Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

August 31, 2008

GEREJA BUKAN GEDUNGNYA

GEREJA BUKANLAH GEDUNGNYA MELAINKAN ORANG-ORANGNYA
Nats: Dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan" (Filipi 2:11)



Pada masa kini, ada kesan kuat bahwa gereja seolah-olah hanya tempat pertunjukan dan hiburan. "Pengunjung" datang dan pergi sesukanya demi mencari acara yang memuaskan selera. Bila gedung gereja dipenuhi oleh hadirin yang terpikat, entah oleh apa, itu dinilai sukses. Gereja hanya dipahami sebagai sebuah gedung, tempat, acara, dan pertunjukan.

Atas perkenan Allah, Petrus mengaku bahwa Yesus-lah Anak Allah; dan Tuhan mendirikan Gereja-Nya di atas dasar pengakuan iman itu. Keberadaan gereja ditentukan oleh orang-orang yang mengaku percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sejarah gereja membuktikan bahwa dengan pertolongan Roh Kudus, pengakuan itu bertahan walaupun diterjang pelbagai tantangan, siksaan, penganiayaan, dan pembantaian. Selama kaum beriman yang tinggal masih setia pada pengakuan imannya, gereja-dalam arti sesungguhnya-tak akan pernah binasa, meskipun para tokohnya dibunuh, gedung-gedungnya dibakar, kegiatan-kegiatannya dilarang, ruang gerak dan izin pendiriannya dibatasi. Sebaliknya, gereja justru makin berkembang.

Keberadaan gereja lebih ditentukan oleh faktor orang-orang yang hidup di atas dasar pengakuan iman, yaitu makna Yesus bagi jemaat. Bukan dari megahnya gedung, rapinya organisasi, bervariasinya kegiatan, dan kuatnya keuangan. Semua itu memang perlu, tetapi bukan yang utama. Kekuatan gereja bertumpu pada karya Roh Kudus di dalam dan melalui orang-orang yang setia pada imannya. Pada akhirnya, orang-orang tidak
hanya mencari gereja sebagai tempat ibadah, tetapi juga demi melaksanakan hidup bergereja; terlibat aktif dalam setiap pelayanan gereja.

Matius 16:13-20

13. Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya
kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada
juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."
15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu,
siapakah Aku ini?"
16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah
yang hidup!"
17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan
Bapa-Ku yang di sorga.
18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di
atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut
tidak akan menguasainya.
19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang
kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang
kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan
memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.

Read more...

BAGAI BUMERANG

HIDUP BAGAI BUMERANG, APA YANG KITA LEMPARKAN ITU JUGA YANG KEMBALI
Nats: Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana (Amsal 22:8)


Seorang bapak membawa anaknya ke sebuah lembah. "Nak, coba kamu teriakkan sebuah kata," ujarnya. "Untuk apa, Pak?" tanya sang anak. "Coba saja," kata bapak itu lagi. Sang anak menurut. Ia beranjak ke ujung lembah. "Hai!" teriaknya. Sejenak sepi. Tetapi tidak lama kemudian terdengar suara gema dari arah lembah, "Hai... hai...
hai..." Begitu pula dengan setiap kata yang diteriakkannya setelah itu. Kembali dengan kata yang sama. Bapak itu pun membukakan hikmah yang hendak ia ajarkan. "Nak, seperti itulah hidup kita. Apa yang kita tabur, itu juga yang akan kita tuai," katanya.

Bacaan hari ini mencatat kejadian yang membuktikan tentang hukum tabur tuai tersebut. Haman-seorang pejabat tinggi negara, sangat membenci Mordekhai-seorang pria Yahudi (Ester 3:5). Ia pun mendirikan tiang untuk menggantung Mordekhai. Lalu menyarankan kepada raja supaya mengadakan upacara penghormatan bagi orang yang telah berjasa kepada raja (ayat 7-9). Sangka Haman, dirinyalah yang akan dianugerahi kehormatan itu. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Raja memberikan kehormatan kepada Mordekhai (ayat 10). Sedang tiang yang Haman dirikan, akhirnya justru digunakan untuk menggantung dirinya (Ester 7:10).

Menabur dan menuai adalah dua hal yang saling terkait. Tidak saja dalam dunia pertanian, tetapi juga dalam hidup sehari-hari. Ketika kita menanam benih padi yang baik, biasanya kita pun akan menuai padi yang baik. Bila kita menabur kebaikan, pada saatnya kita akan menuai kebaikan. Sebaliknya bila kita menabur keburukan, maka pada saatnya juga kita akan menuai keburukan. Seperti Haman. Dan semoga bukan
seperti kita!

Esther 7

1. Datanglah raja dengan Haman untuk dijamu oleh Ester, sang
ratu.
2 Pada hari yang kedua itu, sementara minum anggur, bertanyalah
pula raja kepada Ester: "Apakah permintaanmu, hai ratu Ester?
Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah
kerajaan sekalipun akan dipenuhi."
3 Maka jawab Ester, sang ratu: "Ya raja, jikalau hamba mendapat
kasih raja dan jikalau baik pada pemandangan raja, karuniakanlah
kiranya kepada hamba nyawa hamba atas permintaan hamba, dan
bangsa hamba atas keinginan hamba.
4 Karena kami, hamba serta bangsa hamba, telah terjual untuk
dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan. Jikalau seandainya kami
hanya dijual sebagai budak laki-laki dan perempuan, niscaya hamba
akan berdiam diri, tetapi malapetaka ini tiada taranya di antara
bencana yang menimpa raja."
5 Maka bertanyalah raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu:
"Siapakah orang itu dan di manakah dia yang hatinya mengandung
niat akan berbuat demikian?"
6 Lalu jawab Ester: "Penganiaya dan musuh itu, ialah Haman,
orang jahat ini!" Maka Hamanpun sangatlah ketakutan di hadapan
raja dan ratu.
7. Lalu bangkitlah raja dengan panas hatinya dari pada minum
anggur dan keluar ke taman istana; akan tetapi Haman masih
tinggal untuk memohon nyawanya kepada Ester, sang ratu, karena ia
melihat, bahwa telah putus niat raja untuk mendatangkan celaka
kepadanya.
8 Ketika raja kembali dari taman istana ke dalam ruangan minum
anggur, maka Haman berlutut pada katil tempat Ester berbaring.
Maka titah raja: "Masih jugakah ia hendak menggagahi sang ratu di
dalam istanaku sendiri?" Tatkala titah raja itu keluar dari
mulutnya, maka diselubungi oranglah muka Haman.
9 Sembah Harbona, salah seorang sida-sida yang di hadapan raja:
"Lagipula tiang yang dibuat Haman untuk Mordekhai, orang yang
menyelamatkan raja dengan pemberitahuannya itu, telah berdiri di
dekat rumah Haman, lima puluh hasta tingginya." Lalu titah raja:
"Sulakan dia pada tiang itu."
10 Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk
Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja.

Read more...

dunia kecilku

Terimakasih Bapa,..

dunia kecilku semakin indah
ada sebentuk keajaiban disana
ada sebuah rejeki yang Kau kirimkan kepada kami

ya,..
sebentuk keajaiban indah itu ada
didalam rahim istriku

keajaiban itu bakal calon anakku

Terimakasih Bapa
Kau titipkan dia kepada kami
Kau percayakan dia kepada kami

terimakasih istriku

Read more...

ALLAH, GURU KITA

BILA ALLAH MENDIDIK KITA DIA MAU KITA MENDENGAR DAN MENURUT SEPERTI SEORANG MURID

Nats: Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup (Ulangan 8:1)


Seorang guru yang baik tidak akan mendidik secara sembarangan. Ia akan mengemas pendidikannya dengan metode serta evaluasi yang tepat sesuai tujuan yang ditentukan. Lebih plus lagi bila ia kreatif dan mampu memikat hati naradidik dengan memerhatikan konteks hidup mereka. Sulit memang. Itu sebabnya guru yang baik termasuk langka.
Lalu jika kemudian kita berpikir tentang Allah ... apakah Allah adalah guru yang baik?

Tentu saja! Bacaan kita berisi nasihat agar umat melakukan firman yang didengar (ayat 1). Ada tujuan pembelajaran di situ: "Supaya kamu hidup ..."; bahkan juga ujian dan metode pembelajarannya: setiap kita perlu mengingat pengalaman kita berjalan bersama Tuhan (ayat 2). Lalu, ada pula evaluasi: bagaimana sikap hati kita pada akhirnya-agar kita mengalami kepenuhan hidup-yakni saat kita menyadari bahwa kita bisa hidup dengan mengandalkan Allah dan firman-Nya saja (ayat 2,3).

Allah mendidik umat di padang gurun agar karakter mereka semakin matang. Padang gurun menjadi lokasi terbaik untuk belajar dalam hidup beriman, agar manusia lebih bergantung pada Allah ketimbang pada roti. Roti adalah simbol dari apa yang kita anggap kebutuhan dasar hidup. Namun dengan roti saja-tanpa Allah-umat akan mati dan tidak "lulus ujian" Allah.


Sudahkah kita mengikuti "kelas-Nya" dengan baik? Kelak, kita akan menghadapi "kelulusan final" saat kita meninggal, namun dalam tiap-tiap hari ada "tes-tes kecil" yang penting untuk kita menangkan. Bila Allah sedang mendidik Anda, bersyukurlah. Sebab melaluinya Anda akan semakin matang dan berbuah!

Ulangan 8:1-3

1. "Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini,
haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan
bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang
dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu.
2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas
kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun
ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk
mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau
berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan
memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga
tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti,
bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup
dari segala yang diucapkan TUHAN.

Read more...

August 28, 2008

SERIBU BANDING SATU

KESEMPATAN SEKECIL APA PUN ITU MENUNJUKKAN MASIH ADANYA HARAPAN
Nats: Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya (Kejadian 40:23)



Salah satu dialog dalam film "Dumb and Dumber" yang masih saya ingat adalah ketika Lloyd Christmas menyatakan cinta kepada Mary Swanson. Mary menolak. Lloyd tidak menyerah. Ia bertanya, berapa banyak kesempatan yang ia miliki untuk mendapat cinta Mary. Lalu wanita itu menjawab: seribu banding satu. Anehnya, Llyod justru bersorak gembira mendengarnya. "Itu berarti saya masih memiliki kesempatan, kan?"
katanya.

Begitulah seorang yang optimis. Ia akan berfokus pada kesempatan yang ada, sekecil apa pun kesempatan itu. Karenanya ia akan selalu mempunyai pengharapan; tidak akan patah arang dalam kesusahan.

Yusuf juga seorang yang optimis. Ia tidak putus berharap, pun ketika ia berada dalam penjara. Ia menolong juru minuman dengan menafsirkan mimpinya. Lalu ia berpesan, "Ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku
dari rumah ini" (ayat 14). Kesempatan yang Yusuf miliki itu memang tidak besar, buktinya si juru minuman kemudian melupakannya (ayat 23). Namun, justru dari kesempatan kecil tersebut, Yusuf mengawali kisah suksesnya di Mesir.

Mungkin saat ini kita tengah berada dalam "penjara kesulitan". Dan kesempatan yang kita miliki untuk keluar dari situ begitu kecil. Jangan berkecil hati. Jangan menyerah. Teruslah berusaha. Lakukan apa yang bisa dilakukan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Ingat lah bahwa dari kesempatan kecil itu tidak jarang tersedia jalan yang lebar bagi kesuksesan. Seperti yang Yusuf alami.


Kejadian 40

1. Sesudah semuanya itu terjadilah, bahwa juru minuman raja
Mesir dan juru rotinya membuat kesalahan terhadap tuannya, raja
Mesir itu,
2 maka murkalah Firaun kepada kedua pegawai istananya, kepala
juru minuman dan kepala juru roti itu.
3 Ia menahan mereka dalam rumah kepala pengawal raja, dalam
penjara tempat Yusuf dikurung.
4 Kepala pengawal raja menempatkan Yusuf bersama-sama dengan
mereka untuk melayani mereka. Demikianlah mereka ditahan beberapa
waktu lamanya.
5. Pada suatu kali bermimpilah mereka keduanya--baik juru
minuman maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan dalam penjara
itu--masing-masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan mimpi
masing-masing itu ada artinya sendiri.
6 Ketika pada waktu pagi Yusuf datang kepada mereka, segera
dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati.
7 Lalu ia bertanya kepada pegawai-pegawai istana Firaun yang
ditahan bersama-sama dengan dia dalam rumah tuannya itu:
"Mengapakah hari ini mukamu semuram itu?"
8 Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada
orang yang dapat mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka:
"Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya
mimpimu itu kepadaku."
9 Kemudian juru minuman itu menceritakan mimpinya kepada Yusuf,
katanya: "Dalam mimpiku itu tampak ada pohon anggur di depanku.
10 Pohon anggur itu ada tiga carangnya dan baru saja pohon itu
bertunas, bunganya sudah keluar dan tandan-tandannya penuh buah
anggur yang ranum.
11 Dan di tanganku ada piala Firaun. Buah anggur itu kuambil,
lalu kuperas ke dalam piala Firaun, kemudian kusampaikan piala
itu ke tangan Firaun."
12 Kata Yusuf kepadanya: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga
carang itu artinya tiga hari;
13 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan
mengembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau
akan menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala,
ketika engkau jadi juru minumannya.
14 Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik
nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan
hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah
ini.
15 Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang
Ibrani dan di sinipun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang
menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini."
16 Setelah dilihat oleh kepala juru roti, betapa baik arti
mimpi itu, berkatalah ia kepadanya: "Akupun bermimpi juga. Tampak
aku menjunjung tiga bakul berisi penganan.
17 Dalam bakul atas ada berbagai-bagai makanan untuk Firaun,
buatan juru roti, tetapi burung-burung memakannya dari dalam
bakul yang di atas kepalaku."
18 Yusuf menjawab: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga bakul itu
artinya tiga hari;
19 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau, tinggi
ke atas, dan menggantung engkau pada sebuah tiang, dan
burung-burung akan memakan dagingmu dari tubuhmu."
20. Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka
Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia
meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru roti itu di
tengah-tengah para pegawainya:
21 kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya,
sehingga ia menyampaikan pula piala ke tangan Firaun;
22 tetapi kepala juru roti itu digantungnya, seperti yang
ditakbirkan Yusuf kepada mereka.
23 Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu,
melainkan dilupakannya.

Read more...

MENGAMPUNI DIRI SENDIRI

RASA BERSALAH YANG TIDAK DISELESAIKAN BAGAI RACUN YANG MEMATIKAN
Nats: Sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku (2Samuel 12:23)


Setelah David dan istrinya selesai makan pagi, mereka bersiap pergi. Adriana, putri mereka yang baru berusia 2,5 tahun mengikuti ibunya ke kamar. David memanaskan mobil di garasi. Setelah semua siap, ia memundurkan mobil. Tiba-tiba roda mobil melindas sesuatu. David turun dan kaget bukan main. Ia telah melindas Adriana! Anak itu rupanya berjalan keluar garasi tanpa diawasi, lalu terlindas dan tewas seketika. David dan istrinya diliputi rasa bersalah luar biasa. Sulit mengampuni diri sendiri. Pikirnya, "Adriana mati karena kecerobohan kami!"

Raja Daud pernah dihinggapi rasa bersalah serupa. Akibat dosa berzinah dengan Batsyeba, Tuhan menulahi bayi mereka hingga sakit. Daud berusaha keras memohon belas kasihan Tuhan, agar anak itu bisa tetap hidup. Tujuh hari ia berpuasa dan berbaring di tanah. Namun akhirnya anak itu tetap mati! (ayat 18). Semua ini gara-gara ulahnya.
Hati Daud pasti dihantui rasa bersalah. Uniknya, setelah kematian anaknya, ia kembali mau makan dan melanjutkan hidup seperti biasa (ayat 20). Daud tak membiarkan diri dikuasai rasa bersalah. Ia sadar, jika suatu hal tak bisa lagi diubah, kita harus menerima kenyataan, seberapapun pahitnya. Berdamai dengan diri sendiri, berbenah diri, dan melanjutkan hidup ke depan. Itu lebih sehat ketimbang terjebak di
masa lalu.

Adakah rasa bersalah yang masih menghantui hidup Anda? Seringkah Anda berkata, "Seandainya aku melakukan ini, itu pasti tak akan terjadi"? Berhentilah hidup dalam penyesalan. Tuhan telah mengampuni kesalahan Anda. Jadi Anda pun harus mengampuni diri sendiri.

2 Samuel 12:13-24

13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa
kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah
menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
14 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah
sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan
mati."
15. Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi
anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit.
16 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia
berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam,
semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
17 Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk
meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak
makan bersama-sama dengan mereka.
18 Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai
Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati.
Sebab mereka berkata: "Ketika anak itu masih hidup, kita telah
berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita.
Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah mati?
Jangan-jangan ia mencelakakan diri!"
19 Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya
berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu
Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya: "Sudah matikah anak
itu?" Jawab mereka: "Sudah."
20 Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan
bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud
menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas
permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan.
21 Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: "Apakah artinya hal
yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu,
engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati,
engkau bangun dan makan!"
22 Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis,
karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak
itu tetap hidup.
23 Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa?
Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi
kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."
24 Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia
menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu
melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo
kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini

Read more...

SAAT BIMBANG

MATAHARI SELALU ADA SEKALIPUN AWAN MENUTUPINYA TUHAN SELALU ADA SEKALIPUN MASALAH KITA MENUTUPINYA
Nats: Ketika hatiku merasa pahit ... aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu (Mazmur 73:21-23)


Aku memanggil-Mu, ingin bergantung pada-Mu, tetapi Engkau tak menjawab. Aku sendirian .... Di mana imanku? Yang ada hanya kehampaan dan kegelapan." Demikianlah Ibu Teresa menuliskan salah satu suratnya. Ketika surat-surat pribadinya dipublikasikan, orang kaget. Tak habis pikir, bagaimana mungkin seorang rohaniwan terkenal seperti dia bisa mengalami kebimbangan hidup? Bahkan, meragukan imannya?
Bukankah dunia mengenalnya sebagai tokoh yang begitu mencintai Tuhan dan sesama?

Hal ini tidak mengherankan. Pemazmur pun pernah bimbang akan kehadiran Tuhan. "Seperti hewan aku di dekat-Mu," katanya. Anjing peliharaan hanya paham beberapa instruksi tuannya. Pengertiannya terbatas sekali. Tak bisa ia memahami maksud sang tuan sepenuhnya. Seperti itulah kondisi pemazmur. Ia tak mengerti, mengapa Tuhan
membiarkan orang jahat hidup enak dan jaya. Ia yang hidup bersih justru "nyaris tergelincir". Namun ia bertekad, "aku tetap didekat-Mu." Itulah yang membuatnya tetap bertahan di masa bimbang. Akhirnya, pelan-pelan Tuhan membukakan rencana-Nya dan membuat ia mengerti maksud-Nya.


Saat hidup tampak tidak adil, bisa jadi kita pun bimbang. Merasa Tuhan seolah-olah tak ada dan tak berkuasa. Kita meragukan pimpinan-Nya. Ini wajar. Tiap orang percaya pernah mengalaminya. Yang penting bagaimana sikap kita ketika menjalani masa itu. Dalam kebimbangan, Ibu Teresa tetap giat melayani sesama. Pemazmur memilih tetap mendekat pada Tuhan. Kita pun dapat memilih untuk tetap ada di jalan-Nya, sekalipun ada saat di mana hadir-Nya tidak nyata terasa.

Mazmur 73:1-5,21-26

1. Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang
tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku
tergelincir.
3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat
kemujuran orang-orang fasik.
4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh
mereka;
5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak
kena tulah seperti orang lain.

Mazmur 73:21

21. Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk
rasanya,
22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan
kananku.
24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau
mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain
Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku
dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.

Read more...

August 25, 2008

FRUSTRASI?

SATU HAL YANG ANDA BUTUHKAN SAAT FRUSTRASI: RESPONS YANG TEPAT!
Nats: Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku ...? Berharaplah kepada Allah (Mazmur 42:6)


Bila Anda frustrasi, jangan merasa sendirian. Anda akan merasa lebih baik saat mengetahui bahwa setiap orang pernah mengalami ini:
* Memberi waktu dan tenaga untuk suatu karya yang tiba-tiba menjadi tak berguna.
* Mengalami kesulitan dalam usaha.
* Mengetahui bahwa jerih payahnya dirusak orang lain.
* Geraknya diperlambat ketika ia sebenarnya sudah terlambat.
* Tidak menemukan peralatan apa pun saat ia sudah siap dengan suatu proyek.
* Melakukan tugas dengan baik tetapi orang lain yang mendapat penghargaan.
* Tidak mendapatkan sesuatu yang sebenarnya sudah di depan mata.
* Rencana-rencana terbaiknya berantakan.
* Segala sesuatu tampak begitu berat.

Para tokoh Alkitab juga pernah frustrasi; mulai dari Abraham yang anaknya diminta kembali oleh Tuhan, Musa yang frustrasi karena bangsa yang dipimpinnya keras tengkuk, Elia yang dikejar-kejar Izebel, Ayub yang merasa apa yang menjadi miliknya tiba-tiba lenyap, dan masih banyak lagi. Namun, mereka tetap tampil sebagai pribadi yang kuat. Apa yang membuat mereka tetap bertahan saat frustrasi? Mereka menanggapi keadaan yang tidak menyenangkan dengan respons yang tepat. Mereka sadar semuanya itu merupakan cara Allah untuk mendewasakan mereka. Bagaimana dengan Anda?


Apakah Anda sedang frustrasi? Belajarlah untuk melihat bahwa yang Anda alami adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik. Bila Anda tak berespons dengan tepat, Anda bisa kecewa kepada Tuhan, kepada orang lain yang merugikan Anda, bahkan kepada diri sendiri. Respons yang tepat menentukan langkah Anda selanjutnya!

Mazmur 42:4-12

3 (42-4) Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena
sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
4 (42-5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku
gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan
manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara
sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang
mengadakan perayaan.
5 (42-6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di
dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur
lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
6. (42-7) Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat
kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari
gunung Mizar.
7 (42-8) Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air
terjun-Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi
aku.
8 (42-9) TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari,
dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada
Allah kehidupanku.
9 (42-10) Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa
Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah
impitan musuh?"
10 (42-11) Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku
mencela aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari: "Di mana
Allahmu?"
11 (42-12) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa
engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab
aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Read more...

PEMBANGKANGAN PARKS

KEPATUHAN KEPADA PEMERINTAH HARUS DISELARASKAN DENGAN KEPATUHAN KEPADA ALLAH
Nats: Sebab jika seseorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah (Roma 13:3)


Tanggal 1 Desember 1955, suatu sore di Montgomery, Alabama. Seorang penjahit wanita kulit hitam tampak lelah ketika pulang bekerja. Ia naik bus dan duduk di baris terdepan, di bangku yang disediakan bagi orang kulit hitam. Seorang pria kulit putih menyusul naik bus. Bangku bagi orang kulit putih sudah penuh. Kemudian ia memerintahkan wanita kulit hitam itu untuk pindah sesuai peraturan yang berlaku.

Wanita itu bergeming. Ia menolak pindah sebagai sikap tak setuju terhadap peraturan yang rasis itu. Maka ia ditangkap dan didenda karena melanggar hukum kota setempat. Wanita pemberani itu seorang kristiani bernama Rosa Parks. Peristiwa "pembangkangan kecil"-nya menyulut gerakan menuntut hak-hak sipil yang bertujuan mengakhiri segregasi (pemisahan) legal di Amerika.

Alkitab mendorong kita untuk tunduk pada pemerintah-atau otoritas yang lebih tinggi (ayat 1,2). Namun, orang kristiani juga jangan takut untuk bersikap bila ada peraturan yang salah (ayat 3). Yesus dan murid-murid-Nya juga berani bersikap demi menjunjung standar moral Allah (Matius 21:23-27). Meskipun dengan melakukannya, mereka harus membayar harga mahal, bahkan ada yang sampai dihukum mati. Mereka memilih untuk lebih menghormati Allah daripada menaati pemerintah (Kisah Para Rasul 4:19,20).


Kita memang perlu patuh kepada pemerintah, tetapi kita juga harus tetap bersikap kritis terhadap pemerintah. Bila pemerintah mengeluarkan peraturan yang menyimpang dari standar kebenaran Allah, kita harus memperjuangkan pembatalannya. Kalaupun terpaksa "tidak patuh" seperti Rosa Parks tadi, kiranya kita dimampukan menanggung
konsekuensinya.

Roma 13:1-7

1. Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di
atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari
Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.
2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan
ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan
hukuman atas dirinya.
3 Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada
pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa
takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan
beroleh pujian dari padanya.
4 Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu.
Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak
percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba
Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat
jahat.
5 Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena
kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita.
6 Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka
yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah.
7. Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak
kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang
berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak
menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima
hormat.

Read more...

August 23, 2008

AKU MAU ...

DALAM MELAYANI SESAMA LIBATKAN TUHAN UNTUK MEMULIHKAN HATI MEREKA
Nats: Ia mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu dan berkata kepadanya, "Aku mau, jadilah engkau tahir" (Markus 1:41)


Mana lebih baik: Mau, tetapi tak mampu? Atau mampu, tetapi tak mau? Mana pula yang lebih sering kita lakukan dalam kehidupan? Banyak orang mampu, tetapi tak banyak yang mau menggunakannya secara penuh untuk meningkatkan mutu kehidupan orang lain.

Si kusta menyapa Yesus, "Kalau Engkau mau, Engkau dapat ...." Yesus menjawab dengan sederhana, namun sungguh melegakan: "Aku mau." Dengan jawaban ini Yesus menunjukkan bahwa Dia sangat mengerti kondisi si kusta. Sebagai pesakitan kusta, orang itu harus menandai dirinya dengan pakaian khusus dan teriakan peringatan agar tak seorang pun
mendekatinya. Untuk makan, ia harus menunggu kiriman keluarganya tanpa perlu bertemu muka. Kusta adalah penyakit yang dianggap begitu menjijikkan, bahkan dianggap hukuman Allah yang menajiskan orang. Tak heran bila ia mengalami kesedihan yang dalam karena penyakitnya. Itu sebabnya ia hanya berani meminta dengan cemas sambil berharap, "Kalau Engkau mau ..." Ini berarti bila Yesus tidak mau, maka ia akan mengerti. Namun, Yesus sangat memahami isi hati si kusta. Karena itu sebelum melakukan penyembuhan fisik, Yesus menyentuh hati si kusta yang luka dengan berkata penuh pengertian, "Aku mau ... jadilah engkau tahir"


Kita belajar bahwa yang penting bagi pelayanan Yesus bukan sekadar menyembuhkan penyakit, namun juga memberi harapan baru bagi mereka yang lelah dan lesu jiwanya. Melalui tindakan dan kata-katanya, Yesus memberi semangat hidup bagi orang yang mati harapannya. Inilah teladan kita. Mari ikuti dan teruskan karya-Nya.

Markus 1:40-45

40. Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil
berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau
Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia
mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya:
"Aku mau, jadilah engkau tahir."
42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia
menjadi tahir.
43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras:
44 "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang
hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu
kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan,
yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka."
45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan
menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi
terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di
tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya
dari segala penjuru.

Read more...

August 22, 2008

KEBAHAGIAAN SEJATI

KEBAHAGIAAN SEJATI TIDAK DAPAT DILEPASKAN DARI TUHAN
Nats: Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! (Mazmur 128:1)


Dalida adalah ratu kecantikan Mesir tahun 1955. Ia kemudian hijrah ke Paris. Di sana ia berhasil menjadi penyanyi dan pemain film terkenal. Kariernya sukses, kekayaannya berlimpah. Namun, toh Dalida merasa hidupnya sangat malang. Suaminya, Lucien Morisse, meninggal karena bunuh diri. Begitu juga Luigi Tenco, kekasihnya. Kenyataan itu membuat Dalida sangat terpukul. Akhirnya di tengah ketenaran dan kekayaannya, ia memutuskan untuk bunuh diri. Ia menulis sepucuk surat: "Beban hidup sungguh tak tertanggungkan." Begitulah, keberhasilan lahiriah bukan jaminan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak diukur oleh seberapa besar kekayaan dan popularitas yang kita miliki.

Bacaan hari ini merupakan bagian dari khotbah Yesus di bukit (Matius 5-7) di bawah judul Ucapan Bahagia. Berulang-ulang dikatakan "berbahagialah", yang dalam bahasa Yunaninya: makarios, yaitu kebahagiaan yang lengkap, utuh, sempurna. Itulah kebahagiaan sejati. Bagaimana meraihnya?

1. Hidup sepenuhnya mengandalkan kekuatan Allah (ayat 3).
2. Selalu bersedia peduli dan berbagi dengan sesama (ayat 4, 7).
3. Rendah hati dan panjang sabar (ayat 5).
4. Gigih berjalan dalam kebenaran, apa pun risiko yang harus ditanggung (ayat 6,10).
5. Menjaga hati, menjauhi sikap bermusuhan dan pikiran buruk terhadap orang lain (ayat 8,9).


Jadi jelaslah bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada hal-hal di luar diri, seperti kekayaan, popularitas, dan jabatan. Kebahagiaan sejati bersemi dalam hati, dan memancar keluar; dalam tindakan dan ucapan.

Matius 5:1-12

1. Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas
bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
3. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur.
5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi.
6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan
beroleh kemurahan.
8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan
melihat Allah.
9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah.
10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,
sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Read more...

August 21, 2008

How To Become A Christian

Converting to Christianity is much more than embracing a new religion. It is all about coming into a personal relationship with God, the Holy Father and Creator of all things, through his only son, Jesus Christ. It is a very personal decision that should not be entered into lightly. Jesus said in the Bible that we should count the costs before committing our lives to him, to ensure that we don't fall away from our commitment when life gets tough. To become a Christian, you must simply follow the ABC approach to entering into a personal relationship with the Heavenly Father.

A: Acknowledge your Sin
The first step in learning how to become a Christian is to acknowledge that you are a sinner. In fact, everyone has "sinned and fallen short of the glory of God", as the book of Romans tells us in the Bible. Sin entered into God's perfectly created world through Adam and Eve – when they took a bite of the fruit from the tree of knowledge after God told them not to. At that point, our fallen world became vulnerable to death and decay, and we were all destined for eternity separated from God.


B: Believe in the Gift of Salvation
But God didn't want that. He wanted to provide a way for us to reconcile to Him through forgiveness of our sins. The second step of learning how to become a Christian involves believing that God provided this route to forgiveness and salvation. He did so by offering his only son Jesus Christ as a sacrifice to atone for the sins of man. Jesus died on the cross, and when he did so, he took the sin of mankind on his shoulders and suffered the punishment and separation from God that was necessary for salvation for all. When Jesus rose from the dead on the third day, he broke the bonds of death and allowed us to come into a life with God for all eternity.

C: Commit your Life to Jesus Christ
Jesus Christ is your personal savior, who willingly died on the cross to take your sins away before God. The third step in becoming a Christian is to commit your life to the one who saved you once and for all. Some people don't like to take this step, because they are afraid that making the commitment will mean they give up control of their lives and have to live by a list of rules that they had no say in. On the contrary; committing your life to Jesus Christ means that you have freedom in the knowledge that you are God's child and that you will be with him no matter what happens in life.

This ABC approach is done by prayer; you confess your sins to God, ask him to forgive you through the blood of Jesus Christ and commit your life to His perfect will. Once you have prayed that prayer, you are God's child and no one can separate you from His love.

Read more...

18 Common Worship Leading Mistakes And How To Avoid Them!

We've all been in church and witnessed a major worship leading gaffe - the band all starting in different keys or the drummer sounding like he's falling down the stairs. Here are 18 common mistakes that worship leaders make together with some suggestions for how to avoid them:

1. Including too many new songs in the set - your congregation is there to worship - most will find it difficult to do so if they spend most of the time learning your latest masterpieces

Vary your set list to include a variety of older, recently introduced and brand new songs and be ready to make changes on the fly if you sense your congregation is becoming weary.

2. Pitching the songs too high - remember that a comfortable range for a woman is about five semitones lower than a man.

Change the key down to avoid going above top D particularly if you are playing in a small church situation.


3. Clunky moving from song to song.

Playing a song once its underway is fairly straightforward so make sure you concentrate on rehearsing how to start and end a song. Practising a seamless flow from one song to the next is worthwhile and focus on. It will help if both are in the same key with a similar groove and if you are using music, make sure the sheets are side by side on your music stand.

4. Poor band dynamics - conflicting rhythms, one instrument speeding up/slowing down, vocalists overwhelming the sound with too many ad libs or vibrato

Exercise leadership in directing your singers clearly and if necessary get them some vocals training. Get them to listen to each others' parts and possibly film or record a service to help with some constructive criticism.

5. Lack of leadership - without clear guidance from the worship leader its difficult for the band to know what they are meant to do, let alone the congregation.

Give a good clear brief in practice and use vocal cues and body language to communicate during the set.

6. Overly complex vocals - congregations get easily confused when the lead vocalist slips into harmonies, trills and ad libs. Simple clear melody is always the easiest to follow. Leave the harmonies for the backing vocalists.

7. Poor phrasing and blending by vocalists.

Make sure that all your singers are phrasing each "musical sentence" in the same way. It can help to have one backing vocalist leading the others so that everyone finishes their words at the same time. In the studio, singers are often asked not to finish the last consonant in a line so that the ending doesn't sound jagged.

8. Wrong keys or wrong capo positions.

Make sure all the band are playing in the same key. Issue your set list in advance with instructions for keys. And if you change your mind, make sure that everyone knows.

9. Tuning - are all your instruments in tune and are they staying in tune throughout the set?

Even the right notes out of tune sound far worse than the wrong notes in tune so buy yourself a decent tuner like the Boss TU2 - cheap tuners can be so frustrating

10. Lack of rhythm and togetherness by the band - this can be caused by many things including poor musicianship and lack of overall direction.

Try to generate a sense of team where everyone plays their part to contribute to the whole without any one musician standing out. Also ensure that you have the relevant instruments in your foldback - i.e. the kick drum and other instruments responsible for rhythm.

11. Winging it - either the result of poor preparation or trying something new out on the spot.

Be sure you can accomplish what you have in mind. Are you trying to sing a song without the lyrics in front of you and you've forgotten the words? Does your AV guy have the words for the congregation or do they have to remember them too? Do you and the rest of the band know all the chords you need?

12. Technical problems.

The sound gremlins can happen to the best of us but try to get there early, set up methodically and make sure your technicians are well trained in the system they are using.

13. Problems with pitch - you're starting a new song and you've suddenly realised you've started on completely the wrong note.

Try to identify the problem songs in advance and quietly play the note you need to hit on your instrument. Hold the note in your head while playing the intro and then hit it with confidence. Alternatively ask one of the other (confident) vocalists to lead on that song.

14. Over emphasis on the melody line.

Make sure your backing vocalists and single melody instruments are playing harmonies. The lead vocalist and congregation are all on the melody line - create some contrast.

15. Worship crash - often caused by trying something complicated that hasn't been practised enough.

Never try anything complicated until you, the band and the congregation are really familiar with the song.

16. Starting the song in the wrong tempo.

Either invest in an in ear click or sing the song through in your head first so that you can pace the tempo properly. Generally the chorus is the fastest part of the song.

17. Backing vocal disharmony

Get your backing vocalists to check their harmonies off mic unless they are really confident that they will hit the right pitch first time

18. Audio visual failure - this happened to Matt Redman one time when I was playing guitar. Matt just shifted his set list to songs with simple lyrics and gave spoken vocal cues to the congregation at junction points in the song.

I hope you enjoyed the list. Its because of these and so many other common but easily rectifiable errors that we at Musicademy created our worship training DVDs. You can view free online trailers at the Musicademy website.

Read more...

Preaching Jesus Means Preaching Baptism

"And Philip opened his mouth, and beginning from this Scripture he preached Jesus to him. And as they went along the road they came to some water; and the eunuch said, "Look! Water! What prevents me from being baptized?" (Acts 8:35-36 NAS)

This is the account of Philip and his encounter with the Ethiopian eunuch. It shows that when Jesus is preached baptism is preached as a part of preaching Jesus to an alien sinner. When the preaching is received (Acts 2:41) or believed (Acts 8:12) it results in people being baptized. The case of the Ethiopian eunuch was no exception.

Why would the eunuch request baptism if he had not been taught it by Philip? Furthermore, why would he request it unless he felt some urgency about it, unless he felt there was a need?

Philip taught the eunuch baptism because as Peter said on the Day of Pentecost baptism is for the remission of sins (Acts 2:38) without which one cannot be saved.


When Philip preached in the city of Samaria the Bible says he preached "the good news about the kingdom of God and the name of Jesus Christ" (Acts 8:12 NAS) with the result being that men and women "were being baptized." Here in Acts 8:35-36 he has an audience of only one man and in a different location but we still see him preaching with the same result - baptism. This time it is just said that "he preached Jesus to him."

In the book of Acts up to this chapter we have had two Holy Spirit inspired men preaching - first Peter and now Philip. In each case baptism was a part of what was preached. They preached it because the Holy Spirit by which they spoke required it. Either that or they just got up and said whatever they wanted. Which do you believe?

Read more...

MENGUMPULKAN HARTA

TAMAK DAN HANYA MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI ADALAH AWAL KEHANCURAN
Nats: Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu (Lukas 12:15)


Banyak pengusaha sukses dunia saat ini telah menunjukkan kedermawanan. Mereka menyisihkan sejumlah besar kekayaan yang mereka punya untuk membangun karya kasih bagi kemanusiaan. Sebut saja misalnya Henry Ford-pengusaha otomotif, Bill Gates-pendiri Microsoft, Larry Page dan Sergey Brinn-pemilik Google. Mereka tidak mengumpulkan kekayaan hanya untuk diri sendiri, tetapi mau berbagi dengan sesama
yang membutuhkan. Mereka telah memberi sumbangsih sangat besar bagi dunia pendidikan, pengentasan kemiskinan, penanggulangan kesehatan, dan bencana alam.

Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang kaya yang bodoh. Orang itu mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, bersikap tamak, dan berpikir bahwa dengan menjadi kaya maka semua urusannya pasti beres. Kepada orang yang demikian, Tuhan Yesus berkata, "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil darimu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?" (ayat 20).


Memang berbahaya kalau kita hanya sibuk mengumpulkan kekayaan untuk diri sendiri. Sebab betapapun harta kekayaan-seperti juga jabatan dan popularitas-tidaklah abadi. Cepat atau lambat akan kita tinggalkan. Maka, bila kita diberkati dengan kekayaan lebih, baiklah kita menjadikan itu juga sebagai berkat bagi sesama yang membutuhkan. Itu akan jauh lebih berarti. Sebab nilai seseorang tidak ditentukan oleh seberapa banyak kekayaan yang ia kumpulkan, tetapi oleh seberapa besar hidupnya menjadi berkat dan mendatangkan kesukaan bagi sesamanya. Oleh karena itu, jangan biarkan hati kita dijerat oleh ketamakan akan harta benda.

Lukas 12:13-21

13. Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru,
katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan
aku."
14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang
telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan
waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang
berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada
kekayaannya itu."
16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan,
kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat,
sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan
hasil tanahku.
18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan
merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih
besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan
barang-barangku.
19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada
padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya;
beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada
malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang
telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta
bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Read more...

August 20, 2008

MENINGGALKAN KEMAPANAN

KITA BERANI MAJU KARENA MEYAKINI PIMPINAN TUHAN BUKAN KARENA KEPASTIAN MASA DEPAN
Nats: Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya bahwa ia akan menjadi bapak banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan (Roma 4:18)


Setelah lebih dari 25 tahun mengabdi, Pak Riko dimutasi oleh atasannya dari kantor pusat di Jakarta ke kantor cabang di Palangkaraya. Pak Riko panik. Baginya hanya ada dua pilihan: mutasi atau berhenti. Pindah ke tempat baru sungguh tak terbayangkan. Ia
sudah mapan. Seluruh keluarganya ada di Jakarta. Istri dan keempat anaknya juga sudah puluhan tahun tinggal di Jakarta. Pindah tempat berarti harus memulai lagi semuanya dari nol.

Meninggalkan kemapanan hidup memang bukan perkara mudah. Ketika Abram dipanggil Tuhan untuk meninggalkan negerinya, ia pun pasti bergumul berat. Pada usia 75 tahun, Abram tentu sudah sangat mapan. Sudah menyatu dengan lingkungan Ur-Kasdim. Lantas, mengapa Tuhan menyuruhnya pergi jauh? Rupanya Abram hidup dalam lingkungan penyembah "allah lain" (Yosua 24:2). Keluarga dan masyarakatnya menyembah dewa-dewi Babel. Setelah Abram beriman, Tuhan memintanya pergi membangun sebuah generasi baru yang takut akan Tuhan. Ada janji yang indah: dari Abram akan lahir bangsa yang besar. Namun janji itu
baru terwujud jika ia berani meninggalkan kemapanan. Akhirnya Abram berangkat juga. Apa dasarnya? Iman! Imanlah yang memberanikan orang menerobos kemapanan.


Ada saat dalam hidup di mana kita perlu meninggalkan zona nyaman. Misalnya, saat pindah kerja, membuka bisnis baru, memasuki pernikahan, atau saat kita kehilangan apa yang kita andalkan. Jika saat itu tiba, jangan takut melangkah. Jangan menunggu sampai semua sudah tampak pasti, baru bertindak. Beriman berarti memberanikan diri
melangkah dengan terus melihat ke mana Tuhan akan memimpin.

Kejadian 12:1-4

1. Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan
dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang
akan Kutunjukkan kepadamu;
2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan
memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan
menjadi berkat.
3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan
mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum
di muka bumi akan mendapat berkat."
4. Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN
kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur
tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.

Read more...

BEBAS OLEH KEBENARAN

MELAKUKAN FIRMAN MENOLONG KITA HIDUP SESUAI KEHENDAK-NYA
Nats: ... dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu (Yohanes 8:32)


Banyak orang terkadang "putus asa" menjalani hidup berimannya. Perbuatan-perbuatan yang berlawanan dengan kehendak Allah masih terus dilakukan. Dalam hati tidak ingin melakukan, tetapi nyatanya berkali-kali masih terulang. Berulang kali berjanji, tetapi terus gagal. Bahkan ada orang yang marah pada diri sendiri karena terus
jatuh dalam lubang yang sama dengan mengulangi dosa yang sama. Dan, akhirnya menjadi budak dosa untuk selamanya.

Hari ini firman Tuhan mengingatkan bahwa sesungguhnya dalam keadaan demikian, kita tidak usah putus asa, apalagi terus menerus menyalahkan diri. Tuhan Yesus memberikan solusi. "Tetap dalam firman-Ku" (ayat 31). Istilah "tetap" berarti setiap saat,
selalu-bukan kadang-kadang, dalam setiap aspek hidup kita. Jika firman Tuhan menguasai mulut, tentu perkataan kita akan terkontrol. Jika firman Tuhan menguasai kepala, pasti pikiran kita selalu tertuju kepada Yesus. Jika firman menguasai langkah, pasti kita tidak berjalan ke tempat yang berdosa. Pada saat itulah, kebenaran itu akan memerdekakan kita (ayat 32). Yah, memerdekakan kita, karena sekalipun kita bukan keturunan hamba, tetapi pada saat kita masih melakukan dosa maka kita adalah hamba dosa (ayat 34).

Kita perlu terus-menerus berjuang melawan dosa. Jangan menyerah. Untuk itu, kita perlu selalu dekat dengan firman-Nya. Betul, kita tidak akan seketika menjadi manusia suci tanpa cela, tetapi firman Tuhan akan mengingatkan dan menolong tetap berjalan di jalur yang benar. Hidupilah firman-Nya, akrabi, maka kebenaran itu memerdekakan kita.

Yohanes 8:30-36

30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya
kepada-Nya.
31. Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya
kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar
adalah murid-Ku
32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan
memerdekakan kamu."
33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak
pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata:
Kamu akan merdeka?"
34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.
35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap
tinggal dalam rumah.
36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun
benar-benar merdeka."

Read more...

August 18, 2008

A Prayer of Faith

Lord, I ask for guidance,
as I stumble to accept the misfortunes in my life.
Allow me to realize these peaks and vallys were my burdens.
Let me identify these were my own blunders and not yours.

Permit me to be grateful for the lessons I've learned.
Teach me to find the correct way in areas I've failed.
Let me reach out to others who fail and wonder why.
Provide me the words needed to ease their fears and pains.

Teach me to use your gifts to the maximum.
Allow me to boost my knowledge and my spirit.
Use me to pen Your words to unlock sealed minds.
Keep Your spirit intence within' my soul for others to know.

Open Your Almighty Wings for me to seek shelter.
Feed my being with Your spirit of faith, hope and love, and...
if I stumble, give me the power to thrust forward,
never to permit the evil one to take rule over my life.

Keep Your eyes on my energy to achieve Your will and,
grant me the strength and the ability to please You.
Make certain I never falter and leave another offended.
Use me as forceful waters flowing throughout the world.

* We have to be ever mindful that we all sin and come short of God's glory,
but, if we pray for guidance, He will lead us.

Specially to my beloved wife, Andreani

Read more...

BEBAS MEMAKI

KEMERDEKAAN BUKAN KEBEBASAN UNTUK BERTINDAK SESUKA HATI MELAINKAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PERKARA YANG BENAR
Nats: Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih (Galatia 5:13)


Saya aktif mengikuti sebuah mailing list sastra. Bagi orang awam, sastra mengacu pada cabang kesenian berupa karya tulis, dengan bahasa yang elok dan isi yang mendidik. Namun, nyatanya diskusi di dalamnya kerap meluas, bahkan sampai ke kehidupan pribadi seseorang. Tak jarang diskusi menjadi panas, karena adanya orang mencaci maki dengan
kata-kata kasar. Bila ada yang keberatan karenanya, orang itu akan berdalih bahwa itu adalah bagian dari kemerdekaannya berbicara.

Kemerdekaan, oleh sebagian orang, disalahartikan sebagai kebebasan melakukan atau mengatakan apa saja yang mereka kehendaki tanpa memedulikan kepentingan orang lain. Padahal ketika kemerdekaan disalahartikan dan disalahgunakan; bukannya ketenteraman yang timbul, melainkan kekacauan.

Jemaat Galatia rupanya juga telah menyalahgunakan kemerdekaan yang mereka peroleh. Kemerdekaan dianggap sebagai kesempatan untuk tetap berbuat dosa dan bertindak sekehendak hati (ayat 13). Ini salah! Orang yang sungguh-sungguh merdeka dalam Kristus melihat kemerdekaan sebagai kesempatan untuk melakukan kebenaran dan memuliakan Allah dengan mengasihi dan melayani sesama (ayat 14).


Kristus memanggil kita untuk merdeka dan lepas dari belenggu dosa, keegoisan, dan penyesatan Iblis. Bila hidup lama menuruti tabiat dosa, sekarang kita dimampukan untuk menolak perbuatan dosa. Bila dulu kita hidup egois, sekarang kita dimampukan untuk menyenangkan Allah. Kita dimerdekakan dari penyesatan Iblis, sehingga kita
bertumbuh dalam kebenaran oleh bimbingan Roh Kudus. Bagaimana Anda menikmati kemerdekaan di dalam Kristus?


Galatia 5:1-15

1. Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah
memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau
lagi dikenakan kuk perhambaan.
2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu
menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna
bagimu.
3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan
dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.
4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran
oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.
5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran
yang kita harapkan.
6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal
bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya
iman yang bekerja oleh kasih.
7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang
menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran
lagi?
8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia,
yang memanggil kamu.
9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.
10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak
mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Tetapi
barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya,
siapapun juga dia.
11 Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih
memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab
kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi.
12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja
dirinya!
13. Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.
Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai
kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah
seorang akan yang lain oleh kasih.
14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini,
yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"
15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan,
awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.

Read more...

August 17, 2008

DUKUNG PEMIMPIN KITA

SEBESAR APA PUN KUASA SEORANG PEMIMPIN IA TAKKAN MENCAPAI APA PUN JIKA TAK ADA DUKUNGAN
Nats: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi (Keluaran 32:26)


Dalam perayaan 100 tahun Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2008 lalu, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, secara khusus menciptakan sebuah lagu penyemangat. Judulnya "Majulah Negeriku". Sebuah lagu yang mengajak seluruh komponen bangsa untuk bangkit dan berjuang, bersama mengubah masa depan, demi kesejahteraan anak cucu. Sebuah lagu yang sarat keyakinan, bahwa Indonesia bisa bangkit menjadi negara yang makmur! Sebuah semangat dan kerinduan seorang pemimpin, yang hanya bisa terwujud jika didukung dan dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh bangsa.

Musa, sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh Allah untuk membawa Israel keluar dari Mesir, suatu kali merasa sangat sedih sekaligus marah. Betapa tidak? Bangsa yang dipimpinnya tidak mendukung apa yang ia perjuangkan di hadapan Allah Yang Mahabesar. Mereka malah membuat anak lembu tuangan untuk disembah. Ini sangat mendukakan Allah.
Setelah kejadian itu, Musa menantang Israel untuk menentukan sikap; hendak mendukung Musa dan tetap menyembah Allah, atau tidak (ayat 26). Ya, sebagai pemimpin, Musa membutuhkan dukungan penuh dari bangsa yang dipimpinnya. Hanya dengan begitu ia akan mampu menjalankan fungsi kepemimpinanya dengan maksimal, sehingga dapat membawa bangsanya mencapai tujuan, yaitu tanah yang Tuhan janjikan.


Demi kebangkitan bangsa Indonesia tercinta, kita pun perlu mendukung penuh perjuangan para pemimpin kita; entah melalui doa, atau pun usaha-usaha sesuai peran dan kemampuan kita masing-masing. Jauhkan dari pada kita segala sikap yang akan menyusahkan serta menghambat jerih dan juang para pemimpin kita.

Keluaran 32:21-35

21. Lalu berkatalah Musa kepada Harun: "Apakah yang dilakukan
bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa yang
sebesar itu kepada mereka?"
22 Tetapi jawab Harun: "Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau
sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata.
23 Mereka berkata kepadaku: Buatlah untuk kami allah, yang akan
berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin
kami keluar dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa yang telah
terjadi dengan dia.
24 Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang empunya emas
haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku
melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
25 Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas
dari kandang--sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi
buah cemooh bagi lawan mereka--
26 maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta
berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!"
Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.
27 Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah
Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada
pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu
dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing
membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."
28 Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada
hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.
29 Kemudian berkatalah Musa: "Baktikanlah dirimu mulai hari
ini kepada TUHAN, masing-masing dengan membayarkan jiwa anaknya
laki-laki dan saudaranya--yakni supaya kamu diberi berkat pada
hari ini."
30. Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu
ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik
menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian
karena dosamu itu."
31 Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah,
bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat
allah emas bagi mereka.
32 Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka
itu--dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab
yang telah Kautulis."
33 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa
kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam
kitab-Ku.
34 Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat
yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di
depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan
dosa mereka kepada mereka."
35 Demikianlah TUHAN menulahi bangsa itu, karena mereka telah
menyuruh membuat anak lembu buatan Harun itu.

Read more...

August 16, 2008

CINTAI NEGERI KITA

INDONESIA ADALAH TITIPAN TUHAN MARI KITA CINTAI DENGAN SEGENAP JIWA DAN RAGA
Nats: Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem (Daniel 9:16)


Dalam amanat kemerdekaan 17 Agustus 1963, Bung Karno mengungkap sedikit rahasia tentang bagaimana ia menulis amanatnya, "Saya menulis pidato ini sebagaimana biasa dengan perasaan cinta yang meluap-luap terhadap Tanah Air dan Bangsa ...." Dan, orang yang memiliki rasa cinta terhadap tanah air, pasti merindukan yang terbaik terjadi atas bangsanya.

Bacaan Alkitab hari ini berbicara tentang bangsa Israel yang telah banyak melakukan pelanggaran. Mereka meninggalkan Tuhan dan tidak mau berbalik dari dosa-dosanya. Karenanya bangsa ini tidak akan luput dari keadilan Tuhan-malapetaka bagi yang melanggar ketentuan-Nya. Daniel begitu mencintai bangsanya, itu sebabnya ia sangat sedih ketika menyadari bahwa bangsanya berada di ambang penghukuman Tuhan. Kondisi "carut-marut" bangsanya karena dosa, tidak mengurangi cinta Daniel. Karena itu, ia membawa bangsa Israel dalam doanya kepada Tuhan. Dalam kondisi yang seolah-olah tidak mungkin, Daniel memohon agar Tuhan mengampuni dan melepaskan bangsa Israel dari malapetaka (ayat 18).


Mari kita melihat ke dalam hati kita dan bertanya, sedalam apa kita mencintai negeri ini? Betul, negeri kita ini bukan negeri yang ideal, bahkan di sana-sini kita melihat kondisi yang memprihatikan, tetapi kiranya itu tidak mengurangi cinta kita. Sebab jika bukan kita yang mencintai negeri ini, lalu siapa lagi? Seperti Daniel, mari kita
doakan negeri kita dengan penuh cinta. Kita mohonkan ampun atas pelanggaran yang telah dilakukan setiap elemen bangsa ini. Kita mohonkan belas kasihan Tuhan.

Daniel 9:12-19

12 Dan telah ditetapkan-Nya firman-Nya, yang diucapkan-Nya
terhadap kami dan terhadap orang-orang yang telah memerintah
kami, yakni bahwa akan didatangkan-Nya kepada kami malapetaka
yang besar, yang belum pernah terjadi di bawah semesta langit,
seperti di Yerusalem.
13 Seperti yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, segala
malapetaka ini telah menimpa kami, dan kami tidak memohon belas
kasihan TUHAN, Allah kami, dengan berbalik dari segala kesalahan
kami dan memperhatikan kebenaran yang dari pada-Mu.
14 Sebab itu TUHAN bersiap dengan malapetaka itu dan
mendatangkannya kepada kami; karena TUHAN, Allah kami, adalah
adil dalam segala perbuatan yang dilakukan-Nya, tetapi kami tidak
mendengarkan suara-Nya.
15 Oleh sebab itu, ya Tuhan, Allah kami, yang telah membawa
umat-Mu keluar dari tanah Mesir dengan tangan yang kuat dan
memasyhurkan nama-Mu, seperti pada hari ini, kami telah berbuat
dosa, kami telah berlaku fasik.
16 Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya
murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu
yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan
nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela
bagi semua orang yang di sekeliling kami.
17 Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu
ini dan permohonannya, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah
musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri.
18 Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah
mata-Mu dan lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan
nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke
hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan
kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah.
19 Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan,
perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh
karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut
dengan nama-Mu!"

Read more...

August 15, 2008

BHINNEKA TUNGGAL IKA

KEINDAHAN PELANGI JUSTRU TAMPAK SAAT IA MENJAJARKAN WARNA-WARNA YANG BERBEDA
Nats: Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah (Roma 15:7)


Menjelang 17 Agustus 1945, Bung Karno pernah diculik oleh para pemuda agar segera menyatakan kemerdekaan Indonesia. Pada hari H-nya, ia didesak teman-teman yang sudah berkumpul di rumahnya. Namun Soekarno berkata, "Saya tidak mau mengucapkan proklamasi kalau Hatta tidak ada." Pertimbangannya adalah: Soekarno orang Jawa, sementara Hatta
orang Sumatra. "Demi persatuan," tambahnya. Bung Karno menyadari betul, bahwa Indonesia adalah negara kepulauan, yang mencakup beragam suku. Karenanya tidak ada bentuk negara yang lebih baik selain negara kesatuan. Dalam negara kesatuan, perbedaan dihargai.

Dalam hidup bermasyarakat dan bergereja, sangat mudah menemukan orang lain yang berbeda dengan kita; mulai dari hitam-putihnya kulit, lebar-kecilnya mata, lurus-ikalnya rambut, ragamnya aksen dan dialek, sampai "kotak-kotak" baru, seperti partai politik dan denominasi gereja. Dan karena perbedaan itu, kita pun merasa terpisah.

Namun, sebagaimana para pendiri negeri ini rindu menciptakan bangsa yang bersatu dalam kepelbagaian yang ada, marilah kita hidupi pula semangat bersatu dalam kepelbagaian ini. Jauhkan sikap membeda-bedakan. Mohon Tuhan mengaruniakan kerukunan kepada kita (ayat 5). Sambil kita juga berperan aktif bagi terciptanya kerukunan
itu dengan memupuk sikap saling menerima seperti yang dicontohkan Kristus (ayat 7). Jangan biarkan perbedaan itu memisahkan kita, sebaliknya biarkan itu menjadi kekayaan di hidup kita.


Saatnya Indonesia bersatu. Saatnya Bhinneka Tunggal Ika diwujudkan di negeri ini. Dan, kita bisa memulainya dari diri kita sendiri di lingkungan yang paling dekat.

Roma 15:5-7

5. Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan,
mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak
Kristus Yesus,
6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan
Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
7. Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus
juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.

Read more...

August 14, 2008

BUTA ROHANI


Nats: ... tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia (Yohanes 9:3)


Keterlaluan! Di dekat seorang buta yang tidak berdaya, murid-murid bukannya memberi sedekah tetapi malah membicarakan mengapa orang itu buta. "Pasti karena telah berbuat dosa. Tetapi siapa yang berbuat dosa; orang buta ini sendiri atau orangtuanya, ya?" Begitulah obrolan para murid Yesus.

Orang buta itu telah sangat menderita dengan kebutaannya. Kalau orang-orang malah mencurigai dirinya atau orangtuanya telah melakukan dosa, dan lantas hanya mendiskusikan tentu ini hanya menambah penderitaannya. Murid-murid mungkin lupa bahwa mereka sendiri juga orang berdosa (Roma 3:23). Bahkan, jika orang buta itu buta secara jasmani, mereka mungkin saja malah lebih parah, yakni buta rohani.

Yesus tidak terjebak dalam obrolan yang tidak membangun itu. Dia memilih melakukan sesuatu; menyembuhkan mata orang buta itu. Dan yang mengejutkan, Yesus juga berkata: "... bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia" (ayat 3). Bisa dibayangkan, betapa senangnya si buta mendengar hal itu! Pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dirinya? Wow! Sebelum berjumpa Yesus, baginya semua gelap. Hidupnya serasa hampa tidak berguna. Tak ada yang peduli, apalagi melibatkannya dalam aktivitas. Namun, segalanya berbeda setelah berjumpa Yesus. Sang Terang dunia bukan saja menyembuhkan, tetapi bahkan mau melibatkannya dalam pekerjaan Allah!


Kita, daripada membicarakan dosa orang lain, marilah perbincangkan pekerjaan di ladang Tuhan, yang harus kita kerjakan selagi hari masih siang.

Yohanes 9:1-7

1. Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak
lahirnya.
2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang
berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia
dilahirkan buta?"
3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi
karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku,
selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada
seorangpun yang dapat bekerja.
5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan
mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata
orang buta tadi
7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam
Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu,
ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

Read more...

MENGHADAPI KEKALAHAN

KEKALAHAN TERBESAR ADALAH KETIKA KITA TIDAK BISA MENERIMA KEKALAHAN
Nats: ... kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah sudah dirampas ... (1Samuel 4:17)


Tiga orang anak sedang bermain lomba adu cepat mobil-mobilan. Sebelum lomba dimulai, salah seorang anak tampak berdoa dengan khusyuk. Setelah lomba berakhir, ternyata anak yang berdoa itu memenangkan pertandingan. Seorang temannya bertanya, "Tadi sebelum lomba kamu berdoa supaya Tuhan membuat mobil-mobilanmu menang ya?" Anak itu
menjawab, "Tidak. Saya berdoa kepada Tuhan, supaya kalau kalah saya tidak menangis."

Ketika bangsa Israel mengalami kekalahan hebat dalam peperangan melawan bangsa Filistin; tabut Allah dirampas, ditambah lagi kedua anaknya tewas, hingga Imam Eli amat sangat terpukul. Ia begitu syok, sampai kemudian terjatuh dan mati (ayat 18).

Menghadapi kekalahan memang tidak mudah. Bukan hanya dalam perkara-perkara besar, bahkan juga dalam hal-hal yang kelihatannya sepele, seperti ketika kita beradu pendapat dengan orang lain dalam sebuah diskusi. Tidak heran kalau kemudian banyak orang yang tidak bisa menerima kekalahan, kemudian merasa malu, marah, kecewa, dan
kesal, setelah itu mengambek, menangis, bahkan mendendam. Tidak sedikit pula yang lantas malah membuat kesalahan dan memunculkan masalah baru.


Lalu, bagaimana caranya agar kita tidak tenggelam dalam kekalahan? Pertama, terimalah kekalahan sebagai bagian dari kehidupan. Hidup seperti roda yang berputar; ada saatnya kita berada di atas, ada saatnya kita berada di bawah. Kedua, lihatlah kekalahan sebagai sarana bagi kita untuk belajar rendah hati dan bergantung kepada
Tuhan. Ketiga, ingatlah bahwa di balik setiap kejadian yang Tuhan izinkan terjadi pasti ada hikmahnya.

1 Samuel 4:16-22

16 Kata orang itu kepada Eli: "Aku datang dari medan
pertempuran; baru hari ini aku melarikan diri dari medan
pertempuran." Kata Eli: "Bagaimana keadaannya, anakku?"
17 Jawab pembawa kabar itu: "Orang Israel melarikan diri dari
hadapan orang Filistin; kekalahan yang besar telah diderita oleh
rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas,
dan tabut Allah sudah dirampas."
18 Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang
dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia
mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun
lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
19. Adapun menantunya perempuan, isteri Pinehas, sudah hamil
tua. Ketika didengarnya kabar itu, bahwa tabut Allah telah
dirampas dan mertuanya laki-laki serta suaminya telah mati,
duduklah ia berlutut, lalu bersalin, sebab ia kedatangan sakit
beranak.
20 Ketika ia hampir mati, berkatalah perempuan-perempuan yang
berdiri di dekatnya: "Janganlah takut, sebab engkau telah
melahirkan seorang anak laki-laki." Tetapi ia tidak menjawab dan
tidak memperhatikannya.
21 Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: "Telah lenyap
kemuliaan dari Israel" --karena tabut Allah sudah dirampas dan
karena mertuanya dan suaminya.
22 Katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut
Allah telah dirampas."

Read more...

August 12, 2008

CARA PANDANG

YANG PENTING BUKAN APA YANG TERJADI TETAPI BAGAIMANA KITA MENYIKAPI
Nats: Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya (Bilangan 14:8)


Seorang ibu meminta anak sulungnya membeli sebotol minyak. Dalam perjalanan pulang, si sulung terjatuh. Minyak dalam botolnya tumpah separuh. "Bu, tadi saya jatuh dan menumpahkan minyak setengah botol," katanya. Hari berikutnya, giliran si bungsu yang diminta sang ibu untuk membeli minyak. Kejadian yang sama terulang. Dalam perjalanan
pulang si bungsu terjatuh dan minyak yang dibawanya tumpah separuh. "Bu, tadi saya jatuh. Minyaknya tumpah, tetapi saya berhasil menyelamatkan separuhnya," katanya.

Kejadiannya sama, tetapi ada satu hal yang membedakan, yaitu cara pandang. Si sulung melihat pengalamannya secara negatif, sedang si bungsu melihat pengalamannya secara positif. Itu pula yang terjadi pada kedua belas orang pengintai yang diutus oleh Musa. Mereka melihat kenyataan yang sama. Namun, mereka pulang dengan laporan yang
jauh berbeda. Sepuluh orang pengintai melihat dengan mata pesimis bahwa tantangan yang mereka lihat tidak mungkin diatasi. Sedangkan dua pengintai lainnya, Yosua dan Kaleb, melihat dengan optimis bahwa dengan pertolongan Tuhan Yang Mahabesar mereka akan mampu mengatasi segala tantangan yang ada di depan.


Kuncinya adalah berfokus pada hal-hal yang positif. Seperti si bungsu dalam cerita di atas, berfokus pada separuh minyak yang berhasil ia selamatkan; Yosua dan Kaleb, juga berfokus pada kasih, penyertaan, dan pemeliharaan Tuhan. Apakah kenyataan yang sedang Anda hadapi saat ini? Coba buat daftar hal baik apa saja yang ada di baliknya. Lalu
fokuskan pikiran dan hati Anda pada hal-hal baik itu. Efeknya akan sangat berbeda.

Bilangan 14:1-14

1. Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa
itu menangis pada malam itu.
2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun;
dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami
mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!
3 Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami
tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi
tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"
4 Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita
mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."
5. Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah
Israel yang berkumpul di situ.
6 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk
orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan
pakaiannya,
7 dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami
lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.
8 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita
masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu
negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah
takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan
habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang
TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."
10 Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang
itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah
Pertemuan kepada semua orang Israel.
11. TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini
menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya
kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang
Kulakukan di tengah-tengah mereka!
12 Aku akan memukul mereka dengan penyakit sampar dan
melenyapkan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang
lebih besar dan lebih kuat dari pada mereka."
13 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Jikalau hal itu
kedengaran kepada orang Mesir, padahal Engkau telah menuntun
bangsa ini dengan kekuatan-Mu dari tengah-tengah mereka,
14 mereka akan berceritera kepada penduduk negeri ini, yang
telah mendengar bahwa Engkau, TUHAN, ada di tengah-tengah bangsa
ini, dan bahwa Engkau, TUHAN, menampakkan diri-Mu kepada mereka
dengan berhadapan muka, waktu awan-Mu berdiri di atas mereka dan
waktu Engkau berjalan mendahului mereka di dalam tiang awan pada
waktu siang dan di dalam tiang api pada waktu malam.

Read more...

MENGUTUKI KEGELAPAN

YESUS MEMBERI KITA SUKACITA DI HATI YANG AKAN TETAP ADA MESKI KESULITAN HADIR
Nats: Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka (Kisah Para Rasul 16:25)


Sebuah pepatah Cina mengatakan, "Daripada mengutuki kegelapan, lebih baik ambil sebatang lilin dan nyalakan". Sungguh nasihat sederhana yang bijak! Sayangnya kerap kali kita hanya mengetahui kebenaran ini, tetapi tidak menghayatinya. Ketika kegelapan itu datang, kita tetap saja tidak berusaha mengerem diri dari mengeluh, mengaduh, dan berpikir negatif. Padahal semua itu sama sekali tak berguna.

Paulus dan Silas mendapat masalah yang sangat serius dan mengancam nyawa. Mereka mengusir roh yang merasuki seorang wanita tukang tenung. Akibatnya, wanita itu tidak bisa menghasilkan uang lagi bagi para tuannya. Keduanya lalu dituntut. Mereka dicambuk dan dimasukkan penjara. Ruang penjara paling tengah, tempat paling gelap dan dingin. Masih pula kaki mereka pun dipasung. Namun, di tengah kesakitan karena luka deraan cambuk dan ketidaknyamanan karena ikatan rantai dan pasungan -- jauh dari mengeluh dan mengumpat, mereka menyanyikan puji-pujian bagi Allah! Paulus dan Silas pun dikuatkan. Lebih dari itu, Allah membebaskan mereka secara ajaib (ayat 26)!


Mungkin kita tengah didera berbagai ketidaknyamanan-masalah, penyakit, kesedihan, kecemasan-itu semua bisa membuat kita mengeluh dan mengasihani diri. Cobalah resep Paulus dan Silas. Daripada mengarahkan pikiran pada hal-hal negatif yang makin menyusahkan, pilih satu lagu pujian dan nyanyikanlah sepenuh hati. Pujian kepada
Allah akan mengalihkan pikiran dan hati dari masalah kepada Allah yang sanggup menjawab persoalan kita dan menghibur kita! Mari menyanyi dan "menyalakan lilin"!

Kisah Para Rasul 16:16-26

16. Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu,
kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh
tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh
penghasilan besar.
17 Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru,
katanya: "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi.
Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan."
18 Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika
Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan
berkata kepada roh itu: "Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh
engkau keluar dari perempuan ini." Seketika itu juga keluarlah
roh itu.
19 Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka
akan mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan
Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa.
20 Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar
kota itu, berkatalah mereka, katanya: "Orang-orang ini mengacau
kota kita ini, karena mereka orang Yahudi,
21 dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai
orang Rum tidak boleh menerimanya atau menurutinya."
22 Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu
pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari
tubuh mereka dan mendera mereka.
23 Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke
dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka
dengan sungguh-sungguh.
24 Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka
ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka
dalam pasungan yang kuat.
25. Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan
menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain
mendengarkan mereka.
26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga
sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah
semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.

Read more...

PENTINGNYA HARAPAN

ANDA BOLEH KEHILANGAN HARTA, TEMAN, ATAU JABATAN NAMUN JANGAN SAMPAI KEHILANGAN HARAPAN
Nats: Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga (2Timotius 4:18)


Victor Frankl, psikiater Yahudi, dibawa tentara Nazi ke kamp kerja paksa di Auschwitz, bersama 1.500 orang lainnya. Setibanya di sana, 1.300 orang, termasuk orangtua, istri, dan saudaranya, dibawa ke kamar gas untuk dibunuh. Frankl sendiri dibiarkan hidup di kamp, namun ia kehilangan semua orang yang dikasihinya. Walau tersiksa lahir batin, ia bertahan. Mengapa? Karena ia punya harapan. Dr. Jerome Groopman, penulis The Anatomy of Hope, menjelaskan bahwa harapan adalah obat untuk tetap hidup sehat dalam situasi genting. Harapan meyakinkan orang bahwa yang terbaik masih akan datang.

Surat 2 Timotius ditulis ketika Paulus kesepian. Ia harus menghadapi sidang pengadilan, tanpa seorang pun bisa membelanya. Kreskes dan Tikhikus pergi karena tugas lain menanti. Demas telah terbujuk kenikmatan dunia dan meninggalkannya (ayat 10). Padahal orang-orang seperti Aleksander, si tukang tembaga, telah memberi kesaksian yang memberatkan. Situasinya sungguh mengecewakan, namun Paulus tidak
kehilangan harapan. Mengapa? Karena harapannya disandarkan kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Saat kehilangan rekan-rekan, ia yakin Tuhan sendiri akan mendampingi dan menguatkan (ayat 17). Harapan Paulus terbentang jauh ke depan. Bukan hanya sebatas menang dalam persidangan. Paulus yakin ia akan diselamatkan Tuhan sampai masuk
surga (ayat 18).


Harapan sangat penting. Namun juga jangan lupa, kepada siapa Anda berharap juga tidak kalah pentingnya. Maka, jangan salah menaruh harapan. Jika berharap banyak kepada manusia, kita bisa kecewa. Taruhlah harapan kepada Tuhan yang tak berubah di segala keadaan.

2 Timotius 4:9-18

9. Berusahalah supaya segera datang kepadaku,
10 karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku.
Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia
dan Titus ke Dalmatia.
11 Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan
bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.
12 Tikhikus telah kukirim ke Efesus.
13 Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di
Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen
itu.
14 Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat
kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut
perbuatannya.
15 Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia
sangat menentang ajaran kita.
16. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang
membantu aku, semuanya meninggalkan aku--kiranya hal itu jangan
ditanggungkan atas mereka--,
17 tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku,
supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya
dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku
lepas dari mulut singa.
18 Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat.
Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam
Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya!
Amin.

Read more...

SEDAPAT-DAPATNYA

BAGIAN KITA ADALAH MENGASIHI. TETAPI APAKAH ORANG LAIN MENERIMA ATAU TIDAK, ITU DI LUAR WEWENANG KITA
Nats: Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam damai dengan semua orang! (Roma 12:18)


Ini curhat seorang teman, "Saya sedang mengalami konflik dengan seorang teman di gereja. Masalahnya cuma sepele, Alkitabnya saya taruh di kotak tempat menyimpan Alkitab-Alkitab yang ketinggalan di gereja. Saya sama sekali tidak tahu kalau itu Alkitabnya. Saya pikir itu Alkitab orang yang ketinggalan karena tergeletak begitu saja di kursi gereja. Namun, ia marah ke saya. Dibilangnya saya mau ngerjain,
mau membuatnya susah. Ia menuduh saya membencinya. Saya sudah minta maaf, sudah menjelaskan duduk masalahnya pula, tetapi ia tetap tidak mau terima. Lalu, saya harus bagaimana lagi?"

Dalam berelasi dengan orang lain-di kantor, kampus, atau gereja-mungkin kita juga pernah mengalami hal serupa; bertemu dengan "orang yang sulit". Apa pun yang kita lakukan disalahartikan. Selalu berprasangka buruk terhadap kita. Kadang jadi konflik batin juga. Di satu sisi kita harus mengasihi dan hidup damai dengan orang lain.
Namun pada kenyataannya, ada orang yang menganggap kita seperti "kucing melihat anjing"; membenci, sikapnya sinis, bahkan kasar. Sangat menjengkelkan.


Lalu bagaimana? Sebagaimana bertepuk tangan harus dengan dua tangan, begitu juga hidup damai dengan orang lain. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk bersikap sama dengan kita. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan, "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu" (ayat 18). Jadi, betul, kita harus selalu berusaha hidup
damai dengan orang lain, tetapi kalau ternyata orang lain menolaknya, itu di luar kemampuan kita. Janganlah kita terus menyalahkan diri sendiri. Yang penting kita tidak membencinya.

Roma 12:9-21

9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat
dan lakukanlah yang baik.
10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling
mendahului dalam memberi hormat.
11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu
menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan,
dan bertekunlah dalam doa!
13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah
dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan
mengutuk!
15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan
menangislah dengan orang yang menangis!
16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama;
janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi
arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Janganlah menganggap dirimu pandai!
17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah
apa yang baik bagi semua orang!
18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah
dalam perdamaian dengan semua orang!
19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri
menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah,
sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang
akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia
haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan
bara api di atas kepalanya.
21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah
kejahatan dengan kebaikan!

Read more...

SANJUNGAN DUNIA

SANJUNGAN ITU IBARAT PERMEN KARET. BOLEH DINIKMATI SESAAT, NAMUN JANGAN DITELAN.
Nats: Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berteriak ...: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia" (Kisah Para Rasul 14:11)


Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris, pernah ditanya, "Tidakkah Anda merasa tersanjung? Setiap kali Anda berpidato, orang datang berbondong-bondong sampai tidak kebagian tempat. Mereka sangat menyanjung Anda!" Sang Perdana Menteri menjawab: "Tiap kali ingin berbangga, saya ingat satu hal. Seandainya saya kelak dihukum
gantung, jumlah orang yang hadir pasti melonjak dua kali lipat!"

Sanjungan dunia semu sifatnya. Gampang berubah. Ketika Tuhan Yesus memasuki Yerusalem, rakyat menyanjung-Nya. Beberapa hari kemudian, massa yang sama meneriakkan "Salibkan Dia!" Itu juga yang dialami Rasul Paulus. Sehabis menyembuhkan seorang lumpuh dengan kuasa Allah di Listra, penduduk terkesima. Dikiranya Paulus dan Barnabas adalah titisan dewa. Mereka berdua pun langsung dipuja-puja dan diberi aneka
persembahan. Tetapi begitu orang-orang Yahudi membujuk mereka, segera saja mereka berbalik melempari Paulus dengan batu (ayat 19). Untunglah Paulus dan Barnabas tidak haus sanjungan. Keduanya malah prihatin melihat penduduk memuja-muja mereka. Paulus berusaha menjelaskan bahwa hanya Tuhan yang layak disembah. Pantang baginya untuk mencuri kemuliaan Tuhan bagi diri sendiri.


Setiap orang suka disanjung. Sebetulnya tidak salah kalau kita merasa tersanjung saat dipuji orang. Yang salah, kalau kemudian kita gila sanjungan, hingga rela mengorbankan apa pun demi mendapat sanjungan. Sanjungan bisa menyesatkan, lagipula cepat sirna. Lebih baik fokuskan diri untuk melakukan tugas sebaik mungkin. Tidak peduli disanjung atau tidak.

Kisah Para Rasul 14:8-20

8. Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya
dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan.
9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus
menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.
10 Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: "Berdirilah tegak di
atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian
ke mari.
11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus,
mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun
ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."
12 Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes,
karena ia yang berbicara.
13 Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar
kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke
pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama
dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.
14 Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian
mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil
berseru:
15 "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini
adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk
memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan
perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang
telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
16 Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa
menuruti jalannya masing-masing,
17 namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan
berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari
langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia
memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan."
18 Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun
hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak
mempersembahkan korban kepada mereka.
19. Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan
Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu
mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota,
karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati.
20 Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia,
bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya
berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.

Read more...

MENERIMA NASIHAT

NASIHAT TAK MEMBUAT ORANG JADI KECIL ITU SEBABNYA ORANG BESAR PUN TAK TAKUT MENERIMA NASIHAT
Nats: Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya (Keluaran 18:24)


Musa memang hebat. Bukan saja karena hal-hal besar yang ia lakukan, tetapi juga karena sebagai tokoh besar dan pemimpin, ia tetap mau terbuka menerima masukan. Memerhatikan, mengasah, dan mengolah usulan yang datang kepadanya, menjadikan Musa pemimpin yang patut ditiru.

Ketika Yitro, mertuanya, melihat bagaimana Musa menangani sendiri semua hal tentang pengelolaan masalah bangsa Israel, ia mengingatkan bahwa itu "tidak baik" (ayat 17). Yitro lalu mengusulkan agar dalam menjalankan tugasnya ini, Musa memakai strategi yang lebih tepat, termasuk bahwa ia dapat melibatkan orang-orang yang cakap sebagai
mitra pelayanan. Musa mendengarkan usulan ini dan sungguh-sungguh melakukannya. Setelah beres, barulah Musa melepas mertuanya pergi (ayat 27). Artinya sang mertua masih bisa melihat bagaimana Musa memperbaiki sistem pelayanannya. Betapa indahnya bila seseorang mendengarkan dan menerima nasihat baik dari orang lain, demi pelayanan yang lebih baik dalam pekerjaan Tuhan!


Mari renungkan bagaimana hal ini dapat diterapkan juga dalam kita berkeluarga, melayani Tuhan, bekerja, dan bersaksi. Sudahkah kita menjadi orang yang terbuka memerhatikan usulan orang lain dan mau mengkajinya dengan rendah hati? Atau, kita sering merasa terganggu dengan nasihat orang, sehingga nasihat yang tepat pun kita abaikan demi gengsi? Jangan buru-buru menolak saran yang datang. Nasihat yang baik bisa muncul dari siapa saja. Bila hati kita terbuka, kita dapat melihat pertolongan bisa datang dari mana saja.

13. Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa
itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai
petang.
14 Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada
bangsa itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada
bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk,
sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai
petang?"
15 Kata Musa kepada mertuanya itu: "Sebab bangsa ini datang
kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah.
16 Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang
kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain;
lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan
keputusan-keputusan Allah."
17 Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang
kaulakukan itu.
18 Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa
yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat
bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.
19 Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi
nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau,
wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah
perkara-perkara mereka kepada Allah.
20 Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka
ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan
kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus
dilakukan.
21 Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu
orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang
dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap;
tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu
orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan
pemimpin sepuluh orang.
22 Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa;
maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka
kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka
sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan
mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya.
23 Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu
kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa
ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya."
24 Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan
dilakukannyalah segala yang dikatakannya.
25 Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan
mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi
pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima
puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.
26 Mereka ini mengadili di antara bangsa itu sewaktu-waktu;
perkara-perkara yang sukar dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi
perkara-perkara yang kecil diadili mereka sendiri.
27 Kemudian Musa membiarkan mertuanya itu pergi dan ia pulang
ke negerinya.

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP