Siapa Menyimpankan Bungaku Buatmu?
Berkeranjang-keranjang bunga
mekar dibenak orang-orang
yang kakinya masih tulus berjalan
dikegelapan ilalang
tersaruk-saruk dan tertawa
melihat berlumuran darah ditangannya sendiri
menahan diru
tak nyana itu menjadi bunga
di jemari tangannya
kebun dilubuk hatinya
hati yang pernah gugur, patah dan layu
terhempas angin perahu layarnya
Milik siapakah
pesisir kehidupan
Engkau juga bilang kalau tak habis-habis kesabaran
Masih tahankah aku memikulnya
Hanya karam yang akan menyelesaikan waktu
saat layar tak lagi mengembang
semoga masih tumbuh bunga dibenakmu
mudah-mudahan belum letih kita mengangkutnya
dipundak-pundak yang lebam
Engakau masih tersenyum
engkau masih tertawa
melihat berlumuran darah dikeranjang bathinmu
Seandainya nanti kita tak bisa lagi memetik
masih akan adakah bunga
takkala orang-orang melihat lumuran
ditangannya,
matanya,
hatinya,
dan senyumnya
kalau tiba saatnya nanti melepas lelah
Siapakah menyimpankan sekuntum bunga
ijinkan aku mengirimkannya buatmu
saat-saat kita tinggal duduk seorang diri menanti
mungkin tak ada lagi yang mesti ditunggu
...untukmu sendiri