi sebenarnya apakah itu diberikan untuk kehormatan si berhala sendiri? Tidak! Berhala disembah, agar ia bersedia melayani si "penyembahnya". Demikian pula
tanpa disadari kita acap "memanfaatkan" Tuhan agar tujuan kita tercapai. Tuhan disembah dan dipuja, bukan karena Dia Tuhan, melainkan agar kita dapat meminta ini dan itu kepada Tuhan. Dan pada saat itulah kita telah memberhalakan Tuhan.

Bangsa Israel mengalami didikan Allah yang berdaulat penuh. Allah yang memimpin menjadi satu-satunya tempat menggantungkan hidup mereka. Mereka sadar Allah yang Mahabesar dapat melakukan apa pun jika Dia mau. Itu sebabnya Dia patut disembah dan diagungkan, tanpa manusia berhak mengharap sesuatu dari-Nya. Mari menyembah Tuhan
semata-mata karena Dia Tuhan. Apa pun yang dilakukan-Nya. Terlepas dari apa pun yang diberikan-Nya. Tanpa syarat, tanpa pamrih. Dia Allah Mahakuasa yang memiliki kita

Keluaran 20:1-6

1. Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari
tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada
di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada
di dalam air di bawah bumi.
5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya,
sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang
membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan
yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang,
yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada
perintah-perintah-Ku.

Read more...

PENGORBANAN ISTRI

ISTRI KITA MUNGKIN BUKAN ORANG TERCANTIK TETAPI IA ADALAH ORANG YANG TERBAIK
Nats: Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua (Amsal 31:29)


Cindy dan Chip sudah 5 tahun pisah rumah. Rencananya, mereka akan bercerai pada akhir 2007. Lagipula, Chip sudah punya kekasih baru. Pada awal tahun, sesuatu terjadi. Chip menderita gagal ginjal parah. Cindy tidak tega melihatnya. "Bagaimanapun, ia masih suamiku," ujarnya. Maka ia sumbangkan satu ginjal untuk Chip, tanpa ikatan apa pun. Rencana cerai tetap berjalan. Namun setelah keduanya pulih dari operasi, mereka jatuh cinta lagi! Sang suami berujar, "Buat apa aku mencari perempuan lain, jika di sini ada seseorang yang mau berkorban begitu besar untukku?" Akhirnya, Chip meninggalkan kekasih gelapnya dan kembali kepada Cindy.


Pengorbanan istri sanggup meluluhkan hati suami. Pengabdian istri adalah kecantikan batin yang tak ternilai. Ada banyak bentuk pengorbanan. Dalam kitab Amsal, pengorbanan istri ditunjukkan dengan perjuangannya setiap hari. Mulai dari memenuhi kebutuhan sandang pangan suami dan anak-anaknya (ayat 13-19, 21,22) sampai menjadi guru dalam keluarga (ayat 26,27). Dari pagi hingga malam ia berjerih lelah. Mengupayakan yang terbaik, demi masa depan keluarga. Ia lelah, tetapi bahagia. "Ia tertawa tentang hari depan".

Dewasa ini, banyak suami atau anak memandang sepele pengorbanan istri atau ibu. Kesibukannya mengurus rumah ataupun bekerja dianggap sudah biasa. "Memang sudah kewajibannya." Padahal di balik cerita sukses suami maupun keberhasilan anak, ada pengorbanan istri atau ibu. Istri atau ibu kita mungkin belum pernah mendonorkan ginjalnya. Namun, pengorbanannya dari hari ke hari tidak kurang. Kita patut
menghargainya lebih!

Amsal 31:10-31

10. Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih
berharga dari pada permata.
11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan
kekurangan keuntungan.
12 Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat
sepanjang umurnya.
13 Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan
tangannya.
14 Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan
makanannya.
15 Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk
seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada
pelayan-pelayannya perempuan.
16 Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil
tangannya kebun anggur ditanaminya.
17 Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan
lengannya.
18 Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari
pelitanya tidak padam.
19 Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang
pemintal.
20 Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan
tangannya kepada yang miskin.
21 Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena
seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.
22 Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu
pakaiannya.
23 Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk
bersama-sama para tua-tua negeri.
24 Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia
menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.
25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang
hari depan.
26 Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah
lembut ada di lidahnya.
27 Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan
kemalasan tidak dimakannya.
28 Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula
suaminya memuji dia:
29 Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka
semua.
30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia,
tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
31 Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah
perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!

Read more...

BUKAN AIB

MELAJANG MAUPUN MENIKAH KITA SAMA-SAMA MESTI MEMULIAKAN NAMA-NYA!
Nats: Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Surga (Matius 19:12)


Sebuah cerita humor. Seorang gadis lajang berdoa begini: "Ya Tuhan, kalau memang ia jodohku, dekatkanlah. Kalau bukan jodohku, jodohkanlah. Kalau ia bukan jodohku, jangan sampai ia dapat jodoh yang lain, selain aku. Amin."


Status melajang kerap kali dianggap menyusahkan atau bahkan dirasa sebagai aib bagi yang menyandangnya. Perasaan itu muncul biasanya karena si lajang mendengarkan perkataan orang lain. Padahal sebetulnya yang penting bukan statusnya, tetapi sikap dalam menghadapinya. Jika disikapi secara positif, maka sisi-sisi positifnya akan tampak. Bukankah orang yang melajang punya waktu luang dan konsentrasi lebih besar untuk berkarya? Melajang juga bukan berarti hidup sendiri, karena orang yang melajang justru punya kesempatan lebih banyak untuk membangun relasi dengan orang lain.

Mempunyai pasangan hidup atau menikah, tak serta merta membuat segalanya menjadi lebih baik. Paulus malah mengingatkan akan "harga" yang harus dibayar dalam hidup berpasangan (ayat 33-34). Intinya kalaupun berpasangan, janganlah sampai kita terbelenggu perkara duniawi. Jangan sampai riak-riak pernikahan malah menjadi batu
sandungan bagi orang lain.

Jadi baik sendiri ataupun berpasangan, tanggung jawab kita di hadapan Tuhan tetap sama; berkarya memuliakan nama-Nya. Bila menikah, bijaklah membina keluarga. Bila hidup lajang, bajiklah membawa diri. Bagi lajang yang sangat ingin menikah, ingatlah bahwa hidup kita ada di tangan-Nya. Jalani apa pun hidup Anda dengan rasa syukur.
Percayakanlah hidup Anda pada rencana dan kebijaksanaan-Nya. Tuhan tahu yang terbaik


1 Korintus 7:25-40

25. Sekarang tentang para gadis. Untuk mereka aku tidak mendapat
perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai
seorang yang dapat dipercayai karena rahmat yang diterimanya dari
Allah.
26 Aku berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang,
adalah baik bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya.
27 Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah
engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada
seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang!
28 Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau
seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang
yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau
menghindarkan kamu dari kesusahan itu.
29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah
singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang
yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;
30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis;
dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan
orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang
mereka beli;
31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang
duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab
dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang
tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan,
bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara
duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,
34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan
yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian
mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus.
Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada
perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.
35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan
untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi
sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan
melayani Tuhan tanpa gangguan.
36. Tetapi jikalau seorang menyangka, bahwa ia tidak berlaku
wajar terhadap gadisnya, jika gadisnya itu telah bertambah tua
dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin, baiklah
mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa.
37 Tetapi kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat
demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar
menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin
dengan gadisnya, ia berbuat baik.
38 Jadi orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan
orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik.
39. Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah
meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang
dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.
40 Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia
tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku
juga mempunyai Roh Allah.

Read more...

COBA PERIKSA!

BAWALAH TALENTA ANDA KEPADA TUHAN DIA AKAN MELIPATGANDAKANNYA
Nats: Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah mengetahuinya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan" (Markus 6:38)


Mukjizat lima roti dan dua ikan diawali dengan belas kasihan Yesus (ayat 34). Namun rupanya Yesus tidak bermaksud bekerja sendirian. Ia meminta partisipasi dari pihak orang banyak. Sabda-Nya, "Berapa banyak roti yang ada padamu?" Bahkan tidak hanya bertanya, Dia juga menekankan perlunya partisipasi itu. Mari perhatikan sabda lanjutan-Nya, "Cobalah periksa!" Dan, akhirnya dari hasil pemeriksaan itu, mereka mendapatkan lima roti dan dua ikan.


Mukjizat Tuhan tidak dilakukan di dalam kehampaan. Yesus meminta kita untuk mengambil bagian. Apabila kita mengelak dengan mengatakan bahwa kita tidak memiliki apa pun, Yesus akan "masuk" lebih dalam dan Dia akan berkata, "Coba periksa dulu ... periksa ... periksa ... apa yang ada padamu!" Dan bila kita sudah menemukannya, bawalah itu
kepada-Nya. Dia akan "mengambilnya ... menengadah ke langit, mengucapkan berkat atas apa yang kita bawa, dan memberkatinya", kemudian menggunakan hal itu demi menjadi berkat yang lebih berarti bagi hidup orang-orang lain di sekitar kita.

Kita belajar satu hal penting dari kisah lima roti dua ikan yang menjadi makanan untuk lima ribu orang dan bersisa dua belas bakul. Mukjizat Tuhan dimulai dengan belas kasihan Tuhan yang berpadu dengan keterlibatan dari umat yang bersedia.

Adakah Anda bersedia dipakai menjadi saluran mukjizat Tuhan? Periksalah apa yang ada pada Anda dan bawalah itu kepada Yesus agar diberkati dan dipakai-Nya. Dia tidak pernah meminta apa yang Anda tidak punya. Dia meminta apa yang Anda punya. Anda mengatakan bahwa Anda tidak punya apa-apa? Cobalah periksa dulu!

Markus 6:30-44

30. Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan
memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang
sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!"
Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi,
sehingga makanpun mereka tidak sempat.
32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan
perahu ke tempat yang sunyi.
33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat
mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat
segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga
mendahului mereka.
34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang
banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada
mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.
Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya
kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai
malam.
36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan
di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata
mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua
ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang
ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka
berkata: "Lima roti dan dua ikan."
39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk
berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus,
ada yang lima puluh orang.
41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia
menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan
roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya
dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu
dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas
bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.
44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Read more...

MEMBERI HINGGA SAKIT

NILAI SEBUAH PEMBERIAN TERLETAK PADA KETULUSAN DAN PENGORBANAN YANG MELANDASINYA
Nats: Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya (Lukas 21:4)


Kak Yanto adalah seorang penarik becak berusia separuh baya. Ia biasa mangkal di depan Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta. Penghasilannya tidak tetap. Kalau sedang sepi, ia hanya memperoleh sekitar Rp10.000,00 sehari. Kalau sedang ramai, biasanya sehari bisa sampai Rp25.000,00-Rp30.000,00. Dari penghasilannya itu, selain tentu untuk menghidupi istri dan tiga orang anaknya di kampung, Pak Yanto juga selalu menyisihkan untuk memberi persembahan bagi gerejanya yang tengah direnovasi.


Ada dua hal yang membuat sebuah pemberian itu berharga. Pertama, ketulusan yang mendasari; memberi karena memang mau memberi. Titik. Bukan, misalnya, supaya mendapat pujian atau berharap ucapan terima kasih. Motivasi tidak tulus akan mengurangi nilai sebuah pemberian. Kedua, adanya pengorbanan di baliknya. Pemberian yang bertolak dari
keterbatasan dan kekurangan si pemberi akan jauh lebih bernilai, terlepas besar kecilnya nilai nominal pemberian itu.

Inilah yang dilakukan oleh janda miskin yang kita renungkan hari ini. Ia memberi banyak justru dalam kekurangannya. Dan dari pemberiannya itu tercermin pula ketulusan. Ia memberi tanpa berpikir apa yang akan diperolehnya sebagai balasan; betul-betul sebuah pemberian atas dasar kerelaan dan karena keinginan untuk memberi yang terbaik. Itulah sebabnya di mata Tuhan, pemberiannya itu jauh lebih bernilai dari semua pemberian yang lain (ayat 3). Ya, sebuah pemberian dapat menunjukkan besarnya kasih di baliknya ketika kita melakukannya tanpa pamrih, dan ketika kita harus berkorban untuk memberikannya.

Lukas 21:1-4

1. Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang
kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan.
2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke
dalam peti itu.
3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda
miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.
4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya,
tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi
seluruh nafkahnya."

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP