Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

October 28, 2009

KETIK REG SPASI ....

PIKIRKAN BAIK-BAIK, PERTIMBANGKAN MATANG-MATANG JANGAN ASAL IKUTI TAWARAN DUNIA
Nas: Dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. (Efesus 5:10)


SMS atau Layanan Pesan Singkat melalui telepon genggam hingga sekarang ini masih ngetren. Bisa dibilang hampir semua kalangan akrab dengan SMS. Semula tujuan SMS adalah untuk lebih memudahkan komunikasi, tetapi seiring dengan perkembangan bisnis, SMS pun kemudian jadi punya tujuan beragam. Mulai dari "menjual" kegiatan artis terkenal, sampai ramalan astrologi; mulai dari cari jodoh sampai kuis berhadiah uang; mulai dari pilih idola sampai pilih ringtone. Semua bisa dilakukan dengan SMS. Cukup dengan "Ketik Reg Spasi _"

Dari sisi pebisnis barangkali itu sah-sah saja. Namanya juga memanfaatkan peluang. Namun, dari sisi kita sebagai konsumen, kalau tidak pandai-pandai mengendalikan diri, bisa repot juga. Ibarat kita berada di tengah arus sungai, bisa-bisa terseret tanpa daya. Bukan sekadar mengorbankan uang, tenaga, dan waktu untuk hal-hal yang tidak ada gunanya, tetapi juga salah-salah kita bisa kecanduan dan terjurumus ke hal-hal yg salah.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk selalu memakai pertimbangan dan kebijaksanaan dalam menjalani hidup ini. Tentu termasuk dalam mempergunakan SMS. Artinya, sebelum kita melakukan segala sesuatu pikirkan matang-matang. Jangan sekadar mengikuti rasa senang atau hobi, tetapi perhatikan juga baik-buruknya; baik buat diri sendiri, maupun buat orang lain. Dan terutama, apakah itu juga sungguh-sungguh berkenan di mata Tuhan. Hanya dengan pertimbangan dan kebijaksanaan inilah kita tidak akan dicelakakan oleh rupa-rupa tawaran dunia (ayat 23). Hidup kita pun akan lebih tenang dan tenteram (ayat 24).


Amsal 3:21-24

21. Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh
dari matamu, peliharalah itu,
22. maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi
lehermu.
23. Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak
akan terantuk.
24. Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi
engkau akan berbaring dan tidur nyenyak.

Read more...

October 27, 2009

PERSEMBAHAN DI PENJARA

KESULITAN FINANSIAL DAPAT MENYUSUTKAN REKENING KITA TETAPI SEMOGA TIDAK MENYUSUTKAN KEDERMAWANAN KITA
Nas: Selagi dicobai dengan berat dalam berbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. (2 Korintus 8:2).


Richard Wumbrand, penulis Tortured for Christ (Teraniaya bagi Kristus), menuturkan, selama di penjara Rumania pada masa komunis, orang-orang percaya tetap memberikan persembahan. "Ketika kami diberi jatah sepotong roti setiap minggu dan semangkuk sup kotor setiap hari, kami memutuskan untuk tetap setia memberikan persembahan dari jatah kami tersebut. Setiap minggu kesepuluh, kami mengambil roti kami dan memberikannya kepada saudara-saudara yang lebih lemah keadaannya. Itulah persembahan kami kepada Tuhan."

Kesaksian Wumbrand selaras dengan teladan orang-orang percaya di Makedonia. Dalam perjalanan misi ketiganya, Paulus mengumpulkan bantuan dana untuk orang-orang percaya yang miskin di Yerusalem. Jemaat-jemaat di Makedonia_Filipi, Tesalonika, dan Berea, turut memberikan sumbangan, meskipun mereka sendiri sebenarnya dalam keadaan miskin. Namun mereka memberi dengan penuh pengorbanan, lebih dari yang diharapkan Paulus. Dan pemberian mereka itu sangat menggugah, sehingga Paulus mendorong jemaat-jemaat lain agar meneladani sikap mereka.

Keterbatasan finansial acap menahan kita untuk bermurah hati. Kita mungkin berpikir, apa artinya pemberian kita, toh hanya sedikit? Ukuran kedermawanan kita bukanlah jumlah pemberian kita. Seperti jemaat-jemaat di Makedonia, kita semestinya memberi dengan sikap yang benar: berdasarkan dedikasi kita kepada Tuhan, kasih kita kepada saudara seiman, dan sukacita kita dalam menolong sesama yang memerlukan bantuan. Dilandasi sikap semacam itu, keadaan sulit tidak akan menjadikan kita pelit.

2 Korintus 8:1-9

1. Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang
kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
2. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita
mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya
dalam kemurahan.
3. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan
mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
4. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami,
supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian
dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.
5. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka
memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh
karena kehendak Allah juga kepada kami.
6. Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu
dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah
memulainya.
7. Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, --
dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan
untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami -- demikianlah juga
hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.
8. Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan
menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji
keikhlasan kasih kamu.
9. Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya,
supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

Read more...

October 26, 2009

DAYA ELASTISITAS

JADILAH SEPERTI BOLA KARET SEMAKIN DIPUKUL KE BAWAH, IA SEMAKIN MEMANTUL TINGGI
Nas: Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya. (Mazmur 37:23-24)


Salah satu permainan yang sedang populer belakangan ini adalah bungee jumping. Pemain melompat dari ketinggian (biasanya beberapa ratus meter) dengan kaki atau badan diikat pada salah satu ujung seutas tali, sedangkan ujung tali lainnya terikat di titik lompatan. Kunci permainan ini adalah pada daya elastisitas tali yang terbuat dari bahan semacam karet; berfungsi bukan hanya untuk menahan si pemain agar tidak jatuh, melainkan juga melambungkannya kembali ke atas.

Manusia sebenarnya memiliki daya elastisitas. Daya ini akan terlihat pada waktu kita mengalami keterpurukan. Orang yang memiliki daya elastisitas yang baik tidak akan mudah patah serta siap dalam menghadapi keterpurukan, sedangkan orang dengan daya elastisitas rendah akan tampak lebih rapuh, rentan, dan mudah patah kala menghadapi keterpurukan.

Empat orang kusta dalam bacaan hari ini adalah sekelompok orang yang memiliki daya elastisitas yang baik. Mereka hidup pada zaman perang yang menghasilkan kesulitan dan kelaparan. Namun, kesulitan hidup tersebut tidak membuat mereka duduk diam dan menyerah. Mereka justru berpikir bagaimana caranya agar mereka tetap bertahan hidup; dan keberanian serta ide kreatif mereka itulah yang akhirnya menyelamatkan, bukan hanya mereka berempat, melainkan juga seluruh Samaria.

Harus diakui bahwa kesulitan, bencana, atau krisis, acap kali memaksa kita terpuruk. Namun, cara untuk menghadapi keterpurukan bukanlah dengan duduk diam dan menyerah dengan keadaan, melainkan tidak menyerah dan berpikir kreatif untuk sebuah solusi. Dan, yakinlah bahwa langkah orang benar ditetapkan oleh Tuhan.

2 Raja-raja 7:3-11

3. Empat orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah
yang seorang kepada yang lain: "Mengapakah kita duduk-duduk di sini
sampai mati?
4. Jika kita berkata: Baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota
ada kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di
sini, kita akan mati juga. Jadi sekarang, marilah kita menyeberang
ke perkemahan tentara Aram. Jika mereka membiarkan kita hidup, kita
akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati."
5. Lalu pada waktu senja bangkitlah mereka masuk ke tempat perkemahan
orang Aram. Tetapi ketika mereka sampai ke pinggir tempat
perkemahan orang Aram itu, tampaklah tidak ada orang di sana.
6. Sebab TUHAN telah membuat tentara Aram itu mendengar bunyi kereta,
bunyi kuda, bunyi tentara yang besar, sehingga berkatalah yang
seorang kepada yang lain: "Sesungguhnya raja Israel telah mengupah
raja-raja orang Het dan raja-raja orang Misraim melawan kita,
supaya mereka menyerang kita."
7. Karena itu bangkitlah mereka melarikan diri pada waktu senja dengan
meninggalkan kemah dan kuda dan keledai mereka serta tempat
perkemahan itu dengan begitu saja; mereka melarikan diri
menyelamatkan nyawanya.
8. Ketika orang-orang yang sakit kusta itu sampai ke pinggir tempat
perkemahan, masuklah mereka ke dalam sebuah kemah, lalu makan dan
minum. Sesudah itu mereka mengangkut dari sana emas dan perak dan
pakaian, kemudian pergilah mereka menyembunyikannya. Lalu datanglah
mereka kembali, masuk ke dalam kemah yang lain dan mengangkut juga
barang-barang dari sana, kemudian pergilah mereka
menyembunyikannya.
9. Lalu berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Tidak patut yang
kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik, tetapi kita ini
tinggal diam saja. Apabila kita menanti sampai terang pagi, maka
hukuman akan menimpa kita. Jadi sekarang, marilah kita pergi
menghadap untuk memberitahukan hal itu ke istana raja."
10. Mereka pergi, lalu berseru kepada penunggu pintu gerbang kota dan
menceritakan kepada orang-orang itu, katanya: "Kami sudah masuk ke
tempat perkemahan orang Aram, dan ternyata tidak ada orang di
sana, dan tidak ada suara manusia kedengaran, hanya ada kuda dan
keledai tertambat dan kemah-kemah ditinggalkan dengan begitu
saja."
11. Para penunggu pintu gerbang menyerukan dan memberitahukan hal itu
ke istana raja.

Read more...

SEBUAH PRINSIP DOA

BERDOALAH UNTUK APA YANG BAIK BUAT KITA BUKAN UNTUK APA YANG KITA INGINKAN
Nas: Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. (Matius 7:11)


Dalam salah satu renungannya di koran Suara Pembaruan, Pdt. Eka Darmaputera mengutip sebuah sajak tentang doa, demikian: "Aku minta kekuatan agar aku mendapat, Dia memberi kelemahan agar aku taat; aku minta kesehatan agar aku bisa mengerjakan yang lebih besar, Dia memberi anugerah agar aku mengerjakan yang lebih baik; aku minta kekayaan agar aku bahagia, Dia memberi kekurangan agar aku bijaksana; aku minta kuasa agar dipuja sesama, Dia membuat aku lemah agar aku bergantung kepada-Nya; aku minta segala sesuatu agar dapat menikmati kehidupan, Dia memberi kehidupan agar aku menikmati segala sesuatu. Aku tidak selalu memperoleh apa yang aku minta, tetapi doaku selalu dijawab-Nya."

Ya, tidak ada jaminan bahwa semua doa yang kita panjatkan akan terkabul. Memang dalam bacaan Alkitab hari ini kita membaca, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (ayat 7). Akan tetapi, ayat tersebut tidak berhenti sampai di situ. Pada ayat selanjutnya dikatakan pula, "Ia akan memberikan yang baik kepada yang meminta kepada-Nya" (ayat 11). Apa yang kita minta dalam doa belum tentu baik, bahkan tidak jarang apa yang sekarang kelihatan baik menurut kita, justru mendatangkan celaka di kemudian hari.

Oleh karena itu, dalam setiap doa kita, iringilah dengan penyerahan diri kepada Tuhan. Bukan kehendak kita yang jadi, tetapi kehendak Tuhan. Dasari dengan keyakinan, bahwa Tuhan lebih tahu mana yang terbaik untuk kita.

Matius 7:7-11

7. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
8. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang
mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan.
9. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika
ia meminta roti,
10. atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
11. Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada
anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang
baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Read more...

October 25, 2009

MENJADI PENDENGAR YANG BAIK

DIAM DAN MENDENGARKAN TERKADANG LEBIH BERARTI DARIPADA RIBUAN NASIHAT
Nas: Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! (Roma 12:15)


Saat menghadiri sebuah pemakaman, seorang ibu bermaksud baik ingin mengajak ngobrol sang istri yang sedang berduka karena suaminya meninggal. Namun, kenyataannya ia malah lebih menyusahkan. Ibu tersebut malah banyak bertanya, mulai tentang kondisi sang suami sebelum meninggal, apa penyakitnya, kapan meninggalnya, di mana, dan sebagainya. Akibatnya, istri yang ditinggal oleh suaminya ini bukannya terhibur tetapi justru semakin sedih karena harus mengingat-ingat kembali tentang suaminya.

Dalam buku Something Else to Smile About karya Zig Ziglar, terdapat sebuah kutipan unik: "Satu alasan mengapa anjing begitu menghibur ketika Anda sedih adalah karena ia tidak berusaha mencari tahu mengapa Anda sedih". Sadar atau tidak, kadang kita tidak memberi diri untuk mendengar ketika teman kita berduka atau mengalami masalah, tetapi malah sibuk bertanya atau mengomentari.

Saat melihat Maria menangis, Yesus tidak lantas menghujani Maria dengan berbagai pertanyaan. Dia hanya bertanya, "Dimanakah dia kamu baringkan?" Setelah itu Dia menangis bersama Maria (ayat 35). Dengan caranya itu, Yesus telah menunjukkan empati-Nya kepada Maria yang tengah dirundung kesedihan karena baru ditinggal Lazarus, saudaranya. Ya, dalam kepedihan dan derita kadang yang diperlukan bukan banyaknya kata-kata yang diucapkan, cukup empati dan simpati yang terwujud dalam kehadiran dan telinga yang mau mendengarkan.

Sudahkah kita menunjukkan sikap yang benar kepada teman, sahabat, atau keluarga yang sedang berduka? Baiklah kita menjadi pendengar yang baik dan turut merasakan kesedihan mereka.

Yohanes 11:31-36

31. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah
itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan
pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa
ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
32. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia,
tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan,
sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
33. Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi
yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat
terharu dan berkata:
34. "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan
lihatlah!"
35. Maka menangislah Yesus.
36. Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"

Read more...

PERINGATAN RATU BOKO

KEHIDUPAN KITA IALAH MONUMEN PEMBELAJARAN; HIKMAH APAKAH YANG AKAN DIPETIK OLEH PEMBACANYA?
Nas: Demikianlah mereka diserakkan Tuhan dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. (Kejadian 11:8)


Kaki terasa lelah menyusuri Candi Ratu Boko di Yogyakarta. Undak-undakan menanjak mengantar kita ke gerbang utama. Lapangan rumput luas terhampar selepas gerbang, berbagai sisa bangunan batu terserak di sana-sini. Terbayang betapa megah dan elok kompleks yang konon merupakan perpaduan antara benteng istana, rumah ibadah, dan gua ini. Saya jadi termangu-mangu. Mungkinkah masyarakat purba itu sebenarnya bukan orang primitif, melainkan pemilik peradaban canggih, tetapi mengalami keruntuhan karena salah kelola dan kemerosotan moral warganya? Dan, reruntuhannya menjadi monumen peringatan bagi kita: bahwa kita akan mengalami nasib serupa kalau bersikap bebal.

Menara Babel tergolong monumen semacam itu. Menara ini diperkirakan berbentuk seperti piramida setinggi sekitar 91 meter dengan undak-undakan di setiap sisinya. Fungsinya sebagai tempat ibadah, dan sekaligus sebagai penanda kota. Penduduk Babel membangunnya sebagai monumen kemegahan untuk dipertontonkan kepada dunia. Menara itu didirikan bukan sebagai ungkapan pemujaan kepada Tuhan, melainkan untuk mengagungkan pencapaian mereka sendiri. Tuhan tidak berkenan dan menggagalkan upaya mereka. Menara Babel, akhirnya, menjadi simbol kepongahan yang dihancurkan Tuhan.

"Menara" apakah yang sedang kita bangun dalam hidup kita? Menara pengagungan diri yang kelak hanya akan menjadi reruntuhan? Atau, menara penghormatan dan ucapan syukur atas kemurahan Allah, suatu persembahan yang membuat Dia berseru, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba-Ku yang baik dan setia"?

Kejadian 11:1-9

1. Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
2. Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar
di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
3. Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu
bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka
sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
4. Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota
dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah
kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
5. Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan
oleh anak-anak manusia itu,
6. dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk
semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang
apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat
terlaksana.
7. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka,
sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."
8. Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan
mereka berhenti mendirikan kota itu.
9. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena
di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari
situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.

Read more...

MINTA NASIHAT

JALAN ORANG BODOH LURUS DALAM ANGGAPANNYA SENDIRI TETAPI SIAPA MENDENGARKAN NASIHAT, IA BIJAK (AMSAL 12:15)
Nas: Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya. (1 Raja-raja 12:8)


Tiga orang teman Matt berencana menaruh bom di sekolah, membakar pintu-pintu keluar, lalu menembaki guru dan siswa. Mengetahui hal itu, Matt bingung: haruskah ia melapor pada pihak sekolah? "Tutup mulut saja," saran seorang teman, "toh rencana mereka belum tentu serius." Sebaliknya, ibu Matt menasihatinya agar melapor segera. Matt menuruti nasihat ibunya. Sekolah diberi tahu, lalu polisi pun bertindak. Di rumah ketiga anak itu, polisi menemukan bahan peledak, senjata, topeng, dan pesan bunuh diri. Laporan Matt telah menyelamatkan sebuah SMA di Texas dari teror maut!

Orang bisa memberi kita beragam nasihat yang saling bertentangan. Berbahaya jika kita menuruti nasihat yang salah! Rehabeam pernah meminta nasihat pada dua kelompok orang tentang bagaimana ia harus bersikap menghadapi rakyat. Pendapat mereka bertentangan. Menurut kelompok tua-tua atau kelompok senior, Rehabeam sebagai raja baru harus bersikap lunak dan sabar, agar rakyat simpati. Namun, menurut kelompok teman sebayanya, Rehabeam harus bersikap keras demi menjaga wibawa. Nasihat terakhir lebih mudah dan menarik, walaupun tak selaras dengan prinsip firman Tuhan. Rehabeam menurutinya. Akibatnya rakyat pun meninggalkannya.

Sebelum menuruti nasihat seseorang, ujilah apakah nasihat itu sesuai dengan firman Tuhan. Juga pertimbangkan siapa yang memberi nasihat. Apakah ia seorang yang dewasa rohani dan bijak, atau sekadar teman yang ingin mendukung pendapat kita? Jangan turuti sebuah nasihat hanya karena menarik didengar dan sesuai dengan anggapan kita.

1 Raja-Raja 12:1-17

1. Kemudian Rehabeam pergi ke Sikhem, sebab seluruh Israel telah
datang ke Sikhem untuk menobatkan dia menjadi raja.
2. Segera sesudah hal itu kedengaran kepada Yerobeam bin Nebat--pada
waktu itu dia masih ada di Mesir, sebab ia melarikan diri ke sana
dari hadapan raja Salomo--maka kembalilah ia dari Mesir.
3. Orang menyuruh memanggil dia, lalu datanglah Yerobeam dengan
segenap jemaah Israel dan berkata kepada Rehabeam:
4. "Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, maka sekarang
ringankanlah pekerjaan yang sukar yang dibebankan ayahmu dan
tanggungan yang berat yang dipikulkannya kepada kami, supaya kami
menjadi hambamu."
5. Tetapi ia menjawab mereka: "Pergilah sampai lusa, kemudian
kembalilah kepadaku." Lalu pergilah rakyat itu.
6. Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama
hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: "Apakah
nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?"
7. Mereka berkata: "Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau
mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang
baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu."
8. Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu
ia meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia
dan yang mendampinginya,
9. katanya kepada mereka: "Apakah nasihatmu, supaya kita dapat
menjawab rakyat yang mengatakan kepadaku: Ringankanlah tanggungan
yang dipikulkan kepada kami oleh ayahmu?"
10. Lalu orang-orang muda yang sebaya dengan dia itu berkata:
"Beginilah harus kaukatakan kepada rakyat yang telah berkata
kepadamu: Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, tetapi engkau
ini, berilah keringanan kepada kami--beginilah harus kaukatakan
kepada mereka: Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku!
11. Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan
yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah
menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu
dengan cambuk yang berduri besi."
12. Pada hari lusanya datanglah Yerobeam dengan segenap rakyat kepada
Rehabeam, seperti yang dikatakan raja: "Kembalilah kepadaku pada
hari lusa."
13. Raja menjawab rakyat itu dengan keras; ia telah mengabaikan
nasihat yang diberikan para tua-tua kepadanya;
14. ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat orang-orang muda:
"Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku akan
menambah tanggunganmu itu; ayahku telah menghajar kamu dengan
cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri
besi."
15. Jadi raja tidak mendengarkan permintaan rakyat, sebab hal itu
merupakan perubahan yang disebabkan TUHAN, supaya TUHAN menepati
firman yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Ahia, orang Silo,
kepada Yerobeam bin Nebat.
16. Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan
permintaan mereka, maka rakyat menjawab raja: "Bagian apakah kita
dapat dari pada Daud? Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai
itu! Ke kemahmu, hai orang Israel! Uruslah sekarang rumahmu
sendiri, hai Daud!" Maka pergilah orang Israel ke kemahnya,
17. sehingga Rehabeam menjadi raja hanya atas orang Israel yang diam
di kota-kota Yehuda.

Read more...

MENCOBAI TUHAN

ORANG YANG MENCOBAI TUHAN INGIN MENGUBAH IMAN MENJADI PENGLIHATAN
Nas: Orang Israel ... telah mencobai Tuhan dengan mengatakan "Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak" (Keluaran 17:7)


Di tahun 2006, seorang pria Ukraina tewas diterkam singa di kebun binatang Kiev. Pria ini sengaja menurunkan dirinya ke kandang singa dengan seutas tali. Setelah berhadapan dengan empat singa, ia melepas sepatunya sambil berseru, "Jika Tuhan ada, Dia akan menyelamatkan aku!" Peristiwa itu disaksikan banyak pengunjung yang mengira si pria adalah pawang singa. Tiba-tiba, seekor singa menerkamnya hingga tewas.

Pria Kiev ini mengikuti ulah orang Israel di Masa-Meriba. Mereka mencobai Tuhan. Mereka memaksa Tuhan agar memberikan air: "Kalau memang Tuhan benar-benar ada, Dia harus menunjukkan mukjizat-Nya kini dan di sini!" Mencobai Tuhan berarti memperbudak Tuhan. Memaksa Tuhan bertindak menunjukkan kuasa-Nya, sesuai keinginan kita. Dalam kasus orang Israel, Tuhan masih menunjukkan kesabaran-Nya. Tuntutan mereka Dia kabulkan. Namun di kemudian hari, Tuhan memberi peringatan: "Janganlah kamu mencobai Tuhan, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa" (Ulangan 6:16). Peringatan ini diingat dan diucapkan Yesus lagi ketika Dia dibujuk Iblis untuk mencobai Tuhan (Matius 4:7).

Dewasa ini kita pun bisa tergoda untuk mencobai Tuhan. Saat kita sengaja tidak meminum obat di waktu sakit. Saat kita sengaja melakukan tindakan yang berbahaya ketika berkendara, atau tidak belajar ketika ujian. Kita memiliki keyakinan yang keliru, bahwa Tuhan pasti akan menunjukkan kuasa dan mukjizat-Nya! Memang Tuhan bisa membuat mukjizat. Daniel pernah diselamatkan dari lubang singa. Namun, Daniel tak pernah memaksa Tuhan melakukannya. Tidak seperti pria Kiev itu.

Keluaran 17:1-7

1. Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin,
berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai
dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di
sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
2. Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka:
"Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa
berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku?
Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"
3. Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu
kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar
dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami
dengan kehausan?"
4. Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan
kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari
aku dengan batu!"
5. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu
dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua
Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul
sungai Nil dan pergilah.
6. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di
Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan
keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat
Musa di depan mata tua-tua Israel.
7. Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel
telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan
mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

Read more...

KERAMAHAN

KERAMAHAN YANG TAK BERPAMRIH HARUSLAH MENJADI CIRI KHAS, JUGA GAYA HIDUP ANAK TUHAN
Nas: Hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku. (Kejadian 19:8)


Kita hidup pada zaman ketika keramahan kerap menjadi "barang dagangan" belaka. Berbagai perusahaan jasa saat ini menjual keramahan kepada para pelanggan. Toko-toko pun melatih para pegawainya untuk bersikap ramah kepada para tamu. Sayangnya, keramahan itu bertujuan utama untuk mendapatkan uang. Bukan keramahan yang tulus diberikan tanpa berharap pamrih.

Namun, saya punya pengalaman menarik ketika sedang melakukan pelayanan di Kalimantan Barat. Ketika itu, rombongan kami disambut dan dijamu oleh penduduk desa yang kami kunjungi. Kami diajak berbincang-bincang, diberi makanan, tempat untuk tidur, dan segala yang kami perlukan. Kami sungguh merasakan berkat Tuhan melalui keramahan penduduk yang sederhana itu.

Keramahan serupa pernah ditunjukkan Lot kepada dua tamu yang singgah ke rumahnya. Segala hal yang mereka perlukan ia penuhi. Makanan, Tempat berteduh, Bahkan ketika penduduk Sodom bermaksud berbuat jahat kepada kedua tamu tersebut, Lot siap melakukan apa saja demi melindungi mereka. Ia bahkan siap berkorban besar, demi melindungi kedua tamu tersebut (ayat 7,8).

Sebagai orang kristiani, kita diajar untuk ramah kepada semua orang (Titus 3:2). Namun, bukan keramahan yang sekadar basa-basi atau sok akrab. Bukan juga keramahan yang bertujuan mendapatkan sesuatu, seperti yang biasa dipraktikkan di dunia bisnis. Melainkan yang bertolak dari ketulusan hati; yang sungguh-sungguh peduli akan kebutuhan orang lain, tanpa memikirkan pamrih.

Adakah seseorang yang sedang memerlukan keramahan Anda hari ini?

Kejadian 19:1-11

1. Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang
duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah
ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah,
2. serta berkata: "Tuan-tuan, silakanlah singgah ke rumah hambamu ini,
bermalamlah di sini dan basuhlah kakimu, maka besok pagi tuan-tuan
boleh melanjutkan perjalanannya." Jawab mereka: "Tidak, kami akan
bermalam di tanah lapang."
3. Tetapi karena ia sangat mendesak mereka, singgahlah mereka dan
masuk ke dalam rumahnya, kemudian ia menyediakan hidangan bagi
mereka, ia membakar roti yang tidak beragi, lalu mereka makan.
4. Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom
itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada
yang terkecuali, datang mengepung rumah itu.
5. Mereka berseru kepada Lot: "Di manakah orang-orang yang datang
kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami
pakai mereka."
6. Lalu keluarlah Lot menemui mereka, ke depan pintu, tetapi pintu
ditutupnya di belakangnya,
7. dan ia berkata: "Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat
jahat.
8. Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah
dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu;
perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya
jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang
untuk berlindung di dalam rumahku."
9. Tetapi mereka berkata: "Enyahlah!" Lagi kata mereka: "Orang ini
datang ke sini sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas
kita! Sekarang kami akan menganiaya engkau lebih dari pada kedua
orang itu!" Lalu mereka mendesak orang itu, yaitu Lot, dengan
keras, dan mereka mendekat untuk mendobrak pintu.
10. Tetapi kedua orang itu mengulurkan tangannya, menarik Lot masuk ke
dalam rumah, lalu menutup pintu.
11. Dan mereka membutakan mata orang-orang yang di depan pintu rumah
itu, dari yang kecil sampai yang besar, sehingga percumalah orang-
orang itu mencari-cari pintu.

Read more...

October 19, 2009

Still - Nikita mp3


Download disini




Read more...

DIPUSINGKAN HAL SEPELE

JANGAN MEMBUANG WAKTU DAN TENAGA UNTUK HAL-HAL SEPELE
Nas: Akan tetapi semuanya itu tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai, si Yahudi itu, duduk di pintu gerbang istana raja. (Ester 5:13)


Namanya Liu Ximei. Pekerjaannya sehari-hari melakukan tugas rumah tangga, sesekali bekerja di sawah atau di lahan pertanian di Desa Xinhu, Guangdong, Cina. Wanita ini juga mencuci pakaiannya sendiri dan aktif melakukan kegiatan harian. Yang membuat Liu Ximei istimewa adalah ia melakukan semua aktivitasnya itu dalam usianya yang telah mencapai 102 tahun! Apa resepnya? Sangat sederhana: tidak minum alkohol, menjaga kebersihan diri, dan yang terpenting, katanya, ia tidak mau terlalu dipusingkan oleh keadaan sekitarnya.

Tidak sedikit masalah yang timbul karena kita terlalu dipusingkan oleh keadaan di sekitar kita. Iri hati dengan keberhasilan orang lain, kecewa dengan perlakuan orang lain, tertekan dengan pandangan dan penilaian orang lain. Akibatnya fisik dan mental kita terganggu. Kita pun jadi tidak percaya diri, stres, cepat marah, gampang curiga, tidak bisa menikmati hari-hari kita, terus dilanda kegelisahan dan kegalauan. Ujung-ujungnya aktivitas kita, relasi kita dengan Tuhan dan sesama, bahkan juga kesehatan kita, jadi terganggu pula.

Mirip dengan yang dialami Haman. Ia terganggu dengan sikap Mordekhai yang tidak mau berlutut dan sujud kepadanya. Ia kesal dan panas hati, sampai ia merancang upaya pembunuhan terhadap Mordekhai, tindakan yang justru mengantarnya ke tiang gantungan. Sungguh tragis. Hari ini mulailah dengan tidak terlalu memusingkan keadaan sekitar. Jangan biarkan hati dan pikiran terganggu oleh hal-hal remeh_perkataan, perbuatan, dan pandangan negatif orang lain. Rugi sendiri. Cukuplah kita lakukan tugas kita sebaik-baiknya.

Ester 5:9-14

9. Pada hari itu keluarlah Haman dengan hati riang dan gembira; tetapi
ketika Haman melihat Mordekhai ada di pintu gerbang istana raja,
tidak bangkit dan tidak bergerak menghormati dia, maka sangat
panaslah hati Haman kepada Mordekhai.
10. Tetapi Haman menahan hatinya, lalu pulanglah ia ke rumahnya dan
menyuruh datang sahabat-sahabatnya dan Zeresh, isterinya.
11. Maka Haman menceriterakan kepada mereka itu besarnya kekayaannya,
banyaknya anaknya laki-laki, dan segala kebesaran yang diberikan
raja kepadanya serta kenaikan pangkatnya di atas para pembesar dan
pegawai raja.
12. Lagi kata Haman: "Tambahan pula tiada seorangpun diminta oleh
Ester, sang ratu, untuk datang bersama-sama dengan raja ke
perjamuan yang diadakannya, kecuali aku; dan untuk besokpun aku
diundangnya bersama-sama dengan raja.
13. Akan tetapi semuanya itu tidak berguna bagiku, selama aku masih
melihat si Mordekhai, si Yahudi itu, duduk di pintu gerbang istana
raja."
14. Lalu kata Zeresh, isterinya, dan semua sahabatnya kepadanya:
"Suruhlah orang membuat tiang yang tingginya lima puluh hasta, dan
persembahkanlah besok pagi kepada raja, supaya Mordekhai disulakan
orang pada tiang itu; kemudian dapatlah engkau dengan bersukacita
pergi bersama-sama dengan raja ke perjamuan itu." Hal itu
dipandang baik oleh Haman, lalu ia menyuruh membuat tiang itu.

Read more...

October 18, 2009

KAYA BODOH ATAU KAYA BIJAK

HARTA KEKAYAAN AKAN DIMAKAN NGENGAT DAN KARAT HARTA IMAN AKAN DIPELIHARA SAMPAI KEKEKALAN
Nas: Ini pun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikian pun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin? (Pengkhotbah 5:15)


Ketika Michael Jackson meninggal dunia, apa yang ia tinggalkan? Nama besar? Mungkin tidak lama lagi namanya akan redup, tergantikan oleh bintang baru yang akan muncul. Kebahagiaan? Seperti yang diakuinya sendiri, hidupnya kerap dirundung kesepian dan kehampaan, sehingga ia pun terbiasa mengkonsumsi berbagai obat penenang. Kekayaan? Konon, ia malah meninggalkan utang lebih dari empat triliun rupiah. Tragis.

Pengkhotbah mengingatkan bahwa nama besar, kepandaian, dan kekayaan adalah "kemalangan yang menyedihkan" (ayat 15). Sebab, semuanya itu tidak kekal. Maka, nyatalah bahwa sesungguhnya hidup yang bermakna tidak ditentukan oleh seberapa banyak yang sudah kita dapatkan dan kumpulkan. Namun, ditentukan oleh bagaimana kita menggunakan semua yang sudah kita dapatkan, dengan kesadaran bahwa semua itu dikaruniakan Allah kepada kita (ayat 17) untuk dinikmati dan digunakan secara bertanggung jawab kepada Dia_Sang Pemilik atas segalanya (ayat 18).

Maka, jika hari ini Anda memeras tenaga untuk mengejar harta, popularitas, nama besar, dan pemuasan keinginan pribadi, firman Tuhan mengingatkan, bahwa usaha tersebut sama seperti menjaring angin. Sia-sia. Apa pun dan berapa pun yang kita miliki sekarang ini semestinya membuat kita semakin bijak. Jangan seperti orang kaya yang bodoh (bandingkan dengan Lukas 12:20,21). Semakin bijak artinya bisa menggunakan secara maksimal semua hal itu untuk menjadikan hidup kita lebih berkualitas, baik di hadapan Tuhan, maupun sesama, sehingga pada akhirnya kita bisa mewariskan hal-hal yang bernilai kekal kepada anak cucu.

Pengkhotbah 5:9-19

9. (5-8) Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah,
kalau rajanya dihormati di daerah itu.
10. (5-9) Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa
mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun
sia-sia.
11. (5-10) Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang
menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada
melihatnya?
12. (5-11) Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit
maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak
membiarkan dia tidur.
13. (5-12) Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari:
kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya
sendiri.
14. (5-13) Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada
suatupun padanya untuk anaknya.
15. (5-14) Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga
ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak
diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam
tangannya.
16. (5-15) Inipun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang,
demikianpun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang
telah berlelah-lelah menjaring angin?
17. (5-16) Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan
kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.
18. (5-17) Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang
makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan
dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek,
yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.
19. (5-18) Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda
dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan
untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah.

Read more...

October 17, 2009

TEORI DAN PRAKTIK

PAHAMILAH APA YANG KAUPELAJARI LAKUKANLAH APA YANG KAUPAHAMI
Nas: Maleakhi 1-4


Epiktetus, seorang guru filsafat Stoa, pernah berkata, "Domba tidakmemuntahkan makanan untuk menunjukkan kepada gembalanya seberapa banyak rumput yang telah ia makan. Sebaliknya, mereka mengunyah dan memanfaatkannya untuk menghasilkan wol dan susu."

Saat membaca kalimat itu, saya berpikir tentang hal yang seharusnya terjadi terhadap "sesuatu yang baik" yang masuk dalam diri seseorang. Faktanya, berbagai pengetahuan yang baik tidak selalu menghasilkan penerapan yang baik. Bahkan, setiap firman Tuhan yang diberitakan tak selalu menghasilkan tindakan nyata_ada orang-orang yang sudah tahu isi Alkitab, tetapi dengan sadar enggan melakukan karena sulit. Lalu, tidakkah kita tergelitik dengan perkataan Epiktetus? Untuk apa semua hal baik itu masuk dalam diri kita: sekadar teori, atau sudah dipraktikkan?

Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi mengingatkan bahwa segala sesuatu yang telah mereka pelajari, terima, dengar, dan lihat harus bermuara pada satu hal: lakukanlah semua itu (ayat 9). Paulus tidak ingin jemaat Filipi hanya sekadar tahu atau mengerti firman Tuhan. Adalah baik untuk tahu dan mengerti, tetapi itu belum cukup. Semua pengertian itu harus dilakukan. Teori yang baik harus disertai dengan praktik yang baik. Dan, ada sesuatu yang indah menyertai perbuatan nyata tersebut: maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

Di mana pun, dalam keadaan apa pun, kita diajak menerapkan pengetahuan iman kita. Jangan berhenti pada tataran pengetahuan. Kita diajak masuk lebih dalam, menerapkan, mengalami sendiri; melakukan firman itu meski di saat paling sulit sekalipun.

Filipi 4:8-9

8. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia,
semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang
sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,
pikirkanlah semuanya itu.
9. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima,
dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat
padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan
menyertai kamu.

Read more...

ALASAN UNTUK MEMAAFKAN

KEKUATAN SESEORANG TERLETAK KETIKA IA BISA MEMAAFKAN ORANG YANG MENYAKITINYA
Nas: Dan ampunilah kami dari kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami (Matius 6:12)


Di sebuah ruang pengadilan, seorang pemuda duduk di kursi terdakwa. Ia didakwa membunuh teman sebayanya. Sebelum hakim membaca keputusan, ia bertanya kepada ayah anak yang menjadi korban, "Pemuda ini terbukti bersalah telah membunuh putra Anda. Menurut Anda hukuman apa yang setimpal untuknya?" Bapak tua itu menjawab, "Pak Hakim, anak saya satu-satunya telah meninggal. Hukuman apa pun tidak akan mengembalikan hidupnya. Saya sangat mengasihinya, dan sekarang tidak punya siapa-siapa untuk saya kasihi. Tolong kirimkan terdakwa ke rumah saya, untuk menjadi anak saya."

Apa reaksi kita terhadap orang yang pernah menyakiti kita? Ingin menghukumnya? Mencoba untuk membuatnya merasakan penderitaan yang kita rasakan, bahkan kalau bisa lebih menderita; biar tahu rasa? Memaafkan memang bukan perkara semudah membalikkan telapak tangan. Namun, begitulah yang Tuhan ingin kita lakukan (ayat 22). Lalu, bagaimana melaksanakan kehendak Tuhan itu di tengah keterbatasan kita?

Pertama, sadari bahwa ibarat orang berutang, kita lebih punya banyak utang kepada Tuhan, daripada orang lain kepada kita. Dosa kita yang begitu banyak, oleh kasih Kristus lunas dibayar di kayu salib. Jadi, kalau utang kita yang segitu banyaknya sudah Tuhan bayar lunas, mengapa kita masih terus menuntut orang lain "membayar" utangnya kepada kita (ayat 33)? Kedua, sadari bahwa menyimpan dendam dan kebencian dalam hati hanya akan menimbulkan ketidaksejahteraan. Hanya menambah beban. Dengan memaafkan sebetulnya kita tengah berbuat baik kepada diri sendiri.

Matius 18:21-35

21. Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai
berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa
terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
22. Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan
sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
23. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak
mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah
kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu
memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala
miliknya untuk pembayar hutangnya.
26. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu,
segala hutangku akan kulunaskan.
27. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu,
sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
28. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba
lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan
mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29. Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu,
hutangku itu akan kulunaskan.
30. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai dilunaskannya hutangnya.
31. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu
menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai
hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau
memohonkannya kepadaku.
33. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau?
34. Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo,
sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap
kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan
segenap hatimu."

Read more...

JIKA JASA DILUPAKAN

LUPAKAN KEBAIKAN YANG KITA BERIKAN DAN SELALU INGAT SETIAP KEBAIKAN YANG KITA TERIMA
Nas: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan... berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah (Filipi 3:13-14)


Petuah China mengatakan, "Jika engkau menerima sesuatu dari orang lain, tulislah itu pada batu; tetapi jika engkau memberi sesuatu kepada orang lain, tulislah itu di atas pasir." Yang di batu akan terukir. Yang di pasir akan terhapus. Ungkapan ini mengajar kita seni "mengingat" sekaligus seni "melupakan". Mengingat budi baik orang lain. Melupakan kebaikan diri sendiri.


Sebuah adegan dalam perjalanan Yesus menuju Yerusalem ingin mengajarkan hal serupa. Sosok orang Samaria yang sakit kusta hendak mengajarkan kepada kita seni mengingat kebaikan, terlebih kebaikan Tuhan (Mazmur 103:2). Yakni dengan mengucap syukur kepada-Nya. Sedangkan dari sikap sembilan orang kusta lain yang pergi begitu saja, kita belajar dari Yesus tentang seni melupakan kebaikan yang telah kita perbuat. Jika terus mengingatnya, kita akan tiba pada kekecewaan belaka. Sebab, akan lebih banyak orang yang tidak tahu berterima kasih dibandingkan yang sebaliknya. Namun, apakah Yesus kecewa dan berhenti melayani? Tidak! Sebab Dia tahu seni "melupakan" dan tidak berharap pada yang tidak ada.

Anda sedang jengkel, sedih, atau kecewa karena jasa Anda dilupakan? Anda sedang geleng-geleng kepala menatap orang yang tak tahu berterima kasih atas budi baik Anda? Anda sedang bertekad untuk berhenti berbuat baik karena nyatanya percuma saja? Urungkan niat Anda! Hal itu akan menghambat pertumbuhan iman Anda. Pandanglah Yesus dan belajarlah kepada-Nya untuk "melupakan" jasa-jasa kita. Sebaliknya, jangan pernah lupakan kebaikan Tuhan kepada Anda.

Lukas 17:11-19

11. Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan
Samaria dan Galilea.
12. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta
menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh
13. dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
14. Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah
dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan
mereka menjadi tahir.
15. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali
sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,
16. lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-
Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
17. Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah
menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
18. Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah
selain dari pada orang asing ini?"
19. Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu
telah menyelamatkan engkau."

Read more...

BUKAN URUSAN PRIBADI

BENIH DOSA ITU TUMBUH SUBUR ANDA MENANAMNYA, SEISI RUMAH MENUAI BUAHNYA
Nas: Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya (Keluaran 20:5)


Seorang bapak sedang tergila-gila dengan selingkuhannya. Padahal ia telah memiliki empat orang anak. Terdorong oleh rasa prihatin, pendetanya datang membesuk. Sang pendeta menyatakan bahwa apa yang dilakukan bapak itu bukan hanya berdosa, melainkan juga akan berdampak buruk bagi anak-anaknya. Mendengar teguran itu, sang bapak merasa tidak senang. "Maaf, Pak Pendeta tidak perlu mencampuri urusan rumah tangga kami. Ini urusan pribadi saya. Kalau saya berdosa, saya sendiri yang akan menanggung hukumannya!"

Di dalam sepuluh perintah Allah, tampak jelas bahwa dosa yang kita lakukan punya dampak sosial. Selain melawan Allah, dosa juga merugikan sesama. Misalnya, dalam perintah kedua dinyatakan bahwa orang percaya dilarang memberhalakan apa pun dan siapa pun (ayat 4,5). Jelas perintah ini menyangkut soal hubungan kita dengan Tuhan. Namun, pelanggaran terhadapnya berdampak juga pada anak-anak, bahkan sampai keturunan ketiga dan keempat dari si pelaku (ayat 5,6). Fakta membuktikan: orangtua yang pembohong, pemarah, atau hidup dalam perzinaan, akan membawa teladan negatif pada anak-anaknya. Tanpa disadari, keturunannya pun menanggung dampak dari pendidikan yang kacau dalam keluarga. Belum lagi anak-anak yang lahir di luar nikah. Banyak anak yang menanggung beban berat karena kesalahan orangtuanya.

Apakah Anda sedang digoda untuk berbuat dosa tertentu? Ayo berpikir panjang! Jangan pernah berkata bahwa kelakuan kita yang berdosa adalah urusan pribadi. Orang-orang yang Anda kasihi bisa menuai buah pahit dari perbuatan Anda!

Keluaran 20:1-6

1. Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
2. "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah
Mesir, dari tempat perbudakan.
3. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
4. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di
langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di
dalam air di bawah bumi.
5. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab
Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan
kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga
dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
6. tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu
mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-
Ku.

Read more...

BUDDY

KEKRISTENAN ITU BHINNEKA TUNGGAL IKA: BERBEDA-BEDA, TETAPI SATU DALAM IMAN KEPADA KRISTUS
Nas: Allah, yang mengenal hati manusia, memberi kesaksian untuk mereka dengan mengaruniakan Roh Kudus kepada mereka sama seperti kepada kita (Kisah Para Rasul 15:8)


Apa yang terjadi jika seorang bayi di panti asuhan terangkut di kantong Sinterklas ke Kutub Utara? Ia akan dibesarkan para kurcaci. Kisah dalam film Elf itu secara unik menggambarkan kasih dan penerimaan terhadap sosok yang begitu berbeda. Buddy, yang bertumbuh dua kali lebih besar dari para kurcaci, disambut dengan hangat. Saat ia tidak mampu menandingi kecakapan para kurcaci dalam merakit mainan, ia dicarikan tugas yang sesuai dengan kemampuannya.

Beberapa orang Farisi yang telah menjadi orang percaya gagal menunjukkan penerimaan terhadap orang percaya lain yang berasal dari bangsa bukan Yahudi. Mereka menuntut agar orang-orang itu juga disunat dan mematuhi hukum Musa. Rupanya, meskipun telah percaya dan menerima Kristus, mereka masih mengenakan kacamata tradisi yg bertolak dari kepercayaan lama.

Petrus dengan tegas menampik pandangan mereka. Di dalam Kristus, Allah tidak lagi membedakan antara bangsa Yahudi dan bangsa bukan Yahudi. Anugerah-Nya merangkul setiap orang dari bangsa mana pun yang datang kepada-Nya dengan iman. Petrus seakan-akan berkata, "Kalau Allah saja sudah menyambut mereka, mengapa kita masih menjaga jarak, seolah-olah kita lebih kudus dari mereka?"

Ada kecenderungan untuk menyikapi perbedaan dengan prasangka, termasuk di kalangan umat kristiani. Tuhan menantang kita untuk menerima saudara seiman yang berbeda dengan kita sebagaimana Dia telah menerima kita; dan tanpa memaksakan cara pandangan kita pada orang lain. Perbedaan malah patut dirayakan karena berpotensi memperkaya kehidupan kita.

Kisah Para Rasul 15:1-12

1. Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan
kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut
adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat
diselamatkan."
2. Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah
pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan
Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada
rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan
soal itu.
3. Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka
berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu
mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak
mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara
di situ.
4. Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-
rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala
sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.
5. Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi
percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus
disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."
6. Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk
membicarakan soal itu.
7. Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran
mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka:
"Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah
memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku
bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
8. Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-
Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga
kepada mereka sama seperti kepada kita,
9. dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan
mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.
10. Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan
pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul,
baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
11. Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus
Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
12. Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan
Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan
Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa
lain.

Read more...

October 13, 2009

ORANG KRISTEN

Nas: Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan (Keluaran 20:7)
MENGIKUTI KRISTUS BERARTI BERPIKIR, BERKATA-KATA, DAN BERJALAN SEPERTI DIA


Seiring berlalunya waktu, beberapa kata tertentu dalam bahasa Indonesia mengalami penurunan makna. Contohnya "mahasiswa". Kata "mahasiswa" memiliki pengertian "siswa yang lebih tinggi atau agung derajatnya daripada siswa tingkat dasar dan menengah". Namun, saat ini makna "mahasiswa" bisa dibilang turun. Kata ini hanya sebatas merujuk para pelajar yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi atau universitas. Tidak lebih. Apalagi di Indonesia, ketika mahasiswa kerap terlibat tawuran, maka nilai "namanya" semakin turun lagi.


Di Antiokhia, para pengikut Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen. Dan orang-orang pada zaman itu sungguh-sungguh melihat perbedaan cara hidup para pengikut Kristus itu, juga dampak positif keberadaan mereka bagi sekelilingnya. Itu sebabnya kehadiran mereka dirindukan, bukan dihindari. Pada zaman ini, Kristen barangkali hanya merujuk pada orang-orang yang datang beribadah di gereja setiap hari Minggu. Jika demikian, maka sebutan Kristen sudah mengalami penurunan makna. Sebagai pemilik identitas Kristen, kita punya andil untuk turut memaknai kata tersebut. Yakni mencerminkan ajaran-ajaran-Nya, dengan membagikan kasih serta memberi dampak yang nyata kepada sesama.

Sudahkah orang lain "mengecap dan mengalami" Kristus; saat berbincang, berelasi, hidup bersama selingkungan dengan kita? Berapa banyakkah di antara mereka yang berkata, "Aku melihat hidupmu berbeda dengan orang kebanyakan. Apa rahasianya?" Pada saat itulah, biar nama-Nya dimuliakan. Dan menjadi waktu yang sangat tepat untuk membagikan Injil.

Kisah Para Rasul 11:19-26

19. Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena
penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka
tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka
memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja.
20. Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang
Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada
orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah
Tuhan.
21. Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi
percaya dan berbalik kepada Tuhan.
22. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di
Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.
23. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah,
bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap
setia kepada Tuhan,
24. karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan
iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.
25. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah
bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
26. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya,
sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu
untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Read more...

PENGARUH MUSIK

MUSIK MEMILIKI KEKUATAN BESAR GUNAKAN UNTUK MENJANGKAU JIWA-JIWA BAGI KRISTUS
Nas: Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita (Mazmur 40:4)


Di dunia ini, musik terdengar di setiap hari, di setiap tempat. Kelompok band bermunculan dan berlomba menampilkan musik terbaik. Dan memberi pengaruh sangat besar bagi para pendengarnya. Tak hanya lewat lirik, tetapi juga penampilan sang penyanyi. Terutama bagi anak muda, bahkan anak-anak. Padahal Iblis bisa saja memakai musik untuk menanamkan pengaruh-pengaruh buruk, yang merusak dan menghancurkan. Misalnya, beberapa lagu populer dinyanyikan oleh figur publik yang bermasalah dan hidupnya sembarangan, atau lirik lagunya yang sarat dengan pesan negatif atau tak berisi sama sekali.


Sebagai orang percaya, seharusnya kita tak terjebak mendengarkan musik yang hanya enak didengar. Daripada mendengarkan musik dunia yang mentransfer pengaruh negatif, lebih baik kita memilih mendengarkan dan menyanyikan musik rohani yang membangun iman. Allah memberi nyanyian baru kepada Daud supaya Daud memuji-Nya. Dan, syair nyanyian Daud tentang Allah menjadi kesaksian efektif tentang Pribadi Allah. Sehingga, orang-orang yang mendengar akan berpaling kepada-Nya (ayat 4).

Bagi kita yang terlibat dalam pelayanan musik atau pujian penyembahan, marilah bersungguh-sungguh melayani Tuhan melalui talenta yang Tuhan berikan. Sadarilah bahwa kita dapat menggunakan musik rohani untuk menyampaikan kesaksian tentang Tuhan kepada orang lain. Jika Iblis bisa memakai musik untuk merusak generasi muda, kita harus melawannya dengan memakai musik yang menjangkau generasi muda. Banyak orang bertobat dan percaya kepada Yesus setelah mendengarkan lagu-lagu rohani. Jadi, menyanyilah untuk Tuhan.

Mazmur 40:1-6

1. Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (40-2) Aku sangat
menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar
teriakku minta tolong.
2. (40-3) Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa;
Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku,
3. (40-4) Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah
kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya
kepada TUHAN.
4. (40-5) Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN,
yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada
orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan!
5. (40-6) Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku,
perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang
dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan
mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.
6. (40-7) Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban
sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan
korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut.

Read more...

ANAK HILANG

MENJADI SEPERTI SI BUNGSU ATAU SI SULUNG SAMA BURUKNYA
Nas: Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali (Lukas 15: 24)


Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku," begitu protes si sulung kepada ayahnya. "Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia."


Cerita si anak yang hilang adalah salah satu kisah sangat terkenal dari Alkitab. Biasanya yang menjadi fokus adalah si bungsu. Ia menuntut harta warisan bagiannya, pergi dari rumahnya, menghamburkan harta miliknya, jatuh miskin, menyadari dan menyesali perbuatannya, lalu kembali ke rumah ayahnya. Itu adalah gambaran yang dekat dengan kita. Kita terjerumus ke dalam dosa, lalu bertobat, dan mendapat pengasihan Bapa Surgawi.

Namun, sebetulnya sosok si sulung pun tidak kurang jauh dari gambaran kita. Bahkan, mungkin kita lebih kerap seperti itu. Kita memang tidak sampai "terhilang"; kita tetap ke gereja, aktif dalam pelayanan, pendeknya kita adalah orang baik-baik, tidak pernah terjerumus dalam "kemabukan duniawi". Tetapi, kita hidup dalam ketidaktulusan. Kita melakukan semua kebaikan itu dengan pamrih memperoleh "upah". Itulah sebabnya ketika ada "pendosa" yang bertobat dan kemudian mendapat pengasihan Tuhan, kita protes tidak bisa terima. Sebab kita merasa lebih layak, lebih baik. Diam-diam kita telah menjadi hakim atas sesama kita.

Maka, entah kita sebagai si bungsu atau si sulung, kita ini tetap si anak hilang. Tidakkah kita rindu kembali kepada Bapa?

Lukas 15:11-32

11. Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
12. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian
harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan
harta kekayaan itu di antara mereka.
13. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya
itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta
miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
14. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di
dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.
15. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu.
Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
16. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan
babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
17. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang
upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini
mati kelaparan.
18. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya:
Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
19. aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai
salah seorang upahan bapa.
20. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh,
ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas
kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan
mencium dia.
21. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga
dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
22. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke
mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah
cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
23. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah
kita makan dan bersukacita.
24. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah
hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
25. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang
dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian
tari-tarian.
26. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa
arti semuanya itu.
27. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih
anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
28. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya
keluar dan berbicara dengan dia.
29. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku
melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi
kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
30. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta
kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa
menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
31. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan
aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
32. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan
menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Read more...

RUMAH YANG HARUM

KEHARUMAN RUMAH BUKAN DITENTUKAN OLEH FASILITASNYA MELAINKAN SIKAP PENGHUNINYA
Nas: Lalu Maria mengambil setengah liter minyak narwastu murni yang mahal sekali, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau semerbak minyak itu memenuhi seluruh rumah itu (Yohanes 12:3)


Karena minyak narwastu yang dituangkan Maria ke kaki Yesus, maka seluruh rumah tempat mereka berada, menjadi harum dan menyegarkan. Bau harum, pada awalnya diciptakan dari bahan-bahan alami, melalui proses penyulingan. Baik dari bunga, buah, rempah-rempah, atau sejenis kayu-kayuan. Begitu pula parfum yang dibawa Maria. Parfum itu terbuat dari bahan rempah, yakni akar narwastu, yang biasa dipakai sebagai parfum untuk ruangan raja (Kidung Agung 1,12, 4:14).


Minyak narwastu ini sangat mahal, bahkan senilai gaji buruh selama satu tahun (Yohanes 12:5). Namun, sesungguhnya pengorbanan Maria yang terbesar bukan pada minyak narwastunya, tetapi bahwa ia bersedia menyeka kaki Tuhan Yesus dengan rambutnya. Barangkali banyak orang bisa gampang berkorban harta, tetapi Maria mau melakukan sesuatu yang lebih dari itu; ia berkorban "diri". Mengapa? Karena kasih dan hormatnya kepada Tuhan Yesus.

Sikap yang ditunjukkan oleh keluarga Marta dan Maria dalam Yohanes 12 ini patut dicontoh. Bukan hanya karena mereka mengharumkan ruangan dengan parfum. Melainkan karena mereka menciptakan keharuman lain, yang muncul dari sikap baik yang ditunjukkan oleh para penghuni rumah itu. Kita melihatnya ketika mereka mengundang Yesus datang ke perjamuan. Di situ setiap penghuninya memainkan peran yang berarti: mau melayani seperti Marta (ayat 2), mau berkorban seperti Maria (ayat 3), dan bukan menyalahkan seperti Yudas (ayat 4). Biarlah tempat tinggal kita, juga sesemerbak rumah mereka, oleh keharuman sikap dari setiap anggota keluarga.

Yohanes 12:1-5

1. Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal
Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
2. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang
salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
3. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal
harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan
rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
4. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan
segera menyerahkan Dia, berkata:
5. "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan
uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"

Read more...

KUASA MANUSIA

ORANG YANG DIKUASAI OLEH ALLAH TIDAK AKAN TAKUT OLEH KUASA APA PUN DAN SIAPA PUN
Nas: Aku melihat seorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar seperti pohon aras Libanon; ketika aku lewat, lenyaplah ia (Mazmur 37:35-36)


Setiap tahun majalah TIME menetapkan 100 nama orang paling berpengaruh di dunia. Uniknya, nama-nama itu berubah terus. Mereka yang tahun lalu dipandang paling berpengaruh, bisa jadi tahun ini tidak lagi. Kejayaan manusia bisa sirna hanya dalam hitungan bulan. Salah satu contoh yang ekstrem tampak ketika Tim Russert ditetapkan sebagai jurnalis paling berpengaruh pada TIME edisi Mei 2008. Namun, baru sebulan kemudian, Russert meninggal dunia karena serangan jantung. Betapa fana kuasa manusia!


Pemazmur sadar benar akan keringkihan manusia. Seseorang bisa saja sangat kuat kuasanya. Ia bisa seperti pohon aras Libanon (ayat 35) yang kayunya terkenal paling kokoh, kuat, tak tergoyahkan bagai kayu jati. Orang paling berkuasa ini bisa memakai kuasanya untuk menindas kaum lemah. Atau, pamer kuasa dan fasik. Tidak percaya Tuhan karena mengandalkan kekuatan diri. Namun, orang semacam ini bisa dengan mudah dilenyapkan Tuhan. Kuasa manusia berada di bawah kuasa Allah. Sebaliknya, orang yang tulus hati dan jujur akan diteguhkan oleh kuasa Tuhan. Mungkin di mata manusia, mereka tidak punya kuasa istimewa. Orang-orang biasa saja. Tetapi, naungan kuasa Allah membuat mereka bisa luput dari pengaruh kuasa orang fasik (ayat 40).

Kita hidup di tengah masyarakat yang gila kuasa. Dari panggung politik sampai ruang rapat gereja, orang berebut mencari kuasa. Kadang dengan cara licik. Betapa bodohnya! Sebenarnya tidak penting kita menjadi orang yang berkuasa. Jauh lebih penting menjadi orang yang dikuasai dan dipengaruhi Allah!

Mazmur 37:34-40

34. Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan
mengangkat engkau untuk mewarisi negeri, dan engkau akan melihat
orang-orang fasik dilenyapkan.
35. Aku melihat seorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar
seperti pohon aras Libanon;
36. ketika aku lewat, lenyaplah ia, aku mencarinya, tetapi tidak
ditemui.
37. Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang
jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan;
38. tetapi pendurhaka-pendurhaka akan dibinasakan bersama-sama, dan
masa depan orang-orang fasik akan dilenyapkan.
39. Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat
perlindungan mereka pada waktu kesesakan;
40. TUHAN menolong mereka dan meluputkan mereka, Ia meluputkan mereka
dari tangan orang-orang fasik dan menyelamatkan mereka, sebab
mereka berlindung pada-Nya.

Read more...

October 12, 2009

MEMBUANG MAKANAN

JADILAH BIJAK LEWAT HAL KECIL BAHKAN LEWAT SETIAP SUAP MAKANAN YANG KITA HARGAI
Nas: Beginilah perintah Tuhan: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya (Keluaran 16:16)


Dalam sebuah berita yang dirilis oleh BBC, stasiun berita di Inggris, Mei 2008 lalu, setiap tahun sekitar 3,6 juta ton makanan dibuang di Inggris dan Wales. Data ini mencengangkan. Apalagi jika ditambah data serupa dari berbagai negara, maka jumlah makanan yang dibuang di seluruh dunia tentu sangat besar. Data ini sangat mengenaskan, mengingat di tengah begitu banyak makanan yang terbuang itu, masih ada begitu banyak manusia yang hidup dalam kelaparan.


Dalam perjalanan ke Kanaan, Tuhan pernah memberi pelajaran bagi bangsa Israel tentang mengelola jumlah makanan. Setiap hari Tuhan mengirimkan manna dan bangsa Israel diperintahkan untuk mengambil secukupnya. Tidak boleh sampai berlebihan, sehingga harus menyimpannya. Tidak boleh juga kurang, sehingga keluarga mereka masih kelaparan. Namun, sebagian orang, dalam keserakahannya, tidak menuruti perintah Tuhan. Mereka mengambil lebih banyak, hingga akhirnya membuang makanan itu (ayat 20). Musa pun marah kepada mereka ini.

Andai perintah Tuhan untuk menikmati makanan secukupnya ini dipatuhi seluruh umat manusia, bukankah jumlah orang kelaparan di dunia akan berkurang? Sebab makanan berlebih yang ternyata mampu kita beli, bisa disalurkan pada yang berkekurangan. Ide ini bisa terwujud jika kita memulainya. Caranya dengan menakar kebutuhan kita dan makan secukupnya. Tak berlebihan, sehingga tidak sampai membuang-buang makanan. Diiringi kemauan untuk berbagi dengan sesama. Alangkah indahnya jika di dunia ini, yang lebih mau mencukupkan yang kurang, sehingga ada keseimbangan (2 Korintus 8:13-15).

Keluaran 16:13-24

13. Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang
menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun
sekeliling perkemahan itu.
14. Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang
gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus
seperti embun beku di bumi.
15. Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada
yang lain: "Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi
Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN
kepadamu menjadi makananmu.
16. Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut
keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi
kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa."
17. Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang
banyak, ada yang sedikit.
18. Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang
mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan
sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut
keperluannya.
19. Musa berkata kepada mereka: "Seorangpun tidak boleh meninggalkan
dari padanya sampai pagi."
20. Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari
padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa
menjadi marah kepada mereka.
21. Setiap pagi mereka memungutnya, tiap-tiap orang menurut
keperluannya; tetapi ketika matahari panas, cairlah itu.
22. Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat
banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua
pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa.
23. Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan
TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi
TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang
perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di
tempatnya untuk disimpan sampai pagi."
24. Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti
yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada
ulat di dalamnya.

Read more...

KOMPOSISI KAMP KONSENTRASI

SEBAGAIMANA ALLAH MENCIPTAKAN DUNIA DARI KEKOSONGAN KITA DAPAT MENGGUBAH ADIKARYA DARI KESENGSARAAN
Nas: Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing? (Mazmur 137:4)



Olivier Messiaen, seorang komposer Prancis, ikut diseret ke kamp konsentrasi Nazi pada usia 31 tahun. Di sana Messiaen membujuk seorang penjaga penjara untuk menyediakan kertas dan tempat untuk mencipta komposisi musik. Pada Januari 1941, gubahannya yang berjudul Quartet for the End of Time ditampilkan di depan 4.000 tawanan dan penjaga penjara. Sampai saat ini, komposisi itu dianggap sebagai adikarya.

Kitab Mazmur memuat nyanyian yang digubah dalam suasana serupa. Seorang warga Israel yang ikut terbuang ke Babel meratap getir. Orang-orang yang menawan mereka mengolok-olok, mendesak mereka menyanyikan lagu riang. Dengan mengarahkan matanya ke Yerusalem, lambang penyertaan Tuhan, pemazmur ini mengalunkan nyanyian yang pedih, tetapi penuh pengharapan. Terciptalah Mazmur 137.

Carolyn Arends, dalam artikel tentang hubungan antara kesenian dan iman, menulis, "Ketika kita menyaksikan perubahan dari bahan mentah menjadi karya yang indah, kita diingatkan bahwa suatu realitas baru yang lain dapat diciptakan_bahwa mungkin keadilan bisa ditegakkan ditengah ketidakadilan, pemulihan dapat berlangsung di tengah penyakit dan kemiskinan, keharmonisan dapat ditumbuhkan di tengah kekacauan." Karya seni yang indah menggugah pengharapan kita akan pemulihan.

Anda sedang berduka? Mengapa tidak mencoba mengungkapkannya menjadi karya seni? Anda dapat melukis, menulis puisi atau cerita, merangkai bunga, menari, atau menyanyikan lagu_sekalipun mungkin suara Anda parau dan sumbang. Ubahlah dukacita menjadi keindahan!

Mazmur 137

1. Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis,
apabila kita mengingat Sion.
2. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi
kita.
3. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita
memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita
meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari
Sion!"
4. Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing?
5. Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering
tangan kananku!
6. Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak
mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak
sukacitaku!
7. Ingatlah, ya TUHAN, kepada bani Edom, yang pada hari pemusnahan
Yerusalem mengatakan: "Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya!"
8. Hai puteri Babel, yang suka melakukan kekerasan, berbahagialah
orang yang membalas kepadamu perbuatan-perbuatan yang kaulakukan
kepada kami!
9. Berbahagialah orang yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada
bukit batu!

Read more...

MY LORD

TUGAS SEORANG HAMBA ADALAH MENURUTI SEGALA PERINTAH TUANNYA
Nas: Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? (Lukas 6:46)


Kita kerap mendengar istilah My Lord dalam film-film yang bertema kerajaan. Biasanya sebutan itu ditujukan kepada seorang raja, ratu, pangeran atau permaisuri. Sebutan itu tidak sekadar menunjukkan rasa hormat, tetapi sekaligus menunjukkan siapa yang menjadi tuan dan siapa yang menjadi hamba. Dan sebagai konsekuensi dari sebutan itu, maka sang hamba mesti bersedia menghormati dan menuruti segala perintah sang tuan.


Di dalam Alkitab, sebutan Lord juga dipakai sebagai sebutan kepada Tuhan. Artinya sama, yaitu menunjuk kepada kemahakuasaan Tuhan. Tuhan adalah Tuan dan kita yang memanggilnya adalah hamba. Konsekuensinya juga sama, yaitu kita sebagai hamba mesti memiliki kerelaan untuk melakukan segala perintah-Nya.

Pada zaman Yesus, rupanya ada orang-orang yang mengaku sebagai murid Tuhan dan memanggil Yesus dengan sebutan "Tuhan". Namun, Yesus menegur mereka, "Mengapa kamu memanggilku Tuhan padahal kamu tidak melakukan perintah-Ku?" Teguran ini dilontarkan karena orang-orang tersebut mengaku sebagai murid Tuhan, tetapi tidak pernah belajar firman Tuhan. Mereka memanggil-manggil nama Tuhan, tetapi tidak pernah taat pada perintah dan ajaran Tuhan.

Di dalam doa, kita kerap menggunakan kalimat, "Ya, Tuhan", tanpa mengetahui arti dan konsekuensi dari sebutan tersebut. Ada baiknya pertanyaan yang Yesus ajukan dalam firman Tuhan hari ini menjadi bahan perenungan kita. Ketika kita menyapa Dia, Tuhan, sudahkah kita berlaku sebagai hamba?

Lukas 6:46-49

46. "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak
melakukan apa yang Aku katakan?
47. Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku
serta melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia
dapat disamakan--,
48. ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali
dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang
air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat
digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.
49. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak
melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas
tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera
rubuh dan hebatlah kerusakannya."

Read more...

KELELAHAN

BEKERJA DI LUAR BATAS KEMAMPUAN JELAS BUKANLAH KEHENDAK TUHAN
Nas: Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu (Keluaran 18:17-18)


Anda lelah, tetapi tugas masih menumpuk? Kini tersedia banyak produk minuman yang dipercaya bisa memberi tenaga ekstra. Kafein di dalamnya memacu pikiran menjadi lebih aktif dan bersemangat. Namun, obat kuat itu sebenarnya tidak mengusir kelelahan. Ia hanya menundanya! Tubuh Anda tidak bisa dipaksa bekerja di luar batas. Kelelahan adalah tanda bahwa tubuh sudah mencapai beban puncak. Yang Anda perlukan hanyalah istirahat.


Ketika Yitro mengunjungi Musa, dilihatnya sang menantu sangat kelelahan. Sepanjang hari Musa mendengar dan menyelesaikan perkara seluruh umat sendirian. Satu per satu. Bayangkan: satu orang melayani ratusan ribu, bahkan jutaan orang! Musa kekurangan waktu istirahat. Dengan memaksa diri bekerja saat tubuh lelah, produktivitasnya pasti menurun. Umat pun tidak bisa terlayani dengan baik. Maka, Yitro mengusulkan agar Musa membentuk tim kerja. Dengan belajar percaya kepada orang lain dan membagi-bagi tugas, Musa tak perlu sendirian bekerja sampai di luar batas. Yitro yakin, Tuhan tak pernah memberi tugas kepada seseorang di luar kesanggupannya.

Orang yang bekerja mati-matian tanpa kenal istirahat sering dianggap orang yang tekun dan penuh dedikasi. Ini keliru. Menolak untuk beristirahat itu tidak berhikmat. Tidak menghargai bagaimana Allah merancang tubuh kita. Betapa sering kualitas kerja malah menjadi melorot atau emosi menjadi labil saat kita kelelahan. Lalu, kita jadi cepat marah! Jika beban kerja Anda berlebihan, kurangilah atau minta bantuan orang lain mengerjakannya. Jangan memaksakan diri!

Keluaran 18:13-23

13. Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan
bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang.
14. Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa
itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu?
Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh
bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?"
15. Kata Musa kepada mertuanya itu: "Sebab bangsa ini datang kepadaku
untuk menanyakan petunjuk Allah.
16. Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku
dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku
memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-
keputusan Allah."
17. Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang
kaulakukan itu.
18. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang
beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu,
takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.
19. Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat
kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah
bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara
mereka kepada Allah.
20. Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-
ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada
mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus
dilakukan.
21. Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang
cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan
yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara
bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang,
pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.
22. Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka
segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu,
tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan
demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama
dengan engkau turut menanggungnya.
23. Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu
kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa
ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya."

Read more...

BAHAGIA

KEBAHAGIAAN LETAKNYA TIDAK DI LUAR DIRI KITA TETAPI DI DALAM HATI KITA
Nas: Sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (Filipi 4:11)


Negara mana, menurut Anda, yang penduduknya paling bahagia di dunia? Amerika Serikat? Bukan. China? Bukan. Uni Emirat Arab? Juga bukan. Menurut survei yang dilakukan Adrian White dari Universitas Leicester, Inggris, negara yang penduduknya paling bahagia di dunia adalah Denmark. Nomor dua Swiss. Setelah itu Austria. Indonesia berada di urutan ke-64. Ini masih lebih baik dibandingkan, misalnya, Thailand (76), China (82), Jepang (90), Korea Selatan (102), dan India (125).


Apa kunci kebahagiaan orang Denmark? Menurut survei itu, orang Denmark umumnya hidup dengan rasa cukup. Mereka memang tidak sekaya orang Amerika atau orang Jepang, tetapi mereka selalu bersyukur dengan apa yang ada. Selain itu mereka cenderung punya keinginan yang realistis, tidak pernah berharap macam-macam. Hal ini membuat setiap kesuksesan kecil pun bisa membuat mereka begitu gembira. Jika menemui kegagalan,
biasanya mereka lebih mudah menerima dan akan berusaha lagi.

Paulus juga bisa digolongkan sebagai orang yang bahagia. Betul, hidupnya tidak berkelimpahan secara materi. Bahkan tidak jarang ia harus menderita kekurangan dan kelaparan (2 Korintus 11: 27). Namun dari surat-suratnya kita bisa melihat, betapa ia tidak pernah kehilangan semangat dan sukacita. Mengapa? Karena Paulus selalu belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (Filipi 4:11). Kita juga bisa mengalami kebahagiaan, pun jika hidup kita biasa-biasa saja, tidak secermelang atau sehebat orang lain, asal kita mau belajar mencukupkan diri dan selalu bersyukur dengan apa yang ada pada kita.

Filipi 4:10-14

10. Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan
perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada
perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.
11. Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar
mencukupkan diri dalam segala keadaan.
12. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam
segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang
merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal
kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
13. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku.
14. Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian
dalam kesusahanku.

Read more...

CINTA ITU TERUS HIDUP

PERNIKAHAN YANG BAIK TIDAK TERJADI SECARA ALAMIAH ITU ADALAH HASIL KERJA KERAS PASANGAN MENIKAH
Nas: Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! (Kidung Agung 8:6)


Carmen Ruiz Perez dari Spanyol, jatuh cinta pada Steve Smith, ketika mereka bertemu 16 tahun lalu dalam pertukaran pelajar di Inggris. Setahun kemudian, mereka berpisah ketika program itu berakhir. Carmen kembali ke Spanyol, lalu pindah ke Prancis. Beberapa tahun kemudian Steve mengirim surat cinta untuk Carmen, ke alamat ibunya di Spanyol. Sayang, surat itu terselip di belakang perapian lebih dari satu dekade, dan baru ditemukan ketika rumah itu direnovasi. Akhirnya, walau belasan tahun telah berlalu, cinta mereka bertaut kembali. Mereka pun menikah pada Juli 2009.

Kerap kali cinta suami istri tampak menggebu di awal, tetapi luntur seiring berlalunya waktu. Bisa karena cinta hanya untuk memuaskan nafsu, mengangkat gengsi, mengisi hati yang sepi. Atau, cinta dianggap barang; menarik dan enak dipakai ketika baru. Lalu bisa dibuang jika sudah bosan, untuk diganti yang baru. Atau, ketika kelemahan pasangan tampak, lunturlah cinta. Padahal kelemahan dan kekurangan seharusnya menyatukan pasangan, karena timbul kebutuhan untuk saling menopang.

Salomo yang diyakini menuliskan Kidung Agung, mengungkap makna cinta sejati. Di masa jayanya, ia kerap menerima upeti dari negara tetangga, berupa gundik. Namun, cintanya terhadap sang istri-gadis Mesir yang hitam manis, tetap bertahan. Cintanya kuat bagai maut. Semakin lama semakin lekat. Bagaimana cinta kita terhadap pasangan? Adakah cinta itu semakin kuat, khususnya saat badai menerpa? Atau, cinta itu mulai goyah karena terkikis oleh kesibukan, kekecewaan, dan tumpukan masalah kecil? Ambillah waktu untuk hadir bagi satu sama lain; tak hanya raga, tetapi juga jiwa dan roh. Cabutlah duri yang merusak cinta, agar cinta itu terus hidup!


Kidung Agung 8:5-7

5. Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada
kekasihnya? --Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah
ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan
melahirkan engkau.
6. --Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada
lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti
dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api
TUHAN!
7. Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat
menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda
rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.

Read more...

October 02, 2009

Jika Ayah sibuk

ORANG TUA YANG "TIDAK SEMPAT" MEMPERHATIKAN ANAK PERLU MENATA ULANG PRIORITAS HIDUPNYA
Nas: Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegur dia dengan ucapan: "Mengapa engkau berbuat begitu?" (1 Raja-raja 1:6)


Dalam adegan awal film "IP Man", Tuan Ip duduk-duduk di teras depan bersama istri, anak, dan tiga orang tamu. Anaknya asyik menggambar. Seorang tamu ingin menunjukkan jurus kung fu yang baru saja dipelajarinya, dan meminta Tuan Ip meladeninya berlatih. Sementara keduanya asyik menjajal kemampuan, anak Tuan Ip selesai menggambar dan berlari mendekat untuk menunjukkan hasilnya pada ayahnya. Namun, sang
ayah menepiskannya, "Sebentar, Ayah sedang sibuk." Anak itu pun patah semangat dan selama beberapa hari tidak mau menyapa ayahnya.


Orangtua kerap kali lalai memperhatikan anaknya karena sibuk dengan pelayanan, pekerjaan, atau hobi. Kehadiran anak kadang-kadang bahkan dirasa sebagai gangguan di tengah kesibukan lain yang dianggap lebih penting. Daud menjadi salah satu contoh tragis dalam kasus ini. Ia adalah raja Israel yang hebat dan orang yang sangat mengasihi Allah, tetapi bermasalah dalam kehidupan rumah tangganya, termasuk dalam
mendidik anak-anaknya. Salah seorang anaknya, Adonia, dibiarkan berbuat sesuka hatinya, tidak pernah ditegur atau dinasihati. Ketika besar, Adonia membangkang pada ayahnya dengan mengangkat dirinya sebagai raja.

Untuk mendidik dan membentuk karakter anak, diperlukan proses pendisiplinan selama bertahun-tahun. Kita perlu meluangkan waktu dan perhatian secara khusus, berkelanjutan, konsisten, dan penuh kesabaran. Jangan biarkan pelayanan, pekerjaan, atau hobi menguras waktu dan energi sampai-sampai kita tidak sempat lagi memenuhi peran dan tanggung jawab kita sebagai orangtua.

1 Raja-raja 1:5-10

5. Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata: "Aku ini
mau menjadi raja." Ia melengkapi dirinya dengan kereta-kereta dan
orang-orang berkuda serta lima puluh orang yang berlari di
depannya.
6. Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegor dia dengan ucapan:
"Mengapa engkau berbuat begitu?" Iapun sangat elok perawakannya dan
dia adalah anak pertama sesudah Absalom.
7. Maka berundinglah ia dengan Yoab, anak Zeruya dan dengan imam
Abyatar dan mereka menjadi pengikut dan pembantu Adonia.
8. Tetapi imam Zadok dan Benaya bin Yoyada dan nabi Natan dan Simei
dan Rei dan para pahlawan Daud tidak memihak kepada Adonia.
9. Sesudah itu Adonia mempersembahkan domba, lembu dan ternak gemukan
sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di samping En-Rogel,
lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja, dan semua orang
Yehuda, pegawai-pegawai raja;
10. tetapi nabi Natan dan Benaya dan para pahlawan dan Salomo,
adiknya, tidak diundangnya.

Read more...

Saudara Sekandung

KARENA SETIAP ANAK BERHARGA
Nas: Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah (Kejadian 37:4)


Sebuah cerita humor. Seorang ibu sedang menggoreng donat untuk dua jagoannya; Gilang, 5 tahun, dan Adit, 3 tahun. Sebelum donat pertama matang, dua anak itu sudah berebut, siapa akan makan lebih dulu. Sang ibu yang ingin bersikap adil, memakai kesempatan itu untuk mengajar mereka. "Jika Yesus yang di sini, pasti Dia akan berkata, `Biar saudaraku makan dulu. Aku akan menunggu yang berikutnya.'" Mendengar itu, Gilang segera berpaling kepada adiknya dan berkata, "Adit, kamu yang jadi Yesus, ya!"


Perselisihan di antara saudara selalu ada. Saudara-saudara Yusuf yang cemburu, tak bisa akur dengannya. Menuduhnya tukang mimpi. Merencanakan hal buruk baginya (ayat 20). Tak mau menyebutnya "adik", tetapi "anak ayah" (ayat 32). Jika dirunut ke belakang, ternyata sang ayah turut bersalah. Yakub menampakkan kasih istimewa kepada Yusuf, karena lahir dari istri terkasih, Rahel. Puncaknya, saat Yakub memberi Yusuf jubah mahaindah, di situ tampak kasihnya yang lebih (ayat 3,4).

Kisah ini menyatakan, betapa tak berguna orangtua menunjukkan kasih yang lebih kepada seorang anak ketimbang saudaranya. Orangtua mesti membuat setiap anak merasa istimewa. Yakni dengan menemukan keunggulan setiap anak. Lalu memberi dukungan demi menguatkan kelebihan itu. Lewat sikap dan ucapan yang membuatnya merasa berharga. Hingga ia tak perlu iri kepada saudaranya, yang mungkin memiliki kelebihan lain.
Orangtua juga perlu membimbing anak sejak dini tentang pentingnya kasih-mengasihi; saling berbagi dan memperhatikan antarsaudara. Biarlah di antara saudara-bersaudara, kasih menjadi pengikat yang tak putus.

Kejadian 37:3-4; 19-32

3. Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab
Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh
membuat jubah yang maha indah bagi dia.
4. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih
mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu
kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
19. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi kita
itu datang!
20. Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah
satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah
menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya
itu!"
21. Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari
tangan mereka, sebab itu katanya: "Janganlah kita bunuh dia!"
22. Lagi kata Ruben kepada mereka: "Janganlah tumpahkan darah,
lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini,
tetapi janganlah apa-apakan dia" --maksudnya hendak melepaskan
Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya.
23. Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, merekapun
menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu.
24. Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur
itu kosong, tidak berair.
25. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat
muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang
dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar
ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir.
26. Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya
kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya?
27. Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah
kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita."
Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu.
28. Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas
dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu
dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke
Mesir.
29. Ketika Ruben kembali ke sumur itu, ternyata Yusuf tidak ada lagi
di dalamnya. Lalu dikoyakkannyalah bajunya,
30. dan kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu
tidak ada lagi, ke manakah aku ini?"
31. Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor
kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
32. Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka
dengan pesan: "Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah
jubah ini milik anak bapa atau tidak?"

Read more...

Get Free .CO.CC and .CC.CC Domain name No Ads!
CO.
CC supports for CNAME, A, MX, NS records!

WWW. .CO.CC

e.g. www.myname.co.cc, www.myname2.co.cc

Powered by CO.CC:Free Domain

  © Family Blessing 2009

Back to TOP