Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

July 31, 2008

REFORMASI SEJATI

BILA HIDUP INI ADALAH MILIK TUHAN IZINKAN DIA MENGUBAH KITA MENJADI SEPERTI YANG DIA MAU
Nats: Berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna (Roma 12:2)


Proses metamorfosa yang mengubah ulat menjadi kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu, sungguh suatu perubahan yang mengagumkan. Dari arti katanya, metamorfosa berarti bentuk yang berubah. Namun, yang terjadi pada kupu-kupu bukan hanya perubahan bentuk, tetapi juga gaya hidup. Ulat merangkak, kupu terbang. Ulat makan daun, kupu mengisap
madu. Ulat tampak rakus, kupu tampak anggun. Ulat bergerak lambat, kupu terbang cepat. Sungguh berubah total!

Kata "metamorfosa" itu pulalah yang dipakai Paulus ketika menulis: "Berubahlah oleh pembaruan budimu ...". Paulus ingin jemaat di Roma benar-benar berubah, seperti perubahan yang dialami ulat hingga menjadi kupu-kupu. Gaya hidup, cara pandang, dan cara jemaat menjalani hidup mesti berubah, sehingga mereka "dapat membedakan mana
kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan yang sempurna". Ya, reformasi sejati tidak hanya mengubah forma (bentuk), tetapi juga mengubah apa yang ada di dalam hidup seseorang.

Hidup kita perlu terus mengalami reformasi. Harus terus bergerak dari ulat ke kepompong. Jadi tidak hanya diam, tetapi seperti pesan Paulus, kita perlu terus mempersembahkan diri sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (ayat 1). Artinya, kita selalu menyadari-dan kemudian membuktikannya pada dunia-bahwa atas kemurahan Allah dan kasih karunia-Nya, hidup kita ini adalah milik Allah.


Mari terus berubah agar semakin matang di dalam Tuhan. Hingga pada saatnya kelak, kita sungguh berubah menjadi indah dan memberkati setiap orang yang melihatnya.

Roma 12:1-8

1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada
Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan
kepada Allah dan yang sempurna.
3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku
berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu
memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu
pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga
kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah
kepada kamu masing-masing.
4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak
anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang
sama,
5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di
dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang
seorang terhadap yang lain.
6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan
menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika
karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya
sesuai dengan iman kita.
7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika
karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati.
Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya
dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah
ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan,
hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Read more...

July 30, 2008

HARUS DIMAINKAN

ALLAH TIDAK MENGANUGERAHKAN KEMENANGAN TANPA LATIHAN DAN PERJUANGAN
Nats: Marilah kita ... berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus (Ibrani 12:1,2)


Di kota Cremona, Italia, didirikan sebuah museum biola. Di museum itu ada ratusan biola kenamaan yang dipajang, termasuk yang sudah berusia lebih dari tiga ratus tahun. Andrea Masconi ditugaskan untuk merawat biola-biola tersebut. Selama tiga puluh tahun, tiap pagi ia memainkan sekitar sepuluh biola bergantian. Tiap biola dimainkannya selama enam sampai tujuh menit. Tujuannya supaya kualitas suaranya tetap terjaga. "Kayu biola bagai otot manusia. Jika tidak dimainkan bakal cepat
kendor dan rusak," katanya.

Otot rohani kita juga harus dipakai agar tetap berfungsi prima. Hidup kristiani bagaikan "perlombaan lari yang diwajibkan" (ayat 1). Tiap peserta harus melatih otot tubuhnya tiap hari. Memang melelahkan, tetapi itulah satu-satunya cara mempertahankan stamina otot. Dalam pertandingan iman, otot rohani bisa dilatih lewat ujian dan masalah. Tak heran, kadang Tuhan memberi "ganjaran" (ayat 7-9). Kadang kita dibiarkan menghadapi masalah rumit. Di waktu lain, kita dihadapkan dengan ujian iman yang berat. Lewat semua itu kita bisa melatih kesabaran, kepekaan, dan kebergantungan diri kepada-Nya. Dia menghajar kita untuk kebaikan kita (ayat 10).


Apakah Anda sering meragukan kasih Allah, ketika menempuh jalan hidup yang sulit? Pernahkan Anda merasa iri melihat orang lain hidup lebih nyaman, sedang hidup Anda penuh perjuangan? Percayalah, Allah mengizinkan banyak persoalan datang, karena Dia ingin terus membentuk hidup kita. Seperti Andrea Masconi, setiap pagi Dia menggesek dawai hidup kita supaya tetap berada dalam kondisi prima. Tidak kendur. Berjuanglah bersama-Nya.

Ibrani 12:1-12

1. Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang
mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa
yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam
perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada
Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita
itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun
memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang
sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang
sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa,
supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
4. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai
mencucurkan darah.
5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada
kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap
enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya;
6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia
menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu
seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh
ayahnya?
8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita
setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
9 Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh
ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita
harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai
dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita
untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam
kekudusan-Nya.
11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak
mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka
yang dilatih olehnya.
12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;

Read more...

July 29, 2008

BAIK KOK MENDERITA?

ALLAH KERAP KALI MENGIZINKAN HUJAN LEBAT TERJADI SUPAYA KITA DAPAT MELIHAT PELANGI
Nats: Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau (Ayub 42:5)


Banyak dari kita mungkin sering mendengar ungkapan ini: "Mengapa ia bisa mengalami hal itu? Padahal ia orang baik. Kasihan, ya?" Orang cenderung berpikir bahwa tidak adil bila ada orang baik yang hidup menderita. Ibarat orang tak bersalah yang harus menerima hukuman. Orang berpikir bahwa hidup orang baik itu selalu diberkati Tuhan.
Atau, bila ia harus mengalami kesulitan, Allah akan segera menolong.

Alkitab mencatat bahwa Ayub adalah orang saleh, yang bahkan dipuji oleh Allah sendiri (1:1). Namun, Ayub harus mengalami penderitaan yang datang bertubi-tubi. Dari yang awalnya kaya raya sekarang jatuh miskin; dari yang semula sehat sekarang jatuh sakit. Seluruh anaknya tewas dalam sebuah kejadian. Istri serta teman-temannya meninggalkan
Ayub. Apa salah Ayub? Tidak, Ayub tidak bersalah. Lalu mengapa ia mengalami penderitaan yang begitu berat? Karena Allah ingin mengajar Ayub tentang siapa diri-Nya. Melalui penderitaan, Allah ingin Ayub mengenal Dia lebih dalam. Dan inilah yang diakui Ayub pada akhir cerita tentangnya. Pengenalan Ayub akan Allah menjadi lengkap saat ia berkata: "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau,
tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau" (42:5).


Penderitaan bukan berasal dari Allah, tetapi kerap kali Allah mengizinkan hal itu terjadi supaya kita dapat memetik hikmah dari penderitaan tersebut; baik itu hikmah mengenai kekudusan, pertobatan, ataupun mengenai Allah sendiri. Jadi, daripada menangis dan mengeluh, mari temukan apa yang hendak Tuhan ajarkan lewat penderitaan kita.

Ayub 1:1; 42:1-6

1. Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu
saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.

Ayub 42:1

1. Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan
tidak ada rencana-Mu yang gagal.
3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa
pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah
bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak
kuketahui.
4 Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku
akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau,
tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal
aku duduk dalam debu dan abu."

Read more...

July 28, 2008

SEDERHANA TAPI BERHARGA

PERBUATAN SEDERHANA YANG DILAKUKAN DENGAN TULUS PASTI MENJADI BERKAT YANG BERHARGA
Nats: Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati (1Samuel 16:7)


Bila ditanya tentang pelayanan yang paling berharga bagi Allah, kebanyakan kita akan langsung berpikir tentang pelayanan gerejawi yang biasa dilakukan; misalnya memimpin pujian, menyanyi dalam paduan suara, penginjilan pribadi, pelawatan, dan sebagainya. Padahal, sesungguhnya pelayanan yang dilakukan bagi Tuhan bisa lebih banyak bentuk dan luas cakupannya.

Cerita tentang Dorkas membukakan wawasan kita tentang arti sebuah pelayanan. Alkitab tidak terlalu banyak memberi keterangan mengenai Dorkas. Ia hanya disebut sebagai seorang murid perempuan dari Yope, yang memiliki nama lain Tabita (ayat 36). Namun, Alkitab mencatat bahwa ia adalah wanita yang banyak berbuat baik dan memberi sedekah,
khususnya menjahit pakaian bagi para janda (ayat 39). Jika dibandingkan dengan Petrus atau Paulus, nama Dorkas memang kurang populer. Pekerjaan yang dilakukannya pun tak sehebat murid Yesus yang lain. Namun, apa yang telah dilakukannya berharga bagi Allah.


Ya, inilah pelayanan yang berharga di mata Allah. Allah tidak menilai pelayanan dari seberapa banyak pelayanan yang telah dilakukan, tetapi dari sikap hati sang pelayan (1Samuel 16:7). Melayani Allah, sekecil apa pun, bila diiringi motivasi untuk memuliakan Allah dan dilakukan dengan tulus hati, maka pelayanan itu berharga bagi-Nya. Sebaliknya, meski pelayanan kita tampak luar biasa tetapi tidak dilakukan dengan tulus atau didasari motivasi memuliakan diri sendiri, maka hasilnya tak akan berarti di hadapan Allah. Sudahkah pelayanan kita didasari motivasi yang murni dan dikerjakan dengan tulus?

Kisah Para Rasul 9:36-39

36. Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita--dalam
bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik
dan memberi sedekah.
37 Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah
dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas.
38 Lida dekat dengan Yope. Ketika murid-murid mendengar, bahwa
Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan
permintaan: "Segeralah datang ke tempat kami."
39 Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan
mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua
janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka
menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas
waktu ia masih hidup.

Read more...

