Adalah langit
yang melahirkan sajakku
bintang-bintang dipuncak menara kota
kelelawar yang berkepak cari pohonan
Akulah angin
daun yang melayang
terhempas lidah bayu dingin membeku
pasrah berserah terlontar keseberang
Akulah perahu
yang rindu labuhan
membuang jangkar-jangkar kepenatan
mengarahkan haluan ke daratan
Pada dini hari
ada embun dan semburat mentari
aku menggeliat bangun
dan bertanya,
sekarang apa lagi?