Mata Pisau
sebagai pengembara, satu-satunya mata pisauku
mungkin cuma kenangan, tapi rantau adalah
dua mata pisau yang agak ganjil cara mengasahnya
mata pertama terasah oleh kabar gembira
yang kilauan-kilauannya memukau orang-orang sekampung
- kisah keberuntungan
dimalam-malam sehabis hujan, di warung kopi
yang buka hingga larut
mereka rindu ketajamannya
mengiris kebekuan mimpi, yang tak pernah rampung
mata yang sebelah lagi
terasah kabar buruk
yang harus kubawa sendiri dengan kengiluan-kengiluanku
dengan igauan-igauanku, tak terbalaskan
dua mata pisau, satu hulu; menyatu dalam diriku
selalu terasah walau kusarungkan kebalik jantung
membuat kenangan