July 27, 2008

PERAN DAN KEAHLIAN

SETIAP ORANG DIPERLENGKAPI DENGAN SUATU KEMAMPUAN UNTUK MENGERJAKAN TUGAS YANG TELAH DIA SIAPKAN

Nats: Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin Ahisamakh, dari suku Dan; dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan keahlian. Haruslah mereka membuat segala apa yang telah Kuperintahkan kepadamu (Keluaran 31:6)


Dalam pertandingan sepak bola, setiap pemain memiliki perannya masing-masing. Peranan ini biasanya diambil sesuai dengan keahlian setiap pemain. Seseorang yang terampil mencetak gol seperti Andriy Shevchenko (pemain nasional Ukraina) akan bermain menjadi penyerang. Orang yang bagus dalam mengumpan bola seperti David Beckham akan menjadi pemain tengah. Mereka yang tangkas menepis bola seperti Gianluigi Buffon akan menjadi penjaga gawang.

Dalam tubuh Kristus juga ada pembagian tugas serupa itu. Ada berbagai peran di dalam gereja yang masing-masing seharusnya dikerjakan oleh orang yang tepat. Bangsa Israel sedang membutuhkan orang-orang yang akan membuat perkakas rumah ibadah yang diperintahkan Allah. Secara khusus, dua orang bernama Bezaleel dan Aholiab adalah orang-orang yang terampil menjalankan pekerjaan tersebut. Bezaleel dikaruniai keahlian, pengertian, dan pengetahuan dalam segala macam pekerjaan membuat perkakas dari emas, perak, dan tembaga (Keluaran 31:3,4). Demikian juga Allah menetapkan Aholiab untuk mendampingi pekerjaan Bezaleel. Allah memerintahkan Musa untuk menunjuk mereka sebagai orang-orang yang akan membuat perkakas tersebut.


Sama seperti Bezaleel dan Aholiab, masing-masing dari kita pasti memiliki keahlian tertentu yang dapat dipakai untuk melakukan tugas-tugas khusus dalam gereja. Barangkali keahlian dalam bermain musik, mengajar, membuat karya seni, menulis, mengatur keuangan, dan sebagainya. Setiap keahlian yang diberikan Tuhan seharusnya dipakai untuk melayani Dia, sesuai peranan yang Dia sediakan bagi setiap kita

Keluaran 31:1-11

1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
2 "Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku
Yehuda,
3 dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan
pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,
4 untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas,
perak dan tembaga;
5 untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir
kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan.
6 Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin
Ahisamakh, dari suku Dan; dalam hati setiap orang ahli telah
Kuberikan keahlian. Haruslah mereka membuat segala apa yang telah
Kuperintahkan kepadamu:
7 Kemah Pertemuan, tabut untuk hukum, tutup pendamaian yang
terletak di atasnya, dan segala perabotan kemah itu,
8 yakni meja dengan perkakasnya, kandil dari emas murni dengan
segala perkakasnya, mezbah pembakaran ukupan,
9 mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya, bejana
pembasuhan dengan alasnya,
10 pakaian jabatan, baik pakaian kudus kepunyaan imam Harun,
maupun pakaian anak-anaknya, untuk memegang jabatan imam,
11 minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian untuk tempat
kudus; tepat seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu haruslah
mereka membuat semuanya."

Read more...

RASA CINTA

ISI FIRMAN TUHAN BUKANLAH ATURAN YANG MENEKAN MELAINKAN KABAR BAIK YANG MEMBEBASKAN
Nats: Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari (Mazmur 119:97)


Rasa cinta itu unik. Cinta membuat hati sepasang kekasih tak terpisahkan seperti magnet. Keduanya merasa ingin selalu dekat. Jika berpisah beberapa saat saja, rasa rindu segera menyerang. Siang dan malam, wajah sang kekasih selalu terbayang. Apa yang sang kekasih ucapkan selalu terngiang. Hati menjadi resah, sebelum tiba waktunya
mereka berjumpa lagi.

Dalam Mazmur 119, Daud berbicara tentang cinta. Namun bukan cinta pada seseorang, melainkan cinta pada firman Tuhan. Di matanya, merenungkan dan mempraktikkan hukum Tuhan bukanlah sebuah beban, melainkan justru sebuah kesukaan. Hobi. "Betapa kucintai taurat-Mu!" katanya. Ibarat orang sedang jatuh cinta, Daud merenungkan firman itu
siang dan malam. Apa yang membuatnya jatuh cinta pada firman Tuhan? Daud menemukan bahwa firman Tuhan itu begitu ampuh. Firman itu menjadikannya orang bijak yang disegani siapa pun (ayat 99-101). Firman itu memberinya janji yang manis dan menghibur saat susah (ayat 103). Firman itu menolongnya membenci apa yang Tuhan benci (ayat 104) dan mengarahkan masa depannya ke arah yang Tuhan mau (ayat 105). Bagi
Daud, orang yang tidak hidup dekat dengan firman, mengalami kerugian besar!


Seberapa besar rasa cinta Anda pada firman Tuhan? Bagi Anda, apakah membaca Alkitab merupakan kesukaan atau beban? Pandanglah firman Tuhan sebagai e-mail harian penting dari Tuhan bagi Anda. Ada banyak janji, nasihat, petunjuk hikmat yang Tuhan ingin sampaikan kepada Anda setiap hari. Baca dan renungkan. Jangan dilewatkan, nanti kita
yang rugi.

Mazmur 119:97-105

97. Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang
hari.
98. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada
musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
99 Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab
peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
100 Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku
memegang titah-titah-Mu.
101. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya
aku berpegang pada firman-Mu.
102. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah
yang mengajar aku.
103. Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih
dari pada madu bagi mulutku.
104 Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya
aku benci segala jalan dusta.
105. Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Read more...

KOBE BRYANT

DAN AMPUNILAH KAMI AKAN KESALAHAN KAMI, SEPERTI KAMI JUGA MENGAMPUNI ORANG YANG BERSALAH KEPADA KAMI - MATIUS 6:12
Nats: Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali" (Matius 18:22)


Kobe Bryant adalah salah satu pemain basket terbaik di liga bola basket Amerika Serikat (NBA). Ia banyak mendapatkan penghargaan atas prestasinya, bahkan banyak gelar juara liga sudah ia persembahkan bagi timnya. Namun pada tahun 2003, ia terlibat kasus pemerkosaan. Akibat kasus itu, citranya hancur di depan banyak orang. Kemudian ia meminta maaf secara terbuka kepada istrinya dan masyarakat. Sang korban pun sudah mencabut tuntutannya, tetapi sebagian masyarakat tak percaya ia sungguh-sungguh bertobat. Mereka tak memedulikan permintaan maafnya. Bahkan ada yang lantas menjadi sinis.

Memang tidak mudah mengampuni orang lain yang pernah menyakiti kita. Namun, bukankah kita juga orang-orang yang jahat dan berdosa di mata-Nya? Yang menakjubkan, Allah selalu peduli dan menerima kita kembali saat kita mau bertobat! Dia mengampuni dosa-dosa kita dan kembali memberi kesempatan bertobat bila kita datang kepada-Nya (ayat 23-27). Karenanya, Dia menghendaki kita bersikap sama kepada orang lain yang bersalah kepada kita, yakni mengampuni dan memberi kesempatan orang lain untuk memperbaiki diri (ayat 32-34).


Bila kita sudah mengalami pengampunan Allah, kita pun harus mengampuni orang lain. Suami atau istri yang pernah tidak setia pada kita. Sahabat yang pernah memanfaatkan kita. Rekan kerja yang pernah memfitnah kita. Kita dapat memulainya dengan memaafkan perbuatannya secara pribadi di dalam hati kita. Kemudian kita berikan kesempatan
baginya untuk berubah. Semoga Allah memampukan kita untuk melakukannya!

Matius 18:21-35

21. Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan,
sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat
dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan
sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak
mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah
kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya,
raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya
dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah
dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba
itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang
hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap
dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah
dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam
penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu
menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya:
Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena
engkau memohonkannya kepadaku.
33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku
telah mengasihani engkau?
34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada
algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga
terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni
saudaramu dengan segenap hatimu."

Read more...

July 24, 2008

BEHIND ENEMY LINES

DI BALIK HIDUP ORANG SULIT TERKADANG TERSIMPAN KISAH TRAGIS KITA PERLU MEMANDANG MEREKA DENGAN EMPATI
Nats: TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka (Amsal 16:4)


Pada tahun 2001, ada sebuah film berlatar Perang Bosnia yang dibintangi oleh Gene Hackman dan Owen Wilson. Judulnya Behind Enemy Lines. Film bercerita tentang Letnan Chris Burnett yang pesawatnya ditembak jatuh oleh pasukan Serbia. Ia dapat selamat karena kursi pelontarnya. Sayangnya, ia jatuh di daerah musuh. Burnett terpaksa
harus berupaya keras menyelamatkan dirinya dari kejaran dan incaran musuh. Tidak jarang ia hampir terbunuh oleh sniper (penembak jitu) atau serangan bom.

Terkadang kita juga berada di tengah lingkungan yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan; bertemu dengan orang-orang yang selalu berseberangan; bekerja dengan orang yang kasar dan "semau gue"; melayani bersama orang yang suka menyinggung, tetapi mudah tersinggung. Waktu dan tenaga kita jadi terkuras hanya untuk meladeni orang-orang "sulit" ini. Keadaan ini tidak jarang membuat frustrasi. Serasa terjebak di "behind enemy lines". Di belakang garis musuh.


Namun, saat Tuhan mengizinkan orang-orang hadir dalam kehidupan kita, maka pasti ada tujuannya. Begitu juga kehadiran orang-orang "sulit" di perjalanan hidup kita. Dari mereka, setidaknya kita dapat belajar tentang kesabaran, kerendahan hati, dan penguasaan diri. Sekaligus kita bisa bercermin, betapa buruknya kita bila menjadi orang seperti itu. Kita diingatkan untuk tidak menjadi orang sulit bagi orang lain.
Sesekali, dengan berhadapan dan hidup bersama mereka, kita pun menjadi lebih objektif dalam memandang mereka; tidak lagi dengan amarah dan kekesalan, tetapi dengan simpati dan empati.

Amsal 16:1-6

1. Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban
lidah berasal dari pada TUHAN.
2. Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya
sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.
3. Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah
segala rencanamu.
4. TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing,
bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka.
5. Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN;
sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.
6. Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut
akan TUHAN orang menjauhi kejahatan.

Read more...

DAMPAK KETETAPAN HATI

PENYELAMATAN KELUARGA, GEREJA, MASYARAKAT, DAN DUNIA DIMULAI DARI KEREKATAN HATI, KEKUDUSAN, DAN HIDUP YANG TAAT
Nats: Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN (Yosua 24:15)


Selama hidupnya, Yosua konsisten mengikuti Allah. Sejak muda, ia telah berani tampil dan mengajak umat Israel untuk tidak memberontak kepada Allah dan dengan demikian berani memasuki Kanaan (Bilangan 14:5-10). Pada masa tuanya, ia tampil lagi di depan semua suku Israel. Ia mengimbau mereka supaya tetap beribadah kepada Allah. Dan
umat itu mengikuti teladan Yosua (ayat 16,24). Betapa dahsyat dampak ketetapan hati satu orang beriman! Ia membawa keluarga dan bangsanya untuk mengikuti Tuhan.

Suatu kali ayah saya, George, merasa bimbang. Di satu sisi ia merasa Tuhan memanggilnya untuk menjadi hamba-Nya. Di sisi lain, sebagai satu-satunya anak laki-laki, ayahnya berharap George meneruskan usaha tokonya. Pamannya-seorang anak Tuhan-memberi nasihat: "Jika kau menuruti permintaan orangtuamu, mereka takkan pernah menjadi orang percaya". Jadi, George menetapkan hati untuk memenuhi panggilan
Tuhan. Allah itu setia. Setelah 15 tahun ia menjadi pendeta, kedua orangtuanya mengaku percaya dan dibaptis. Ia juga menerima adik-adik istrinya untuk tinggal di rumahnya dan membawa mereka satu per satu menjadi orang percaya. Dari gereja kecil yang ia layani dengan setia selama 25 tahun, muncul lebih dari 70 pemuda yang menjadi pendeta.


Teladan Yosua dan George, ayah saya, mengingatkan akan panggilan pelayanan kita yang pertama dan utama. Membawa keluarga kita kepada Kristus! Sangat sulit? Betul. Namun, ketetapan hati membuat hal sulit menjadi mungkin. Karena Allah yang menyelamatkan kita, juga rindu menyelamatkan keluarga kita (Kisah Para Rasul 16:31) dan lingkup yang lebih luas di sekitar kita (1:8).

Yosua 24:1-3, 13-16

1. Kemudian Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di
Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua orang Israel, para kepalanya,
para hakimnya dan para pengatur pasukannya, lalu mereka berdiri
di hadapan Allah.
2 Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman
TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di
situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah
Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain.
3 Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang
sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan.
Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya.

Yosua 24:13

13 Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh
tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan,
tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan
kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan
hasilnya.
14 Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah
kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang
kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat
dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
15. Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada
TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah;
allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai
Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini.
Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
16 Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami
meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!

Read more...

July 22, 2008

ORANGTUA SEBAGAI SUPORTER

TEMPAT TERPENTING DALAM PERTUMBUHAN ROHANI ANAK BUKAN SEKOLAH ATAUPUN GEREJA, MELAINKAN RUMAH
Nats: Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan aku yakin hidup juga di dalam dirimu (2Timotius 1:5)


Andai kehidupan ini adalah sebuah arena pertandingan dan anak-anak adalah pemainnya, maka orangtua adalah suporter yang terutama. Peran orangtua akan sangat memengaruhi hasil yang akan dicapai anak-anaknya kelak. Pengalaman Patrick Hughes membuktikan hal itu. Sejak lahir, Patrick buta dan lumpuh, tetapi ia mempunyai prestasi yang sangat
luar biasa: anggota band sekolah, pianis yang pernah menggelar konser di Kennedy Center, dan seorang artis rekaman. Ia juga mahasiswa dengan predikat "straight A" dan menerima Disney's Wide World of Sport Spirit Award 2006.

Faktor terpenting keberhasilan Patrick di tengah segala keterbatasannya adalah dukungan orangtua. Ibu dan kedua adik Patrick adalah suporter setianya dalam berbagai kesempatan. Ayahnya yang bekerja di perusahaan pengiriman, dengan sengaja mengambil kerja shift malam supaya pada siang hari ia dapat menjadi "mata" dan "kaki" buat Patrick di sekolah. Ketika Patrick menjadi anggota marching band berkursi roda pertama di universitasnya-sebagai peniup trompet-ayahnya turut serta dalam barisan; mendorong kursi rodanya, berputar mengikuti barisan, dan membentuk formasi.


Hal serupa juga terjadi dalam kehidupan rohani. Penghayatan iman orangtua yang tercermin dalam sikap hidup sehari-hari, sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan rohani anak-anak. Seperti Timotius. Pada usia muda ia telah menjadi pemimpin jemaat sekaligus rekan sekerja Paulus yang sangat diandalkan (2Timotius 3:10,11). Semua itu tidak dapat dilepaskan dari penghayatan iman ibunya, Eunike, dan neneknya, Lois (ayat 5).

2 Timotius 1:3-7

3 Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati
nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan
selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun
malam.
4 Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan,
aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.
5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman
yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu
Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
6. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia
Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan,
melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Read more...

July 21, 2008

WARISAN TERMAHAL

UANG DAN HARTA MEMANG BERGUNA DI DUNIA NAMUN HANYA IMAN PADA KRISTUS YANG BERGUNA DI SURGA
Nats: Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu (Ulangan 6:6,7)


Setelah multimiliuner J.P. Morgan (seorang pendiri General Electric) meninggal, seluruh keluarga berkumpul untuk membuka wasiatnya. Orang mengira sebagian besar isinya mengenai uang. Namun mereka salah. Berikut petikannya: "Saya menyerahkan jiwa saya ke tangan Sang Juru Selamat. Saya telah ditebus dan disucikan oleh darah-Nya, sehingga Dia akan membawa jiwa saya tanpa cacat cela kepada Bapa surgawi. Karena itu saya minta agar anak-anak terus mempertahankan dan menjalankan pengajaran mengenai penebusan sempurna oleh darah Kristus yang tercurah; dengan segala tantangan, risiko, maupun pengorbanan pribadi yang menyertainya."

Kebanyakan orangtua berpikir keras hendak mewariskan sebanyak mungkin uang bagi anak-anaknya. Namun, J.P. Morgan memberi kita pandangan yang berbeda. Sebagai warisan terutama dan termahal, Morgan lebih memilih mewariskan iman kepada Kristus bagi anak-anaknya. Segala bentuk harta benda-sebaik apa pun kita menyimpannya, dapat habis dan
lenyap. Namun, iman kepada Kristus memberi hidup yang takkan layu.


Mari kita mulai mewariskan iman semacam ini kepada anak-anak kita, mulai hari ini, yakni melalui pembicaraan yang berulang-ulang tentang firman Tuhan (ayat 7). Tentang Kristus yang menanggung hukuman dosa kita di kayu salib, agar kita memiliki hak untuk hidup kekal bersama-Nya. Tentang bagaimana anak Tuhan belajar menaati dan
melakukan kehendak-Nya. Tentang cinta Allah yang nyata dalam kehidupan masing-masing pribadi. Niscaya warisan itu akan menjadi harta paling berharga, kapan pun anak-anak akan membuka surat wasiat kita.

Ulangan 6:6-9, 20-25

6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah
engkau perhatikan,
7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada
anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu,
apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring
dan apabila engkau bangun.
8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada
tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu
dan pada pintu gerbangmu.

Ulangan 6:20

20 Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah
peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan
kepadamu oleh TUHAN Allah kita?
21 maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah
budak Firaun di Mesir, tetapi TUHAN membawa kita keluar dari
Mesir dengan tangan yang kuat.
22 TUHAN membuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat, yang besar
dan yang mencelakakan, terhadap Mesir, terhadap Firaun dan seisi
rumahnya, di depan mata kita;
23 tetapi kita dibawa-Nya keluar dari sana, supaya kita dapat
dibawa-Nya masuk untuk memberikan kepada kita negeri yang telah
dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang kita.
24 TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan
segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita,
supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita
hidup, seperti sekarang ini.
25 Dan kita akan menjadi benar, apabila kita melakukan segenap
perintah itu dengan setia di hadapan TUHAN, Allah kita, seperti
yang diperintahkan-Nya kepada kita."

Read more...

POLA ASUH

KEBOHONGAN MELAHIRKAN KEBOHONGAN PERTOBATAN MELAHIRKAN KEJUJURAN
Nats: Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya Galatia 6:7)



Tak ada peristiwa yang "kebetulan". Setiap kejadian pasti ada alasannya. Dalam Alkitab, Yakub dikenal sebagai penipu. Bayangkan, Esau-kakaknya yang sedang lapar-ditodong hak kesulungannya, diganti hanya dengan semangkuk kacang merah! Ia juga menipu ayahnya yang udah renta dan rabun dengan berpura-pura menjadi Esau, demi mendapat berkat kesulungan (Kejadian 25, 27). Setelah menikah pun Yakub mengelabui Laban, mertuanya, hingga mendapat banyak kambing domba (Kejadian 30).

Mengapa Yakub penuh tipu daya? Sebab ia dibesarkan dalam keluarga dimana sang ayah lebih sayang kepada Esau, sedang si ibu lebih menyayanginya. Ibunya pula yang mengajari Yakub membohongi ayahnya. Selanjutnya, Yakub mengadopsi pola asuh yang dialaminya sebagai model untuk mengasuh anak-anaknya. Ia lebih menyayangi Yusuf dan Benyamin, anak-anak yang lahir dari Rahel, ketimbang sepuluh anak dari ketiga
istrinya yang lain. Akibatnya, saudara-saudara Yusuf menaruh dendam terhadap Yusuf dan membohongi Yakub dengan berkata bahwa Yusuf diterkam binatang buas, padahal mereka menjualnya sebagai budak.


Bagi Anda yang sudah menjadi orangtua, camkan firman Tuhan hari ini: "Jangan sesat! ... apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya" (Galatia 6:7). Hukum ini tak terelakkan, kecuali kita bertobat dan percaya kepada Kristus, sebab di dalam Dia kita menjadi ciptaan baru. Bangun dan didiklah anak-anak Anda dalam suasana pertobatan setiap hari; agar kejujuran, ketulusan, dan penerimaan seorang akan yang lain menjadi pola asuh dalam kehidupan keluarga Anda!

Amsal 29:15-17

15. Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang
dibiarkan mempermalukan ibunya.
16. Jika orang fasik bertambah, bertambahlah pula pelanggaran,
tetapi orang benar akan melihat keruntuhan mereka.
17. Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman
kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.

Read more...

JANGAN HALANGI MEREKA

YESUS MENCINTAI ANAK-ANAK SAMA BESAR DENGAN CINTA-NYA KEPADA ANDA DAN SAYA!
Nats: Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka (Lukas 18:16)


Di banyak gereja, kerap kali ada kelas untuk anak balita. Hal paling unik di kelas balita adalah tak hanya anak-anak yang hadir di dalam kelas, tetapi orang-orang dewasa juga turut duduk di situ. Bisa ayah atau ibunya, bisa juga nenek, kakek, atau pengasuhnya. Memang kelas menjadi padat karenanya, tetapi tak mungkin para pengantar ini dilarang hadir, karena anak-anak yang masih sangat muda itu tak mungkin berangkat sendiri!

Ketika para murid melarang anak-anak kecil dibawa kepada Yesus (ayat 15), Dia berkata, "... jangan menghalang-halangi mereka" (ayat 16). Kerap kali kita "menyalahkan dan menyayangkan" sikap para murid ini. Namun tanpa sadar, ada juga orangtua kristiani yang "menghalang-halangi" anaknya datang kepada Tuhan. Salah satunya dengan keengganan untuk mengantar dan menunggui anaknya beribadah di
gereja. Padahal sebagai anak, keputusan mereka untuk datang ke gereja sangat dipengaruhi keputusan orangtuanya. Jika orangtua sedang merasa sibuk, lelah, atau repot, sehingga lalai mengantar anaknya ke gereja, maka anak-anak pun bisa absen beribadah.

Tak hanya itu, sebagai orangtua kita juga dapat menghalangi anak-anak bertemu Yesus, jika kita tak mendampingi mereka secara pribadi untuk mengenal dan mencintai Yesus; lewat doa bersama di rumah, membacakan Alkitab bagi mereka, berbagi kesaksian tentang pengalaman bersama Tuhan. Terakhir, kita juga menghalangi anak mengenal Yesus bila tutur kata dan laku kita tak mencerminkan pribadi yang mengikut teladan
Kristus!

Lukas 18:15-17

15. Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil
kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu
murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
16 Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah
anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu
menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah
yang empunya Kerajaan Allah.
17 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak
menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak
akan masuk ke dalamnya."

Read more...

July 18, 2008

BEBAN DOSA ASAL

SETIAP ANAK MEMANG DILAHIRKAN DENGAN DOSA ASAL NAMUN SETIAP ANAK JUGA BERHAK MENDAPAT KELEPASAN KEKAL
Nats: Jadi, jika aku melakukan apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang melakukannya, tetapi dosa yang tinggal di dalam aku (Roma 7:20)


Sebuah penelitian menunjukkan, anak-anak muda di Jepang memiliki kondisi psikologis mudah merasa bersalah, kerap meminta maaf, dan mudah menyesal karena hal-hal sepele. Semuanya ini bermula ketika rakyat Jepang merasa sangat bersalah karena bangsanya dianggap sebagai pencetus tragedi kemanusiaan dalam Perang Dunia II. Sejak saat itu, beban "dosa asal" tersebut disosialisasikan ke dalam setiap tingkatan masyarakat. Dari usia yang sangat muda, orang Jepang sudah dikenalkan pada budaya trauma itu, salah satunya dengan sikap meminta maaf sambil membungkukkan punggungnya dalam-dalam. "Dosa turunan" ini terus diwariskan sampai banyak generasi berikutnya tanpa ada
penyelesaian yang melegakan.

Serupa dengan dosa asal di atas, setiap anak lahir ke dunia tanpa dapat menolak dosa asal Adam yang pertama melekat pada dirinya (Roma 5:15). Tanggungan dosa itu mengikat si anak sehingga sekalipun ia ingin melakukan yang baik, ternyata yang buruklah yang ia perbuat (7:19). Kecenderungan untuk berbuat dosa ini bisa membelenggu si anak
hingga akhir hayatnya; dan menjadi masalah yang tak terselesaikan, jika tak ada orang yang membawanya kepada Kristus yang sanggup menyelamatkan jiwanya (ayat 24,25).


Kita mungkin menurunkan dosa asal kepada anak-anak, tetapi Yesus telah mengulurkan tangan-Nya yang berlubang paku untuk mematahkan belenggu dosa itu. Dialah satu-satunya Pribadi yang dapat memberi kelepasan kekal. Bersegeralah membawa anak-anak kita kepada Kristus!

Roma 7:14-25

14. Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi
aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.
15 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan
apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku
benci, itulah yang aku perbuat.
16 Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku
menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.
17 Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi
dosa yang ada di dalam aku.
18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku
sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak
memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.
19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang
aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang
jahat, yang aku perbuat.
20 Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka
bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam
aku.
21 Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki
berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.
22 Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,
23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum
lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku
menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota
tubuhku.
24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari
tubuh maut ini?
25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (7-26)
Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan
tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.

Read more...

PRAKARSA TUHAN


Nats: Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: "Aku telah memintanya dari pada TUHAN" (1Samuel 1:20)


Setelah menikah hampir dua tahun, seorang istri akhirnya mengandung anak pertamanya. Namun, dokter mendiagnosa kandungannya bermasalah. Kemungkinan kelak anaknya akan lahir dengan "kelainan", kecuali terjadi mukjizat. Kemudian ia dan suaminya tekun berdoa serta berpuasa. Mereka memohon agar anak mereka lahir sehat walafiat. Ketika tiba saatnya sang istri melahirkan, ternyata anaknya menderita autis. "Kami sudah berusaha dan berdoa. Kalau Tuhan memberikan anak ini dalam keadaan demikian, tentu Dia sudah mempertimbangkan yang terbaik buat kami," kata mereka.

Suami istri itu kemudian tekun mempelajari segala hal tentang autisme-lewat buku, majalah, internet, dan seminar, hingga mereka menjadi banyak tahu tentang autisme. Mereka kerap diminta bersaksi digereja dan menjadi tempat bertanya bagi banyak pasangan yang memiliki anak dengan "kebutuhan khusus". Mereka tak pernah menyesal anaknya menderita autis.

Kelahiran anak adalah prakarsa Tuhan. Manusia boleh berencana dan berusaha, tetapi Sang Penentu adalah Tuhan sendiri. Hana, istri Elkana, bergumul keras untuk memperoleh keturunan. Tuhan kemudian memenuhi permohonannya. Lahirlah Samuel, yang kelak menjadi salah satu tokoh penting dalam Perjanjian Lama.

Tuhan memberikan anak dengan pertimbangan matang. Tidak mungkin Dia memberikan anak dengan sembarangan. Tuhan pasti punya rencana yang baik untuk setiap anak yang Dia izinkan lahir ke dalam dunia, bagaimanapun keadaannya. Maka baiklah kita menyambut setiap anak yang lahir dengan iman, dengan rasa syukur, dan dengan kasih sayang.

1 Samuel 1:1-20

1. Ada seorang laki-laki dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan
Efraim, namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf,
seorang Efraim.
2 Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan
yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana
tidak.
3 Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya
untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN
semesta alam di Silo. Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua
anak Eli, Hofni dan Pinehas.
4 Pada hari Elkana mempersembahkan korban, diberikannyalah
kepada Penina, isterinya, dan kepada semua anaknya yang laki-laki
dan perempuan masing-masing sebagian.
5 Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya
satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya.
6 Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar,
karena TUHAN telah menutup kandungannya.
7 Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana
pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia
menangis dan tidak mau makan.
8 Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: "Hana, mengapa
engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa
hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada
sepuluh anak laki-laki?"
9. Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di
Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang
pintu bait suci TUHAN,
10 dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis
tersedu-sedu.
11 Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika
sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan
mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi
memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku
akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau
cukur tidak akan menyentuh kepalanya."
12 Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN,
maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu;
13 dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya
bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran,
maka Eli menyangka perempuan itu mabuk.
14 Lalu kata Eli kepadanya: "Berapa lama lagi engkau berlaku
sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu."
15 Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan
yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan
tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan
TUHAN.
16 Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila;
sebab karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian
lama."
17 Jawab Eli: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan
memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya."
18 Sesudah itu berkatalah perempuan itu: "Biarlah hambamu ini
mendapat belas kasihan dari padamu." Lalu keluarlah perempuan
itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi.
19. Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud
menyembah di hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya
di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN
ingat kepadanya.
20 Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan
seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab
katanya: "Aku telah memintanya dari pada TUHAN."

Read more...

July 16, 2008

MENIKAH UNTUK BAHAGIA?

PERNIKAHAN KRISTIANI MERUPAKAN SEKOLAH UNTUK MEMURNIKAN HATI
Nats: Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya (Efesus 5:33)


Apakah tujuan orang menikah? Supaya bahagia? Bagaimana jika tidak
bahagia? Banyak pasangan yang hidupnya susah setelah menikah. Ada
yang kesulitan menghadapi karakter pasangannya yang sulit diubah.
Akibatnya sering cekcok. Ada yang susah karena anaknya autis atau
cacat mental. Yang lainnya terus-menerus dihadapkan pada musibah.
Jika visi pernikahan Anda cuma demi mengejar kebahagiaan, bisa jadi
Anda kecewa!

Firman Tuhan memandang pernikahan lebih sebagai proses pembentukan
atau pendewasaan. Istri diminta "tunduk", artinya belajar menghargai
kepemimpinan suami. Dengan merendahkan diri, istri dapat menjaga
harga diri suaminya. Begitu pula suami diminta belajar mengasihi
istri seperti merawat tubuhnya sendiri. Bahkan seperti Kristus
mengasihi jemaat (ayat 25,29,32). Di zaman itu, budaya Romawi
menempatkan suami sebagai figur kepala keluarga dengan kuasa tak
terbatas. Lumrah jika suami bersikap sebagai tuan yang minta
dilayani. Namun, para suami kristiani tidak boleh begitu. Mereka
harus "mengasuh dan merawat" istri (ayat 28,29). Artinya menyediakan
waktu dan perhatian yang cukup. Rupanya, untuk mewujudkan pernikahan
kristiani dibutuhkan penyangkalan diri dari kedua pihak. Menikah
ibarat sekolah, yang melaluinya sifat-sifat kita dibentuk.

Dan, proses pembentukan itu menyakitkan! Gary Thomas, pengarang buku
Sacred Marriage (Pernikahan yang Kudus), berkata: "Tuhan merancang
pernikahan untuk membuat Anda suci, lebih daripada membuat Anda
bahagia." Kebahagiaan pernikahan adalah buah atau hadiah dari
perjuangan menyangkal diri. Ia tak akan datang sendiri.


Efesus 5:22-33

22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus
adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus,
demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah
mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dan firman,
27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan
diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa
itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti
tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi
dirinya sendiri.
29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi
mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap
jemaat,
30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu
daging.
32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan
Kristus dan jemaat.
33 Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku:
kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah
menghormati suaminya.

Read more...

KALAP!

BADAI AKAN MEMBUAT KITA PANIK TETAPI TUHAN AKAN MENENANGKANNYA
Nats: Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! (Mazmur 46:11)


Ketika berjalan memasuki kantor, Eddy menyenggol ujung meja seorang teman yang memang posisi mejanya agak miring. Karena kesakitan, Eddy menjadi marah. Dalam kondisi marah, ia kemudian menjadi kalap dan menyalahkan temannya yang tidak menyusun meja dengan benar. Sikap kalap membuatnya tidak tenang, over reaktif, sehingga ia tak dapat melihat apa yang sesungguhnya terjadi dengan mata jernih.

Bujang Elisa juga bersikap kalap ketika mendapati dirinya dan Elisa, tuannya, dikepung oleh pasukan raja Aram. Sikap reaktif membuatnya panik dan ketakutan, bahkan mengeluarkan kalimat putus asa (ayat 15). Hal itu menghalanginya untuk melihat bahwa pertolongan Tuhan ada di sekelilingnya (ayat 17). Sebaliknya, Elisa memiliki kepercayaan yang besar kepada Allah yang dapat diandalkan. Dengan begitu ia dapat
bersikap tenang, bahkan dapat berdoa meski ia ada dalam situasi yang sama dengan bujangnya.

Kalap membuat hati kita bergejolak dan tidak dapat berpikir jernih. Dalam kondisi demikian, sangat mungkin kita mengambil tindakan yang salah. Lalu apa yang harus kita lakukan agar tidak kalap, meskipun tekanan datang tanpa dapat diduga? Pemazmur membukakan sebuah sikap yang indah, yaitu "diam". Diam dan tenang di hadapan Allah akan menolong kita untuk tidak bersikap kalap dalam menghadapi tekanan.


Doa bukan sekadar waktu untuk berbicara dengan Tuhan. Doa juga merupakan waktu untuk menenangkan diri di hadapan-Nya dan melihat Dia berkarya melalui keadaan yang sulit sekalipun. Hari ini, bila situasi hidup menekan Anda, ambillah pilihan untuk berdoa

2 Raja-raja 6:14-18

14 Maka dikirimnyalah ke sana kuda serta kereta dan tentara
yang besar. Sampailah mereka pada waktu malam, lalu mengepung
kota itu.
15 Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke
luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di
sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya:
"Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?"
16 Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai
kita dari pada yang menyertai mereka."
17 Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya,
supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga
ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta
berapi sekeliling Elisa.
18 Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah
Elisa kepada TUHAN: "Butakanlah kiranya mata orang-orang ini."
Maka dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa.

Read more...

PELITA KAKI

KITA MEMERLUKAN FIRMAN TUHAN SEBAGAI PENUNTUN JALAN
Nats: Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mazmur 119:105)



Mazmur 119 adalah mazmur yang paling panjang. Lembaga Alkitab Indonesia memberinya judul: "Bahagianya Orang yang Hidup Menurut Taurat Tuhan". Kata Taurat di sini harus dipahami secara luas; bukan hanya Kitab Musa, tetapi juga seluruh wahyu dan penyataan Tuhan yang menjadi penuntun pada keselamatan. Setelah masa pembuangan, kata Taurat memang tidak lagi hanya merujuk pada Kitab Musa. Bacaan kita merupakan "bait" kedua dalam Mazmur ini. Diawali dengan pertanyaan retoris: "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?"

Sejak dulu orang menyadari peran penting kaum muda dalam kehidupan sosial. Penting bukan saja karena secara alamiah kaum muda memiliki "energi" dan ideliasme sangat besar. Namun, penting juga diperhatikan karena dari sisi "kematangan", mereka bisa dikatakan belum banyak makan "asam garam"; sehingga mudah gamang, mudah terprovokasi", dan sangat rentan dengan kesalahan dalam menentukan sikap.

Supaya kaum muda dapat menyalurkan "energi" dan idealismenya secara bajik dan mengambil keputusan secara bijak, maka perlu ada patokan yang bisa menjadi teladan pegangan. Patokan yang kokoh adalah firman Tuhan. Di dalam firman Tuhan ada nasihat, ketetapan, teguran, panduan, dan ajaran untuk melangkah secara benar; tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan. Karena itu, penting sekali bagi kaum muda untuk
mengakrabkan diri dengan firman Tuhan. Tanpa firman Tuhan seseorang bagai bepergian ke hutan belantara tanpa membawa peta perjalanan. Ia bisa tersesat, bahkan celaka.

Mazmur 119:9-16

9. Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya
bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
10. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan
aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
11. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan
berdosa terhadap Engkau.
12. Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah
ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
13. Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang
Kauucapkan.
14 Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira,
seperti atas segala harta.
15 Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati
jalan-jalan-Mu.
16 Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu
tidak akan kulupakan.

Read more...

July 14, 2008

SOK TAHU

SEMAKIN BANYAK YANG HARUS KITA KERJAKAN SEMAKIN BANYAK KITA MEMBUTUHKAN TUHAN
Nats: Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri (Amsal 3:5)


Siang itu, saya dan seorang teman berencana naik TransJakarta dari halte Senen. Di sana kami melihat dua koridor; yang satu ramai, yang lainnya sepi. Tanpa bertanya, kami memutuskan untuk antre di koridor kedua, karena kami pikir tak ada bedanya. Belasan menit sudah berlalu dan beberapa TransJakarta sudah lewat di koridor yang satu, namun tak ada satu pun yang berhenti di koridor tempat kami menunggu! Setelah
bertanya kepada petugas, kami baru sadar telah menunggu di koridor yang salah. Menabur sikap sok tahu, akhirnya menuai salah jalan.

Penulis Amsal menasihati kita untuk tidak memercayai pengertian sendiri, alias sok tahu. Sebaliknya, memercayai Tuhan dengan segenap hati (ayat 5). Namun, kadang kesombongan menghalangi kita melakukan hal ini. Kita merasa tahu banyak hal. Kita mengandalkan diri sendiri. Padahal kita ini begitu terbatas, masa depan di lima detik mendatang saja tidak kita ketahui. Kita takkan pernah lebih tahu apa yang akan
terjadi di hidup kita dibanding Dia yang Mahatahu.


Tuhan ingin kita memercayai dan mengandalkan Dia sepenuh hati, agar Dia dapat menjaga dan melindungi kita. Kita dapat melakukannya melalui dua cara sederhana. Pertama, memulai hari bersama Dia dan memohon pimpinan-Nya melalui waktu teduh. Kedua, senantiasa memelihara komunikasi dengan-Nya melalui doa-doa singkat, "Tuhan,
tolong saya," "Tuhan, pimpin saya," "Tuhan, saya mengasihi-Mu," dan sebagainya. Doa-doa singkat seperti ini akan menolong kita untuk menyadari kehadiran dan pimpinan-Nya setiap saat. Maukah kita sungguh-sungguh berserah dan mengandalkan Tuhan hari ini?

Amsal 3:1-8

1. Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah
hatimu memelihara perintahku,
2 karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan
ditambahkannya kepadamu.
3 Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
4 maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam
pandangan Allah serta manusia.
5 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri.
6 Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan
jalanmu.
7. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah
akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;
8 itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan
tulang-tulangmu.

Read more...

TUHAN SELALU HADIR

DALAM BERIBADAH YANG TERPENTING ADALAH BERTEMU TUHAN, BUKAN YANG LAIN
Nats: Dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka (Matius 18:20)


Suatu hari, telepon di gereja tempat Presiden Roosevelt beribadah berdering. Si penelepon bertanya kepada sang pendeta, "Pak Pendeta, apakah Presiden Roosevelt akan ikut kebaktian di gereja minggu ini?" "Saya tidak bisa memastikan hal itu," ujar sang pendeta. "Namun, yang pasti Allah hadir di sana. Dan, itu sudah sangat cukup untuk menarik jemaat datang."

Dewasa ini, banyak artis kristiani sering diundang untuk melayani dalam ibadah suatu gereja. Saat mereka melayani, tampaknya suasana ibadah menjadi hidup dan semarak. Dan tampaknya jemaat mendapat banyak "berkat". Namun jika tiba-tiba artis yang diundang batal hadir, suasana ibadah seolah-olah menjadi mati, kering, membosankan, dan jemaat pulang tanpa membawa "berkat". Kenyataan ini sungguh menyedihkan, karena artis-artis rohani itu malah menjadi faktor penentu dalam ibadah. Ini menandakan bahwa ada masalah; bukan pada si artis, tetapi pada jemaat itu sendiri. Motivasi jemaat yang seperti ini sudah bukan lagi hendak mencari Tuhan, tetapi seolah-olah datang hendak "menyaksikan pertunjukan".


Jika motivasi kita murni untuk beribadah, kita tak perlu kecewa apabila artis yang dijadwalkan hadir ternyata tidak jadi datang. Toh, mereka ada atau tidak, Tuhan tetap hadir di sana (ayat 20). Sekalipun tak ada artis rohani yang hadir, Tuhan tetap dapat melakukan sesuatu dalam ibadah, melalui siapa saja. Mari kita luruskan lagi motivasi
kita dalam beribadah; yakni untuk mencari Tuhan, bukan siapa pun yang lain. Pasti kita akan mendapat berkat dalam ibadah, siapa pun yang melayani.

Matius 18:19,20

19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu
di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu
akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku,
di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Read more...

July 11, 2008

KUPU-KUPU

MASALAH DAN UJIAN YANG DILEWATI BERSAMA ALLAH AKAN MENEMPA DAN MENYEMPURNAKAN KITA
Nats: Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin ... sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir" (Keluaran 13:17)


Kupu-kupu adalah salah satu contoh hewan yang mengalami siklus cukup panjang di hidupnya. Dari telur, ia menetas sebagai ulat. Setelah beberapa saat, ia membungkus dirinya sebagai kepompong. Dan, pada waktunya ia menjadi seekor kupu-kupu yang bisa terbang! Uniknya, bila salah satu saja dari tahapan ini tidak dilewati dengan baik, maka ia akan gagal menjadi kupu-kupu dan mati.

Seperti ulat yang baru menetas, demikian pula bangsa Israel yang baru saja keluar dari tanah Mesir di bawah pimpinan Musa. Allah tahu bahwa apa bila Israel terlalu cepat tiba di tanah Kanaan, mereka akan mudah melupakan penyertaan Tuhan dan menjadi hancur. Jadi, Israel perlu dipersiapkan agar menjadi bangsa yang besar dan mandiri saat memasuki Kanaan. Itulah sebabnya Allah membawa mereka menjalani siklusnya;
menempuh perjalanan memutar melalui padang gurun yang luas. Perjalanan berat yang membuat Israel bersungut-sungut, bahkan membuat mereka menyerah dan ingin kembali ke Mesir, sungguh akan mendidik dan mendewasakan mereka.


Kerap kali Allah juga sengaja membawa kita menempuh "jalan memutar". Bentuknya bisa berupa masalah-masalah yang Dia izinkan terjadi di hidup kita; kegagalan menempuh ujian di sekolah, kekalahan dalam persaingan bisnis, atau masalah relasi dengan pasangan, keluarga, atau teman-teman. Semuanya ini mungkin membuat kita putus asa. Namun, jangan menyerah. Jalanilah semua dengan tetap percaya kepada Allah. Pada saatnya nanti, Allah akan menuntun kita keluar dari situ. Dan kita akan siap menjalani kehidupan dengan lebih mantap.

Keluaran 13:17-22

17. Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak
menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun
jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan
bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan,
sehingga mereka kembali ke Mesir."
18 Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di
padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang
berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.
19 Musa membawa tulang-tulang Yusuf, sebab tadinya Yusuf telah
menyuruh anak-anak Israel bersumpah dengan sungguh-sungguh:
"Allah tentu akan mengindahkan kamu, maka kamu harus membawa
tulang-tulangku dari sini."
20 Demikianlah mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di
Etam, di tepi padang gurun.
21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang
awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam
tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan
siang dan malam.
22 Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang
hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.

Read more...

July 10, 2008

BERSAHABAT

SEBAGAI SAHABAT ALLAH KITA HARUS BERSAHABAT DENGAN SEMUA YANG ALLAH KASIHI
Nats: Betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul ... [dengan] orang-orang yang bukan Yahudi. Tetapi ... aku tidak boleh menyebut seorang pun najis (Kisah Para Rasul 10:28)


Dengan telepon genggam, dewasa ini orang dapat lebih leluasa berkomunikasi ketimbang sepuluh tahun lalu. Harga telepon genggam pun semakin terjangkau. Namun anehnya, penelitian menunjukkan bahwa pemakai telepon genggam rata-rata hanya menghubungi empat orang secara rutin dan intensif. Padahal daftar kontaknya berisi ratusan
nomor telepon. Itu berarti, walaupun ada begitu banyak kenalan, hanya segelintir orang yang dijadikan sahabat.

Banyak orang cenderung memilih-milih teman dalam bergaul. Akibatnya, kita kerap membuat tembok pembatas, seperti suku, budaya, status sosial, maupun agama, sehingga lingkaran pergaulan kita malah menjadi sempit. Para murid Yesus pun semula bersikap demikian. Petrus, sebagai orang Yahudi dilarang keras berkunjung ke rumah Kornelius,
orang Italia. Mereka dianggap orang kafir. Namun, pandangan Petrus segera berubah setelah Kristus menyadarkannya bahwa Tuhan tidak membeda-bedakan orang (ayat 34). Jadi, ia pun pergi mengunjungi Kornelius, sebab Tuhan ingin memakainya menjadi saluran berkat bagi "orang kafir" itu. Keberanian Petrus menerobos tradisi dan membangun relasi membuahkan berkat besar. Hasilnya, seisi rumah Kornelius pun
diselamatkan.


Allah mencintai orang-orang yang hidup di sekitar kita dan ingin menunjukkan cinta-Nya kepada mereka, melalui kita. Hal ini hanya dapat terjadi apabila kita bersedia membuka diri untuk bersahabat dengan siapa saja. Belajar mencintai yang Tuhan cintai. Coba periksa lagi daftar kontak Anda. Adakah orang yang perlu dijadikan sahabat?

Kisah Para Rasul 10:24-35

24 Dan pada hari berikutnya sampailah mereka di Kaisarea.
Kornelius sedang menantikan mereka dan ia telah memanggil sanak
saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul.
25 Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan
sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus.
26 Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya
manusia saja."
27 Dan sambil bercakap-cakap dengan dia, ia masuk dan mendapati
banyak orang sedang berkumpul.
28 Ia berkata kepada mereka: "Kamu tahu, betapa kerasnya
larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang
yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah
menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis
atau tidak tahir.
29 Itulah sebabnya aku tidak berkeberatan ketika aku dipanggil,
lalu datang ke mari. Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu
memanggil aku."
30 Jawab Kornelius: "Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu
yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang
berdoa di rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di depanku,
pakaiannya berkilau-kilauan
31 dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan
sedekahmu telah diingatkan di hadapan-Nya.
32 Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut
Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang penyamak
kulit, yang tinggal di tepi laut.
33 Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang
hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini
di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah
kepadamu."
34. Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku
telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
35 Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan
yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.

Read more...

MEMANDANG MUKA

KEMULIAAN TUHAN BISA TAMPAK NYATA DI BALIK WAJAH ORANG YANG PALING HINA
Nats: Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka (Yakobus 2:1)


Dalam bukunya Blink, Malcolm Gladwell membuktikan bahwa kita sering salah menilai orang. Misalnya, sebuah tim juri ingin memilih penyanyi dengan suara terbaik. Ketika para calon penyanyi diminta menyanyi dari balik tirai, juri bisa menilai dengan objektif berdasarkan kualitas suara mereka. Namun, begitu tirai dibuka dan juri bisa
melihat penampilan fisik para penyanyi, hasil penilaian mereka pun berbeda. Juri dipengaruhi oleh kesan pertama mereka terhadap penampilan fisik para penyanyi.

Sadar atau tidak, kita sering memandang sesama berdasarkan penampilan fisik. Yakobus mencontohkan, orang kaya yang berpenampilan mewah kerap menerima perlakuan khusus, termasuk di gereja. Mereka dihormati. Diberi tempat utama. Suaranya didengar. Sebaliknya tukang parkir, sopir bus, atau kuli pelabuhan yang berpakaian kumal, kurang dipandang. Mereka dianggap sepi dan direndahkan. Kebiasaan menilai sesama hanya berdasarkan apa yang kelihatan bisa menyesatkan, bahkan berdosa. Yakobus mengingatkan, orang miskin pun dapat dipilih Tuhan untuk menjadi teladan iman (ayat 5). Sebaliknya, ada juga orang yang tampak kaya tetapi berhati jahat dan menghujat Tuhan (ayat 6,7). Jangan tertipu oleh kesan pertama.


Rupanya kita perlu belajar menilai orang lain tidak hanya dari kesan dan penampilan fisik. Pandanglah setiap orang dengan kacamata kasih, sebagaimana kita memandang diri sendiri (ayat 8). Hari ini, jika Anda melihat seorang montir berpakaian dekil dengan wajah belepotan oli, ingatlah: ia dicintai Tuhan. Pandanglah setiap orang dengan penuh hormat.

Yakobus 2:1-9

1. Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus
Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan
dengan memandang muka.
2 Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan
memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang
miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,
3 dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan
berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!",
sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di
sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",
4 bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan
bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?
5 Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah
Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini
untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan
yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
6 Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah
justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu
ke pengadilan?
7 Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya
kamu menjadi milik Allah?
8. Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang
tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri", kamu berbuat baik.
9 Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan
oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.

Read more...

July 08, 2008

PERBUATLAH DEMIKIAN!


Nats: Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" (Lukas 10:37)


Cerita orang Samaria yang baik hati sudah sangat terkenal. Banyak film, drama, novel, dan cerpen yang ditulis berdasarkan cerita ini. Cerita ini bukan kisah nyata, tetapi maknanya sangat riil. Orang yang membutuhkan pertolongan, orang yang baik hati, dan orang yang tidak mau peduli terhadap sesama yang menderita adalah sosok-sosok nyata
yang ada di dunia ini dari dulu sampai sekarang.

Bukan tanpa sengaja kalau Tuhan Yesus menjadikan orang Samaria sebagai "tokoh baik", sedangkan imam dan orang Lewi sebagai "tokoh buruk". Orang Samaria di mata orang-orang Yahudi adalah kelompok marginal, yang dianggap hina, sedangkan imam dan orang Lewi dianggap sebagai kalangan elite masyarakat dan terhormat. Cerita ini
seakan-akan hendak menjungkirbalikkan anggapan umum yang ada pada waktu itu, bahwa yang Tuhan hargai dari manusia bukanlah status atau kedudukan sosial yang disandangnya, tetapi karya kasihnya kepada orang lain yang menderita.


Di dalam cerita itu, imam dan orang Lewi digambarkan sebagai orang-orang yang tidak memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap sesama. Sebaliknya orang Samaria, dengan sigap menyingsingkan lengan baju untuk menolong si korban. Bahkan, ia memberi pertolongan tanpa pamrih dan gembar-gembor. Tuhan Yesus menutup cerita ini dengan satu nasihat praktis, "Pergilah dan perbuatlah juga demikian" (ayat 37). Dalam hidup bermasyarakat, kita akan selalu bertemu dengan "korban", yakni mereka yang memerlukan pertolongan. Tuhan menghendaki kita perbuat seperti orang Samaria itu.

Lukas 10:29-37

29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada
Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke
Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja
merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang
sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia
melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia
melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan,
ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan.
34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia
menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan
orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya
ke tempat penginapan dan merawatnya.
35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik
penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan
lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu,
adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun
itu?"
37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan
kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah
demikian!"

Read more...

TERGERAK BERTINDAK

HATI YANG TERGERAK OLEH SIMPATI ITU MANUSIAWI SIMPATI YANG DIIKUTI TINDAKAN ITU KRISTIANI
Nats: Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit (Matius 14:14)


Kalau Anda hanya punya tabungan Rp3.300.000,00, maukah Anda menyumbangkannya untuk orang lain? Elly Liligoli mau. Ia mempergunakan seluruh uang yang ia miliki untuk membeli buku pelajaran, alat tulis, dan kapur tulis untuk anak-anak Suku Rana di
pedalaman Pulau Buru, Provinsi Maluku. Semua itu berawal dari air matanya yang mengucur ketika menyaksikan kenyataan bahwa ratusan anak Suku Rana tak dapat mengenyam bangku sekolah, sehingga mereka tidak dapat membaca, menulis, dan berhitung. Hati Elly tergerak oleh belas kasihan.

Ia pun nekat membangun sekolah darurat dan harus berupaya keras meyakinkan masyarakat yang telanjur apatis terhadap upaya pengadaan pendidikan. Bahkan, Elly memberi dirinya menjadi guru pengajar dari 125 anak Suku Rana. Ia mengajar membaca, menulis, berhitung, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan mata pelajaran lain. Dari upaya yang
dirintis tahun 2001 itu, akhirnya ada 17 murid Sekolah Dasar Suku Rana pertama yang lulus Ujian Akhir Nasional. Murid-murid itu pun kemudian melanjutkan ke SMP.


Tentu kita juga pernah tergerak oleh belas kasihan ketika melihat, mendengar, atau membaca pengalaman menyedihkan yang dialami orang lain. Lalu kita bersimpati dan merasa iba. Alkitab juga kerap mencatat bahwa Tuhan Yesus "tergerak hatinya oleh belas kasihan". Bedanya, pada saat-saat demikian Yesus tidak hanya tergerak hati-Nya
tetapi juga bertindak secara praktis, yaitu menyembuhkan mereka yang sakit (ayat 14). Ya, simpati yang diikuti tindakan sekecil apa pun akan jauh lebih berarti daripada sekadar rasa kasihan.

Matius 14:13-21

13. Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari
situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang
sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan
mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.
14 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar
jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada
mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
15 Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan
berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah
orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di
desa-desa."
16 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka
pergi, kamu harus memberi mereka makan."
17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti
dan dua ikan."
18 Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
19 Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan
setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah
ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan
memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya
membagi-bagikannya kepada orang banyak.
20 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang
mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul
penuh.
21 Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak
termasuk perempuan dan anak-anak.

Read more...

BERSAMA YESUS

TERSENYUMLAH! YESUS MENGASIHI ANDA
Nats: Siapa saja yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)


Saat memasuki hari atau minggu yang baru, banyak orang merasa gembira dan bersemangat. Bagi mereka, hari baru adalah kesempatan baru, peluang baru, dan karena itu mereka menyambutnya dengan hati gembira, dengan semangat baru, dan tekad baru. Tetapi bagi sebagian orang yang lain bisa jadi tidak demikian. Hari baru bagai perpanjangan derita hidup yang membawa beban baru, persoalan baru, dan kepahitan baru, sehingga mereka pun merespons hari baru dengan muka masam dan hati galau.

Berada di kelompok manakah Anda saat ini? Apabila Anda termasuk kelompok pertama, puji Tuhan, itu berarti Anda sudah berada "di jalur" yang benar. Berjalanlah terus di sana dan biarlah orang-orang yang ada di sekitar Anda turut merasakan semangat dan kegembiraan hati Anda.


Namun, bisa jadi Anda berada di kelompok kedua. Anda merasa seolah-olah tak sanggup lagi meneruskan hidup ini. Anda sudah kehilangan semangat hidup. Anda enggan. Anda bingung. Anda merasa berat untuk memulai hari dan melanjutkan hidup. Jangan berkecil hati. Yesus mengasihi Anda apa adanya. Di dalam Yesus, Anda masih dapat melakukan banyak hal. Yang Anda butuhkan adalah menyerahkan kembali hidup Anda kepada Tuhan. Naikkan doa sederhana ini, "Yesus, aku menyerahkan hidupku kepada-Mu. Aku ingin tinggal di dalam-Mu. Sejak hari ini, saya adalah milik-Mu." Dia akan memberikan keteduhan dan kelegaan (Matius 11:28). Sungguh. Dia akan memberikan kekuatan baru,
memampukan Anda untuk melangkah tegar, sehingga kita tetap dapat "berbuah" banyak.

Yohanes 15:1-8

1. "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan
setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih
banyak berbuah.
3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu.
4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah
banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar
seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di
dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
menerimanya.
8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu
berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Read more...

TAK MAMPU

JIKALAU TUHAN YANG BEKERJA MAKA TAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI-NYA!
Nats: Tetapi jawab-Nya, "Kamu harus memberi mereka makan!" (Markus 6:37)


Bayangkan jika sebelum memulai segala pelayanannya, Ibu Teresa datang ke gereja Anda dan memaparkan programnya untuk menolong begitu banyak jiwa di India. Bagaimana respons Anda? Tertarik? Tertantang? Atau, Anda merasa bahwa itu adalah pekerjaan yang tak mungkin diwujudkan? Pada awalnya, memang banyak orang menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Ibu Teresa adalah sesuatu yang mustahil. Namun, kini dunia dapat
melihat dan merasakan buah pelayanan yang ia lakukan. Pelayanannya telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.

Dalam Alkitab, Tuhan Yesus menantang murid-murid untuk melakukan sesuatu di luar batas kemampuan mereka, yaitu memberi makan lima ribu orang laki-laki-belum termasuk perempuan dan anak-anak, yang biasanya berjumlah lebih banyak (ayat 44). Bagi para murid, ini sesuatu yang mustahil! Yang masuk akal bagi mereka adalah meminta orang-orang itu mencari makan sendiri-sendiri (ayat 36). Akan sangat berat jika
mereka yang harus menyediakannya (ayat 37). Namun, Yesus membukakan pikiran mereka, bahwa Dia dapat melakukan apa yang bagi mereka tak masuk akal. Ya, di dalam Tuhan, kita dapat melakukan perkara besar, betapa pun "kecilnya" kita. Inilah yang harus kita percayai!


Dalam melakukan perkara yang besar di dalam Tuhan, kita harus ingat bahwa itu bukan urusan kita sendiri, sebab Tuhan akan terlibat langsung. Kita hanya alat yang terbatas, tetapi saat kita mengizinkan Tuhan bekerja, maka Dia akan menolong sehingga kita sanggup melakukan hal-hal yang bahkan di luar batas kemampuan kita.

Markus 6:36-44

36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan
di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata
mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua
ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang
ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka
berkata: "Lima roti dan dua ikan."
39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk
berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus,
ada yang lima puluh orang.
41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia
menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan
roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya
dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu
dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas
bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.
44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Read more...

BERPUASA DENGAN TULUS

BERPUASA, BILA DISERTAI DENGAN HATI TULUS DAN TUJUAN LUHUR AKAN BESAR SEKALI MANFAATNYA
Nats: Apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik (Matius 6:16)



Puasa adalah salah satu bentuk disiplin rohani, biasanya dengan berpantang makan dan minum untuk jangka waktu tertentu dan dilakukan pada suatu momen atau situasi tertentu. Pada masa sekarang ada beberapa macam puasa: ada yang tidak makan dan tidak minum dari pagi sampai petang, ada yang hanya tidak makan tetapi tetap minum, ada
yang hanya tidak makan makanan tertentu, misalnya daging dan garam. Ada juga yang berpantang melakukan "hobi" tertentu, misalnya menonton televisi atau mengakses internet, kemudian waktunya dipakai untuk membaca Alkitab atau bersaat teduh pribadi.

Apakah itu boleh? Boleh saja. Yang penting adalah semangat dan tujuan berpuasa, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, mengasah kepekaan akan kehadiran Tuhan, serta untuk melatih dan mengendalikan diri terhadap "nafsu kedagingan". Jadi, jangan berpuasa misalnya, karena ikut-ikutan atau sekadar mengikuti kewajiban keagamaan, atau malah lebih-lebih lagi untuk mencari pujian!

Bacaan kita, Matius 6:16-18, memiliki pesan yang sejajar dengan dua perikop terdahulu, yaitu mengenai memberi sedekah (Matius 6:1-4) dan berdoa (Matius 6:5-15). Intinya, bahwa dalam menjalankan kegiatan keagamaan (memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa) hendaknya jangan "munafik" dan jangan sekadar untuk mencari pujian dan hormat dari manusia. Jika demikian, kegiatan keagamaan hanya akan penuh dengan
kepura-puraan (ayat 16). Kegiatan keagamaan apa pun bentuknya, baiklah itu menjadi "urusan" pribadi dengan Tuhan; sertai dengan ketulusan hati untuk beribadah kepada Tuhan (ayat 18).

Matius 6:16-18

16. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti
orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat
bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
mereka sudah mendapat upahnya.
17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan
cucilah mukamu,
18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang
berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu."

Read more...

July 06, 2008

PARFUM KRISTUS

TIDAK ADA DURIAN YANG TAK BERBAU TIDAK ADA ORANG KRISTIANI YANG TAK PUNYA PARFUM KRISTUS
Nats: Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan (2Korintus 2:16)


Durian adalah buah paling aneh. Rasanya nikmat, tetapi baunya busuk. Jika ingin mencoba, tutup dulu hidungmu sebelum buahnya menyentuh bibirmu." Begitu Mark Twain menulis tentang durian ketika ia mengunjungi Asia Tenggara. Para pecinta durian pasti tidak sependapat. Bagi kebanyakan kita, durian berbau harum! Aroma durian bahkan dipakai untuk membuat es krim dan kue. Rupanya setiap orang menilai bau secara berbeda. Apa yang berbau harum bagi seseorang, bisa dianggap berbau busuk bagi orang lain.

Menurut Paulus, tiap-tiap orang kristiani juga menebarkan bau "parfum Kristus". Di mana pun, bau "parfum pengenalan akan Kristus" itu terpancar lewat sikap, kata-kata, dan tindak-tanduk kita. Hidup kita adalah kesaksian. Namun, ini bukan berarti semua orang spontan akan menyukai kita! Bagi yang mencintai Tuhan, kesaksian kita akan
dipandang sebagai "bau harum". Mereka suka berada di dekat kita. Sebaliknya bagi yang menolak Tuhan, kesaksian kita dianggap sampah "berbau busuk". Perlu dihindari. Tidak heran jika ada orang yang membenci kita hanya karena kita beriman pada Kristus. Jika itu terjadi, jangan lepaskan cara hidup kristiani hanya supaya disukai semua orang. Paulus meminta kita tetap berbicara "sebagaimana mestinya" (ayat 17).


Sudahkah "bau parfum" Kristus memancar semerbak dari cara hidup Anda? Apakah orang-orang di sekitar Anda bisa mencium "aroma" Kristus yang unik melalui kata dan kerja Anda? Ataukah Anda secara sengaja menyingkirkan "parfum" Kristus itu karena malu atau takut orang-orang mengenali Anda sebagai pengikut-Nya?

2 Korintus 2:12-17

12. Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus,
aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di
sana.
13 Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak
menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat
ke Makedonia.
14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa
kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia
menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.
15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di
tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang
binasa.
16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan
dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi
siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?
17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari
keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami
berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas
perintah Allah dan di hadapan-Nya.

Read more...

MULUTMU HARIMAUMU

PERKATAAN YANG DIUCAPKAN TEPAT PADA WAKTUNYA ADALAH SEPERTI BUAH APEL EMAS DI PINGGAN PERAK -AMSAL 25:11
Nats: Siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya (Yakobus 3:2)

"Mulutmu Harimaumu," demikianlah bunyi slogan iklan sebuah perusahaan jasa telepon selular. Ungkapan ini benar. Kata-kata yang keluar dari mulut kita ibarat harimau: sangat berkuasa. Ucapan hakim di pengadilan bisa menentukan hidup matinya seorang terdakwa. Ucapan seorang pejabat bisa memengaruhi nasib rakyat. Ucapan pengusaha pada
rekannya dapat membuat transaksi bisnis jadi atau batal. Ucapan seorang pria pada kekasihnya bisa membuatnya tersanjung atau tersinggung. Sekali salah ucap, akibatnya bisa gawat!

Tidak heran, Yakobus menasihati agar orang berpikir ulang jika hendak menjadi guru. Tanggung jawab yang ditanggung berat. Setiap hari guru mengucapkan ribuan kata. Ucapannya membentuk cara berpikir murid. Idealnya, semua yang guru ucapkan harus benar. Padahal, kerap kali kita salah bicara. Mengucapkan apa yang tidak perlu atau tidak pantas. Mengendalikan lidah memang lebih sulit daripada mengendalikan api atau menjinakkan binatang. Tanpa dikekang, lidah bisa menjadi liar. Kadang mengucapkan berkat, kadang kutuk. Tidak konsisten. Jika ini terjadi, mana bisa guru menjadi teladan? Mana bisa dipegang perkataannya?

Setiap orang percaya adalah "guru". Pendidik. Kita diberi tugas mengajar dan menasihati sesama. Setiap orangtua pun bertugas menjadi guru bagi anak-anaknya. Jadi, belajarlah mengekang lidah. Berpikirlah lebih dulu, baru berbicara. Saring dulu, baru ucapkan. Lebih penting lagi: jagalah hati agar selalu murni. Sebab apa yang keluar dari mulut, berasal dari hati (Matius 15:18). Hati-hatilah: mulutmu harimaumu. Jangan menerkam orang lain dengan kata-kata Anda.

Yakobus 3:1-12

1. Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau
menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan
dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak
bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat
juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3 Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti
kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga
mengendalikan seluruh tubuhnya.
4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan
digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi
yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh,
namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah,
betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan
mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai
sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda
kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta
binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat
dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia
adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun
yang mematikan.
9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah
kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini,
saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata
air yang sama?
12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah
zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara?
Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

Read more...

TIDAK MIRIP

MENJADI SERUPA DENGAN KRISTUS BUKAN PERISTIWA SEKALI JADI MELAINKAN PERJALANAN IMAN HARI DEMI HARI
Nats: Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara (Roma 8:29)



Saya pernah mendengar seorang tokoh mengatakan, 'Saya menyukai Kristus, namun saya tidak suka pada orang-orang kristiani. Orang-orang kristiani itu sangat tidak mirip dengan Kristus.' Memang begitu ya?" tanya saya kepada seorang teman.

"Yah, begitulah. Menjadi seperti Kristus memang berat. Beberapa kawan non-kristiani berkomentar serupa. Kristus yes, orang kristiani no," jawab teman saya.

Kegagalan seperti itu bisa mematahkan semangat. Bisa juga malah memberi dalih, membenarkan kegagalan kita dalam upaya meneladani Kristus, membuat kita tidak bersungguh-sungguh mengikuti Dia. Kalau toh itu mustahil, kenapa mesti dicoba juga? Demikian kita berpikir.

Nyatanya, firman Tuhan menunjukkan bahwa tujuan pembaruan hidup kita tak lain agar kita semakin serupa dengan Kristus (ayat 29). Hanya, kebanyakan dari kita salah berpikir dengan mengira hal itu harus diusahakan dengan kekuatan sendiri. Tidak. Alkitab menegaskan, kita hanya mungkin mengalami pembaruan jika mengandalkan kekuatan anugerah Allah.

Dalam proses menjadi semakin serupa dengan Kristus, kita akan menemukan jati diri dan tujuan hidup kita dalam rencana Tuhan. Dan kita menempuh proses itu dengan menyimak dan menekuni firman, memerhatikan kehidupan Yesus di bumi yang tercatat dalam Injil,
menjalin relasi yang akrab dengan-Nya, meminta kepenuhan Roh-Nya, dan menjalankan pelayanan-Nya di dunia.

Memang, seperti kata teman saya, itu proses yang berat. Namun, tidak berarti kita menyerah saja sebelum bertanding, bukan? Apalagi kita tidak berjuang seorang diri! (ayat 28)

Roma 8:18-30

18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak
dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada
kita.
19 Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat
anak-anak Allah dinyatakan.
20 Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan,
bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang
telah menaklukkannya,
21 tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga
akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam
kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
22 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk
sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.
23 Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah
menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita
sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan
tubuh kita.
24 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi
pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana
orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat,
kita menantikannya dengan tekun.
26. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab
kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh
sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan
yang tidak terucapkan.
27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud
Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa
untuk orang-orang kudus.
28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana
Allah.
29. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga
ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran
Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara
banyak saudara.
30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga
dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga
dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga
dimuliakan-Nya.

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP