Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

December 15, 2009

JERAT MILIK

TUHAN TIDAK INGIN KITA MENDUAKAN-NYA
Nats: Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku (Lukas 14:33)

Bacaan : Lukas 14:25-35
Setahun: Filipi 1-4

Ketika Tuhan Yesus mengatakan, bahwa setiap orang yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, ia tidak dapat menjadi murid-Nya (ayat 33), itu bukan berarti kita tidak boleh memiliki apa pun. Sebab selama berada di dunia, kita akan selalu perlu"memiliki sesuatu". Ucapan Tuhan Yesus tersebut bisa diartikan begini: jangan
kita begitu terikat dan terekat dengan segala sesuatu yang kita miliki, sehingga bukan kita yang memiliki, tetapi justru kitalah yang dimiliki oleh segala sesuatu itu.


Sebab, apabila seseorang itu sudah sedemikian kuatnya terikat dan terekat pada miliknya, maka ia akan menomorduakan Tuhan. Ia juga bisa melakukan apa saja; menghalalkan segala cara, mengabaikan norma sosial, mengesampingkan hukum Tuhan, untuk merebut atau mempertahankannya. Milik di sini bisa berupa harta benda, bisa juga berupa jabatan, popularitas, atau bahkan orang; entah pacar, teman dekat, atau siapa saja. Intinya adalah: jangan menempatkan apa pun dan siapa pun di dunia ini melampaui Tuhan. Dalam kehidupan seorang murid Kristus, Tuhan harus senantiasa menjadi yang pertama dan terutama.

Jadi, tidak salah apabila kita memiliki sesuatu. Yang salah, kalau karena sesuatu yang kita miliki itu, kita kemudian mengabaikan Tuhan; tidak lagi taat dan menaruh hormat kepada Tuhan. Apabila demikian adanya, berarti kita telah memberhalakannya. Berhala (dalam bahasa Inggris: idol) bukan hanya berupa patung-patung atau benda-benda kuno yang dianggap punya kekuatan magis, melainkan juga segala sesuatu
yang menggeser Tuhan dari pusat hidup kita.

Lukas 14:25-35

25. Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus
dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci
bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya
laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat
menjadi murid-Ku.
27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia
tidak dapat menjadi murid-Ku.
28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan
sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya,
kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat
menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya,
mengejek dia,
30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak
sanggup menyelesaikannya.
31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan
raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah
dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang
mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu
masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak
melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi
murid-Ku.
34 Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar,
dengan apakah ia diasinkan?
35 Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk,
dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk
mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Read more...

December 07, 2009

CATATLAH

KERAP MEMBACA-MENULIS PASTI MENGUBAH SESUATU DI DIRI KITA TINGGAL APA YANG KITA BACA DAN SEBERAPA SERING?
Nats: Kemudian bersiaplah orang-orang itu, lalu pergi, sedang Yosua memerintahkan kepada mereka, pada waktu mereka berangkat, supaya mereka mencatat keadaan negeri itu (Yosua 18:8)

Bacaan : Yosua 18:1-10
Setahun: Efesus 4-6

Biasakanlah menulis!" merupakan sebuah nasihat yang kerap kita dengar. Kegiatan mencatat atau menulis, kelihatannya sepele. Itu pelajaran yang sudah kita dapat sejak Sekolah Dasar. Namun, jangan diremehkan. Tulisan menyumbangkan perubahan sangat besar dalam diri dan kehidupan manusia, itu memberi perbedaan amat besar. Bayangkan jika Anda buta huruf pada zaman secanggih ini.


Apa istimewanya kegiatan menulis? Yosua tahu persis bahwa itu menolong orang untuk berubah. Dibanding di masa kepemimpinan Musa, nyatanya kehidupan bangsa Israel di masa kepemimpinan Yosua sungguh berbeda. Tadinya mengembara di gurun, sekarang menduduki tanah Kanaan. Akan tetapi, rupanya bangsa itu enggan mengubah cara hidupnya sesuai dengan kenyataan. "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas ...?" (ayat 3). Mereka malas berubah. Demi mendorong mereka berubah, Yosua menggunakan kiat "mencatat". Mencermati, mengukur, menulis daftar, dan melaporkan. Pokoknya catat, catat, dan catat.

Dunia baca-tulis mengubah wajah dunia. Allah memberikan hukum tertulis di Sinai. Para Rasul dalam Perjanjian Baru membina jemaat melalui saurat-surat tertulis, yang kemudian dibacakan dalam pertemuan-pertemuan jemaat. Reformasi gereja diiringi oleh penerjemahan Alkitab. Buku mendidik dan mengubah cara pandang orang. Banyak tokoh besar punya kebiasaan menulis buku harian. Tulisan menanamkan pengaruhnya ke mana-mana. Apalagi di era informasi ini. Minat dan kebiasaan baca-tulis sangat baik ditumbuhkembangkan. Termasuk bergaul dengan firman Tuhan lewat waktu teduh seperti saat
ini.

Yosua 18:1-10

1. Maka berkumpullah segenap umat Israel di Silo, lalu mereka
menempatkan Kemah Pertemuan di sana, karena negeri itu telah
takluk kepada mereka.
2. Pada waktu itu masih tinggal tujuh suku di antara orang
Israel, yang belum mendapat bagian milik pusaka.
3 Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Berapa lama
lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri
yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?
4 Ajukanlah tiga orang dari tiap-tiap suku; maka aku akan
menyuruh mereka, supaya mereka bersiap untuk menjelajahi negeri
itu, mencatat keadaannya, sekadar milik pusaka masing-masing,
kemudian kembali kepadaku.
5 Sesudah itu mereka akan membaginya di antara mereka menjadi
tujuh bagian. Suku Yehuda akan tetap tinggal dalam daerahnya di
sebelah selatan dan keturunan Yusuf akan tetap tinggal dalam
daerahnya di sebelah utara.
6 Kamu catat keadaan negeri itu dalam tujuh bagian dan kamu
bawa ke mari kepadaku; lalu aku akan membuang undi di sini bagi
kamu di hadapan TUHAN, Allah kita.
7 Sebab orang Lewi tidak mendapat bagian di tengah-tengah kamu,
karena jabatan sebagai imam TUHAN ialah milik pusaka mereka,
sedang suku Gad, suku Ruben dan suku Manasye yang setengah itu
telah menerima milik pusaka di sebelah timur sungai Yordan, yang
diberikan kepada mereka oleh Musa, hamba TUHAN."
8 Kemudian bersiaplah orang-orang itu, lalu pergi, sedang Yosua
memerintahkan kepada mereka, pada waktu mereka berangkat, supaya
mereka mencatat keadaan negeri itu, katanya: "Pergilah,
jelajahilah negeri itu, catatkanlah keadaannya, kemudian
kembalilah kepadaku; maka di sini, di Silo, aku akan membuang
undi bagi kamu di hadapan TUHAN."
9 Orang-orang itu pergi dan berjalan melalui negeri itu; mereka
mencatat keadaannya dalam suatu daftar, kota demi kota, dalam
tujuh bagian, lalu kembali kepada Yosua ke tempat perkemahan di
Silo.
10 Lalu Yosua membuang undi bagi mereka di Silo, di hadapan
TUHAN, dan di sanalah Yosua membagikan negeri itu kepada orang
Israel, sesuai dengan pembagian mereka.

Read more...

December 06, 2009

BATU OPAL YANG KUSAM

MURID KRISTUS BUKANLAH ORANG YANG SEMPURNA; IA TENGAH DIGOSOK AGAR MENJADI SEMAKIN BERKILAU
Nats: Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya berguna bagiku (2 Timotius 4:11)

Bacaan : Kisah Para Rasul 15:35-41
Setahun: Efesus 1-3

Seorang ahli batu-batuan memasuki toko perhiasan. Penjaga menunjukkan koleksi tokonya yang indah-indah. Ternyata, di antara permata yang berkilau itu ada sebutir batu yang kusam. "Tunggu sebentar," kata pelanggan itu. Ia mengambil batu itu dan menggenggamnya erat-erat. Setelah beberapa saat, ia membuka tangannya, dan kini batu itu berkilau begitu elok! "Ini batu opal atau ada yang menyebutnya permata simpatik," katanya. "Cukup digenggam, keindahannya pun akan memancar."

Paulus dan Barnabas bertengkar sengit gara-gara Markus. Barnabas ingin melibatkan Markus dalam tim misi, tetapi Paulus menolaknya karena pemuda itu pernah meninggalkan tim sebelumnya (Kisah Para Rasul 13:13). Namun, secara mengejutkan, nama Markus muncul lagi, dipuji Paulus dalam suratnya sebagai orang yang "pelayanannya penting bagiku" (2 Timotius 4:11).

Alkitab tidak menjelaskan proses perubahan yang dialami Markus. Namun, kita bisa membayangkan setidaknya dua kemungkinan. Pertama, Barnabas menggosok dan menajamkan karakter Markus, sehingga pemuda itu berubah menjadi murid Kristus yang setia. Kedua, Paulus mengampuni Markus dan memberinya kesempatan kedua; dan Markus pun membuktikan bahwa dirinya murid yang layak dipercaya. Melalui genggaman Barnabas dan Paulus, batu opal bernama Markus itu menjadi berkilau.

Jangan terkecoh oleh penampilan "kusam" seorang murid Kristus. Mungkin ia memerlukan "genggaman tangan": pendampingan yang konsisten dan berkesinambungan. Apabila ada saudara seiman yang gagal dalam pelayanan, ampunilah ia dan ulurkan kesempatan kedua.

Kisah Para Rasul 15:35-41

35 Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia.
Mereka bersama-sama dengan banyak orang lain mengajar dan
memberitakan firman Tuhan.
36. Tetapi beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada
Barnabas: "Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di
setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk
melihat, bagaimana keadaan mereka."
37 Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus;
38 tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa
serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak
mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.
39 Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga
mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya
berlayar ke Siprus.
40 Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh
saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan
41 berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil
meneguhkan jemaat-jemaat di situ.

Read more...

SIAPA YANG DILAYANI?

MELAYANI TUHAN BERARTI MENARUH DIRI SENDIRI DI TEMPAT PALING BELAKANG
Nats: Hendaklah kamu ... tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya ... menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (Filipi 2:2,3 TB)

Bacaan : Filipi 2:1-11
Setahun: Kisah Para Rasul 26-28

Dalam sebuah ibadah Natal, ada tiga kelompok paduan suara yang akan tampil. Karena tempat terbatas, tidak semua bisa duduk di depan. Maka, salah satu kelompok diminta duduk di balkon. Masalahnya, tidak ada yang mau ditempatkan di sana, karena tidak terlihat oleh jemaat. Ketika panitia natal mendesak salah satu kelompok, para anggota
paduan suara itu menjadi marah. Mereka pun lantas mengadakan aksi walk out. Tidak jadi melayani dalam ibadah itu.

Pelayanan di gereja tak jarang diwarnai perselisihan. Ada yang suka memaksakan keinginan. Ada yang mengambek jika usulnya ditolak. Ada yang tersinggung kalau dirinya kurang disanjung. Akar masalahnya terletak pada keakuan. Orang kerap mengaku melayani Tuhan, padahal yang dilayani dirinya sendiri. Akibatnya, tak ada kerendahan hati. Para pelayan sulit untuk mengalah. Kepentingan pribadi atau kelompok dinomorsatukan. Kalau sudah begini, kesehatian sulit tercipta. Yang ada malah perpecahan. Itulah kondisi jemaat di Filipi.

Maka, Rasul Paulus mengajak jemaat Filipi untuk berkaca kepada Kristus. Ciri utama pelayan Yesus adalah perendahan diri. Mulai dari kelahiran sampai kematian-Nya, Yesus menempuh jalan menurun. Dia kesampingkan hak-hak-Nya demi kepentingan umat yang Dia layani.

Di tengah kesibukan pelayanan, kita perlu bertanya kepada diri sendiri, "Siapa sebenarnya yang aku layani? Apakah aku mengalah karena mementingkan status, gengsi, dan ambisi pribadi?" Jika jawabannya "ya", jelas kita bukan pelayan Tuhan. Kita telah menjadi tuan. Bahkan, mungkin "tuhan kecil".

Filipi 2:1-11

1. Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan
kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah
kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian
yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang
seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya
sendiri;
4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di
langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi
kemuliaan Allah, Bapa!

Read more...

December 05, 2009

JANGAN ASAL BERKATA

KATA-KATA YANG TERUCAP BAGAI TELUR YANG DIPECAH TAK BISA DIMASUKKAN LAGI KE CANGKANGNYA
Nats: Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu (Mazmur 34:14)

Bacaan : Mazmur 34:13-15
Setahun: Kisah Para Rasul 23-25

Berkata-kata sebagai salah satu bentuk komunikasi, tentu saja penting. Banyak masalah muncul atau menjadi semakin besar karena orang berdiam diri, tidak mau berkata-kata. Akan tetapi, Alkitab juga mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan kata-kata yang kita ucapkan. Sebab dalam banyak bicara, tidak jarang juga banyak kesalahan terjadi. Kita bisa "tersandung" karena kata-kata. Tidak mengherankan jika Yakobus mengumpamakan lidah seperti api; sesuatu yang kecil, tetapi dapat membakar hutan yang besar (Yakobus 3:5).

Maka, penting sekali untuk kita senantiasa berhati-hati dengan kata-kata yang akan kita ucapkan. Pikir dulu baik-baik. Jangan tergesa-gesa atau asal berkata. Kata-kata ibarat telur: kalau sudah dipecahkan tidak bisa dimasukkan kembali. Kata-kata fitnah, gosip, atau pun kata-kata yang menyakiti, pada akhirnya hanya akan meninggalkan luka bagi orang lain dan kerugian bagi diri sendiri. Kita perlu selalu ingat, bahwa setiap kata apa pun harus dapat kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan (Matius 12:36).

Marilah kita hanya mengucapkan kata-kata yang baik dan membangun. Dengan begitu, kita bukan saja tidak akan menyakiti orang lain, melainkan juga menjaga diri sendiri dari hal-hal yang bisa merugikan. Seperti dikatakan pemazmur, "Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati kebaikan? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu" (ayat 13,14). Semoga kita semakin bijaksana dalam memilih dan memilah kata-kata yang akan kita ucapkan.

Mazmur 34:13-15

13 (34-14) Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu
terhadap ucapan-ucapan yang menipu;
14 (34-15) jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik,
carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!
15 (34-16) Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan
telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;

Read more...

December 04, 2009

PROMOSI BURUK

JANGAN BIARKAN IBLIS MENGACAK-ACAK PERSEKUTUAN JEMAAT MELALUI PIKIRAN DAN PERILAKU BURUK KITA
Nats: Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil dalam satu tubuh (Kolose 3:15)

Bacaan : Kolose 3:12-17
Setahun: Kisah Para Rasul 20:3-22:30

Di sebuah gereja terjadi perselisihan tajam. Masalahnya sederhana. Paduan Suara A dijadwalkan mengisi pujian sesudah khotbah di kebaktian Minggu. Namun, rupanya ada salah komunikasi. Pada Minggu itu ternyata ada Paduan Suara tamu yang akan membawakan dua pujian, sebelum dan sesudah khotbah. Setelah berunding, diputuskan Paduan Suara A digeser mengisi pujian sebelum Doa Syafaat. Beberapa angota Paduan Suara A tidak terima, merasa tersinggung, lalu "meledak". Sampai ada yang mundur dari pelayanan, bahkan yang pindah gereja.

Perselisihan di gereja tidak jarang dipicu dan dipacu oleh masalah kecil. Namun, karena disikapi dengan kekerasan hati, tidak mau mengalah, prasangka buruk, dan sikap egoistis, akhirnya menjadi masalah besar yang menguras waktu, tenaga, pikiran, dan perasaaan. Padahal, seperti dikatakan oleh Paulus, "Adanya saja perkara di
antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu" (1 Korintus 6:7). Dengan kata lain, kalau orang-orang di dalam gereja berantem, tidak ada yang akan diuntungkan. Malah yang rugi gereja sendiri; persekutuan jemaat jadi terganggu, sukacita melayani hilang, dan keluar juga jadi promosi buruk.

Maka, penting sekali untuk kita kembali ke identitas kita sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasih-Nya (ayat 12). Dan hidup berpadanan sesuai identitas tersebut, yaitu dengan menunjukkan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Kiranya damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita, sehingga kita dijauhkan dari segala pikiran dan perasaan yang tidak membangun.

Kolose 3:12-17

12. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang
dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan,
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah
seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam
terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu,
kamu perbuat jugalah demikian.
14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat
yang mempersatukan dan menyempurnakan.
15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu,
karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan
bersyukurlah.
16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya
di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan
menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan
puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada
Allah di dalam hatimu.
17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau
perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil
mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

Read more...

December 03, 2009

BUKAN JALAN TOL

JIKA ANDA BERHENTI KARENA TERHAMBAT BERARTI ANDA KALAH
Nats: Karena itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! (1 Korintus 15:58)

Bacaan : Nehemia 6
Setahun: Roma 12-16

Jalan tol adalah jalan bebas hambatan. Jalan tol dibangun dengan tujuan supaya setiap pengendara mobil tidak perlu mengalami kemacetan di jalan raya. Dengan demikian, para pengendara mobil akan semakin cepat sampai di tempat tujuan.

Akan tetapi, kita tidak dapat berharap bahwa kemudahan dan kelancaran yang terjadi di jalan tol, juga terjadi di dalam hidup kita. Hidup kita sama sekali bukan jalan tol. Justru dalam hidup ini kita kerap kali menemukan hambatan. Bahkan, ketika kita hendak melakukan hal-hal baik.

Demikian pula pengalaman Nehemia ketika hendak membangun kembali tembok Yerusalem. Pada awalnya, segala persiapan serta jalan yang akan ditempuh tampak lancar. Akan tetapi, di tengah proses pembangunan datanglah hambatan dari Sanbalat dan Tobia. Sanbalat dan Tobia, yang tidak suka pembangunan tembok itu dilakukan, berencana untuk membunuh Nehemia (ayat 2). Di dalam pikiran mereka, apabila Nehemia mati, bangsa itu akan kehilangan sosok pemimpin. Dan, itu menjadi alasan yang kuat untuk menghentikan pembangunan tembok Yerusalem. Sampai-sampai ia juga menyuap orang Semaya, orang yang dekat dengan Nehemia (ayat 10-13). Namun, Nehemia tetap berfokus pada proses pembangunan. Maju terus pantang mundur. Dan Allah melindungi Nehemia, sehingga pembangunan tembok itu pun selesai (ayat 15).

Tidak jarang dalam hidup ini kita mendapat hambatan. Cara yang terbaik untuk mengatasinya adalah tetap memfokuskan diri pada pekerjaan baik tersebut, dan terus berjalan. Kita harus selalu ingat bahwa tujuan hambatan hanya ingin membuat kita berhenti.

Nehemia 6

1. Ketika Sanbalat dan Tobia dan Gesyem, orang Arab itu dan
musuh-musuh kami yang lain mendengar, bahwa aku telah selesai
membangun kembali tembok, sehingga tidak ada lagi lobang,
walaupun sampai waktu itu di pintu-pintu gerbang belum kupasang
pintunya,
2 maka Sanbalat dan Gesyem mengutus orang kepadaku dengan
pesan: "Mari, kita mengadakan pertemuan bersama di Kefirim, di
lembah Ono!" Tetapi mereka berniat mencelakakan aku.
3 Lalu aku mengirim utusan kepada mereka dengan balasan: "Aku
tengah melakukan suatu pekerjaan yang besar. Aku tidak bisa
datang! Untuk apa pekerjaan ini terhenti oleh sebab aku
meninggalkannya dan pergi kepada kamu!"
4 Sampai empat kali mereka mengirim pesan semacam itu kepadaku
dan setiap kali aku berikan jawaban yang sama kepada mereka.
5 Lalu dengan cara yang sama untuk kelima kalinya Sanbalat
mengirim seorang anak buahnya kepadaku yang membawa surat yang
terbuka.
6 Dalam surat itu tertulis: "Ada desas-desus di antara
bangsa-bangsa dan Gasymu membenarkannya, bahwa engkau dan
orang-orang Yahudi berniat untuk memberontak, dan oleh sebab itu
membangun kembali tembok. Lagipula, menurut kabar itu, engkau mau
menjadi raja mereka.
7 Bahkan engkau telah menunjuk nabi-nabi yang harus
memberitakan tentang dirimu di Yerusalem, demikian: Ada seorang
raja di Yehuda! Sekarang, berita seperti itu akan didengar raja.
Oleh sebab itu, mari, kita sama-sama berunding!"
8 Tetapi aku mengirim orang kepadanya dengan balasan: "Hal
seperti yang kausebut itu tidak pernah ada. Itu isapan jempolmu
belaka!"
9 Karena mereka semua mau menakut-nakutkan kami, pikirnya:
"Mereka akan membiarkan pekerjaan itu, sehingga tak dapat
diselesaikan." Tetapi aku justru berusaha sekuat tenaga.
10. Ketika aku pergi ke rumah Semaya bin Delaya bin Mehetabeel,
sebab ia berhalangan datang, berkatalah ia: "Biarlah kita bertemu
di rumah Allah, di dalam Bait Suci, dan mengunci pintu-pintunya,
karena ada orang yang mau datang membunuh engkau, ya, malam ini
mereka mau datang membunuh engkau."
11 Tetapi kataku: "Orang manakah seperti aku ini yang akan
melarikan diri? Orang manakah seperti aku ini dapat memasuki Bait
Suci dan tinggal hidup? Aku tidak pergi!"
12 Karena kuketahui benar, bahwa Allah tidak mengutus dia. Ia
mengucapkan nubuat itu terhadap aku, karena disuap Tobia dan
Sanbalat.
13 Untuk ini ia disuap, supaya aku menjadi takut lalu berbuat
demikian, sehingga aku berdosa. Dengan demikian mereka mempunyai
kesempatan untuk membusukkan namaku, sehingga dapat mencela aku.
14 Ya Allahku, ingatlah bagaimana Tobia dan Sanbalat
masing-masing telah bertindak! Pun tindakan nabiah Noaja dan
nabi-nabi yang lain yang mau menakut-nakutkan aku.
15. Maka selesailah tembok itu pada tanggal dua puluh lima
bulan Elul, dalam waktu lima puluh dua hari.
16 Ketika semua musuh kami mendengar hal itu, takutlah semua
bangsa sekeliling kami. Mereka sangat kehilangan muka dan menjadi
sadar, bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah
kami.
17 Pada masa itu pula para pemuka Yehuda mengirim banyak surat
kepada Tobia, dan sebaliknya mereka menerima surat-surat dari
padanya,
18 karena banyak orang di Yehuda mempunyai ikatan sumpah dengan
dia, sebab ia adalah menantu Sekhanya bin Arah, sedang Yohanan,
anaknya, mengambil anak Mesulam bin Berekhya sebagai isteri.
19 Juga mereka sebut-sebut segala kebaikan Tobia di mukaku dan
segala perkataanku terus dibeberkan kepadanya. Pula Tobia
mengirim surat-surat untuk menakut-nakutkan aku.

Read more...

December 02, 2009

SIKAPKU, PILIHANKU


Nats: Jadi akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia ... semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu (Filipi 4:8)

Bacaan : Filipi 4:1-8
Setahun: Roma 9-11

Sikap adalah pilihan pribadi. Apabila pikiran dipenuhi hal negatif, sehingga keluar sikap buruk seperti murung, putus asa, dendam, kita tidak boleh menyalahkan orang lain atau kondisi di sekitar, sebab itu pilihan kita. Seandainya kita mau mengubah pikiran ke hal yang optimis dan positif, maka sikap kita pun akan mengikuti. Yang unik, dalam waktu yang bersamaan, otak kita tak dapat memikirkan dua hal sekaligus. Jadi, kita harus memilih.

Hari ini kita diminta memikirkan semua yang benar, mulia, manis, sedap didengar, bajik, dan patut dipuji (ayat 8). Mungkin hidup Anda saat ini sungguh terasa pahit, getir, dan sulit, tetapi mari kita lihat Paulus. Ketika ia menasihati jemaat Filipi yang menghadapi tekanan dan kesulitan hidup, Paulus sendiri sebenarnya sedang sangat susah. Ia menuliskan surat itu dari dalam penjara, dalam kondisi teraniaya karena Injil. Namun, ia memilih bersikap positif dan optimis. Jadi, ia bisa melihat peluang untuk memberitakan Injil kepada para narapidana, pegawai penjara, bahkan pejabat istana yang menangani kasusnya (Filipi 1:12-14). Bahkan, ia menghibur banyak jemaat yang ditimpa kesulitan melalui suratnya, sebab dalam penjara ia punya banyak waktu untuk menulis, berdoa, dan memuji Tuhan.

Paulus dapat melakukan hal ini karena ia memilih untuk menambatkan hatinya kepada Allah; memenuhi hatinya dengan kasih kepada jiwa-jiwa terhilang dan jemaat yang dilayaninya. Maka, penjara hanya bisa mengurung tubuhnya. Sedang pikirannya tetap dipenuhi oleh semua yang benar, mulia, manis, sedap didengar, bajik, dan patut dipuji. Jika Anda sedang susah, mengapa harus menjadi lebih susah dengan memilih
sikap pesimis atau negatif? Ayo bangkitlah!

Filipi 4:1-8

1. Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang
kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan
teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!
2 Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati
sepikir dalam Tuhan.
3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia:
tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam
pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku
sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab
kehidupan.
4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi
kukatakan: Bersukacitalah!
5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah
dekat!
6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur.
7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan
memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang
mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua
yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut
dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Read more...

December 01, 2009

BANTUAN CUCI PIRING

TIDAK SETIAP PERBUATAN DILANDASI KASIH TETAPI KASIH SENANTIASA MELAHIRKAN TINDAKAN
Nats: Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (1 Yohanes 3:18)

Bacaan : 1 Yohanes 3:11-18
Setahun: Roma 5-8

Mbah Wrekso, seorang janda lanjut usia yang tidak memiliki anak, sakit. Tim kunjungan jemaat menjenguknya.

"Cepat sembuh ya, Mbah. Kami dukung dalam doa," kata ketua tim. "Kalau mendukung doa itu tidak perlu. Aku masih bisa berdoa sendiri," jawab Mbah Wrekso membuat pengunjungnya tersentak.

"Tetapi, kalau kalian memang mau membantu, bantulah cuci
piring-piring di dapur. Beberapa hari ini sudah menumpuk."

Meskipun hanya guyonan, kisah di atas mengingatkan kita untuk mengembangkan kepekaan dalam menolong dan mengasihi sesama. Berdoa untuk kebutuhan orang lain tentu tidak keliru, tetapi alangkah baiknya kalau kita memeriksa lebih jauh, adakah tindakan praktis yang dapat kita lakukan untuk meringankan beban orang tersebut. Hal itu selaras dengan nasihat Yohanes. Ia menegaskan bahwa kasih itu bukan hanya berupa perasaan yang hangat, sikap yang baik, atau perkataan yang ramah. Kasih tidak jarang mengundang kita untuk melakukan perbuatan baik sebagai perwujudannya. Tanpa disertai perbuatan, kasih akan menyerupai tong kosong berbunyi nyaring.

Hari ini, sesungguhnya setiap hari, merupakan kesempatan baik bagi kita untuk mengungkapkan kasih. Bukan hanya dengan perkataan, melainkan juga dengan perbuatan (ayat 18). Orang-orang di sekeliling kita, baik di rumah maupun di tempat kerja, pasti memiliki berbagai kebutuhan. Selain menyampaikan perkataan yang simpatik, kita dapat melangkah lebih jauh dalam menunjukkan kasih kita, yaitu dengan memikirkan cara-cara praktis untuk menolong mereka.

1 Yohanes 3:11-18

11. Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya,
yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
12 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang
membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab
segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia
membenci kamu.
14. Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke
dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita.
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang
pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh
yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah
menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan
nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya
menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap
saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam
dirinya?
18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan
atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP